Lintang Bawono
SMF Bedah RSUD dr. TC Hillers
Maumere
Definisi
Yunani : traumatos wound
Trauma : perlukaan (injury) jaringan tubuh
karena efek langsung energi dari luar
Energi mekanik, elektrik, thermal,
radiasi
Trauma 1. Mekanisme
2. Biomekanik
3. Jenis
Laporan dari 3 RS pendidikan: UGD
RSCM Jakarta, UGD RSUD dr. Soetomo
Surabaya, UGD RSHS Bandung pasien
dg probability of survival 80% mortalitas
1.” Pemetaan” profesi bedah yg sempit
penanganan tidak holistik
2. Belum adanya sistem pelayanan pra
rumah sakit
3. Tidak adanya tim trauma
UGD RSU Sanglah Denpasar 2010
pasien 13.149, angka kematian 1,56%
(205)
UGD RSHS Bandung, Jan-Juli 2011
pasien 3.234, angka kematian 3,4% (109)
Data korban trauma kecelakaan lalu lintas
di 4 kota besar (Jakarta, Surabaya,
Bandung, dan Denpasar) :
1. Angka kematian di jalan raya 18,2% -
29,0%
2. Angka kematian di RS 1,56% - 3,4%
Skema Alur dan Rujukan Pengelolaan Pasien Trauma
Ambulance
1
118
Intra RS
TRAUMA DEATHS
50%
Laceration
Brain
Brainstem
Aorta
Cord 30%
Deaths Heart EDH
SDH
Hemopnueothorax
Pelvic fractures
Long bone 10%-20%
fractures Sepsis
Abdominal injuries MOF
1 2 3 4
Kedatangan di tempat
Terjadinya trauma Kedatangan di UGD
kejadian
(Injury Occurrence) (Scene Arrival) (ED Arrival)
Multiple Casualties
◦ Jumlah penderita dan beratnya trauma tidak
melampaui kemampuan rumah sakit.
◦ Penderita dengan masalah yang mengancam jiwa dan
multi trauma akan mendapatkan prioritas penanganan
lebih dahulu.
Mass Casualties
◦ Jumlah penderita dan beratnya trauma melampaui
kemampuan rumah sakit.
◦ Penderita dengan kemungkinan survival yang terbesar
dan membutuhkan waktu, perlengkapan dan tenaga
yang paling sedikit akan mendapatkan prioritas
penanganan lebih dahulu
3. Primary Survey
Airway
Breathing
Circulation
Disability
Exposure/Environmental Control
Airway dengan kontrol servikal
Penilaian (Look-Listen-Feel)
Mengenal patensi airway ( inspeksi, auskultasi, palpasi)
Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi
Pengelolaan
Lakukan chin lift dan atau jaw thrust dengan kontrol
servikal in-line immobilisasi
Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning
dengan alat yang rigid
Pasang pipa nasofaringeal atau orofaringeal
Pasang airway definitif sesuai indikasi
Fiksasi leher
Evaluasi
Indikasi airway definitif
Kebutuhan untuk perlindungan Kebutuhan untuk ventilasi
airway
Tidak sadar Apnea
• Paralisis neuromuskuler
• Tidak sadar
Fraktur maksilofasial Usaha nafas yang tidak adekuat
• Takipnea
• Hipoksia
• Hiperkarbia
• Sianosis
Bahaya aspirasi Cedera kepala tertutup berat yang
• Perdarahan membutuhkan hiperventilasi singkat,
• Muntah - muntah bila terjadi penurunan keadaan neurologis
Bahaya sumbatan
• Hematoma leher
• Cedera laring, trakea
• Stridor
Breathing dengan Oksigenasi- Ventilasi
Penilaian (Look-Listen-Feel)
Buka leher dan dada penderita
Tentukan laju dan dalamnya pernapasan
Deviasi trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian
otot-otot tambahan dan tanda-tanda cedera lainnya.
Auskultasi thoraks bilateral
Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor
Pengelolaan
Pemberian oksigen konsentrasi tinggi ( nonrebreather mask
11-12 liter/menit)
Ventilasi dengan Bag Valve Mask
Menghilangkan tension pneumothorax
Menutup open pneumothorax
Memasang pulse oxymeter
Evaluasi
Circulation dengan kontrol perdarahan
Penilaian (Look-Listen-Feel)
Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal
Mengetahui sumber perdarahan internal
Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis
Periksa nadi : kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus
Periksa tekanan darah
Pengelolaan
Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal
Kenali perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah serta
konsultasi pada ahli bedah
Pasang kateter IV 2 jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel
Beri cairan kristaloid yang sudah dihangatkan dengan tetesan cepat.
Evaluasi
Disability : neurological evaluation
Tentukan tingkat kesadaran dengan AVPU/GCS
Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, reflek cahaya
dan awasi tanda-tanda lateralisasi
A : Alert
V : responds to Vocal stimuli
P : responds to Painful stimuli
U : Unresponsive to all stimuli
Glasgow Coma Score (GCS)
Breathing
◦ Supply O2
◦ Ventilate alveoli
Circulation
• Pasang IV line ukuran besar (bila
diperlukan 2 jalur)
• Sampel darah untuk pemeriksaan: DR,
analisis kimia, gol. darah, cross match
• Initial fluid : kristaloid (RL, NaCl 0,9%)
• Dewasa : 1000 – 2000 cc
• Anak : 20 cc/kgBB
• Hentikan perdarahan eksternal
Pasang kateter
◦ Urinary
DRE (prostat melayang, darah)
Periksa tanda-tanda trauma uretra (hematom
perineal, meatal bleeding)
◦ Gastric
Oral v.s. nasal
NGT intrakranial
Evaluasi resusitasi cairan
Nilai respon
Nilai perfusi organ ( nadi, warna kulit, kesadaran
dan produksi urin ) serta awasi tanda-tanda
syok
Rapid response
Transient response
No response
Klasifikasi kelas perdarahan
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
(mm Hg)
Frekuensi 14-20 20-30 30-40 >35
Pernafasan
Produksi Urin >30 20-30 5-15 Tidak berarti
(mL/jam)
CNS/ Status Sedikit cemas Agak cemas Cemas, Bingung,lesu
(Hukum 3:1)
Penilaian dan pengelolaan syok
ETIOLOGI PENILAIAN PENGELOLAAN