Anda di halaman 1dari 35

INFEKSI DALAM

KEHAMILAN
(TORCH, Hepatitis B, Malaria)

Pembimbing
dr. Retina Indanwati, Sp.OG

NANDA ERI NAFISAH


(202010401011043)

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2020
TORCH
Toksoplasmosis

Other disease: sifilis, hepatitis, virus Ebstein-Barr, hPV

Rubela

Sitomegalovirus

Herpes simpleks
Toksoplasmosis
TOKSOPLASMA KONGENITAL
Transmisi toksoplasma kongenital  infeksi toksoplasma akut terjadi selama kehamilan

Diagnosis pranatal usia 14-27 minggu

• Kordosintesis: sampel darah tali pusat atau amniosintesis bantuan


USG
• Pembiakan darah atau amnion dlm kultur sel fibroblas
• ELISA  darah janin  deteksi anti IgM janin spesifik (anti-
toksoplasma)
• Enzim liver
 Dx Toksoplasma Kongenital :

Parasit pada kultur dan DNA dari T. gondii dgn PCR drh
janin

Adanya IGM janin spesifik

Didahului skrining serologik maternal sblm dx pra natal.


Syarat Kordosintesis dan Amniosintesis
1 dari 4 terpenuhi pada pemeriksaan serologi maternal

Antibodi IgM+

Serokonfersi IgM dan IgG 2-3 minggu

IgG ≥ 1/1024 (ELISA)

Aviditas IgG ≤ 200


TATALAKSANA

Kehamilan + Toksoplama
infeksi akut kongenital

Spiramisin 2-4 g/hari PO 4


dosis dalam 3 minggu,
diulang 2 minggu sampai Sulfadiazin 50-100
aterm mg/kg/hari +
Piremitamin 0,5-1
mg/kg/hari PO setiap 2-4
hari selama 20 hari +
Asam folinik 5mg IM/2-4
hari

Piremitamin 1 mg/kg/hari
PO 3-4 hari +
Sulfadiazin 50-100
mg/kg/hari 2 dosis +
Asam folinik 2x5mg IM/minggu
PENCEGAHAN

makan sayur dan daging yang dimasak suhu 90


drjt

Hindari menyentuh mata dan mulut pada saat


mengolah daging mentah

Hindari kontak dgn kotoran kucing misal saat


berkebun
Rubella
TRANSMISI

Pajanan droplet Masa inkubasi (14-21)


 Bahaya?

Infeksi pada trimester I  kel kongenital  katarak, peny.


Jantung bawaan, tuli
Infeksi pada trimester II  hilangnya pendengaran dan
keterbelakangan mental
Infeksi pada trimester III  tdk berakibat kelainan struktural
 Diagnosis klinis
◦ demam dan kelemahan ringan, sakit kepala, mialgia, pilek,
poliartritis, limfadenopati
◦ Ruam makulopapular merah jambu dgn diameter 1-4 mm pada
muka, leher, kepala, dada, ekstremitas yg timbul dgn cepat
 DIAGNOSIS:

 IgG spesifik rubella


 IgM spesifik rubella

 Pengobatan tdk ada yg spesifik umumnya hanya simtomatik

 Pencegahan : vaksin
CYTOMEGALOVIRUS
 Virus herpes DNA

TRANSMISI
1. Horizontal : droplet, air ludah, air seni
2. Vertikal : inf maternal  janin 
1. Infeksi eksogen : primer  ibu seronegatif dan non primer  seropositif
• Infeksi endogen  reaktivasi
3. Hubungan sex
Patogenesis

Paparan Simptomatis/asi Masuk ke


Infeksi primer
pertama mptomatis berbagai sel

Reaktivasi/reinfeks
 respon sel
Infeksi laten Imunosupresi Eksaserbasi limfosit T 
stimulasi antigenic
kronis
BAHAYA?

Sekuele utama infeksi CMV neonatal : retardasi mental, tuli dan mikrosefali
Cacat neurologic berat : 90% kelahiran

KESIMPULAN  inf.CMV  penyebab utama kerusakan SSP pada anak-anak


DIAGNOSIS

SEROLOGIK VIROLOGIK

Uji imuno fluoresen 


mengikat antigen Pp 65
DX inf.maternal primer dalam leukosit ibu 
viremia maternal

Seronegatif  IgG aviditas rendah 


seropositive(IgM, IgG kurang lebih 20 minggu
anti CMV)  serial  pasca infeksi primer
interval 3 mgg
Diagnosis prenatal
Dilakukan pada usia kehamilan 20 minggu  diperkirakan menunjukkan 70% janin tidak terinfeksi
 mencegah terminasi tidak perlu

Terminasi  terapi intervensi

Gansiclovir  tidak efektif dan tidak memuaskan

Metode  PCR dari amniosintesis pada usia kehamilan 21-23 minggu

Skrining USG saat antenatal  oligohidramnion, polihidramnion, hidrops nonimun,


asites janin, gangguan pertumbuhan, mikrosefali, ventrikulomegali serebral, kalfisikasi
intrakranial, hepatosplenomegali, kalsifikasi intrahepatik
Alasan PCR amniosintesis pada usia kehamilan 21-23 minggu:

• Mencegah negatif palsu  janin < 20 minggu belum optimal


mensekresi virus sitomegalo melalui urin ke ketuban

• Butuh 6-9 minggu stlh inf.maternal dapat ditemukan


dalam ketuban

• Infeksi janin berat >> pada usia kehamilan 12 minggu


Terapi

Tidak ada terapi yang memuaskan

Obat yang digunakan saat ini:


Ganciclovir, Foscarnet, Cidofivir,
Valaciclovir  belum dilakukan
evaluasi efek samping
HERPES SIMPLEX
Infeksi pd bayi  jarang

Manifes : infeksi paru, mata,


kulit

Ibu dg inf kronik  boleh


pervaginam
HEPATITIS B DALAM
KEHAMILAN
Apa bahaya nya?

Bayi
Ibu :
1. 60-90% pengidap
PPH  gg pembekuan kronik VHB
darah  gg fungsi hati 2. 30% kemungkinan 
kanker hati/sirosis (40
th kemudian)
Pencegahan

 Kewaspadaan universal  vaksinasi HB tenaga medis


 Skrining HBsAg  ibu hamil
 Imunisasi  bayi (5 microgram pd hari-0, usia 1 dan 6 bln)
 Selektif imunisasi bayi dengan ibu HBsAg+  HBIG + vaksin HB (24 jm)
Penanganan Kehamilan dan persalinan pada
ibu pengidap VHB
Viral load tinggi pada ibu: HBIG atau Lamivudin 1-2 bulan sebelum persalinan

Persalinan tidak boleh lebih dari 9-16 jam  risiko penularan intrauterin

Titer VHB 3,5 pg/ml atau persalinan > 16 jam  sc

Boleh menyusui  u/ bisa menular lewat sal .cerna  butuh titer tinggi
MALARIA DALAM KEHAMILAN
MALARIA DALAM KEHAMILAN

PLASMODIUM

DISEBARKAN

ANOPHELES

MANUSIA
Manifestasi klinis
Panas tinggi sampai menggigil

Anemia

Pembesaran lien

Ikterus

Kejang

Kesadaran menurun

Koma

Muntah

Diare
Diagnosis

• Demam + menggigil
• Riwayat sakit malaria
Anamnesis
• Tinggal di daerah endemik
• Transfusi darah

• Hapusan darah  GIEMSA  gold standart


• Deteksi antigen
• Rapid Diagnostic Test  kurang akurat
• PCR  asam nukleat parasit
Komplikasi

1. Anemia  hemolysis erit o/ parasite  Hb < 5g%  tranfusi packed red cell

2. Hipoglikemia  dekstrose 25-50%  50-100 cc IV  monitor /4-6 jam

3. Resiko pada janin  abortus, persalinan premature P.falci  kontraksi


uterus, kematian janin.
Tatalaksana :

 Pencegahan transmisi
Profilaksis :
 profilaksis,
kelambu 1. Klorokuin basa 5 mg/KgBB(2
tab) 1 x seminggu p.c, 1 minggu
sebelum ke daerah endemik dan
4 minggu setelah kembali
Lini pertama
• Artesunat injeksi  1 ampul 60 mg  pelarut natrium bikarbonat 5% 0,6 ml dan pengencer D5% 3-5
ml  bolus IV 2 menit. Loading dose 2,4 mg/kgBB 1-7 hari  dapat PO  artersunat oral
• Artemeter  1 ampul 80 mg  IM 5 hari  dewasa 2 ampul hari ke 1, 1 ampul hari ke 2-5

Lini kedua
• Kuinin drip  1 ampul 2 ml = 500 mg  kina 25% 10 mg/kgBB / 1 ampul  pelarut D5% 500 ml 
diberikan 8 jam, diulang/ 8 jam sampai bisa minum obat atau 4 jam + obat dosis sama dan 4 jam –
obat  sampai bisa minum obat  3 kali/24 jam
• Belum bisa minum  NGT 7 hari
• Bisa minum  10 mg/kgBB/kali 3 kali/hari

Kontraindikasi
• Primakuin
• Tetrasiklin
• Doksisiklin
• Halofantrin
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai