Anda di halaman 1dari 51

PENATALAKSANAAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN HIV/AIDS


KELOMPOK 1
KELAS AJ2 / B22
Kelompok 1
Muhamad Sabri 131911123006   Sisilia 131911123046
Margaretha
Rani Putri Haji S. 131911123009   Indri Lestari 131911123049

Arlesiane Bida N. 131911123012   Tri Restyanggi P. 131911123052

Nurhayati Hamid 131911123020   Candra Pratiwi 131911123063

Maria Herlinda K. 131911123023   Intan Faizatun N. 131911123075

Jufridus Hendrikus B. 131911123031   Cawis Dwitami 131911123066

Ni’ma Safrotul M 131911123034   Dian Fitriana 131911123080


Konsep HIV/AIDS
Pengertian

 Infeksi HIV adalah infeksi Human Immunodeficiency Virus yang secara


progresif menghancurkan sel-sel darah putih, berakibat pada kerusakan
sistem kekebalan tubuh secara progresif (Bararah dan jauhar, 2013).

 Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu


kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari
infeksi HIV (Sylvia dan Lorraine, 2012).
Etiologi
 Disebabkan oleh retro virus HIV tipe 1 atau HIV tipe 2

Envelop :
• gp 120
• gp41
Enzym :
• Reverse transcriptase
• Integrase
• Protease
Inti :
• P17 (matrix)
• P24 (kapsid)
• P7/P9 (nucleocapsid)
Cara Penularan
HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu :
a. Hubungan seksual dengan penderita HIV AIDS
b. Penularan dari ibu ke bayinya  bisa terjadi pada saat
kehamilan (in utero), selama proses persalinan, menyusui
c. Darah dan produk darah yang terinfeksi HIV/AIDS
d. Pemakaian alat kesehatan yang tidak streril
e. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
Clinical staging of HIV - WHO

WHO 1
WHO 2

WHO 3

WHO 4
Patofisiologi
Ada tiga tahap yang dikenali yang mencerminkan
dinamika interaksi antara virus dan penjamu. (1) fase
akut pada tahap awal; (2) fase kronis pada tahap
menengah; dan (3) fase kritis pada tahap akhir.
HIV disease progression – clinical latency
WOC
Infeksi Oportunistik
•Pneumonia pneumocytis carini. Gejala: napas pendek, sesak napas (dispneu), batuk-batuk,
nyeri dada dan demam akan menyertai berbagai infeksi oportunistik seperti yang disebabkan
Respiratori oleh mycobacterium avium intracelulare (MAI), sitomegalovirus (CMV) dan legionella.

•Kandidiasis oral, serta kandidiasis esofagus, hilangnya selera makan, mual, muntah, vomitus,
Gastrointesti dan diare kronis.
nal

•Sarkoma kaposi yaitu kelainan malignasi yang berkaitan dengan HIV yang paling sering
ditemukan merupakan penyakit yang melibatkan lapisan endotel pembuluh darah dan limfe.
Kanker

•HIV ditemukan dengan jumlah yang besar dalam otak maupun cairan serebrospinal pasien-
Neurologik
pasien ADC (AIDS dementia complex).

• Herpes zoster dan herpes simplex akan disertai dengan pembentukan vesikel yang merusak
Integumen
integritas kulit.
Penatalaksanaan
Terapi ARV untuk infeksi HIV
Jenis Obat ARV:
NRTI (Nucleoside reverse transcriptase inhibitor)
Obat-obat untuk infeksi yang
a) Zidovudine (AZT/ZDV) 300 mg
berhubungan dengan infeksi HIV b) Lamivudine (3TC) 150 mg
c) Tenovofir (TDF) 300 mg
Penatalaksanaan diare kronik NNRTI (Non-Nucleoside reverse transcriptase inhibitor)
a) Nevirapine (NVP) 200 mg
b) Efavirenz (EFV) 600 mg
Penanganan keganasan c) Rilpivirine (RPV) 1 x 25 mg
PI (Protease Inhibitor)  Aluvia: Lopinavir / Ritonavir
(LPV/r) 250 mg
Terapi nutrisi
Penatalaksanaan HIV AIDS pada Anak
Penilaian dan tata laksana pada anak setelah diagnosis infeksi HIV ditegakkan:
o Kaji status nutrisi dan pertumbuhan dan kebutuhan intervensinya
o Pemberian vitamin A berkala
o Kaji status imunisasi
o Kaji tanda dan gejala infeksi oportunistik dan pajanan TB. Bila dicurigai terdapat
infeksi oportunistik (IO), lakuka diagnosis dan pengobatan IO sebelum ARV
o Lakukan penilaian stadium penyakit HIV menggunakan kriteria klinik menurut WHO
o Pastikan anak mendapat kotrimokazol
o Identifikasi pemberian obat lain yang diberikan bersamaan, yang
mungkinmempunyai interaksi obat dengan ARV
o Lakukan penilaian status imunologis (stadium menurut WHO): periksa presentase
CD4 (pada anak <5 tahun) dan nilai absolut CD4 (pada anak ≥ 5 tahun). Nilai CD4
dan presentasenya memerlukan pemeriksaan darah tepi lengkap.
o Kaji apakah anak sudah memenuhi kriteria pemberian ARV
o Kaji situasi keluarga termasuk jumlah orang yang terkena atau beresiko terinfeksi
HIV dan situasi kesehatannya : identifikasi pengasuh, pemahaman keluarga tentang
HIV, kaji status ekonomi
Kriteria Pemberian ARV
Penetapan Kriteria Klinis Penetapan Kelas Imunodefisiensi
Klasifikasi WHO berdasarkan penyakit yang Klasifikasi WHO tentang imunodefisiensi HIV menggunakan CD4
secara klinis berhubungan dengan HIV Nilai CD4 menurut umur
<11 bulan 12-35 36-59 >5 tahun
Imunodefisiensi
Klinis Stadium klinis WHO (%) bulan bulan (sel/mm3)
Asimtomatik (%) (%)
1
Ringan Tidak ada >35 >30 >25 >500
2
Ringan 30-35 25-30 20-25 350-499
Sedang 3 Sedang 25-30 20-25 15-20 200-349
Berat 4 Besar <25 <20 <15 <200 atau 15%

Indikasi terapi ARV menggunakan


kombinasi kriteria klinis dan imunologis
Umur Kriteria Klinis Kriteria Imunologis Terapi
<5 tahun Terapi ARV tanpa kecuali
>5 tahun Stadium 3 dan   Terapi ARV
4
  Stadium 2 <25% pada anak Jangan diobati bila tidak ada
24-59 bulan pemeriksaan CD4
  Stadium 1 <350 sel/mm3 pada Obati bila CD4 < nilai menurut umur
anak <5 tahun
Next…
Pemantauan anak terinfeksi HIV yang belum mendapat ARV (Umur >5 tahun).
Pemantauan dilakukan secara teratur untuk :
Memantau tumbuh kembang dan memberi layanan rutin lainnya (termasuk imunisasi)

Mendeteksi dini kasus yang memerlukan ARV

Menangani penyakit terkait HIV atau sakit lainyang bersamaan

Memastikan kepatuhan berobat pasien, khusus profilaksis kotrimoksazol

Memantau hasil pengobatan dan efek samping

Konseling
Dukungan Nutrisi
Syarat diet untuk stadium 1 dan 2 Syarat diet untuk stadium 3 dan 4

• Mengkonsumsi protein dari sumber hewani dan • Dietnya hampir sama dengan stadium 1 san 2
nabati seperti daging, telur, ayam, ikan, kacang- • Ditambah dengan memberikan makanan diberikan
kacangan dan produk olahannya dalam porsi kecil tapi sering dan jika muncul
• Banyak makan sayur dan buah – buahan yang masalah diare maka dianjurkan untuk diit rendah
berwarna secara teratur serat, makanan lunak / cair, rendah laktosa, dan
• Minum susu rendah lemak
• Menghindari makanan yang diawetkan dan makanan • Dianjurkan minum susu, namun susu yang rendah
yang beragi (tape,brem) lemak dan sudah dipasteurisasi
• Menghindari makanan yang merangsang alat • Dapat ditambahkan vitamin berupa suplemen, tapu
penciuman (untuk mencegah mual) pemberian dosis besar (megadosis) harus dihindari
• Menghindari rokok, kafein, dan alkohol karena dapat menekan kekebalan tubuh
• Makanan bebas dari pestisida dan zat -zat kimia
• Bila ODHA mendapat obat anti retroviral,
pemberian makanan disesuaikan dengan jadwal
minum obat saat lambung kosong saat lambung
terisi atau diberi bersamaan dengan makanan
Konsep Asuhan Keperawatan
Pada Anak dengan HIV/AIDS
Pengkajian Keluhan utama dapat berupa :
1) Demam dan diare yang
berkepanjangan
2) Tachipnae
3) Batuk Diikuti dengan adanya perubahan :
4) Sesak nafas 1) Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik
5) Hipoksia 2) Diare lebih dan satu bulan
3) Demam lebih dan satu bulan
4) Mulut dan faring dijumpai bercak putih
5) Limfadenopati yang menyeluruh
6) Infeksi yang berulang (otitis media, faringitis
)
7) Batuk yang menetap ( > 1 bulan )
8) Dermatitis yang mnyeluruh
Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat transfusi darah ( dari orang yang terinfeksi HIV/AIDS ).
 Pada ibu atau hubungan seksual.

Riwayat penyakit keluarga dapat dimungkinkan :


1) Adanya orang tua yang terinfeksi HIV / AIDS atau penyalahgunaan obat
2) Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV (50 % TERTULAR)
3) Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari kehamilan
4) Adanya penularan pada proses melahirkan
5) Terjadinya kontak darah dan bayi
6) Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
7) Adanya kejanggalan pertumbuhan (failure to thrife )
Pada pengkajian faktor resiko anak dan bayi tertular HIV diantaranya :
1) Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual
2) Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan yang berganti-ganti
3) Bayi yang lahir dan ibu dengan penyalahgunaan obat melalui vena
4) Bayi atau anak yang mendapat tranfusi darah atau produk darah yang berulang
5) Bayi atau anak yang terpapar dengan alat suntik atau tusuk bekas yang tidak
steril
6) Anak remaja yang berhubungan seksual yang berganti-ganti pasangan
Gambaran klinis pada anak nonspesifik seperti :
a. Gagal tumbuh
b. Berat badan menurun
c. Anemia
d. Panas berulang
e. Limpadenopati
f. Hepatosplenomegali
g. Adanya infeksi oportunitis yang merupakan infeksi oleh kuman, parasit, jamur atau
protozoa yang menurunkan fungsi immun pada immunitas selular seperti adanya
kandidiasis pada mulut yang dapat menyebar ke esofagus, adanya keradangan paru,
encelofati dll
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Mata
a) Adanya cotton wool spot ( bercak katun wol ) pada retina
b) Retinitis sitomegalovirus
c) Khoroiditis toksoplasma
d) Perivaskulitis pada retina
e) Infeksi pada tepi kelopak mata
f) Mata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak
g) Lesi pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan, tunggal / multiple
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Mulut
a. Adanya stomatitis gangrenosa
b. Peridontitis
c. Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar kemudian menjadi biru dan
sering pada platum

Pemeriksaan Telinga
d. Adanya otitis media
e. Adanya nyeri
f. Kehilangan pendengaran
Pemeriksaan Fisik

Sistem pernafasan
a. Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa sputum
b. Sesak nafas
c. Tachipnea
d. Hipoksia
e. Nyeri dada
f. Nafas pendek waktu istirahat
g. Gagal nafas
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Sistem Pencernaan g. Kandidiasis esophagus


a. Berat badan menurun h. Kandidiasis mulut
b. Anoreksia i. Selaput lendir kering
c. Nyeri pada saat menelan j. Hepatomegali
d. Kesulitan menelan k. Mual dan muntah
e. Bercak putih kekuningan pada mukosa l. Kolitis akibat dan diare kronis
mulut m. Pembesaran limfa
f. Faringitis
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular


a. Suhu tubuh meningkat
b. Nadi cepat, tekanan darah meningkat
c. Gejala gagal jantung kongestiv sekuder akibat kardiomiopatikarena HIV

Pemeriksaan Sistem Integumen


d. Adanya varicela (lesi yang sangat luas vesikel yang besar)
e. Haemorargie
f. Herpes zoster
g. Nyeri panas serta malaise
h. Aczematoid gingrenosum
i. Skabies
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Sistem Neurologi Pemeriksaan sistem perkemihan


a. Adanya sakit kepala
a. Didapatkan air seni yang berkurang
b. Somnolen
b. Annuria
c. Sukar berkonsentrasi
c. Proteinuria
d. Perubahan perilaku
d. Adanya pembesaran kelenjar parotis
e. Nyeri otot
e. Limfadenopati
f. Kejang-kejang
g. Encelopati
h. Gangguan psikomotor
i. Penururnan kesadaran
j. Delirium
k. Meningitis
l. Keterlambatan perkembangan
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal


a. Nyeri persendian
b. Letih, gangguan gerak
c. Nyeri otot
Pemeriksaan Laboratorium

● Didapatkan adanya
● anemia,
● leukositopenia,
● trombositopenia,
● jumlah sel T4 menurun bila T4 dibawah 200,
● fase AIDS normal 1000-2000 permikrositer.,
● tes anti body antiHIV ( tes Ellisa )
● tes Elisa,
● Lateks,
● Agglutination,
● western blot.
Diagnosa Keperawatan

Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan HIV /
AIDS antara lain :
1. Resiko infeksi
2. Kurang nutrisi
3. Kurangnya volume cairan
4. Gangguan intregitas kulit
5. Perubahan atau gangguan membran mukosa
6. Ketidakefektifan koping keluarga
7. Kurangnya pengetahuan keluarga
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
Pengkajian tgl. : 10/10/2020 Jam : 10.00
MRS tanggal : 10/10/2020 jam 08.00 No. RM : 098XXX
Ruang/Kelas : UGD Diagnosa Masuk : HIV gr. II
 

Identitas Anak     Idenitas Orang Tua    


Nama : An. JP Nama Ayah : Tn. A (alm)
Tanggal Lahir : 28/9/2012 Nama Ibu : Ny. L
Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan Ayah/Ibu : Tentara/ IRT
Identitas

: 8 tahun Pendidikan Ayah/Ibu : SMA/SMA


Usia : Islam Agama : Islam
Diagnosa Medis : Malaka Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
: Orang Tua Alamat : Malaka
Alamat  
Sumber Informasi
Keluhan Utama :
Ibu px mengatakan bahwa px sudah demam selama 3 hari
 
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke UGD RSUD Kota Kupang diantar oleh ibunya. menurut Ibu, sudah 3 hari ini pasien demam, di rumah
sudah diberi parasetamol namun demamnya tidak sembuh-sembuh. menurut Ibu, px sudah terdiagnosis HIV sejak 3 tahun
lalu pada tahun 2017 di RSUD Malaka , sejak saat itu pasien rutin untuk pengobatan ARV dan kontrol sebulan sekali ke poli
Anak RSUD Malaka. Selama 1 minggu ini, pasien dan Ibu berlibur ke rumah keluarga di Kupang namun tiba-tiba pasien
demam, batuk pilek yang berulang, dan nafsu makan menurun, selain itu juga terdapat luka di belakang telinga sebelah
Riwayat Sakit dan kesehatan

kanan.
 
Riwayat kesehatan sebelumnya
Riwayat Kesehatan yang lalu
 Penyakit yg pernah diderita : Batuk pilek dan candidiasis (umur 5 tahun), Diare (umur 3 tahun), Herpes zoster (umur 5
tahun), anemia (umur 5 tahun)
 Imunisasi : BCG (Umur 5 hari) Polio 5x (Umur: lahir, 2 bln, 4 bln, 6 bln, 2 tahun) DPT 3x(Umur: 2 bln, 4 bln, 6 bln)
Campak (Umur 9 bulan) Hepatitis 4x (Umur : lahir, 2 bln, 4 bln, 6 bln)
Riwayar kesehatan keluarga
 Penyakit yang pernah di derita keluarga:
Ayah px meninggal tiga tahun lalu(2017) pada usia 30 tahun. Ayah px merupakan seorang Tentara yang juga perokok
berat. Ibu px baru mengetahui suaminya positif HIV, setelah suaminya meninggal. setelah itu, atas anjuran keluarga dan
petugas medis Ibu dan px di periksakan tes HIV, hasilnya positif bagi Ibu dan Px. Px dan Ibu sampai saat ini masih rutin
mengkonsumsi ARV
 Lingkungan rumah dan komunitas:
Px dan Ibunya tinggal di rumah pribadi (perumahan sekitar padat), dinding terbuat dari tembok, atap dari genteng dan
ventilasi cukup, sumber air bersih berasal dari tanah dan PAM, sumber air minum dari galon. menurut pengakuan Ibu,
komunitas sekitar sempat mengucilkan dan menolak kehadiran mereka. namun dengan bantuan kader, dan aparat desa
mereka mulai diterima. namun masih ada juga tetangga yang takut berbicara ataupun bertamu ke rumah mereka serta
melarang anak mereka untuk bermain dengan px.
 
 Perilaku yang mempengaruhi kesehatan:
Ibu px mengatakan bahwa Semenjak ia tau bahwa dirinya dan anaknya positif HIV, dan setelah mendapatkan konseling
dari petugas, ia berusaha untuk menerapkan hidup sehat bagi dirinya maupun anaknya, ia menjaga pola makan, pola
istirahat dan tetap berolahraga secara rutin
 
 Persepsi keluarga terhadap penyakit anak: Ibu px berkata bahwa keluarganya sudah menolak mengenal Ia dan anaknya.
mereka hanya hidup berdua. Ia sudah menerima kondisinya dan anaknya serta memasrahkan kepada Tuhan. Ia
mengatakan khawatir dengan keadaan anaknya dan Ia berharap anaknya segera sembuh, agar mereka bisa segera
pulang dan melanjutkan kegiatan mereka.

Riwayat nutrisi
 Nafsu makan: Tidak baik
 Pola makan : 3x/hari
 Minum: Jenis. air putih, jumlah: 1000 - 1200cc/hari
 Pantangan makan : Jenis: makanan yang mengandung gas: kol, ubi, durian)
 
Riwayat Pertumbuhan
 BB saat ini : 19 Kg, TB : 125 cm
 BB Lahir : 3200 gr, BB sebelum sakit: 20 Kg
 Panjang Lahir: 49cm IMT :12,17 (-3SD)
 Status Gizi: Gizi kurang
 
Riwayat Perkembangan
 Tahap Perkembangan Psikososial : Sebelum sakit pasien dapat berinteraksi dengan teman sebaya dan gurunya di
sekolahnya maupun di rumah. px tampak antusias menceritakan teman dan guru serta tugas-tugasnya di sekolah.
 Tahap Perkembangan Psikoseksual : Px lebih cenderung fokus pada aktivitas sosialnya. menurut px, ibunya sering
memberi hadiah bila ia berhasil mendapatkan nilai yang bagus di sekolahnya.
Observasi & Pemeriksaan Fisik (ROS:Review Of System)
Keadaan Umum : Lemah
ROS

Tanda vital TD: - Nadi: 110 x/mnt Suhu Badan: 38 0c RR:


24x/mnt
Pernafasan B1 (Breath)

Bentuk dada : Normal


Pola nafas irama : Teratur
Suara Nafas : Ronchi
Batuk : Ya
Lain-lain : Adanya sekresi lendir dari hidung
Masalah : Bersihan jalan nafas tidak efektif
  
 

Irama jantung: teratur


Kardiovakuler B2

Nyeri dada: tidak


Bunyi jantung: Normal
(Blood)

CRT: > 3 detik


Akral: Panas
 

Masalah : Perfusi perifer tidak efektif


 
  GCS Eye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6 Total: 15
Reflek Fisiologis: Patella, Triceps, Biceps
Istirahat / tidur: 8 jam/hari
Gangguan tidur: tidak ada
Kebiasaan sebelum tidur : Mainan   
Penglihatan (mata)
erkemihan B4 Persarafan & Penginderaan B3 (Brain)

Pupil : Isokor
Sclera/Konjungtiva : Anemis  
Gangguan Penglihatan : Tidak
Pendengaran(Telinga)
Gangguan Pendengaran : Tidak
Penciuman (Hidung) :
Bentuk : Normal
Gangguan Penciuman : Tidak

Kebersihan : Bersih
Urin: Jumlah: 1000 cc/hr: Warna: kuning pekat Bau:khas amoniak
(Bladder)

Alat bantu (kateter, dan lain-lain): tidak ada


Bentuk Alat Kelamin : Normal
Uretra : Normal
 
Nafsu makan: Menurun Frekuensi: 2x/hari

Muskuloskeleta B6 (Bone&Integumen) Pencernaan B5 (Bowel)


Porsi makan: Tidak habis Ket.: hanya menghabiskan 1-3 SDM
Minum: 1200 cc/hari Jenis: air putih
Mulut dan Tenggorokan
Mulut : Bersih
Mukosa: Kering
Tenggorokan: Sakit/Nyeri Telan
Peristaltik : 10x/menit
Buang air besar: 1x/ 2hari Teratur: Ya
Konsistensi : lunak Bau: khas faeces Warna: kuning   

Kemampuan pergerakan sendi : Bebas


Kekuatan otot: 5-5/5-5
Kulit Warna kulit: Kemerahan
Turgor : Jelek
Lain-lain: terdapat ruam kulit di belakang telinga sebelah belakang, gatal
Tangan kiri terpasang IV line dengan cairan Nacl 0,9 % 15 TPM
Masalah : Risiko gangguan integritas kulit
 
Endokrin Tyroid Membesar Tidak
Hiperglikemia Tidak
Hipoglikemia Tidak
Luka Gangren Tidak   
Mandi : 2x/hari Sikat gigi : 3x/hari
Pers. Hygiene

Keramas :1x/ 2hari Memotong kuku: 1x/minggu


Ganti pakaian :2x/hari
  

a. Ekspresi afek dan emosi : Cemas


Psiko-sosio-spiritual

b. Hubungan dengan keluarga: Akrab


c. Dampak hospitalisasi bagi anak: Anak terlihat takut ketika didatangi petugas, anak tidak mau ditinggal oleh
ibunya dan terus memegangi tangan ibunya
d. Dampak hospitalisasi bagi orang tua: Ibu px nampak cemas dengan keadaan anaknya, gelisah dan banyak
bertanya tentang keadaan anaknya
Masalah : Ansietas
Ketidakmampuan koping keluarga
  
 
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Immunosupresin Hipertermia b.d.
Ibu px mengatakan bahwa px sudah demam  proses infeksi d.d.
selama 3 hari Invasi kuman pathogen suhu tubuh di atas
DO:   normal (D. 0130)
 Nadi : 110 x/menit Agen infeksius mediator inflamasi
 Suhu : 38oC  
Sitokin pirogen
 Warna kulit kemerahan
 
 Leukosit 17.5 (Normal: 5 – 10 ribu/uL) Memengaruhi endotelium hipotalamus
 CD4 Absolut 107 (normal 410-1500 
Sel/ul) Peningkatan produksi panas
 
  Terjadi peningkatan suhu tubuh
   
  Hipertermi
 
 
 
 
 
DS: Nyeri telan Defisit Nutrisi
Ibu pasien mengatakan nafsu makan menurun  b.d.
DO: Gangguan menelan makanan ketidakmampu
 Tidak ada riwayat alergi makanan  an menelan
 Nyeri telan Asupan nutrisi tidak terpenuhi makanan d.d.
  nafsu makan
 Porsi makan tidak habis (1-3 SDM)
Penurunan berat badan menurun
 Terdapat pantangan makan makanan yang   (D.0019)
mengandung gas, seperti: kol, ubi, durian Defisit Nutrisi
 BB sebelum sakit 20 Kg  
 Status Gizi: Kurang  
 

DS: Ibu pasien mengatakan pasien batuk pilek Virus HIV masuk ke dalam tubuh Bersihan jalan
DO:   napas tidak
RR: 24 x/menit Masuk sel efektif b.d.
Batuk +   proses infeksi
Ronchi + Menyerang limfosit T, sel syaraf, makrofag, monosit, d.d. ronchi
limfosit B (D.0001)
 
Immunosupresin
 
Invasi kuman patogen
 
Organ target: respiratorik
 
Infeksi
 
Bersihan jalan napas tidak efektif
DS: - Penurunan konsentrasi hemoglobin Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d. Penurunan
    konsentrasi hemoglobin d.d. pengisian
DO: Hb dalam darah berkurang kapiler lebih 3 detik (D.0009)
 CRT: >3 detik 
 Akral : Panas Transport O2 menurun
 Mukosa kering  
Kebutuhan O2 jaringan perifer tidak
 Konjungtiva anemis
terpenuhi
 Hemoglobin: 10.5 (Nomal: 11-

14,5 g/dl) Perfusi Perifer Tidak efektif
 Hematokrit: 30,7 (Normal: 40-
54%)
DS: Infeksi HIV Risiko gangguan integritas kulit b.d. kurang
Ibu pasien mengatakan ada luka di   terpapar informasi d.d. kerusakan jaringan
belakang telinga sebelah kanan. Kurang terpapar informasi tentang upaya dan/atau lapisan kulit
DO: mempertahankan integritas kulit
 Terdapat ruam kulit di 
belakang telinga sebelah Terdapat ruam pada kulit

belakang
Gangguan integritas kulit
 Gatal tangan kiri terpasang IV
line dengan cairan Nacl 0,9 %
15 TPM
 
DS : Infeksi bakteri Risiko kekurangan volume
DO:   cairan b.d status
 Mukosa mulut kering Sitokin pirogen hipermetabolik
 Turgor kulit jelek   (D.0034)
 Pasien tampak lemah Mempengaruhi endotelium hipotalamus
 Urine : 1000 cc/hari  
 Warna urine : kuning pekat Peningkatan produksi panas
 Minum air putih 1200 cc/hari  
 CRT ˃ 3 detik Terjadi peningkatan suhu tubuh
 
Metabolik meningkat
 
Output cairan ↑
 
Turgor kulit ↓
Mukosa kering
 
Kekurangan volume cairan
 
 
DS: - Stressor lingkungan asing Ansietas b.d. krisis situasional d.d. tampak
     tegang (D.0080)
DO: Kurang mengerti
 Ekspresi afek dan emosi   
anak: takut Menimbulkan krisis
  
 Anak tampak takut saat
Mekanisme koping tidak dapat diatasi
didatangi petugas   
 Anak tidak mau ditinggal Ansietas
 Terus memegangi tangan
ibunya
DS: - Daya tahan tubuh anak menurun Ketidakmampuan koping keluarga
    (D.0093)
DO: Kondisi anak menurun
 Ibu px nampak cemas  
dengan keadaan anaknya, Perasaan sedih pada orangtua
gelisah  
Mekanisme koping tidak dapat diatasi
 Ibu pasien banyak bertanya 
tentang keadaan anaknya Gangguan koping orang tua
 
Prioritas Diagnosis
Keperawatan  
1. Hipertermia b.d. proses infeksi d.d. suhu tubuh di atas normal (D. 0130)
2. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d. proses infeksi d.d. ronchi (D.0001)
3. Defisit Nutrisi b.d. ketidakmampuan menelan makanan d.d. nafsu makan menurun
(D.0019)
4. Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d. Penurunan konsentrasi hemoglobin d.d. pengisian kapiler
lebih 3 detik (D.0009)
5. Gangguan integritas kulit b.d. kurang terpapar informasi d.d. kerusakan jaringan dan/atau
lapisan kulit
6. Risiko kekurangan volume cairan b.d status hipermetabolik (D.0034)
7. Ansietas b.d. krisis situasional d.d. tampak tegang (D.0080)
8. Ketidakmampuan koping keluarga b.d ketidakmampuan orang terdekat mengungkapkan
perasaan d.d terlalu khawatir dengan anggota keluarga (D.0093)
Rencana Intervensi
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
INTERVENSI
(Tujuan, Kriteria Hasil)
Hipertermia b.d. proses infeksi d.d. suhu tubuh di Manajemen hipertermia
atas normal (D. 0130) Observasi
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan a. Identifikasi penyebab hipertermia
3x24 jam diharapkan termoregulasi membaik. b. Monitor suhu tubuh
Dengan Kriteria Hasil:
c. Monitor komplikasi akibat hipertermia
1. Suhu tubuh membaik (36,5 oC-37,5oC)
2. Suhu kulit membaik Teraputik
3. Kulit merah menurun d. Sediakan lingkungan dingin
4. Pucat menurun e. Longgarkan atau lepaskan pakaian
f. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperdrosis
(keringat berlebih)
g. Lakukan pendinginginan eksternal (kompres dingin)
Edukasi
h. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
i. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d. proses infeksi d.d. Latihan batuk efektif
ronchi (D.0001) Observasi
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam a. Identifikasi kemampuan batuk
diharapkan bersihan jalan napas meningkat. Dengan b. Monitor adanya retensi sputum
kriteria hasil:
c. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
1. Produksi sputum menurun
2. Frekuensi napas membaik (12-16 x/menit) Teraputik
3. Pola napas membaik d. Atur posisi semi-fowler
e. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
 
f. Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
g. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
h. Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir dibulatkan selama 8 detik
i. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik
napas dalam yang ke-3
Kolaborasi
j. Kolaborasi pemberian mukolitik ekspektoran, jika perlu
Defisit Nutrisi b.d. ketidakmampuan menelan Manajemen nutrisi
makanan d.d. nafsu makan menurun (D.0019) Observasi
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan a. Identifikasi status nutrisi
keperawatan 3x24 jam diharapkan status b. Identifikasi makanan yang disukai
nutrisi membaik. Dengan kriteria hasil:
c. Monitor asupan makanan
1. Porsi makanan dihabiskan meningkat
d. Monitor berat badan
(habis)
e. Monitor hasil laboratorium
2. Kekuatan otot menelan meningkat
3. Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan Teraputik
nutrisi meningkat f. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
4. Perasaan cepat kenyang menurun g. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
5. Nafsu makan meningkat
Edukasi
h. Anjurkan posisi duduk
i. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
j. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang dibutuhkan
Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d. Penurunan Perawatan sirkulasi
konsentrasi hemoglobin d.d. pengisian kapiler Observasi
lebih 3 detik (D.0009) a. Periksa pengisian kapiler (pengisian kapiler, nadi, edema,
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan warna, suhu)
3x24 jam diharapkan perfusi perifer meningkat.
b. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
Dengan kriteria hasil:
c. Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada
1. Akral membaik (hangat)
ekstremitas
2. Turgor kulit membaik
3. Pengisian kapiler membaik (<3 detik) Teraputik
d. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area
keterbatasa perfusi
e. Lakukan hidrasi
f. Lakukan pencegahan infeksi
Edukasi
g. Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
h. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
i. Anjurkan program dite untuk memperbaiki sirkulasi
j. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan
(misalnya rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilang rasanya)
Gangguan integritas kulit b.d. kurang terpapar Perawatan integritas kulit
informasi d.d. kerusakan jaringan dan/atau Observasi
lapisan kulit a. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (misalnya:
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan
3x24 jam diharapkan integritas kulit dan jaringan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
meningkat. Dengan kriteria hasil:
1. Perfusi jaringan meningkat Teraputik
2. Kerusakan jaringan menurun b. Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit
3. Kerusakan lapisan kulit kering
4. Tekstur membaik c. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada
kulit sensitif
Edukasi
d. Anjurkan menggunakan pelembab
e. Anjurkan minum air yang cukup
f. Anjurkan meningkatkan buah dan sayur
g. Anjurkan menghindari terpapar suhu yang ekstrem
h. Anjurkan mandi menggunakan sabun secukupnya
Risiko kekurangan volume cairan b.d status Manajemen hipovolemia
hipermetabolik Observasi
(D.0034) a. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan nadi meningkat, nadi lemah, tekanan darah menurun,
3 x 24 jam diharapkan status cairan pasien tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran
membaik. Dengan kriteria hasil : mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit
1. Turgor kulit membaik meningkat,haus, lemah)
2. Pengisian kapiler membaik (<3 detik) b. Monitor intake dan output cairan.
3. Output urine membaik sesuai berat badan Terapeutik
4. Mukosa mulut membaik. a. Hitung kebutuhan cairan
b. Berikan asupan cairan oral
Edukasi
c. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
d. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Ansietas b.d. krisis situasional d.d. tampak Reduksi ansietas
tegang (D.0080) Observasi
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan a. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
3x24 jam diharapkan tingkat ansietas menurun. b. Monitor tanda-tanda ansietas
Dengan kriteria hasil:
1. Verbalisasi kebingungan menurun Teraputik
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang c. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
dihadapi kepercayaan
3. Perilaku gelisah d. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakini
4. Perilaku tegang e. Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
Edukasi
f. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
g. Anjurkan keluarga (ibu) tetap bersama pasien
h. Latih kegiatan pengalihan unntuk mengurangi ketegangan
Ketidakmampuan koping keluarga b.d Dukungan Koping Keluarga
ketidakmampuan orang terdekat Observasi
a. Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
mengungkapkan perasaan d.d terlalu khawatir
Terapeutik
dengan anggota keluarga (D.0093) b. Dengarkan masalah, perasaan dan pertanyaan keluarga
Tujuan: Setelah diberikan intervensi c. Hargai dan dukung terhadap mekanisme koping adaptif
keperawatan selama 3 x 24 jam maka status yang digunakan
koping keluarga membaik dengan kriteria hasil d. Diskusikan rencana medis dan perawatan misalnya rencana
: pengobatan dan perawatan kesehatan anak di rumah
  e. Edukasi
1. Kekhawatiran tentang anggota keluarga f. Informasikan kemajuan pasien secara berkala
menurun g. Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia
2. Komitmen pada perawatan atau misalnya konseling yang didapatkan anak
pengobatan anak meningkat
 
Setelah diberikan intervensi keperawatan
selama 4 x 24 jam maka dukungan keluarga
meningkat dengan kriteria hasil :
a. Verbalisasi keinginan orangtua untuk
mendukung anggota keluarga (anak)
yang sakit meningkat
b. Mencari dukungan sosial dan spiritual
bagi anggota keluarga yang sakit
meningkat
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai