DAN
EFEKTIFITAS TERAPI ARV
‘Viral Load’
Bulan Tahun
a. Kapan memulai ART dan paduan obat ARV apa yang diberikan, ini disebut
START dan re-START
b. Bila terjadi efek samping akibat obat ARV, kapan dan dengan obat ARV apa
sebagai penggantinya, ini yang disebut SUBSTITUSI
c. Kapan dan bagaimana cara menghentikan pengobatan ARV, ini yang disebut
STOP
d. Jika terjadi kegagalan pengobatan, kapan dan dengan paduan obat ARV apa
sebagai penggantinya, ini yang disebut SWICH
Penyebab kegagalan ART
Gagal jumlah CD4 d Jumlah CD4 ↓ ke jumlah sebelum terapi (atau <<) atau
Pe ↓ an 50% dari nilai puncak dgn terapi (jika tahu) atau
Jumlah CD4 persisten < 100 sel/mm3 e
a. Kejadian ini harus dibedakan dengan immune reconstitution inflammatory syndrome (IRIS)
b. Keadaan tertentu stad 3 WHO (mis. TB paru, infeksi bakteri yg berat), bukan merupakan indikasi gagal terapi, sehingga tdk perlu terapi
dgn lini ke-2;
c. Beberapa keadaan stad 4 WHO ( EPTB: limfadenitis TB, peny. TB pleura yg tdk berpenyulit, kandidiasis esofagus, pneumoni bakteri
rekurens) bukan merupakan indikasi gagal terapi, sehingga tdk perlu terapi dgn lini ke-2;
d. Tanpa infeksi yg terjadi bersamaan yg menyebabkan pe ↓ an jumlah CD4.
e. Beberapa pakar mengatakan bahwa mungkin lebih sesuai jika jumlah CD4 yg persisten <50/mm3 setelah 12 bulan dgn ART.
f. Jumlah VL yg optimal yang mengharuskan switch ART tdk diketahui. Tetapi, jumlah > 10.000 copies/ml berkaitan dengan progresi klinis dan
dapat dinilai akan menurunkan jumlah CD4.
8
Kombinasi ARV yang tidak dianjurkan
d4T + AZT – ke-2 obat bekerja melalui jalur metabolik yang sama [A-II]
d4T + ddI a - Obat2 tsb memiliki toksisitas yg saling tumpang tindih [A-II]
TDF + 3TC + ABC b − rejimen ini menimbulkan mutasi K65R dan insidens tinggi akan gagal virologis yang awal [A-III]
TDF + 3TC + ddI c – rejimen ini menimbulkan mutasi K65R dan insidens tinggi akan gagal virologis yang awal [A-III]
TDF + ddI + NNRTI d - rejimen ini berkaitan dengan insidens tinggi akan gagal virologis yang awal [A-III]
a. Didanosine (ddI) adalah adenosine analogue NRTI yang biasanya dicadangkan utk rejimen lini ke-2
b. Data dari penelitian klinis pd dewasa dari kombinasi TDF + ABC + 3TC menunjukkan tingginya kegagalan virologis dan rsistensi terhadap obat. Berdasarkan keadaan tsb. Dan
kurangnya data klinis, tulang punggung NRTI ini jangan digunakan untuk pengobatan pasien naïve. Laporan lain mengatakan bahwa ABC dan TDF menimbulkan mutasi K65R, yang
menurunkan kerentanan terhadap ke-2 obat.
c. Penelitian percobaan menghasilkan insidens tinggi akan mutasi K65R dan gagal virologis (insert ref 117 from 2006 DHHS guidelines)
d. Penggunaan TDF + ddI dgn boosted PI dapat dipertimbangkan dgn hati2 dan monitoring ketat sampai ada lebih banyak data [B-IV]. Dosis ddI harus disesuaikan dgn berat badan jika
digunakan bersama dgn TDF utk mengurangi risiko toksisitas
Fast Track – TOP
90 -90-90
Pada tahun 2030
1. Tidak ada kasus infeksi baru
2. Tidak ada kasus kematian karena AIDS
3. Tidak ada diskriminasi
Catatan penting : disetiap proses TOP harus selalu tersedia layanan dukungan dan
konseling
Pemenuhan 90-90-90
• Setiap layanan kesehatan mampu mendeteksi secara dini kasus HIV baru
• Mempunyai link dan sistem rujukan sesuai kebutuhan
• Menjalankan pemantauan Adherence secara terus menerus untuk tercapainya
HAART
• Mengurangi angka resistensi
TOP tanpa melupakan panduan pra ART
Anamnesa Pasien secara lengkap
Lakukan pemeriksaan Lab. Darah rutin , fungsi hati dan fungsi ginjal
1. TDF 300mg
2. Truvada (TDF+FTC)
3. Aluvia (LPV/r) dewasa
4. Aluvia pediatric
5. Abacavir
22
TERIMA KASIH