Anda di halaman 1dari 9

HIV dan AIDS

Infeksi HIV/AIDS dapat terjadi pada seluruh stadium, yaitu :


• Serokonversi : infeksi dengan HIV, mulai terbentuknya antibody HIV.
• Asimptomatik : tidak terdapat tanda dan gejala HIV, belum terdapat supresi sistem imun
• Simptomatik : terdapat tanda dan gejala infeksi HIV, sudah terdapat supresi sistem imun.
• AIDS : terdapat infeksi opportunistik, stadium end-stage.
Stadium HIV
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4
• Tidak ada gejala • Penurunan berat badan • Penurunan BB > 10% dari BB • Wasting HIV
• Limfadenopati < 10% dari BB sebelumnya. • Pneumonia pneucystis
generalisata sebelumnya. • Diare kronis tanpa sebab jelas jirovecii
>1 bulan. • Kandidiasis esofageal,
• Infeksi saluran nafas
• Demam intermitten atau trakea dapat sampai
berulang.
menetap selama >1 bulan. paru.
• Herpes zoster. • Candidiasis mulut • TB ekstraparu
• Ulkus mulut berulang • Oral hairy leukoplakia • Sarkoma Kaposi
• Dermatitis seborrhoik • TB paru • Toxoplasmosis
• Infeksi bakteri parah • Kriptokokosis
(meningitis, empyema, • Limfoma serebral atau
bakteremia) non Hodgkin
• Anemia (<8), neutropenia • Diare/demam kronik
(<500) dan trombositopenia
(<50.000)
Pneumocystis jirovecii

Cryptococcus Neoformans
Dengan tinta china
Tuberkuloma dan Toxoplasmosis Cerebri
Pelayanan HIV dan AIDS
VCT PPCT PITC CST
• Adalah tes individu Merupakan pelayanan Merupakan layanan Merupakan layanan
dengan sukarela untuk yang dikhususkan pemeriksaan darah untuk terkait dengan pemberian
mengetahui status HIV terhadap orangtua yang mengetahui status HIV dukungan kepada orang
seseorang. terinfeksi HIV. Setiap seseorang berdasarkan yang telah berstatus HIV.
• Tes ini pemeriksaan orangtua, terutama ibu pada inisiatif atau Pelayanan ini akan terjadi
laboratorium secara hamil, yang berstatus HIV rekomendasi dari petugas setelah seseorang melalui
sukarela yang harus positif, menjadi perhatian kesehatan dan pasien proses tes darah atau
disertai konseling. dari pelayanan ini menerima saran tersebut. ketika seseorang yang
telah menerima status
Prevention parent child HIV.
Deteksi Serologis HIV
• Contoh : Rapid Test, ELISA, Western Blot
• Pilihan utama (rekomendasi WHO) untuk screening =
Rapid Test
Deteksi Virologis
• Deteksi viral replication rate, contoh : PCR.
• Bisa dipakai untuk screening bayi baru lahir.
CD4 : Wajib diperiksa jika + HIV

TEST ANTIBODI HIV


• 3 strategi (3 pemeriksaan).
• Didahului dengan konseling pra-tes dan informasi.
• Ketiga tes tersebut dapat menggunakan reagen tes
cepat (rapid test) atau ELISA.
• Pemeriksaan pertama (A1) harus menggunakan tes
dengan sensivitias tinggi (>99%).
• Pemeriksaan selanjutnya (A2 dan A3) menggunakan
tes dengan spesifisitas tinggi (>99%).
INTERPRETASI HASIL TINDAK LANJUT

• Hasil A1 reaktif, A2 Positif Rujuk ke pengobatan HIV


reaktif, A3 reaktif
• Bila hasil A1 non reaktif Negatif • Bila hasil (-) dan beresiko cek lagi minimal 3, 6 dan 12
• Bila hasil A1 reaktif tapi bulan dari pemeriksaan pertama.
pada pengulangan A1 • Bila hasil negatif dan tidak beresiko dianjurkan
dan A2 non reaktif. perilaku sehat.
• Bila salah satu reaktif
tapi tidak berisiko
• Bila dua hasil reaktif Indeterminate • Tes perlu diulang 2 minggu dari pemeriksaan
• Bila hanya 1 tes reaktif pertama.
tapi beresiko atau • Bila hasil tetap indeterminate, lanjut PCR
pasangan beresiko • Bila tidak ada akses PCR  rapid tes diulang 3, 6, 12
bulan dari pemeriksaan pertama.
Indikasi Terapi ARV
• Semua pasien dengan stadium 3 dan 4, berapapun jumlah CD4.
• Semua pasien dengan CD4 <350 sel/ml, apapun stadium klinisnya.
• Semua pasien dibawah ini apapun stadium klinisnya dan berapapun jumlah CD4:
• Semua pasien ko-infeksi TB (kotak merah)
• Semua pasien ko-infeksi Hepatitis B Virus (HBV)
• Semua ibu hamil
• ODHA yang memiliki pasangan dengan status HIV negatif
• Populasi kunci (penasun, waria, LSL, WPS)
• Semua anak < 5 tahun tanpa melihat stadium klinis WHO dan berapapun jumlah CD4+

• OAT mulai duluan  lanjut ARV setelah 2-8 minggu minum OAT
• CD4 < 50 sel/mm3  ARV mulai 2 minggu pasca OAT
• Meningitis kriptokokus  ARV dimulai setelah 5 minggu pengobatan kriptokokus
Anjuran Tatalaksana HIV Pada Dewasa
(>5 tahun, ibu hamil dan menyusui, ODHA ko-infeksi hepatitis B, dan ODHA dengan TB)
ARV Lini Pertama untuk Dewasa
Paduan pilihan TDFa + 3TC (atau FTC) + EFV dalam bentuk KDTc
Paduan alternatif AZTb + 3TC + EFV (atau NVP)
TDFa + 3TC (atau FTC) + NVP

a. Jangan memulai TDF jika creatine clearance test (CCT) hitung <50 mL/menit, atau pada kasus diabetes lama,
hipertensi tak terkontrol, dan gagal ginjal.
b. Jangan memulai dengan AZT jika Hb <10 g/dL sebelum terapi.
c. Kombinasi 3 dosis tetap (KDT) yang tersedia: TDF + 3TC + EFV (300 mg/150 mg/600 mg).
2 NRTI 1 NNRTI
(Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor) (Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor)

• AZT : Zidovudine (100 mg) • EFV : Efavirenz (200 mg dan 600 mg)
• 3TC : Lamivudine (150 mg) • NVP : nevirapine (200 mg)
• TDF : Tenofovir (300 mg)
• FTC : Emtricitabine 1st : TeLEk
Tenofovir, Lamivudin, Efaviren
Efek Samping ARV
ARV EFEK SAMPING ARV EFEK SAMPING
Tenofovir Disfungsi tubulus renal, Sindrom Lamivudin Neuropati perifer (jarang)
Fanconi, Penurunan densitas Lipoatrofi atau lipodistrofi
tulang, Asidosis Asidosis laktat
laktat,Hepatomegali dengan Hepatomegali dengan
steatosis, Eksaserbasi hepatitis B steatosis
Zidovudin Anemia, Neutropenia berat, Nevirapin Hepatotoksik
Miopati, Lipoatrofi atau Hipersensitivitas obat
lipodistrofi, Intoleransi saluran
cerna, Asidosis laktat,
Hepatomegali dengan steatosis
Efaviren Toksisitas SSP, Hepatotoksik, Stavudin, Neuropati perifer
Kejang, Hipersensitvitas, Didanosin
Ginekomastia

Anda mungkin juga menyukai