Anda di halaman 1dari 36

SIFILIS pada

WRESTI INDRIATMI
Kelompok Studi IMS Indonesia
FKUI – RSCM, Jakarta
KEHAMILAN
Permenkes no 52 tahun 2017
• Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari
Ibu ke Anak  TRIPLE ELIMINATION
• Integrasi dalam layanan KIA, KB, dan Kesehatan
Remaja
• Upaya:
– Skrining pada semua perempuan usia subur yang datang
ke pelayanan KB  jika ditemukan IMS dilakukan tes HIV
dan Sifilis
– Semua ibu hamil dilakukan tes HIV, sifilis dan Hep B pada
kunjungan antenatal pertama sampai menjelang
persalinan.
SIFILIS PADA KEHAMILAN
• Manifestasi klinis sama dengan pada perempuan tidak hamil
• Ibu hamil dapat tertular setiap saat kehamilan
• Dapat menular kepada janin  sekitar separuh ibu hamil yang
sifilis dan tidak diobati akan mengalami dampak sifilis pada
janin/bayi
• Penularan ke janin biasanya terjadi pada usia kehamilan 16-
28 minggu (namun dapat pula terjadi lebih cepat – 9 minggu)
– Pewarnaan perak dan IF pada jaingan fetus atau PCR polymerase chain
dabn rabbit infectivity testing of amniotic fluid menunjukkan bahwa T
pallidum mencapai bagian janin pada 9–10 weeks

World Health Organization. The global elimination of congenital syphilis: rationale and strategy for action. WHO. 2007
SIFILIS PADA KEHAMILAN
• Kemungkinan penularan berkaitan langsung dengan stadium
sifilis pada ibu hami;
• Konsentrasi spirokaeta dalam darah paling tinggi pada
stadium primer dan sekunder, dan perlahan menurun
sesudahnya (akibat imunitas didapat)
• Perjalanan penyakit pada ibu hamil tidak berubah karena
kehamilan
• Sifilis dini pada ibu hamil yang tidak diobati  40% perinatal
death. Bila tertular sifilis dalam waktu 4 tahun sebelum hamil
 80% infeksi janin

World Health Organization. The global elimination of congenital syphilis: rationale and strategy for action. WHO. 2007
Level of syphilis screening in pregnant women

Lago E G Current Perspectives on Prevention of Mother-to-Child Transmission of Syphilis. Cureus 2016; 8(3): e525
KLASIFIKASI SIFILIS (WHO)
Perjalanan penyakit SIFILIS
AKIBAT SIFILIS PADA IBU HAMIL
• Pertumbuhan intra-uterine terhambat
• Non-immune hydrops fetalis,
• Abortus spontan
• Early fetal death / stillbirth
• Berat badan lahir rendah (BBLR)
• Preterm delivery,
• Neonatal death,
• Infeksi kongenital manifestasi dini atau lanjut
SIFILIS KONGENITAL
• Akibat infeksi transplasenta
• Manifestasi dari asimtomatik sampai fatal
• Manifestasi dini: abortus spontan, lahir mati,
ensefalitis, lesi kulit generalisata, rhinitis (snuffles
nose), disfungsi hepar, kegagalan multi organ
• Manifestasi lanjut: umumnya tidak tampak saat
lahir, termasuk osteitis tulang panjang, malformasi
gigi (trias Hutchinson) dan maksilofasial, keratitis, tuli
neurosensorik, gangguan neuropsikologis
SIFILIS KONGENITAL
The outcome of
pregnancy depends on
• the stage of
maternal syphilis at
time of conception
(SEQUENCE A) or
• the stage of
gestation at the
time of infection
(SEQUENCE B).

Wicher V, Wicher K. Clinical Infectious Diseases 2001; 33:354–63


SIFILIS KONGENITAL
• Definisi WHO:
– Lahir mati, lahir hidup atau janin mati pada usia
kehamilan lebih dari 20 minggu atau lebih dari
500 g, dari seorang ibu seropositif sifilis tanpa
pengobatan yang adekuat.
– Lahir mati, lahir hidup, atau anak usia kurang dari
2 tahun dengan bukti terinfeksi sifilis secara klinis
atau mikrobiologik

WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016


SIFILIS KONGENITAL
• Definisi WHO:
– Sifilis kongenital dengan bukti secara
mikrobiologis:
• Mikroskop lapangan gelap: pada preparat tali pusat,
plasenta, cairan hidung atau lesi kulit  tampak
T.pallidum
• IgM spesifik T.pallidum reaktif
• Titer serologi non treponema reaktif 4 kali lipat lebih
tinggi dibandingkan titer ibu.

WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016


DIAGNOSIS SIFILIS PADA IBU HAMIL
• Secara KLINIS
– Sebagian besar tanpa keluhan dan gejala
– Lesi dini cepat hilang
– Lesi tidak tampak
• Infeksi laten
• Biasanya digunakan TES SEROLOGI
TES SEROLOGI SIFILIS
Tes NONTREPONEMA Tes TREPONEMA

• Antibodi ini dapat • Tes ini jarang memberikan hasil


timbul sebagai reaksi positif palsu.
terhadap infeksi sifilis, • Tes ini dapat memberi hasil
namun juga bisa positif/reaktif seumur hidup
memberikan banyak walaupun terapi sifilis telah
hasil positif palsu. berhasil
• Contoh: TPHA (Treponema
• Contoh: RPR (Rapid
Pallidum Haemagglutination
Plasma Reagin) dan
Assay), TP-PA (Treponema
VDRL (Venereal Pallidum Particle Agglutination
Disease Research Assay), FTA-ABS (Fluorescent
Laboratory) Treponemal Antibody Absorption).
TSS VDRL & TPHA
• KEUNTUNGAN
– Mudah dilakukan
– Dapat membedakan infeksi aktif dan infeksi masa lampau
yang sudah diobati
• KERUGIAN
– Memerlukan peralatan listrik untuk lemari es (menyimpan
reagen), rotator dan sentrifuge
– Tidak bisa menggunakan whole blood
– Hasil negatif palsu bisa terjadi karena antibodi berlebihan
(fenomena prozone)
Rapid Test for Syphilis (TP Rapid)
• Dapat menggunakan whole blood, atau serum
• Dapat digunakan di layanan kesehatan sehingga
pasien dapat langsung diobati
• Mudah dilakukan, tidak memerlukan tempat
penyimpanan khusus atau transport - pada suhu <30o
• Mudah diinterpretasi, selesai dalam waktu sekitar 30
menit
• Tidak ada efek prozone
• Tidak dapat membedakan infeksi aktif dan infeksi
masa lampau yang sudah diobati
Alur Tes Serologis Sifilis Pada Ibu Hamil Bila Hanya Tersedia TP Rapid
Alur Tes
Serologis
Sifilis bila
TERSEDIA
Tes Non
Treponema
dan
Treponema
Interpretasi Tes Serologi Sifilis
RPR atau TPHA atau
INTERPRETASI
VDRL TP Rapid
Reaktif Non reaktif Tes skrining nontreponema
positif palsu

Reaktif Reaktif  Sifilis yang belum diobati;


 Sifilis lanjut yang pernah
diobati
 Frambusia
Interpretasi Tes Serologi Sifilis
RPR atau TPHA atau
INTERPRETASI
VDRL TP Rapid
Non reaktif Reaktif  Sifilis sangat dini yang belum
diobati;
 Sifilis dini yang pernah diobati
 Frambusia

Non reaktif Non reaktif  Bukan sifilis;


 Sifilis masa inkubasi;
 Sifilis sangat lanjut;
 Sifilis bersamaan dengan infeksi
HIV dan imunosupresi
Biological false positive
• Umum ditemukan pada ibu hamil
– 1 studi di Jamaica (1990): 30% ibu hamil
seropositif sifilis VDRL ternyata positif palsu
– Pada tes treponema sebagai skrining awal: 47-88%
ternyata juga postif palsu
• Ibu hamil dengan BFP  tes ulang 4-6 minggu
setelah partus
Biological false positive
Tes NONTREPONEMA Tes TREPONEMA
• Usia tua • Usia tua
• Chancroid • Sirosis hepar
• Adiksi obat • Adiksi obat
• Hepatitis • Herpes genitalis
• Lepra • Lepra
• Keganasan • Kehamilan
• Rheumatoid arthritis • Skleroderma
• Vaskulitis • Sistemik lupus
• Sistemik lupus eritematosus
eritematosus • Tiroiditis
Tatalaksana SIFILIS pada IBU HAMIL
• Sifilis DINI (S-1 dan S-2):
– Benzathin penicillin G 2,4 juta unit dosis tunggal injeksi
intramuskular ATAU
– Procaine penicillin G 1,2 juta unit injeksi intramuskular sekali
sehari selama 10 hari
– Bila alergi penisilin dan tidak memungkinkan untuk
desensitisasi, atau tidak tersedia:
• Eritromisin 4X500 mg per oral selama 14 hari (Pedoman Nasional: 30
hari) ATAU
• Seftriakson injeksi intramuscular 1 g sekali sehari, selama 14 hari, ATAU
• Azitromisin 2g per oral dosis tunggal
• Catatan: ketiga obat dapat mengobati ibu hamil, namun tidak dapat
melewati sawar plasenta, sehingga tidak dapat mengobati janinnya
WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016
Tatalaksana SIFILIS pada IBU HAMIL
• Sifilis LANJUT (termasuk S laten):
– Benzathin penicillin G 2,4 juta unit injeksi intramuskular
sekali seminggu selama 3 minggu berturut-turut (interval
jangan melebihi 14 hari) ATAU
– Procaine penicillin 1,2 juta unit injeksi intramuskular sekali
sehari selama 20 hari
– Bila alergi penisilin dan tidak memungkinkan untuk
desensitisasi, atau tidak tersedia:
• Eritromisin 4X500 mg per oral selama 30 hari (Pedoman Nasional:
lebih dari 30 hari)
• Catatan: obat dapat mengobati ibu hamil, namun tidak dapat
melewati sawar plasenta, sehingga tidak dapat mengobati
janinnya
WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016
Reaksi Jarisch-Herxheimer
• Pasien harus diberi tahu mengenai kemungkinan ini
• Dapat diberikan antipiretik untuk mengurangi
simtom, namun tetap tidak dapat mencegah reaksi
ini
• Reaksi Jarisch-Herxheimer dapat menginduksi
partus atau menyebabkan fetal distress pada
perempuan hamil, namun keadaan ini jangan
menjadi alasan untuk tidak mengobati atau
menunda pengobatan
Tatalaksana PASANGAN SEKSUAL
PASANGAN SEKS dari pasien terinfeksi sifilis harus
dianggap BERISIKO dan DIOBATI, bila:
• terjadi kontak seksual dengan pasien dalam waktu:
– 3 bulan DITAMBAH durasi simtom pasien SIFILIS PRIMER

– 6 bulan DITAMBAH durasi simtom pasien SIFILIS SEKUNDER

– 1 tahun untuk pasien SIFILIS LATEN DINI


Tatalaksana PASANGAN SEKSUAL
• SEORANG YANG TERPAJAN DALAM 90 HARI
sebelum pasangan seksual didiagnosis sifilis primer,
sekunder, atau laten dini, dapat terinfeksi meskipun
serologi negatif  OBATI SECARA PRESUMTIF
• SEORANG YANG TERPAJAN >90 HARI sebelum
pasangan seksual didiagnosis sifilis primer, sekunder,
atau laten dini, dapat terinfeksi meskipun serologi
negatif  OBATI SECARA PRESUMTIF:
– Bila hasil tes serologi tidak segera didapatkan, dan
– Kemungkinan follow-up meragukan
EVALUASI dan MONITORING
• Terapi dianggap BERHASIL jika titer RPR/VDRL
turun 4 kali lipat (misal dari 1:32 menjadi 1:8).
• Pada semua stadium, ULANGI TERAPI jika
terdapat:
– gejala klinis sifilis;
– peningkatan titer RPR/VDRL 4 kali lipat
MENYUSUI dan SIFILIS
• Tidak ada bukti penularan sifilis melalui ASI, tanpa lesi di
daerah payudara
• Seorang ibu menyusui yang menderita S-1 atau S-2 dengan
lesi di payudara, dapat menularkan bayinya melalui kontak
lesi dengan mukosa
• Tidak ada kontraindikasi untuk menyusui setelah pengobatan
adekuat

Bila terdapat lesi di payudara, terutama di daerah areola 


kontraindikasi untuk menyusui atau penggunaan susu yang
“diperah” sampai pengobatan selesai dan penyembuhan lesi

Lawrence RA, Lawrence RM. Breastfeeding: a guide for the medical profession. 5 th Ed St Louis, MO:Mosby;1999: 563-616
Tatalaksana SIFILIS KONGENITAL
• BAYI DENGAN SIFILIS KONGENITAL PASTI, ATAU
• BAYI YANG KLINIS NORMAL DENGAN IBU SIFILIS:
– yang tidak diobati ATAU
– diobati tidak adekuat (termasuk terapi dalam 30 hari
menjelang partus) ATAU
– diobati dengan rejimen bukan penisilin
Anjuran TERAPI:
• Aqueous benzyl penicillin 100.000-150.000 U/kg/hari secara IV
selama 10-15 hari ATAU
• Procaine penicillin 50.000/U/kg/hari sekali sehari IM selama
10-15 hari

WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016


Tatalaksana SIFILIS KONGENITAL
• BAYI YANG SECARA KLINIS NORMAL DENGAN IBU
SIFILIS, TELAH DIOBATI SECARA ADEKUAT dan tidak
menunjukkan tanda-tanda infeksi ulang
• Anjuran:
– Bayi dipantau secara ketat
– Bila diobati juga, sebagai pilihan adalah benzathin penicillin
G 50.000 U/kg/hari dosis tunggal injeksi IM

WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016


PERSENTASE DETEKSI DINI HEPATITIS PADA IBU
HAMIL PERPUSKESMAS KOTA DUMAI JAN s/d
DESEMBER 2018

9000 8512
8000
7000
6000
5000
3316
4000 1834
3000 1808 601
2000 1361 611 931 340 1102 431 689
612
1000 204 212 72 165 67 233 95 263 197
0
DK DB BK SEI.9 MK BA BT JM+RSUD PUR BKK Dumai
SASARAN 1361 611 612 931 340 1102 431 1834 601 689 8512
BUMIL 204 212 72 165 67 233 95 1808 263 197 3316
REAKTIF 3 2 5 13 25 5 53
SYARAT MENCAPAI
“3 ELIMINASI”
 cakupan ANC lengkap berkualitas setinggi-
tingginya (≥95%) untuk tes HIV dan sifilis.
 cakupan pengobatan setinggi-tingginya juga
(≥ 95%).
 cakupan HB0 birthdose >95% (< 24 jam
kelahiran), dilanjutkan HB1, HB2 & HB3100%
tahun 2022.
(Global guidance on criteria and processes for validation: Elimination of mother-to-child transmission (EMTCT) of HIV and syphilis,
WHO 2014)
KESIMPULAN

•• Pengendalian
Pengendalian PenyakitPenyakit HIV,
HIV, Sifilis
Sifilis dan Hepatitis
dan Hepatitis B akan
B akan sangat efektif
dan efisien
sangat bila dilakukan
efektif dan efisien bila
pemutusan penularan dari ibu ke
dilakukan
anak. pemutusan penularan
• dari ibu ke
Diperlukan anak.antara program
Integrasi
• Diperlukan
KIA, HIV AIDS dan PIMS serta
Integrasi antara
Hepatitis di Fasyankes untuk
program
tercapainyaKIA, HIVPenularan
Eliminasi AIDS dan HIV,
PIMS serta
Sifilis dan Hepatitis
Hepatitis dike
B dari Ibu
Anak
Fasyankes untuk tercapainya
Eliminasi Penularan HIV, Sifilis
dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak
23 November 2017
Penutup
• Sifilis pada ibu hamil  dampak pada bayi
• Dapat dicegah  skrining ibu hamil
• Dapat diobati  sampai sekarang belum
ditemukan resistensi terhadap penisilin
LINDUNGI KAMI DARI HEPATITIS B

23 November 2017

Anda mungkin juga menyukai