Anda di halaman 1dari 19

INFEKSI HIV

DEFINISI
• Infeksi pada bayi oleh HIV  vertical (ibu) / horizontal (produk transfusi/
penularan lain yang jarang)
diagnosis
• Anamnesis pemfis
• Morbiditas khas untuk penderita hiv
• Riwayat kelahiran, asi, pengobatan ibu
• Riwayat resiko HIV ayah/ibu (narkoba, operasi, transfusi)

• Morbiditas khas HIV


• Diare kronik
• Gagal tumbuh
• Pneumonia berat / PCP
• Demam berkepanjangan
• TB paru
• Kandidosis orofaring pada anak >6 bulan
Kondisi khusus
Kasus pertama di keluarga  setiap anak dites antibody anti-HIV pada
umur berapapun, sebaiknya ELISA dengan 3 reagens berbeda

Ibu/Ayah positif HIV  anak <18 bulan cek antigen virus (PCR RNA/
DNA HIV)
 jika tidak dapat dilakukan PCR + anak sakit berat
diagnosis dapat ditegakkan dengan skema dx. presumtif
 anak >18 bulan, cukup antibody HIV ELISA

Anak sedang ASI  lanjutkan ASI, jika hasil antibody & PCR (-)  stop ASI,
tes ulang 6 minggu kemudian
Diagnosis presumtif
• Pemeriksaan antibody bayi dan/ ibunya
• Disertai klinis berat ; P. P. Jiroveci, kandidosis esofagus, sepsis, TB paru
Pemeriksaan lab
• Status imunosupresi  hitung CD4+
• Lab ; DL, SGOT SGPT, dll. Sesuai indikasi
• Pemeriksaan lain + konsul, disesuaikan kondisi infeksi oportunistik
Klasifikasi Klinis
• Infeksi HIV Primer  asimtomatik, sindrom retroviral akut
• Stadium Klinis
1. Stadium Klinis 1  asimtomatik, limfadenopati generalisata persisten
2. Stadium Klinis 2  Hepatospleenomegali, infeksi kulit + mukosa
3. Stadium Klinis 3 Malnutrisi, diare ≥14 hari, demam ≥1 bulan, kandidosis
oral, TB, anemia, kardiomiopaty
4. Stadium Klinis 4 wasting berat, PCP, Sarkoma Kaposi, Kandidiasis
esofagus, ensefalopati HIV, Limfoma non Hodgkin
serebral/sel B, leukoensefalopati multifocal progresif
Tatalaksana
• Pencegahan infeksi oportunistik
• PCP/Jiroveci  Cotrimoxazole (dosis 4-6
mg TMP/kgbb/hari),
• UNTUK;
1. Usia <1 tahun tanpa melihat CD4
2. 1-5 tahun stadium WHO 2-4 / CD4 <25%
3. >5 tahun stadium WHO 3-4 / CD4 <350sel

• TB  INH 10 mkd, 6 bulan, Jenis vaksin yang perlu diperhatikan pada anak terinfeksi
UNTUK HIV:
1. Bayi dan anak Tidak terbukti, tapi ada • BCG sama sekali tidak boleh simtomatik/ asimtomatik
Riwayat kontak • Polio jika simtomatik, diberikan bentuk inactivated (IM)
2. Anak >1 tahun, meskipun tanpa Riwayat • Campak jika simtomatik, tidak diberikan jika CD4 <15% /
kontak CD4 rendah sesuai usia, tidak dibeikan di stadium IV
nutrisi
• Infeksi HIV  meningkatkan enteropati  ASUPAN MAKRO-MIKRO
perlu diperhatikan
• Stimulasi tumbuh kembang pada anak terinfeksi HIV stadium lanjut
setelah penyakit primer dan infeksi oportunistik diatasi
ARV pada bayi dan anak <18 bulan dengan diagnosis presumtif : Segera berikan ARV hingga setelah PCR
dan hasil negative, baru hentikan ARV
-

1. NRTI pertama  3TC (Lamivudin)

2. NRTI kedua  -Zidovudin (AZT)


(jika Hb >7.5 )
- Stavudin (d4T)
- Tenofovir (TDF) >2thn

3. NNRTI  Nevirapin (NVP) atau


Efavirenz (EFV)
PEMANTAUAN
• Setelah pemberian ARV pasien datang tiap 1-2 minggu untuk
pemantauan klinis, dosis, efek samping selama 8 minggu.
• Setelah 8 minggu  datang 1x sebulan

Kontrol 2x sebulan------selama 8 minggu---- 1x sebulan

Pemerriksaan yang diulang : DL, SGOT SGPT, CD4 (tiap 2 bulan)


Kriteria gagal ARV Lini I
• <5 tahun  CD4 <200 /CD4 <10%
• >5 tahun  CD4 <100

• Tatalaksana : nilai kepatuhan, kegagalan viral & imunologis, ganti obat


Bayi Baru Lahir dari Ibu HIV
• Definisi : bayi baru lahir dari ibu yang diketahui menderita HIV selama
kehamilan dari skrining serologis.

• Dianosis :
• Anamnesis pemfis :
• Ibu sudah skrining HIV minimal serologis, lebih baik jika PCRR
• Sebaiknya op Caesar
• Susu formula untuk anak
• Pantau KU dan infeksi oportunistik ibu
• Penunjang
• Penentuan status infeksi pada bayi dengan PCR RNA/DNA HIV 2x (6 minggu & 4-6
bulan)
Tatalaksana
• Pulang dari RS
• tidak diberi ASI sufor
• berikan provilaksis Zidovudin usia 6-12 jam sesuai usia gestasi
• Imunisasi Hep.B 1 dan polio saat akan pulang
• Usia 7 hari, kontrol pertama
• Pemantaun efek samping zidovudine, minum susu, lab atas indikasi
• Usia 1-2 bulan
• Pemantauan pemberian zidovudine
• Evaluasi infeksi HIV dan infeksi opurtunistik
• PCR RNA-HIV pertama  jika hasil (-)  cek ulang usia 4-6 bulan.
 jika hasil (+)  cek ulang pemeriksaan PCR RNA/DNA HIV
• Stop profilaksis Zidovudin setelah 6 minggu
• Start profilaksis PCP dengan cotrimoxazole setelah usia 6 minggu
• Imunisasi rutin lanjut kecuali BCG sampai infeksi HIV disingkirkan (min. 1x PCR HIV (-))
• Usia 2-4 atau 6 bulan
• Screening TB, jika ada kontak  start profilaksis TB
• Imunisasi rutin

• 4-6 bulan
• Pemfis + Lab jika ada indikasi
• PCR RNA/DNA Hiv kedua jika (-)  95% bayi tidak tertular. Jika (+) ulangi
• STOP profilaksis Cotrimoxazole jika hasil PCR RNA/DNA 2x negative

• 18 bulan
• Klinis, pemfis,lab atas indikasi
• Serologi anti HIV jika perlu  Serologi anti hiv(+)  infected, start ARV

Anda mungkin juga menyukai