Anda di halaman 1dari 18

29/11/2018

SIFILIS pada 
WRESTI INDRIATMI
Kelompok Studi IMS Indonesia
FKUI – RSCM, Jakarta
KEHAMILAN

Permenkes no 52 tahun 2017


• Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari 
Ibu ke Anak  TRIPLE ELIMINATION
• Integrasi dalam layanan KIA, KB, dan Kesehatan 
Remaja
• Upaya:
– Skrining pada semua perempuan usia subur yang datang
ke pelayanan KB  jika ditemukan IMS dilakukan tes HIV 
dan Sifilis
– Semua ibu hamil dilakukan tes HIV, sifilis dan Hep B pada 
kunjungan antenatal pertama sampai menjelang
persalinan.

1
29/11/2018

SIFILIS PADA KEHAMILAN
• Manifestasi klinis sama dengan pada perempuan tidak hamil
• Ibu hamil dapat tertular setiap saat kehamilan
• Dapat menular kepada janin  sekitar separuh ibu hamil yang 
sifilis dan tidak diobati akan mengalami dampak sifilis pada 
janin/bayi
• Penularan ke janin biasanya terjadi pada usia kehamilan 16‐
28 minggu (namun dapat pula terjadi lebih cepat – 9 minggu)
– Pewarnaan perak dan IF pada jaingan fetus atau PCR polymerase chain 
dabn rabbit infectivity testing of amniotic fluid menunjukkan bahwa T 
pallidum mencapai bagian janin pada 9–10 weeks

World Health Organization. The global elimination of congenital syphilis: rationale and strategy for action. WHO. 2007

SIFILIS PADA KEHAMILAN
• Kemungkinan penularan berkaitan langsung dengan stadium 
sifilis pada ibu hami;
• Konsentrasi spirokaeta dalam darah paling tinggi pada 
stadium primer dan sekunder, dan perlahan menurun
sesudahnya (akibat imunitas didapat)
• Perjalanan penyakit pada ibu hamil tidak berubah karena
kehamilan
• Sifilis dini pada ibu hamil yang tidak diobati  40% perinatal 
death. Bila tertular sifilis dalam waktu 4 tahun sebelum hamil
 80% infeksi janin

World Health Organization. The global elimination of congenital syphilis: rationale and strategy for action. WHO. 2007

2
29/11/2018

Level of syphilis screening in pregnant women

Lago E G Current Perspectives on Prevention of Mother‐to‐Child Transmission of Syphilis. Cureus 2016; 8(3): e525

KLASIFIKASI SIFILIS (WHO)

3
29/11/2018

Perjalanan penyakit SIFILIS

AKIBAT SIFILIS PADA IBU HAMIL
• Pertumbuhan intra-uterine terhambat
• Non-immune hydrops fetalis,
• Abortus spontan
• Early fetal death / stillbirth
• Berat badan lahir rendah (BBLR)
• Preterm delivery,
• Neonatal death,
• Infeksi kongenital manifestasi dini atau lanjut

4
29/11/2018

SIFILIS KONGENITAL
• Akibat infeksi transplasenta
• Manifestasi dari asimtomatik sampai fatal
• Manifestasi dini: abortus spontan, lahir mati, 
ensefalitis, lesi kulit generalisata, rhinitis (snuffles 
nose), disfungsi hepar, kegagalan multi organ
• Manifestasi lanjut: umumnya tidak tampak saat
lahir, termasuk osteitis tulang panjang, malformasi
gigi (trias Hutchinson) dan maksilofasial, keratitis, tuli
neurosensorik, gangguan neuropsikologis

SIFILIS KONGENITAL
The outcome of 
pregnancy depends on 
• the stage of 
maternal syphilis at 
time of conception 
(SEQUENCE A) or 
• the stage of 
gestation at the 
time of infection 
(SEQUENCE B).

Wicher V, Wicher K. Clinical Infectious Diseases 2001; 33:354–63

5
29/11/2018

SIFILIS KONGENITAL
• Definisi WHO:
– Lahir mati, lahir hidup atau janin mati pada usia
kehamilan lebih dari 20 minggu atau lebih dari
500 g, dari seorang ibu seropositif sifilis tanpa
pengobatan yang adekuat.
– Lahir mati, lahir hidup, atau anak usia kurang dari
2 tahun dengan bukti terinfeksi sifilis secara klinis
atau mikrobiologik

WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016

SIFILIS KONGENITAL
• Definisi WHO:
– Sifilis kongenital dengan bukti secara
mikrobiologis:
• Mikroskop lapangan gelap: pada preparat tali pusat, 
plasenta, cairan hidung atau lesi kulit  tampak
T.pallidum
• IgM spesifik T.pallidum reaktif
• Titer serologi non treponema reaktif 4 kali lipat lebih
tinggi dibandingkan titer ibu.

WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016

6
29/11/2018

DIAGNOSIS SIFILIS PADA IBU HAMIL
• Secara KLINIS
– Sebagian besar tanpa keluhan dan gejala
– Lesi dini cepat hilang
– Lesi tidak tampak
• Infeksi laten
• Biasanya digunakan TES SEROLOGI

TES SEROLOGI SIFILIS
Tes NONTREPONEMA Tes TREPONEMA

• Antibodi ini dapat • Tes ini jarang memberikan hasil


timbul sebagai reaksi positif palsu.
terhadap infeksi sifilis,  • Tes ini dapat memberi hasil
namun juga bisa positif/reaktif seumur hidup
memberikan banyak walaupun terapi sifilis telah
hasil positif palsu. berhasil
• Contoh: TPHA (Treponema 
• Contoh: RPR (Rapid 
Pallidum Haemagglutination
Plasma Reagin) dan 
Assay), TP‐PA (Treponema 
VDRL (Venereal  Pallidum Particle Agglutination 
Disease Research  Assay), FTA‐ABS (Fluorescent 
Laboratory) Treponemal Antibody Absorption).

7
29/11/2018

Peeling et al. Bulletin of the WHO, 2004:82(6)

TSS VDRL & TPHA
• KEUNTUNGAN
– Mudah dilakukan
– Dapat membedakan infeksi aktif dan infeksi masa lampau
yang sudah diobati
• KERUGIAN
– Memerlukan peralatan listrik untuk lemari es (menyimpan
reagen), rotator dan sentrifuge
– Tidak bisa menggunakan whole blood
– Hasil negatif palsu bisa terjadi karena antibodi berlebihan
(fenomena prozone)

8
29/11/2018

Rapid Test for Syphilis (TP Rapid)
• Dapat menggunakan whole blood, atau serum
• Dapat digunakan di layanan kesehatan sehingga
pasien dapat langsung diobati
• Mudah dilakukan, tidak memerlukan tempat
penyimpanan khusus atau transport ‐ pada suhu <30o
• Mudah diinterpretasi, selesai dalam waktu sekitar 30 
menit
• Tidak ada efek prozone
• Tidak dapat membedakan infeksi aktif dan infeksi
masa lampau yang sudah diobati

Alur Tes Serologis Sifilis Pada Ibu Hamil Bila Hanya Tersedia TP Rapid 

9
29/11/2018

WHO guideline on syphilis screening and 
treatment for pregnant women (2017)
• Recomm. 3:
• In settings with a low prevalence of syphilis 
(below 5%), the WHO STI guideline suggests a 
single on‐site rapid syphilis test (RST) be used to 
screen pregnant women (Strategy A) rather than a 
single on‐site rapid plasma reagin (RPR) test 
(Strategy B).

Alur Tes 
Serologis
Sifilis bila 
TERSEDIA
Tes Non 
Treponema
dan 
Treponema

10
29/11/2018

WHO guideline on syphilis screening and 
treatment for pregnant women (2017)
• Recomm. 4:
• In settings with a high prevalence of syphilis (5% 
or greater), the WHO STI guideline suggests an on‐
site rapid syphilis test (RST) and, 
• if positive, provision of a first dose of treatment and a 
rapid plasma reagin (RPR) test, and then, 
• if the RPR test is positive, provision of treatment 
according to duration of syphilis (Strategy C).
• The WHO STI guideline suggests this sequence of 
tests and treatment rather than a single on‐site 
RST (Strategy A) or a single on‐site RPR test 
(Strategy B).

Interpretasi Tes Serologi Sifilis


RPR atau TPHA atau
INTERPRETASI
VDRL TP Rapid
Reaktif Non reaktif Tes skrining nontreponema
positif palsu

Reaktif Reaktif  Sifilis yang belum diobati; 


 Sifilis lanjut yang pernah
diobati
 Frambusia

11
29/11/2018

Interpretasi Tes Serologi Sifilis


RPR atau TPHA atau
INTERPRETASI
VDRL TP Rapid
Non reaktif Reaktif  Sifilis sangat dini yang belum
diobati; 
 Sifilis dini yang pernah diobati
 Frambusia

Non reaktif Non reaktif  Bukan sifilis; 


 Sifilis masa inkubasi; 
 Sifilis sangat lanjut; 
 Sifilis bersamaan dengan infeksi
HIV dan imunosupresi

Biological false positive 
• Umum ditemukan pada ibu hamil
– 1 studi di Jamaica (1990): 30% ibu hamil
seropositif sifilis VDRL ternyata positif palsu
– Pada tes treponema sebagai skrining awal: 47‐88% 
ternyata juga postif palsu
• Ibu hamil dengan BFP  tes ulang 4‐6 minggu
setelah partus

12
29/11/2018

Biological false positive 
Tes NONTREPONEMA Tes TREPONEMA
• Usia tua • Usia tua
• Chancroid • Sirosis hepar
• Adiksi obat • Adiksi obat
• Hepatitis • Herpes genitalis
• Lepra • Lepra
• Keganasan • Kehamilan
• Rheumatoid arthritis • Skleroderma
• Vaskulitis • Sistemik lupus 
• Sistemik lupus  eritematosus
eritematosus • Tiroiditis

Tatalaksana SIFILIS pada IBU HAMIL
• Sifilis DINI (S‐1 dan S‐2):
– Benzathin penicillin G 2,4 juta unit dosis tunggal injeksi
intramuskular ATAU
– Procaine penicillin G 1,2 juta unit injeksi intramuskular sekali
sehari selama 10 hari
– Bila alergi penisilin dan tidak memungkinkan untuk
desensitisasi, atau tidak tersedia:
• Eritromisin 4X500 mg per oral selama 14 hari (Pedoman Nasional: 30 
hari) ATAU
• Seftriakson injeksi intramuscular 1 g sekali sehari, selama 14 hari, ATAU
• Azitromisin 2g per oral dosis tunggal
• Catatan: ketiga obat dapat mengobati ibu hamil, namun tidak dapat
melewati sawar plasenta, sehingga tidak dapat mengobati janinnya
WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016

13
29/11/2018

Tatalaksana SIFILIS pada IBU HAMIL
• Sifilis LANJUT (termasuk S laten):
– Benzathin penicillin G 2,4 juta unit injeksi intramuskular
sekali seminggu selama 3 minggu berturut‐turut (interval 
jangan melebihi 14 hari)  ATAU
– Procaine penicillin 1,2 juta unit injeksi intramuskular sekali
sehari selama 20 hari
– Bila alergi penisilin dan tidak memungkinkan untuk
desensitisasi, atau tidak tersedia:
• Eritromisin 4X500 mg per oral selama 30 hari (Pedoman Nasional: 
lebih dari 30 hari)
• Catatan: obat dapat mengobati ibu hamil, namun tidak dapat
melewati sawar plasenta, sehingga tidak dapat mengobati
janinnya
WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016

Reaksi Jarisch‐Herxheimer
• Pasien harus diberi tahu mengenai kemungkinan ini
• Dapat diberikan antipiretik untuk mengurangi
simtom, namun tetap tidak dapat mencegah reaksi
ini
• Reaksi Jarisch‐Herxheimer dapat menginduksi
partus atau menyebabkan fetal distress pada 
perempuan hamil, namun keadaan ini jangan
menjadi alasan untuk tidak mengobati atau
menunda pengobatan

14
29/11/2018

Tatalaksana PASANGAN SEKSUAL
PASANGAN SEKS dari pasien terinfeksi sifilis harus
dianggap BERISIKO dan DIOBATI, bila: 
• terjadi kontak seksual dengan pasien dalam waktu:
– 3 bulan DITAMBAH durasi simtom pasien SIFILIS PRIMER

– 6 bulan DITAMBAH durasi simtom pasien SIFILIS SEKUNDER

– 1 tahun untuk pasien SIFILIS LATEN DINI

Tatalaksana PASANGAN SEKSUAL
• SEORANG YANG TERPAJAN DALAM 90 HARI
sebelum pasangan seksual didiagnosis sifilis primer, 
sekunder, atau laten dini, dapat terinfeksi meskipun
serologi negatif  OBATI SECARA PRESUMTIF
• SEORANG YANG TERPAJAN >90 HARI sebelum
pasangan seksual didiagnosis sifilis primer, sekunder, 
atau laten dini, dapat terinfeksi meskipun serologi
negatif  OBATI SECARA PRESUMTIF:
– Bila hasil tes serologi tidak segera didapatkan, dan
– Kemungkinan follow‐up meragukan

15
29/11/2018

EVALUASI dan MONITORING
• Terapi dianggap BERHASIL jika titer RPR/VDRL 
turun 4 kali lipat (misal dari 1:32 menjadi 1:8).
• Pada semua stadium, ULANGI TERAPI jika
terdapat: 
– gejala klinis sifilis; 
– peningkatan titer RPR/VDRL 4 kali lipat

MENYUSUI dan SIFILIS
• Tidak ada bukti penularan sifilis melalui ASI, tanpa lesi di 
daerah payudara
• Seorang ibu menyusui yang menderita S‐1 atau S‐2 dengan
lesi di payudara, dapat menularkan bayinya melalui kontak
lesi dengan mukosa
• Tidak ada kontraindikasi untuk menyusui setelah pengobatan
adekuat

Bila terdapat lesi di payudara, terutama di daerah areola 


kontraindikasi untuk menyusui atau penggunaan susu yang 
“diperah” sampai pengobatan selesai dan penyembuhan lesi

Lawrence RA, Lawrence RM. Breastfeeding: a guide for the medical profession. 5th Ed St Louis, MO:Mosby;1999: 563-616

16
29/11/2018

Tatalaksana SIFILIS KONGENITAL
• BAYI DENGAN SIFILIS KONGENITAL PASTI, ATAU
• BAYI YANG KLINIS NORMAL DENGAN IBU SIFILIS:
– yang tidak diobati ATAU
– diobati tidak adekuat (termasuk terapi dalam 30 hari
menjelang partus) ATAU
– diobati dengan rejimen bukan penisilin
Anjuran TERAPI:
• Aqueous benzyl penicillin 100.000‐150.000 U/kg/hari secara IV 
selama 10‐15 hari ATAU
• Procaine penicillin 50.000/U/kg/hari sekali sehari IM selama
10‐15 hari

WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016

Tatalaksana SIFILIS KONGENITAL
• BAYI YANG SECARA KLINIS NORMAL DENGAN IBU 
SIFILIS, TELAH DIOBATI SECARA ADEKUAT dan tidak
menunjukkan tanda‐tanda infeksi ulang
• Anjuran:
– Bayi dipantau secara ketat
– Bila diobati juga, sebagai pilihan adalah benzathin penicillin 
G 50.000 U/kg/hari dosis tunggal injeksi IM

WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016

17
29/11/2018

Penutup
• Sifilis pada ibu hamil  dampak pada bayi
• Dapat dicegah  skrining ibu hamil
• Dapat diobati  sampai sekarang belum
ditemukan resistensi terhadap penisilin

18

Anda mungkin juga menyukai