Nia Kurniati
Pemberian ARV
Memperbaiki
Diagnosis kesintasan
dan kualitas
hidup
Tata laksana HIV anak secara komprehensif
Drugs currently
under
Entry Inhibitors development
Protease inhibitors
AZT 3TC PI
ABC
TDF LPV/r
Menghitung dosis ARV yang benar pada anak
• Perubahan pada pertumbuhan dan metabolisme = dosis obat harus
dihitung kembali secara berkala
• Bayi dan catch-up growth setelah mulai terapi naikkan dosis sesuai
berat badan
• Anak lebih besar (> 5 tahun) bisa diajari menelan pil
• Bayi baru lahir dan bayi prematur perlu penyesuaian dosis obat
karena fungsi ginjal dan hati yang imatur
Paduan terapi ARV lini pertama pada remaja
• Pemilihan paduan terapi ARV pada remaja berperan penting untuk
membina kepatuhan terapi.
• Penggunaan paduan terapi ARV dalam bentuk kombinasi dosis tetap
yang diberikan satu kali sehari diharapkan dapat menurunkan
resistensi dan loss to follow up.
• WHO tahun 2013: TDF+3TC(atau FTC)+EFV.
• Efavirenz dengan dosis standar memiliki efek samping pada sistem
saraf pusat yang dapat menurunkan kualitas hidup serta kepatuhan
terapi
Paduan terapi ARV lini pertama pada anak
berusia kurang dari 3 tahun
• Patogenesis infeksi HIV perinatal sangat berbeda dengan patogenesis
infeksi pada dewasa
• progresivitas yang lebih cepat
• Viral load set-point pada bayi yang terinfeksi perinatal berkali lipat
lebih tinggi dibandingkan dengan dewasa
• Optimalisasi terapi ARV pada anak <3 tahun memiliki peran penting
untuk mencapai kontrol replikasi virus yang efektif, sehingga tumbuh
kembang yang optimal dapat tercapai
Rekomendasi Terapi ARV Lini Pertama
Paduan terapi ARV lini pertama pada remaja
Paduan pilihan TDF+3TC (atau FTC)+EFV
Paduan alternatif TDF +3TC (atau FTC)+EFV400
AZT+3TC+EFV
AZT+3TC+NVP
AZT+3TC+EFV400
TDF+3TC (atau FTC)+NVP
Paduan terapi ARV lini pertama pada anak berusia 3-10 tahun
Paduan pilihan AZT+3TC+EFV
Paduan alternatif ABC+3TC+NVP
ABC+3TC+EFV
AZT+3TC+NVP
TDF+3TC (atau FTC)+EFV
TDF+3TC (atau FTC)+NVP
Paduan terapi ARV lini pertama pada anak berusia <3 tahun
Saat ini belum tersedia
Paduan pilihan (ABC atau AZT)+3TC+LPV/r sediaan sirup, ada
Padiuan alternatif (ABC atau AZT)+3TC+NVP sediaan tablet anak
Dosis Obat
Bisa menggunakan alat bantu: tabel, dosing wheel, aplikasi, website
Contoh:
Profilaksis kotrimoksazol
• Kotrimokzasol : trimethropim + sulfametokzasol
• Memiliki aktivitas antimikroba berspektrum luas terhadap bakteri,
jamur, dan protozoa.
• Tujuan utama pemberian profilasis kotrimoksazol pada anak terinfeksi
HIV: mencegah infeksi oportunistik yang disebabkan oleh
Pneumocystis jirovecii dan Toxoplasma gondii
Rekomendasi
Profilaksis kotrimoksazol direkomendasikan pada anak terinfeksi HIV:
• usia >5 tahun: CD4 <200 sel/mm3 atau <15%
• usia 1-5 tahun: CD4 <500 sel/mm3 atau <15%
• usia <12 bulan tanpa melihat jumlah maupun persentase CD4
sangat direkomendasikan, kualitas bukti tinggi
Profilaksis kotrimoksazol dipertimbangkan untuk dihentikan setelah
mendapat terapi ARV selama 6 bulan pada anak terinfeksi HIV:
• usia ≥5 tahun: CD4 ≥200 sel/mm3 atau CD4 ≥15%
• usia 1 - <5 tahun: CD4 ≥15% atau CD4 ≥500 sel/mm3
rekomendasi sedang, kualitas bukti sedang
Pengobatan profilaksis INH (PP INH)
• Isoniazid (INH): regimen terpilih pencegahan tuberkulosis pada
individu yang belum pernah terinfeksi TB.
• Dapat mencegah progresivitas TB laten menjadi TB aktif
• Penggunaan INH sebagai pencegahan TB pada anak:
Direkomendasikan WHO untuk anak terinfeksi HIV dengan gejala
sugestif TB (gagal tumbuh, demam atau batuk lama, riwayat kontak
TB) yang setelah dilakukan evaluasi tidak didapatkan TB aktif
mencegah progresivitas TB laten dan pada akhirnya menurunkan
mortalitas dan morbiditas
Algoritma skrining TB
dan profilaksis INH pada
anak terinfeksi HIV
Alur diagnosis
TB pada anak
Tata laksana tuberkulosis pada anak terinfeksi
HIV
• Fase intensif: isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol (2
bulan)
• Fase lanjutan: isoniazid dan rifampisin (4 bulan)
• Anak terinfeksi HIV dengan TB ekstra-paru, durasi terapi 12 bulan
• Terapi TB pada anak terinfeksi HIV harus segera dimulai setelah
diagnosis ditegakkan baik pada anak yang sudah dalam terapi ARV,
maupun yang belum memulai terapi ARV
• Terapi ARV pada anak terinfeksi HIV yang belum memulai terapi
dapat dipertimbangkan setelah 2-8 minggu OAT diberikan
Tatalaksana jangka panjang HIV pada anak
Aspek apa saja yang perlu dipantau?
Aspek klinis
https://aidsinfo.nih.gov/guidelines/html/2/pediatric-arv-
guidelines/438/recognizing-and-managing-antiretroviral-
treatment-failure
Treatment Failure
KEGAGALAN DEFINISI
KLINIS Timbulnya gejala klinis baru atau berulang yang
menunjukkan adanya imunodefisiensi lanjut atau berat
(stadium klinis WHO 3 dan 4 dengan pengecualian pada
TBC) setelah 6 bulan pengobatan efektif
WHO, 2013
DD/ Respons Imunologik yang buruk meski terjadi
supresi Virologik dan Respons klinis yang baik
https://aidsinfo.nih.gov/guidelines/html/2/pediatric-arv-
guidelines/438/recognizing-and-managing-antiretroviral-
treatment-failure
DD/ Respons Klinis Buruk meski Respons Virologik
dan Imunologik Adekuat
• IRIS
• Infeksi yang sudah ada sebelumnya namun tidak diketahui (misalnya
TB, keganasan)
• Malnutrisi
• Manifestasi klinis dari kerusakan organ sebelumnya: otak (cth: stroke,
vaskulopati), paru (cth: bronchiectasis)
• Kejadian klinis baru akibat kondisi bukan terkait HIV
• Kejadian klinis terkait HIV yang baru namun tidak bisa dijelaskan
(kegagalan terapi)
https://aidsinfo.nih.gov/guidelines/html/2/pediatric-arv-
guidelines/438/recognizing-and-managing-antiretroviral-
treatment-failure
DIAGNOSIS
Tata laksana
Masalah Tata laksana
Non- • Wawancara anak dan pengasuh
adherence • Kaji catatan farmasi
• Observasi pemberian obat
• Lakukan penilaian psikososial
Masalah • Hitung ulang dosis pengobatan individu
farmakokinetik menggunakan berat atau luas permukaan tubuh
dan dosis • Identifikasi obat yang diberikan bersamaan baik
berupa resep, obat dibeli bebas, dan obat
rekreasional; nilai interaksi obat
• Pertimbangkan pemeriksaan kadar obat ARV
spesifik
Resistensi obat Lakukan tes resistensi
ARV
https://aidsinfo.nih.gov/guidelines/html/2/pediatric-arv-guidelines/438/recognizing-and-
managing-antiretroviral-treatment-failure
WHO 2016 Guidelines: ART Lini 2
Anak dan Remaja
Failing first-line Preferred second-line Alternative second-line
Population
regimen regimen regimens
2 NRTIs + EFV (or NVP)
Adolescents 2 NRTIsb + ATV/r or LPV/r 2 NRTIsb + DRV/rc
2 NRTIs + DTG
Maintain the failing LPV/r-based
2 NRTIs + LPV/r 2 NRTIs + RAL regimen and switch to 2 NRTIs + EFV
<3 years at 3 years of age
Children 2 NRTIs + NVP 2 NRTIsb + LPV/r 2 NRTIsb + RALd
a 2 NRTIsb + EFV 2 NRTIsb + RALd
3 to <10 2 NRTIs + LPV/r
years 2 NRTIs + EFV (or NVP) 2 NRTIsb + LPV/r 2 NRTIsb + ATV/rd
0-49% adherence
FOLLOW UP
Disclosure
Monitoring
TERIMA KASIH