oleh :
DISAMPAIKAN PADA
PERTEMUAN PISP HEPATITIS
KAB CIANJUR, 24 – 25 APRIL 2019
MENGENAL HEPATITIS VIRUS
HEPATITIS A HEPATITIS B HEPATITIS C
Route of Virus masuk tubuh Kontak dg darah, semen Kontak darah
transmissi melalui mulut dan cairan tubuh
on
Masa 15 – 50 hari (28 hari) 45 – 160 hari (120 hari) 14 – 160 hari (45 hari)
inkubasi
Gejala Tidak khas antara lain, sakit kepala, mual, muntah, tidak ada nafsu makan,
awal nyeri perut, buang air kecil keruh spt warna the, timbul kuning
- <10% pd usia<6 th - <1 % pd bayi bergejala - 20 – 30% infeksi baru
timbul kuning - 5 – 15% balita bergejala
- 40-60% pd anak 6 bergejala
– 14 tahun timbul 30 – 50% >5 tahun
kuning bergejala
-70 – 80 % usia >14
tahun timbul kuning
kemungkinan
terinfeksi
Waktu Infeksi
5% 95 %
DETEKSI DINI HEPATITIS B DAN C
DETEKSI DINI HEPATITIS B & C
Keluarga penderita
Hepatitis Penderita IMS ODHA Hemodialisis
• Persiapan pelaksanaan:
– Identifikasi pelaksana (Puskesmas/ atau
lainnya, mekanisma koordinasi dan rujukan?)
– Estimasi jumlah
– Sumberdaya dan dana
– Logistik & pengelolaannya (BHP, reagen dan
HBIG)
– Bahan-bahan KIE
– Mekanisma rujukan kasus dan follow up
– RR
TAHAPAN PELAKSANAAN
01 WPS
04 Pengguna Jarum Suntik (Penasun)
06 Waria
09 Lelaki seks dengan lelaki (LSL)/Gay
16 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
19 Ibu Hamil
20 Petugas Kesehatan
21 Mahasiswa Kesehatan
22 Pasangan/Keluarga yang tinggal serumah dengan penderita Hepatitis B dan
C
23 Pasien klinik Infeksi Menular Seksual
24 Orang dengan Infeksi HIV
25 Penerima layanan hemodialisis dan hemofilia
26 Pasien yang mendapatkan transfusi darah lebih dari 1 kali
27 Pasien yang menjalani tindakan bedah umum atau tindakan pada gigi
28 Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis C
CONTOH
23
TAHAPAN PELAKSANAAN
– Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan:
• Bumil diinformasikan dg baik ttg hasil pemeriksaan tsb.
• Bila hasil Pos, beri penjelasan TL dan rencana rujuk ke RS untuk
layanan lanjutan kasus hep B ibu nya; Partus sesuai kondisi ada
/tidaknya penyulit
• Bayi yg dilahirkan dari ibu dg HBsAg reaktif diberikan Vit K, HBIG
dan HBO segera setelah bayi lahir < 24 jam, dan vaksinasi
hepatitis B berikutnya sesuai program imunisasi nasional.
• Lalu saat bayi berumur 9 – 12 bulan perlu dilakukan pemeriksaan
kembali status HBSAg bayi tsb
• Bila hasil HBsAg reaktif rujuk ke RS mampu melakukan
Tatalaksana Hepatitis Virus
• Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan HBsAg non-reaktif,
diberikan vitamin K dan HB 0 kurang 24 jam setelah kelahiran dan
vaksinasi hepatitis B berikutnya sesuai program imunisasi
nasional.
CARA PEMBERIAN HBIG
Pencegahan penularan vertikal Hepatitis B pada bayi
yang lahir dari ibu Hepatitis B
<
Imunisasi Hepatitis B
Hepatitis B Imunoglobulin
Vaksin Hepatitis B
(HBIG)
HyperHEP-B S/D
*Respon pada setiap individu berbeda
(6) World Health Organization. The immunological basis for immunization series module 22: Hepatitis B. WHO Library Catalouge ISBN 9789241504751. 2011; p9.
TAHAPAN PELAKSANAAN
– Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan:
• Bumil, nakes dan Risti HBsAg reaktif rujuk ke RS
perlu diidentifikasi RS yg mampu melakukan
Tatalaksana Hepatitis Virus
• Negatif Hep B dianjurkan untuk dilakukan imunisasi
TAHAPAN PELAKSANAAN
– BIMTEK
– Pencatatan dan Pelaporan
• Perlu disiapkan RR dg baik, tepat waktu
dan terus menerus
KOMUNIKASI, INFORMASI & EDUKASI (KIE)
Informasi yang diberikan kepada masyarakat
sebelum pemeriksaan laboratorium (Tes):
• Risiko penularan hepatitis
• Kerahasiaan (tes bersifat rahasia)
• Masy mempunyai hak untuk menolak
menjalani Tes
• Penolakan menjalani Tes, tidak
mempengaruhi layanan selanjutnya
• Beri kesempatan kepada masyarakat/klien
untuk mengajukan pertanyaan kepada
petugas.
D D H B C 2019
DETEKSI DINI HEPATITIS B DAN C
SASARAN SASARAN
PRIORITAS : KELOMPO BERISIKO :
• Ibu Hamil (Semua Umur Bayi dari ibu dengan Hepatitis B
Kehamilan) > 90% Petugas kesehatan
Mahasiswa kesehatan
Dan lainnya (lihat Juknis)
SKEMA LAYANAN
KUNJUNGAN LAPANGAN
(Di Ruangan yang Bisa Digunakan Untuk Konseling)
Tawarkan Pemeriksaan Hepatitis B, HIV dan Syphilis
TINDAK LANJUT
1. Bila hasil pemeriksaan hepatitis B reaktif, pasien dirujuk ke rumah sakit rujukan untuk penanganan lebih lanjut TTL kasus / rencana terapi
2. Penanganan selanjutnya sesuai SOP rumah sakit rujukan.
3. Pembiayaan menggunakan BPJS/asuransi lainnya atau mandiri.
4. Hasil pemeriksaan, penanganan dan rekomendasi tim ahli di rumah sakit rujukan dikirim ke puskesmas yang merujuk untuk umpan balik (feedback).
5. Bila hasil pemeriksaan hepatitis B non-reaktif, maka ibu hamil tersebut dianjurkan pemeriksaan anti-HBs untuk mengetahui ada tidaknya antibodi.
6. Bila hasil pemeriksaan HBsAg dan anti-HBs non-reakif, maka dianjurkan vaksinasi hepatitis B sebanyak 3 kali, dan diberikan penyuluhan (KIE). Mandiri
7. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang hepatitis B reaktif, diberikan HBIg, vitamin K, dan vaksinasi HB 0 kurang dari 24 jam setelah kelahiran, dan vaksinasi hepatitis B
berikutnya sesuai program imunisasi nasional.
8. Setelah bayi berusia di atas 9 bulan, dilakukan pemeriksaan HBsAg dan anti-HBs.
9. Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan hepatitis non-reaktif, diberikan vitamin K dan HB 0 kurang 24 jam setelah kelahiran dan vaksinasi hepatitis B berikutnya
sesuai program imunisasi nasional.
10. Tindak lanjut hasil pemeriksaan HIV dan syphilis sesuai ketentuan Kementerian Kesehatan RI (Subdit AIDS dan PMS, Direktorat P2ML, Ditjen PP dan PLP).
ALUR DETEKSI DINI AKTIF - HEPATITIS B&C PADA POP RISTI
KUNJUNGAN LAPANGAN
(tersedia ruangan yang bisa digunakan untuk konseling)
Tawarkan Pemeriksaan Hepatitis B dan atau C, HIV dan Syphilis
LABORATORIUM PUSKESMAS
1. Data Dicatat dalam Form 10B dan 10F NON REAKTIF KONSELING
2. Pemeriksaan Hepatitis B dan atau C, HIV dan Syphilis
TINDAK LANJUT
1. Bila hasil pemeriksaan hepatitis B atau C reaktif, pasien dirujuk ke rumah sakit yang mampu
melakukan tatalaksana untuk penanganan lebih lanjut.
2. Penanganan selanjutnya sesuai SOP rumah sakit .
3. Pembiayaan menggunakan BPJS/asuransi lainnya atau mandiri.
4. Hasil pemeriksaan, penanganan dan rekomendasi tim ahli di rumah sakit rujukan dikirim ke puskesmas
yang merujuk untuk umpan balik (feedback).
5. RISTI hamil spt pada DDHB bumil
6. Tindak lanjut hasil pemeriksaan HIV dan syphilis sesuai ketentuan Kementerian Kesehatan RI (Subdit
AIDS dan PMS, Direktorat P2ML, Ditjen PP dan PLP).
ALUR DETEKSI DINI PASIF - HEPATITIS B, HIV dan SYPHILIS PADA IBU HAMIL
PADA SAAT KUNJUNGAN KE PUSKESMAS/ FASYANKES
TINDAK LANJUT
1. Bila hasil pemeriksaan hepatitis B reaktif, pasien dirujuk ke rumah sakit rujukan untuk penanganan lebih lanjut => ALUR BPJS.
2. Penanganan selanjutnya sesuai SOP rumah sakit rujukan.
3. Pembiayaan menggunakan BPJS/asuransi lainnya atau mandiri.
4. Hasil pemeriksaan, penanganan dan rekomendasi tim ahli di rumah sakit rujukan dikirim ke puskesmas yang merujuk untuk umpan balik (feedback).
5. Bila hasil pemeriksaan hepatitis B non-reaktif, maka ibu hamil tersebut dianjurkan pemeriksaan anti-HBs untuk mengetahui ada tidaknya antibodi.
6. Bila hasil pemeriksaan HBsAg dan anti-HBs non-reakif, maka dianjurkan vaksinasi hepatitis B sebanyak 3 kali, dan diberikan penyuluhan (KIE). Mandiri
7. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang hepatitis B reaktif, diberikan HBIg, vitamin K, dan vaksinasi HB 0 kurang dari 24 jam setelah kelahiran, dan vaksinasi hepatitis B
berikutnya sesuai program imunisasi nasional.
8. Setelah bayi berusia di atas 9 bulan, dilakukan pemeriksaan HBsAg Lagi utk mengetahui status bayi
9. Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan hepatitis non-reaktif, diberikan vitamin K dan HB 0 kurang 24 jam setelah kelahiran dan vaksinasi hepatitis B berikutnya
sesuai program imunisasi nasional.
10. Tindak lanjut hasil pemeriksaan HIV dan syphilis sesuai ketentuan Kementerian Kesehatan RI (Subdit AIDS dan PMS, Direktorat P2ML, Ditjen PP dan PLP).
ALUR DETEKSI DINI FASIF - HEPATITIS B&C PADA POP RISTI
TINDAK LANJUT
1. Bila hasil pemeriksaan hepatitis B atau C reaktif, pasien dirujuk ke rumah sakit yang mampu melakukan
pemeriksaan lanjutan dan rencana terapi lebih lanjut.
2. Penanganan selanjutnya sesuai SOP rumah sakit .
3. Pembiayaan menggunakan BPJS/asuransi lainnya atau mandiri.
4. Hasil pemeriksaan, penanganan dan rekomendasi tim ahli di rumah sakit rujukan dikirim ke puskesmas
yang merujuk untuk umpan balik (feedback).
5. RISTI hamil spt pada DDHB bumil
6. Tindak lanjut hasil pemeriksaan HIV dan syphilis sesuai ketentuan Kementerian Kesehatan RI (Subdit
AIDS dan PMS, Direktorat P2ML, Ditjen PP dan PLP).
Apa yang perlu dilakukan?
41
Strategi Meningkatkan Cakupan Imunisasi
Hepatitis B
1. Meningkatkan jumlah kelahiran di fasilitas yankes
2. Menjamin tersedia vaksin di tempat melahirkan
3. Mengembangkan pemberian vaksin di berbagai
tempat (homebirth)
4. Melatih tenaga medis untuk memberikan vaksin
dalam waktu 24 jam stlh melahirkan
5. Tersedianya “vaksin lahir” single dose
6. Menguatkan sistem monitoring, pencatatan dan
pelaporan
WHO, 2015 42
LATAR BELAKANG
Penyakit HIV, Sifilis dan Hepatitis B adalah penyakit menular
1 seksual yang dapat berakibat kecacatan serta pembiayaan
tinggi.
Eliminasi penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak akan
5 menurunkan angka kematian dan kecacatan, meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia, dan menekan pembiayaan pelayanan kesehatan.
PENULARAN VERTIKAL HIV-SiFILIS dan
HEPATITIS B
Penularan HIV Penularan Sifilis
45% 67%
konseling
• Tindak lanjut • Pengobatan (ART) • Pengobatan (BPG) • Pengawasan
• Kondom • Kondom • Kondom
• trace pasamgan • trace pasamgan • trace pasamgan
• IO lain • Comorbid lain • Comorbid lain
3jk 25/06/2019
Alur Pelayanan Eliminasi Penularan HIV, Sifilis
dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak di Puskesmas
Pemeriksaan :
Form yg dipakai:
• HIV
- Kohort Ibu, Buku KIA
• Sifilis
- Form HIV, Sifilis dan
• Hepatitis B
Hep B
Menunggu
Pemeriksaan Hasil Tes
Bumil Pendaftaran Admin Puskesmas Poli KIA
R. Lab
3 4 4
1 2
6 5
Pengelola Program
HIV, Sifilis, Hepatitis Pengelola
Dinkes Kab/Kota Program Pkm
Ruang Data Pemberitahuan Hasil :
• Reaktif : Konseling postest dan
tatalaksana HIV/Sifilis. Bagi yang Hep B
Bumil
8. Staf Lab Rujuk ke RS tata laksana Hep,
9
• Non Reaktif : Konseling posttest,
Edukasi PHBS dan saran imunisasi Hep
10 7
B mandiri
+ +
R1 (+), R2 (+), R3 TP Rapid Sifilis Rapid Hep B
Hasil
+
(+)
BBL
AFASS : ASI Eksklusif or IM, sblm pulang.
PASI Eksklusif – HB0 < 24jam
tanda2 : lesi kulit,
unmixed) HBIg< 24jam
PCR EID usia 6 mgg Snuffles, Trias
+ Cotrim profilaksis Hutchinson,
3jk 25/06/2019
Indikator HIV Sifilis Hepatitis B
1. Ibu hamil diperiksa, Cakupan 2018 : 60% dari ibu hamil
dites, dideteksi dini Cakupan 2019 : 70% dari ibu hamil
ANC 10T lengkap Cakupan 2020 : 80% dari ibu hamil
Cakupan 2021 : 90% dari ibu hamil
berkualitas
Cakupan 2022 : 100% dari ibu hamil
2. Penanganan bagi ibu 100% ibu hamil diobati ARV, 100% ibu hamil diobati dengan 100% kasus hepatitis B
hamil dengan hasil berupa Kombinasi Dosis Tetap Benzatin Penicilin G 2,4 juta IU pada ibu hamil dalam
positif (KDT) (Tenofovir 300mg + IM sebagai program dosis pengawasan, dirujuk ke
Lamivudin 300mg + Efavirens tunggal pada fase dini, diulang rumah sakit yang
600mg) setiap hari sekali 2 kali dgn selang waktu 1 mampu tatalaksana
(tiap 24jam) seumur hidup minggu atau dirujuk hepatitis B
3. Ibu bersalin di 100% bersalin di fasyankes 100% bersalin di fasyankes oleh 100% bersalin di
fasyankes oleh nakes nakes fasyankes oleh nakes
4. Penanganan anak dari 100% mendapat pelayanan 100% mendapat pelayanan 100% mendapat
ibu positif standar; profilaksis ARV standar pengobatan Benzatin pelayanan standar
dalam 24 jam, pemeriksaan Penicilin G 50.000 IU/kgBB IM imunisasi HB0 <24 jam
EID (virologis kualitatif dgn dosis tunggal, pemeriksaan titer dan
DBS) saat mulai 6 minggu, RPR usia 3 bulan dibandingkan HBIg <24 jam;
dilanjutkan dengan titer ibunya, atau pemeriksaan pemeriksaan serologis
kotrimoksazol profilaksis lain atau pemantauan klinis HBsAg dan atau virologis
atau pemeriksaan serologis sampai 2 tahun Hepatitis B saat bayi usia
pada usia 18 bulan 9-12 bulan.
5. Anak negatif 100% hasil DBS EID negatif, 100% titer RPR negatif atau 100% pemeriksaan
(keberhasilan program anak sehat tanpa ARV sama dengan titer ibu anak serologis HBsAg
3E) sehat, tanpa cacat atau Hepatitis B negatif.
kematian
25/06/2019 P2PML
Indikator Umum
Hepatitis
No Uraian 10T HIV Siflis
B
1 Cakupan ibu hamil
100% 100% 100% 100%
dilakukan ANC terpadu
2 Ibu hamil terinfeksi
0,30% 1,70% 7,10%
maks
3 Ibu hamil terinfeksi
mendapatkan 100% 100% 100%
pengobatan
4 Bayi dari ibu hamil
terinfeksi mendapatkan 100% 100% 100%
penanganan
5 Bayi terinfeksi per
<0,05 <0,05
100.000 kelahiran hidup <0,05%
% %
per tahun
P2PML 25/06/2019
ROADMAP
ELIMINASI PENULARAN
2018 - • Akses Terbuka HIV, SIFILIS & HEPATITIS B
2019 DARI IBU KE ANAK
Di INDONESIA
Eliminasi : upaya
2022 • Eliminasi
pengurangan
penyakit
berkesinambungan di
wilayah kesakitan
2023-• Pemeliharaan
serendah mungkin : 2025
tidak menjadi
masalah kesehatan
di wilayah P2PML 25/06/2019
Akses terbuka 2018-2019
• Akses bumil ANC terpadu lengkap (10T) basis NIK / KTP
JKN
• Deteksi dini tes laboratorium (T8) : selain HCG dan
golongan darah; Hb, GD, sifilis, HIV, Hepatitis B, Malaria
(untuk daerah endemis), protein urin, dan BTAcuriga TBC.
• Tracing pasangan keluarga
Pemeliharaan 2023-2025
• mempertahankan status Eliminasi (cegah ibu hamil
terinfeksi, cegah penularan vertikal)
• Menyisir kasus impor; Surveilans dan kohort integrasi
UKM-UKP dalam JKN
KAB. PURWAKARTA
Bumil Bumil Bumil
No.Kec Puskesmas
2018 2019 2020
31 75 02 dd mm yy 00ab
Penghitungan beban : NIK
DKI dd perempuan + 40 Internal 31 75 02 58 01 93
Jaktim mm bulan 0001
yy tahun *) pastikan kode kota = kode
Pulo Gadung penduduk
P2PML 25/06/2019
KESIMPULAN
• Pengendalian Penyakit HIV,
Sifilis dan Hepatitis B akan
sangat efektif dan efisien bila
dilakukan pemutusan
penularan dari ibu ke anak.
• Diperlukan Integrasi antara
program KIA, HIV AIDS dan
PIMS serta Hepatitis di
Fasyankes untuk tercapainya
Eliminasi Penularan HIV, Sifilis
dan Hepatitis B dari Ibu ke
Anak 56
PENGOBATAN HEPATITIS C
DENGAN DAA
57
PRIORITAS PROGRAM
• Melakukan upaya pemutusan penularan Hep B dan C
berdasarkan karakteristik penyakitnya Hep B (fokus
pada penularan ibu dan anak dan pengendalian FR),
Hepatits C (fokus pemutusan penularan, tatalaksana &
mencegah relaps terutama pd kelompok risti)
• Melakukan Screening Hepatitis B&C pada populasi
berisiko :
o Pengguna Narkoba Suntik
o Hemodialisa
o Keluarga Pengidap Hepatitis C
o Kontak Darah dengan Penderita Hepatitis C
o Tranfusi Darah
o Tato/Tindik
o Tenaga Kesehatan, dll
Upaya yg telah dilakukan
• Memasukkan DAA Sofosbuvir, Simeprevir, Ribavirin) ke
dalam Formularium Nasional
TATALAKSANA KASUS
HEPATITIS C
Sekilas Alur Pengobatan Hep C
Pasien
Negatif Positif
Pemeriksaan
lain + Tes VL HCV
Tidak
Terdeteksi
Terdeteksi
Pengobatan
62
Hep C
Hasil Pemeriksaan
Lab VL HCV
63
Indikator Keberhasilan Pengobatan
Hep C dengan DAA
RS GUNUNGJATI
RS HASAN SADIKIN (KT CIREBON)
RSUD BOGOR
RS R. SYAMSYUDIN,
SH (SUKABUMI)
LINDUNGI KAMI DARI HEPATITIS B
68
TERIMAKASIH
SELAMAT MERAIH MIMPI
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
BAGI IBU HAMIL
(INFORMED CONSENT)
Manfaat :
Kami meminta anda bersama ibu hamil yang lain untuk ikut serta dalam Deteksi
Apabila anda diketahui telah terinfeksi virus hepatitis B maka anda akan
dini Hepatitis B, yang akan melihat besarnya prevalensi Hepatitis B, HIV dan menularkannya pada bayi anda. Penderita hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke
bayi nantinya berpotensi menjadi sirosis dan kanker hati yang dapat
Syphilis pada ibu hamil.
menyebabkan kematian.
Dari deteksi dini ini, apabila anda diketahui terinfeksi virus hepatitis B maka anda
Pengambilan Darah :
akan mendapat manfaat karena bayi anda akan mendapatkan imunisasi Hepatitis
Kami akan meminta kesediaan anda untuk diambil darahnya. Jumlah darah yang B 0 hari ditambah Imunoglobulin Hepatitis B (HBIG) yang akan diberikan paling
diperlukan sebanyak 7 ml dari lengan anda. Darah tersebut digunakan untuk lambat dalam waktu 24 jam sesudah kelahiran. Pemberian imunisasi ini
diharapkan dapat memutus rantai penularan dari ibu kepada bayi yang
deteksi dini HBsAg dan Anti HCV dengan metode Rapid Test di puskesmas. Bila
dilahirkan. Selain itu, anda akan mendapat manfaat lain yaitu anda akan
HBsAg reaktif akan dilanjutkan dengan pemeriksaan konfirmasi di Laboratorium mengetahui apakah anda perlu mendapat terapi hepatitis B sehingga anda akan
rujukan konfirmasi dengan metode EIA/CLIA. Pengambilan darah ini dirujuk ataupun belum memerlukan terapi. Keikutsertaan anda dalam
pemeriksaan ini tidak akan menyebabkan beban keuangan bagi anda atau
menyebabkan sedikit rasa sakit. Apabila dideteksi HBsAg reaktif maka
keluarga anda, karena negara telah memberikan biaya yang cukup besar. Untuk
selanjutnya akan dirujuk ke Rumah Sakit dengan menggunakan BPJS/asuransi pemeriksaan laboratorium hepatitis B (pemeriksaan awal sebesar Rp 90.000) dan
pemberian HBIG untuk bayi dari ibu dengan HBsAg (+) sebesar Rp 2.200.000.
lainnya/mandiri.
Kerahasiaan :
Risiko dan Usaha Pengamanan : Catatan mengenai hasil pemeriksaan laboratorium anda akan dirahasiakan,
bahkan bila ada kajian lanjutan dari badan kesehatan pemerintah, anda hanya
Ada risiko sedikit infeksi berkaitan dengan pengambilan darah di lengan anda,
akan dikenal dalam sebuah nomor/kode.
tetapi risiko ini dapat dicegah, karena sebelum pengambilan darah, kulit disekitar
tempat pengambilan darah akan dibersihkan terlebih dahulu dengan Pertanyaan :
Bila ada pertanyaan mengenai deteksi dini ini, anda dapat menghubungi Subdit
menggunakan antiseptik dan menggunakan jarum baru yang steril dan sekali
Hepatitis, Diare & ISP no 021-42870659 atau Subdit AIDS dan IMS 021-
pakai. 42803901
Partisipasi Sukarela :
Anda tidak akan dan tidak dapat dipaksa untuk mengikuti pemeriksaan ini apabila
anda tidak menghendakinya. Keikutsertaan anda dalam pemeriksaan ini berdasar
atas keinginan anda sendiri (bersifat sukarela)
________________________ _____________
Tanda tangan klien Tanggal
_______________________ _______________
Tanda tangan petugas Tanggal