Disampaikan pada :
Pertemuan Koordinasi dalam Peningkatan Pelayanan KIA di Provinsi
GAMBARAN PROGRAM
SKRINING HIPOTIROID
KONGENITAL (SHK)
Analisis Situasi
Prevalensi HK Global =1: 3000; GAKI = 1: 300-900; P: L = 2:1
• Jepang adalah 1:7600
• Singapura 1:3000-3500
• Malaysia 1:3026
• Filipina 1:3460
• HongKong 1:2404
• Korea 1:4300
• Vietnam 1:5502
• India 1:1700 dan Bangladesh 1:2000.
• Taiwan 1 : 1027
Analisis Situasi
• Secara nasional angka kelahiran 5 juta bayi/ tahun,
bila mengikuti kejadian 1:3000 lebih dari 1.600 bayi
dengan Hipotiroid Kongenital (HK)/tahun
terakumulasi tiap tahun
• Sasaran bayi baru lahir di Provinisi Jawa Barat
menurut Pusdatin setiap tahun : 883.114, jika
prevalensi kejadian HK 1:3000, maka diperkirakan
ada 294 bayi dengan HK setiap tahun nya di Jawa
Barat
• Tahun 2017 : dari 1.400 sampel di Jawa Barat,
ditemukan 1 kasus yang positif HK
• Tahun 2018 : dari 1.065 sampel di Jawa Barat,
ditemukan 2 kasus yang positif HK
Latar Belakang SHK
• Anak yang sehat dan cerdas modal dasar dan aset
penting pembangunan bangsa.
• Tidak semua anak dapat tumbuh menjadi sehat dan cerdas
karena berbagai faktor. Salah satu diantaranya terjadi pada
anak yang lahir dengan kelainan Hipotiroid Kongenital
(HK).
• Terlambat diobati pertumbuhan & perkembangan bayi
menjadi terhambat kecacatan
• Skrining Hipotiroid Kongenital deteksi dini bila +
diobati dini tumbuh dan berkembang sesuai potensi
genetik
Menyiapkan Generasi Emas
Untuk Bonus Demografi
Bonus Demografi tahun
2025-2035 —> Ledakan
aset SDM usia
potensial/kerja :
penduduk usia
produktif 70 % dari
total jumlah penduduk
Bonus Demografi
Berkah? >< Bencana?
Di Indonesia dari 5.000.000 bayi baru lahir, untuk setiap 1.000.000 bayi baru lahir
ada 300 bayi dengan HK
COST BENEFIT .
SHK DILAKSANAKAN Vs SHK TIDAK DILAKSANAKAN
SHK memberi manfaat sebanyak 9,38 kali
Potensi kerugian negara 3,1% total PDB ≈ Rp 309 T
DASAR HUKUM SHK
• Amandemen UUD 1945 pasal 28B ayat 2 : setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang…
• Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak,
– Pasal 8 : setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan
jaminan sosial…,
– Pasal 44 : pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak
yang meliputi upaya promotif, preventif kuratif dan rehabilitatif di
fasilitas pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan, agar setiap
anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam
kandungan.
DASAR HUKUM SHK
– pasal 46 : Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib
mengusahakan agar anak yang lahir terhindar dari penyakit yang
mengancam kelangsungan hidup dan/atau menimbulkan kecacatan.
• Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal
131 ayat 1 : Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak
ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang
sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka
kematian bayi dan anak.
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak pasal 16 : Skrining
Bayi Baru Lahir dilakukan thd setiap Bayi Baru Lahir oleh nakes
Permenkes No.25 Tahun 2014
Upaya Kesehatan Anak
Pasal-pasal terkait Skrining Bayi Baru Lahir :
Pasal 7 ayat (1) :
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dilaksanakan melalui :
a. pelayanan kesehatan neonatal esensial;
b. skrining bayi baru lahir; dan
c. pemberian komunikasi, informasi, edukasi kpd ibu dan keluarganya
ayat (2) SBBL sebagaimana dimaksud pd ayat (1) paling sedikit meliputi skrining hipotiroid kongenital.
dst…
Permenkes No. 78 Tahun 2014 tentang Skrining Hipotiroid Kongenital
Pasal 3
Tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah provinsi dalam skrining hipotiroid kongenital meliputi :
d. koordinasi dan advokasi dukungan sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan pembiayaan penyelenggaraan
Skrining Hipotiroid Kongenital skala provinsi dan lintas kabupaten/kota.
Pasal 4
Tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota dalam skrining hipotiroid kongenital meliputi:
f. penyediaan sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan pembiayaan penyelenggaraan Skrining Hipotiroid
Kongenital skala kabupaten/kota, dimulai dari penyediaan kertas saring.
Tujuan Program SHK
Tujuan Umum:
• Seluruh bayi baru lahir di Indonesia mendapatkan pelayanan Skrining
Hipotiroid Kongenital (SHK) sesuai standar
Tujuan Khusus :
• Meningkatnya jumlah tenaga kesehatan yang mampu melaksanakan SHK
• Meningkatnya ketersediaan fasilitas layanan kesehatan pemerintah
maupun swasta yang melaksanakan SHK
• Terdeteksinya kelainan bawaan hipotiroid pada bayi baru lahir
• Terlaksananya pengobatan dini kelainan HK untuk mencegah dampak
kecacatan
• Tersedianya data dan informasi tentang angka kejadian (insiden/prevalens)
dan sebaran hipotiroid kongenital di Indonesia
• Meningkatnya peran serta pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat untuk meningkatkan akses dan cakupan pelayanan SHK
Arah Kebijakan SHK
Kebijakan program SHK
• Meningkatkan akses dan cakupan SHK pada seluruh bayi baru
lahir dalam rangka meningkatkan kualitas hidup anak
• Menjaga kualitas penyelenggaraan SHK baik di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta
• Menjaga agar biaya pemeriksaan SHK tetap cost effective
• Mendorong peran serta masyarakat, pemerintah daerah dan
pemerintah dalam penyelenggaraan SHK.
Arah Kebijakan SHK sejalan dengan
18
Rincian Menu Kegiatan Penggunaan BOK di Puskesmas : Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial
PENGGUNAAN DANA JAMPERSAL
• Rujukan (pergi dan pulang) ibu hamil/bersalin ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang mempunyai kompetensi pertolongan persalinan meliputi :
1) Rujukan ibu hamil/bersalin normal dari rumah ibu hamil ke fasilitas
pelayanan kesehatan primer baik melalui rumah tunggu kelahiran dan
atau langsung ke fasilitas pelayanan kesehatan primer.
• 2) Rujukan ibu hamil/bersalin risiko tinggi:
a) Rujukan dari rumah ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan
rujukan sekunder/tersier atau dari fasilitas pelayanan kesehatan
primer ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan sekunder/tersier
baik melalui rumah tunggu kelahiran dan atau langsung ke fasilitas
pelayanan kesehatan rujukan sekunder/tersier.
b) Rujukan untuk pelayanan perawatan kehamilan ke fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan sekunder/tertier atas indikasi medis
PENGGUNAAN DANA JAMPERSAL
• Sewa dan Operasional Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) termasuk makan
dan minum bagi pasien, keluarga pendamping dan petugas
kesehatan/kader.
• Pertolongan persalinan, perawatan kehamilan risiko tinggi atas indikasi
(bila diperlukan) di fasilitas pelayanan kesehatan yang kompeten dengan
fasilitas sama dengan peserta JKN/KIS penerima bantuan iuran (PBI) kelas
III berupa biaya jasa pertolongan persalinan, perawatan kehamilan risiko
tinggi, pelayanan KB paska persalinan dengan kontrasepsi disediakan
BKKBN termasuk perawatan bayi baru lahir dan skrining hipotiroid
kongenital Bayi Baru Lahir (BBL). Pembiayaan
PEMANFAATAN DANA JAMPERSAL UNTUK SHK
RS Pengambil Sampel
RSUD Al Ihsan Pemprov Jabar
RSUD Cibabat Pemkot Cimahi
RSUD Kota Bandung Pemkot Bandung
RSKIA Kota Bandung Pemkot Bandung
RSUD Soreang Pemkab Bandung
RSUD Majalaya Pemkab Bandung
RSUD Cicalengka Pemkab Bandung
RSUD Cililin Pemkab Bandung Barat
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (Sharing)
Hasil dan Permasalahan
Hasiil :
Hasil yang positif sebanyak 1 (satu) sampel dari
RSUD Cililin Pemkab Bandung Barat dan sudah di
tindaklanjut dengan intervensi dalam batas
pemantauan tumbuh kembang
Permasalahan :
• Cakupan yang masih rendah
• Pelacakan hasil yang positif
Pelaksanaan Program di Jawa Barat
tahun 2018
Dasar Hukum
DIPA APBN Satker Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (03) TA 2017 Program Pembinaan
Kesehatan Masyarakat 5832.001.051J Pemeriksaan Skrining Hipotiroid Kongenital sebanyak
1.425 sampel
Perjanjian Kerjasama antara Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung tentang Rujukan Pemeriksaan SHK No. 440/133-Kesmas,
No.HK.03.01/X.IV.1.3/1488/2818
RS Pengambil Sampel
RSUD Kota Bandung Pemkot Bandung
RSUD Soreang Pemkab Bandung
RSUD Majalaya Pemkab Bandung
RSUD Cicalengka Pemkab Bandung
RSUD Cililin Pemkab Bandung Barat
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (sharing)