Anda di halaman 1dari 10

1.

Sifilis (Lues)

• Penyebab : Treponema pallidum


• Angka kejadian tertinggi pd kelompok WTS
• Ibu yang terinfeksi kebanyakan tidak menampakkan gejala
• Dapat ditularkan ke janin Sifilis kongenital
Gejala :
- deskuamasi pd telapak tangan dan kaki
- rhagade di kanan - kiri mulut
- pd persalinan tampak janin atau plasenta yang hidropik
• Penegakan diagnosa dengan 2 tipe pemeriksaan serologis :
➢ Tes antibodi treponema FTA-ABS, MHATP.
➢ Tes non treponema VDRL, RPR.
• Pengobatan dilakukan segera setelah diagnosa tanpa
memandang usia kehamilan. Lebih dini pengobatan diberikan,
prognosis bagi janin lebih baik.
• Terapi :
Benzathine Penicillin G 2,4 juta IU IM (separuh di kanan dan
separuh di kiri). Untuk sifilis lama (late syphilis) dosis 7,2 juta
IU dibagi 3 dosis @ 2,4 juta IU/minggu selama 3 minggu.

1
2. Gonorea

• Penyebab : Neisseria gonorrhoeae


• 30 - 50 % kasus resisten thd pengobatan Penicillinase
Producing Neisseria gonorrhoeae
• 60 - 80% kasus asimptomatik
• Di USA 0,5 - 7 % wanita hamil menderita gonorea
• Adanya poliartritis dalam kehamilan trimester II atau III harus
dipikirkan adanya arthritis gonoroika
• Meningkatnya kasus GO pd kehamilan seiring peningkatan
terjadinya ketuban pecah dalam kehamilan, korioamnionitis
dan sepsis pada neonatus.
• Ibu dengan GO dapat menyebabkan konjungtivitis gonoroika
neonatorum. Infeksi terjadi saat janin melalui jalan lahir.
• Diagnosis :
Gejala klinis : disuria, uretritis, servisitis, flour albus dengan
nanah kekuningan/kehijauan, kadang-kadang bartholinitis akut
atau vulvokolpitis.
Pemeriksaan lab : pewarnaan gram (methylene blue).
• Pengobatan :
✓ Procaine Penicillin G kiri-kanan @ 2,4 juta IU IM
✓ Kanamisin kiri-kanan @ 1 gr IM
✓ Ceftriaxon 250 mg IM dosis tunggal
✓ Untuk mencegah blenorrhea neonatorum diberikan salep
mata erithromycine atau chloromycetin

2
3. Chlamydia Trachomatis

• Penyebab : Chlamydia trachomatis


• Prevalensi infeksi Chlamydia pada serviks wanita hamil
berkisar 2 – 37 %
• Dapat menyebabkan bartholinitis, endoservisitis,
endometriosis, salpingitis infertilitas
• Salpingitis akut dapat berkaitan dengan suatu keadaan
perihepatitis akut sindrom Fitz-Hugh-Curtis
• Bayi lahir dari ibu yang terinfeksi Chlamydia 20-50%
mengalami konjungtivitis inklusi, 10-20% pneumonia. Dapat
juga terjadi otitis media dan bronkhiolitis serta obstruksi nasal.
• Penegakan diagnosa :
▪ ditemukan mikroorganisme pd sekret mukopurulen dari
OUE atau apusan serviks
▪ tes serologi ELISA
• Pengobatan :
▪ Eritromisin 4 X 500 mg oral selama 7 hari
▪ Amoxicillin 3 X 500 mg oral selama 7 hari
▪ Salep mata eritromisin atau tetracycline u/ mencegah
opthalmia neonatorum, diberikan segera setelah bayi
lahir.

3
4. Herpes Simpleks
• Penyebab : Herpes Virus hominis tipe I atau II
• Dapat menyebabkan kematian janin dan bayi
• Pd bayi dapat dijumpai gelembung pada kulit di seluruh
badan atau pd konjungtiva dan selaput lendir mulut
• Herpes Virus tipe II menyebabkan Herpes Genitalis
• Di negara tertentu Herpes dihubungkan dengan kemungkinan
adanya HIV (+)
• Penularan kepada anak :
➢ secara hematogen melalui plasenta
➢ dari vagina ke janin bila ketuban pecah
➢ kontak langsung saat bayi lahir
Seksio mengurangi resiko penularan akibat kontak langsung
• Penegakan diagnosis :
➢ gejala klinis : gelembung di daerah alat kelamin
➢ pemeriksaan lab : pewarnaan Papanicolaou ditemukan
benda inklusi intranuklear
• sering bersifat kronik dan rekuren sehingga sulit diobati
• Pengobatan :
➢ Acyclovir
tak dianjurkan bagi ibu hamil, kecuali pd infeksi
mengancam keselamatan ibu (ensefalitis, pneumonitis,
hepatitis)
➢ Analgesik untuk mengurangi nyeri

4
5. AIDS

• Penyebab : virus HIV


• Jumlah penderita AIDS di dunia terus bertambah
• Menekan sistim imun shg daya tahan tubuh menurun dan
mudah terinfeksi
• Gejala awal tidak spesifik seperti fatique, anoreksia, BB
menurun, atau kandidiasis orofaring maupun vagina
• Manajemen bagi ibu hamil yang belum jelas apakah
seropositif tanpa/dengan gejala, sebaiknya dilakukan :
➢ Identifikasi resiko tinggi
➢ Dilakukan pemeriksaan darah terhadap HIV
➢ Diberi pengetahuan tentang AIDS
➢ Konseling masalah AIDS
➢ Pencegahan sumber infeksi
• Bila terdiagnosa AIDS, perlu dilakukan pemeriksaan infeksi
PHS lainnya
• Transmisi vertikal terjadi melalui plasenta, perlukaan pada
proses persalinan, dan melalui ASI
• Penularan kepada penolong persalinan dapat terjadi, oleh
karena itu upaya pencegahan penularan harus dilakukan
• Pengobatan dengan Zudovudine belum memuaskan namun
dapat memperlambat kematian dan menurunkan frekuensi
serta beratnya infeksi oportunistik

5
6. Mikoplasma Hominis
• Penyebab : Mikoplasma hominis & Ureaplasma urealitikum
• M. hominis dapat dijumpai dalam biakan darah ibu dengan
febris puerperalis dan cairan amnion pada infeksi
intraamnion
• U. urelitikum korioamnionitis, abortus habitualis,
partus prematur, BBLR dan infertilitas.
• Diagnosa : pemeriksaan serologik ELISA
• Pengobatan :
➢ M. hominis : Tetrasiklin, Klindamisin atau Linkomisin
➢ U. urealitikum : Tetrasiklin atau Eritromisin

7. Bacterial Vaginosis
• Penyebab : Haemophilus atau Gardnerella vaginalis
• Merupakan salah satu faktor penyebab pecahnya ketuban
pada kehamilan dan persalinan prematur
• Penegakan dignosa dengan menemukan 3 dari 4 gejala :
➢ Sekret vagina yang homogen
➢ PH lebih dari 4,5
➢ Tes bau amin (+).
➢ Ditemukan clue cell pada sediaan basah.
• Pengobatan
▪ clindamycine 2X300mg oral selama 7 hari
▪ metronidazol bisa, tapi kontraindikasi pada trimester I.

6
8. Hepatitis Infeksiosa

• Di USA penularan hep. B terbanyak melalui hubungan seks


• Hepatitis A melalui hubungan seksual secara fekal-oral
sedangkan hepatitis C belum jelas penularannya
• Gejala klinis : anoreksia, mual, muntah, hepatomegali, dan
ikterus
• Pada wanita hamil dengan hepatitis berat dapat terjadi
abortus atau partus prematur
• Resiko penularan ke bayi meningkat bila infeksi terjadi pada
trimester III atau dalam 2 bulan pertama setelah lahir.
Penularan melalui pencernaan, ASI, kontak langsung dengan
sekret dari ibu, maupun melalui alat suntik yang
terkontaminasi.
• Diagnosa berdasarkan pemeriksan serologi
• Vaksinasi pada ibu dilakukan bila HB Ag (+) dengan
memberikan HBIG 0,06ml/kgBB intramuskular dosis
tunggal kemudian dilanjutkan dengan serial vaksin HB
• Vaksinasi pada bayi yang lahir dari ibu dengan HB Ag(+),
diberikan HBIG 0,5ml IM dosis tunggal dalam 12 jam
setelah lahir dan dilanjutkan dengan vaksin HB pada hari ke
7, 1 bulan, dan 6 bulan

7
9. Infeksi Sitomegalovirus
• Frekuensi infeksi kongenital 1-2% dari kehamilan
• 10-15% infeksi kongenital akan mengalami cacat bawaan
• Infeksi pd trimester I atau awal trimester II dapat
menyebabkan hidrosefalus, mikrosefalus, mikroftalmia,
hernia, gangguan pendengaran, dan retardasi mental.
Bila terjadi pd bulan terakhir kehamilan dapat terjadi
hepatosplenomegali, trombositopenia, purpura, dan
pneumonitis.
• Penularan ke janin atau bayi dapat melalui plasenta, kontak
virus dari serviks, ASI , dan urine ibu.
• Diagnosa ditegakkan dengan pem. Serologik (ELISA)
• Pengobatan : obat-obatan simptomatik dan istirahat

10. Kondiloma Akuminata


• Penyebab : Human papilomavirus
• Dikaitkan dengan kejadian displasia dan karsinoma.
• Bila kondiloma menghalangi jalan lahir atau dikhawatirkan
menimbulkan perdarahan hebat pada persalinan pervaginam,
harus dilakukan seksio sesarea.
• Bila dijumpai kondiloma dalam kehamilan , sebaiknya
dilakukan ablasi dengan cara kauterisasi, krio ataupun
dengan terapi laser

8
11. Kandidiasis

• Penyebab : jamur Candida albicans


• Penularan infeksi kandida di daerah orofaring neonatus yang
lahir dari ibu yang menderita kandidosis vulvovaginalis
mencapai 50%.
• Pengobatan dengan pemberian anti fungal topikal perlu
dilakukan sebelum persalinan berlangsung.

12. Trikomonas Vaginalis

• Bayi yang terinfeksi trikomonas vaginalis dari ibu yang


menderita trikomonas vaginalis pertama kali dilaporkan pada
tahun 1942.
• Pengobatan dilakukan untuk mengurangi sekret vagina yang
berlebihan, piuria dan irritability. Metronidazole sebaiknya
diberikan pd trimestes II & III dengan dosis tunggal 2 gram

9
PENYAKIT MENULAR HUBUNGAN SEKSUAL
dr. H. Armyn A. Oesman, Sp.OG

1. Sifilis
2. Gonorea
3. Klamidia Trakomatis
4. Herpes Simpleks
5. AIDS
6. Mikoplasma Hominis
7. Vaginosis Bakterial
8. Hepatitis Infeksiosa
9. Infeksi Sitomegalovirus
10. Kondiloma Akuminata
11. Kandidiasis
12. Trikomonas Vaginalis

10

Anda mungkin juga menyukai