Anda di halaman 1dari 53

Dr Aditia Reza Romadhoni Sp.

PD
23/5/2021
Nama Dr Aditia Reza Romadhoni Sp.P.D

TTL Jakarta, 10 Mei 1986


Alamat Halmahera Selatan. Maluku Utara

Pekerjaan RSUD Labuha Halmehera Selatan


Status Menikah dan memiliki 3 orang anak
Riwayat Pendidikan  Fakultas Kedokteran UI (2004 – 2010)
 IPD FKUI (2014-2019)

Riwayat Pekerjaan  Kepala IGD RSUD Labuha . Halmahera Selatan 2010 – 2012
 Dokter spesialis Penyakit Dalam RSUD Labuha, Halmahera
Selatan, tahun 2019 sampai sekarang
Riwayat Publikasi  Annals of Oncology, Nov 2019. Plasma Soluble C36 of breast
cancer based on pathological and clinical characteristics on
pathological and clinical characters
Riwayat Organisasi  Pengurus PAPDI Maluku Utara

 Pengurus IDI Halmahera selatan


Paket Layanan HIV
• Penetapan stadium klinis
• Skrining dan pengobatan infeksi oportunistik (jika ada)
• Notifikasi pasangan
• Skrining gejala dan tanda TB
• Skrining Infeksi Menular Seksual (IMS)
• Edukasi tentang obat Anti Retroviral (ARV) dan kepatuhan
berobat
• Profilaksis kotrimoksasol sesuai indikasi
• Profilaksis isoniazid (INH) sesuai indikasi
• Informasi dan perbaikan gizi
• Pemberian obat ARV
• Paket ibu hamil yang terinfeksi HIV dan bayinya
TUJUAN PENGENDALIAN HIV AIDS
3 ZERO 2030

Zero Zero Zero


New HIV AIDS Related Discrimination
Infection Death

SINERGISITAS SEMUA SEKTOR


Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan lab TIDAK boleh dijadikan alasan untuk
menunda pengobatan
• Jika pasien dilakukan pemeriksaan lab, pengobatan
diberikan dahulu sambil menunggu hasil lab terkecuali
terbukti secara klinis mempunyai kontraindikasi
memulai ARV
• Pemeriksaan sesuai dengan obat yang diberikan
• Pemeriksaan awal (baseline) yang diperlukan jika
menggunakan TLE adalah
– CD4 – indikasi untuk memberikan kotrimoksasol
– Skrining Kriptokokus pada pasien dengan stadium 4
– Fungsi hati dan ginjal terutama pada pasien stadium lanjut
Kapan memulai ARV?

Tanpa melihat CD4 dan stadium klinis

Pada ODHA tanpa IO  ARV (segera dalam 7 hari) post diagnosis. Atau
bila sudah siap  ARV pada hari yang sama terutama pada ibu hamil

HIV + TB ARV post OAT 8 minggu. Bila CD4 <50  ARV post OAT 2
minggu

HIV + meningitis kriptokokus  ARV ditunda 4 – 6 minggu post Th/anti


jamur.

KMK Tatalaksana HIV 2019


Target Terapi
Antiretroviral

Attachme
nt
Inhibitor,
Corecepto
r
Fusion
Antagonis
Inhibitor NRTI,
t
Entry NNRTI
Inhibitor

Reverse PI
Transcriptas
e Inhibitor
Integrase Protease
Inhibitor Inhibitor Maturatio
n Inhibitor
ARV di Indonesia
NRTI NNRTI PI

• Zidovudin • Efavirenz • Lopinavir


(AZT) (EFV) • Ritonavir
• Lamivudin • Nevirapine
(3TC) (NVP)
• Tenofovir • Rilpivirine
(TDF)
• Emtricitabin
(FTC)
• Abacavir
(ABC)
PRINSIP Gunakan 3
zat aktif

- kombinasi 2 NRTI + 1
NNRTI
- kombinasi 2 NRTI + 1
INSTI
NRTI NNRTI PI

• ZIDOVUDIN • EFAVIRENZ • LOPINAVIR


(AZT) (EFV) • RITONAVIR
• LAMIVUDIN • NEVIRAPIN
(3TC) (NVP)
• TENOFOVIR • RILPIVIRINE
(TDF)
• EMTRICITABIN
(FTC)
• ABACAVIR
(ABC)
Dosis dan Efek Samping
ARV
Nama obat Dosis Efek Samping Catatan
Zidovudin 2 x 300mg Anemia/neutropen Jangan memulai
ia berat, intoleransi bila Hb awal < 10
sal cerna berat, g/dl
asidosis laktat,
hepatomegali,
miopati, lipodistrofi
Tenofovir 1 x 300 mg Disfungsi tubulus Jangan memulai
renalis, ↓ bila CCT < 50
BMD,asidosis ml/menit
laktat, eksaserbasi
Hep B
Lamivudin 2 x 150 mg
Efavirenz 1 x 600 mg Dislipidemia,
Hepatotoksik,
neurospikiatri
Nevirapin Minggu I -II: 1 x Hepatotoksik,
200 mg alergi
Selanjutnya: 2 x
200 mg
Lopinavir/r 2 x ( 400 /100 mg) Dislipidemia,
resistensi insulin,
hepatotoksik
Paduan ARV bagi ODHA dalam
ARV yang Kemudian Muncul
TB Aktif
Paduan ARV
pada Saat Pilihan Terapi ARV
TB Muncul
2 NRTI + EFV Teruskan dengan 2 NRTI + EFV
2 NRTI + Naikkan dosis DTG menjadi 2x50mg
DTG
2 NRTI + PI/r Menggunakan LPV/r dengan dosis
ganda (800 mg/200 mg dua kali
sehari). Perlu evaluasi fungsi hati
ketat jika menggunakan Rifampisin
dan dosis ganda LPV/r.
ARV Mencegah Penularan
Dampak Potensial dari
Pengobatan Dini
100%
• Penting untuk memulai
pengobatan dini tanpa
Cumulative percentage of HIV transmissions

CD4 < 200 melihat CD4 pada semua


pasien untuk memperkecil
Persentase kumulatif penularan HIV

reservoir dan menurunkan


50%
CD4 < 350
transmisi

0% CD4 < 350 CD4 < 200

0 4 8 12
Tahun
Years setelah
since terinfeksi HIV
HIV infection

The HIV Modelling Consortium TasP Editorial Writing Group


Figure 1. A framework for understanding the epidemiological impact of HIV treatment. The published results of models [38,53–55] that
have estimated the contribution of different stages of HIV infection to onward transmission are compiled in a median cumulative distribution of
PLoS Medicine 2012 vol 9 e1001259
infections generated by one infected person over the course of his/her infection in the absence of treatment (red line). The horizontal axis shows time
from the time of infection to 12 years, which is the mean survival time for those with untreated HIV infection [56]. The vertical axis shows the
cumulative transmission, from 0% (no new infections generated yet) to 100% (all onward transmission completed). (Note that the uncertainty in this
distribution is not indicated.) The shading indicates the approximate CD4 cell count category at each time point [25,26]. Currently, treatment tends to
be initiated well below a CD4 cell count of 200 cells/ml [32], meaning that the contribution of treatment to prevention is minimal because most of the
transmission from that person has already occurred before treatment starts. If increased testing and improved linkages to care enabled individuals to
start treatment at a CD4 cell count very close to 200 cells/ml, this could result in a substantial reduction in HIV incidence, because , 25%–30% of
Supresi virus yg lengkap
menyebabkan respons imunologis yg
kuat
200
Perubahan jumlah CD4
(sel/mm3)

100

Perubahan jumlah HIV-1 RNA


6 12 24 36 48 72 96
0 0

(log10 copies/mL)
Minggu

–1.5

–2.5

Lengkap 17110073 131 118 122 123 133

Deeks et al. J Infect Dis 2000;


181:946–53
Gagal Terapi
EVALUASI & TATALAKSANA IO
Skrining dan Diagnosis IO untuk
penyakit HIV lanjut

• Pemeriksaan dahak dengan Tes Cepat Molekuler


(TCM) pada pasien yang memiliki gejala dan tanda
TB sesuai hasil skrining.
• Skrining antigen Kriptokokus (untuk dewasa dan
remaja) jika jumlah CD4 < 100 sel/mm3
• VDRL / TPHA
• HbsAg, Anti HCV
Profilaksis dan/atau IO yg
sering terjadi
• Profilaksis kotrimoksasol diberikan jika jumlah CD4 ≤200 sel/mm3 atau
stadium klinis 3 atau 4; atau berapapun jumlah CD4 jika berada di
daerah dengan prevalensi tinggi malaria dan/atau infeksi bakteri berat,
baik untuk anak, remaja dan dewasa

• Pemberian profilaksis kotrimoksasol ini dapat diberikan bersamaan


dengan pemberian ARV, atau diberikan dahulu 1 minggu sebelum
pemberian ARV.

• Profilaksis INH diberikan pada berapapun jumlah CD4, baik untuk anak,
remaja dan dewasa

• Pengobatan pre-emptif dengan flukonasol pada pasien dengan antigen


Kriptokokus positif tanpa bukti meningitis, jika jumlah sel CD4 ≤100
sel/mm3 --> flukonazol 150 – 200 mg/hari selama 12 minggu setelah
mulai ARV
Pengobatan Pencegahan
Kotrimoksazol (dewasa)
Kriteria Inisiasi Kriteria Pemberhentiana
Jumlah CD4 < 200 sel/mm3 dan Jumlah CD4 > 200 sel/mm3 setelah 6
berapapun stadium klinis bulan ARTc
atau Jika tidak ada CD4: PPK dpt
Stadium klinis 3 atau 4 dihentikan setelah 2 tahun ART
atau
Semuanyab
TB aktif, berapapun jumlah CD4 Sampai pengobatan TB selesai jika
jumlah CD4 > 200 sel/mm3

a kotrimoksasol diberhentikan juga bila ODHA dengan sindrom


Stevens-Johnson, penyakit hati berat, anemia atau pansitopenia
berat, atau HIV negatif. Kontraindikasi kotrimoksasol: alergi sulfa,
penyakit liver berat, penyakit ginjal berat, dan defisiensi G6PD.
b pada semua ODHA tanpa melihat CD4 atau stadium klinis pada
daerah dengan prevalensi HIV tinggi.

Dosis dewasa: 1 x 960 mg/hari


Pemberian INH tidak
menunggu
3 bulan setelah
Algoritma IPT (Update 2018)

pemberian ART

Tidak
ada

Penilaia
n Kontra
Indikasi
INH

A Tidak
da ada

Tunda PP-INH
PP-INH Terapi ARV 1 x 300
mg selama 6 bulan
+ vit B6 25 mg/hari
Penyebab IO
Bakteri/Mycobacterium Protozoa
• Salmonella • Toksoplasma
• Mycobacterium Avium • Cryptospodia
Complex
• Tuberkulosis Virus
• Cytomegalovirus
Jamur • Herpes simplex
• Candida albicans • Herpes zoster
• Pneumocystis jiroveci • Hepatitis
• Aspegillus • Human Papilloma Virus
• Cryptococcus
• Histoplasma Keganasan
• Sarkoma Kaposi
• Limfoma
23 May 2021 24
SIDA +
Sesak >> ?

Pneumocystis jiroveci
(P C P)
PCP: Manifestasi Klinis
• Sesak napas yang progresif, demam, batuk
non-produktif, rasa tdk enak di dada
• Onset subakut, memburuk setelah beberapa
hari-minggu
• Pemeriksaan dada mungkin normal, atau
ronki kering yg luas, frekuensi napas cepat,
denyut nadi ↑ (terutama dengan latihan)
• Jarang terjadi ekstra paru

23 May 2021 26
Penunjang

• Kadar O2 darah ↓:
khas, dpt ringan
sampai berat (PO2
<70 mmHg atau A-a
gradient >35 mmHg)
• LDH >500 mg/dL
• Pewarnaan sputum
PCP (+)
• ß glucan

23 May 2021 Pola intersisial 27


PCP: Pengobatan
• Lama: 21 hari utk semua rejimen pengobatan

• Pilihan Utama:
– Trimethoprim-sulfamethoxazole (TMP-SMX)
= Kotrimoksazole (KTX): 15-20 mg/kg/hari TMP
and 75-100 mg/kg/hari SMX IV atau PO dalam dosis
terbagi tiap 8 jam; atau KTX dewasa 3x2 tablet/hari
• Jika ada gagal ginjal – dosis harus disesuaikan
• Efek samping (pd 20-85% pasien AIDS): ruam kulit, sindrom
Stevens-Johnson, demam, lekopeni, thrombositopeni,
uremia, hepatitis, hiperkalemi
23 May 2021 28
PCP: Pengobatan
• Tambahan:
– Kortikosteroid
• Utk penyakit sedang-berat (PO2 <70 mm/Hg atau A-a
gradient >35 mm/Hg)
• Berikan sedini mungkin (dalam 72 jam)
• Prednisone 40 mg 2x/hari (1-5), 40 mg 1x/hari (6-10),
20 mg 1x/hari (11-21), atau metilprednisolon (75%
dosis prednison)

23 May 2021 29
SIDA +
Penkes,
sakit
kepala?

Toksoplasmosis
Toksoplasmosis
Gambaran Klinis:
• ensefalitis (90%)
• demam (70%)
• nyeri kepala (60%)
• tanda neurologis fokal, penurunan kesadaran (40%)
• kejang (30%)
• chorio-retinitis
• pnemonitis
• penyakit sistemik

23 May 2021 31
Penunjang
• CT scan / MRI kepala
• Serologi
Pengobatan
Nama obat Dosis awal Dosis rumatan ES
Sulfadiazin 4 x 1 – 2 gr 4 x 1 -2 gr selama Gangguan fungsi
6 minggu hati, ginjal,
hematologi
Pirimetamin 1 x 200 mg 50 mg ( BB≤ 60 kg) Ruam kulit,
75 mg ( BB≥ 60 kg) depresi sumsum
tulang
Klindamisin 4 x 600 mg 4 x 300 mg Demam, ruam
kulit, muntah,
diare
TMP - SMX 2 x 960 mg 1 x 960 mg Ruam kulit,
demam,leukopeni,
gangguan fungsi
hati

Inisiasi ARV 2 – 3 minggu setelah diagnosis dan terapi TE


SIDA + nyeri
kepala,
meningismus?

Kriptokokosis
Tanda klinis
• Demam
• Nyeri kepala
• Malaise, mual dan
muntah
• Tanda meningismus &
fotofobia
• Perubahan status
mental
• Lesi pada kulit
Penunjang
• Pungsi Lumbal
(sekaligus Tx) –
pewarnaan tinta India
• Cryptococcal Ag
sensitif dan spesifik
(CSF & darah)
Titer > 1:8 bukti
presumptif
• Biakan darah
Kriptokokosis
• Terapi Meningitis kriptokokal
• Fase Induksi
• Amfoterisin B 1 mg/kgBB/hari IV iv 1x/hari selama 14
hari
• Dikombinasi dengan fluconazole tab 1200 mg/hari
• Fase Konsolidasi
• flukonazole 800 mg po 1x/hari selama 6 - 12 minggu
• Terapi rumatan kronik (profilaksis sekunder)
• Seumur hidup, kecuali pd IRIS, flukonazole 200 mg
po 1x/hari

23 May 2021 37
SIDA +
gangguan
penglihatan ?

Cytomegalovirus (CMV)
Klinis
– Gangguan
lapangan pandang
– Bintik bergerak
(floater)
– Pandangan kabur
– Penurunan visus
dengan cepat
– Biasanya
unilateral, jika tdk
diobati akan
mengenai 2 mata
Tatalaksana Retinitis CMV

• Terapi
– Mahal dan toksik
– Terapi rumatan sangat diperlukan
– Gansiklovir/foscarnet
– IVI (implant) atau intra-vitreal
– Valgansiklovir 900mg po 1x/hari
– HAART 

23 May 2021 40
SIDA + Diare
profuse ?

Cryptosporidiosis
Manifestasi Klinis

• Diare profuse cair, tdk berdarah bersifat akut atau


subakut, sering disertai mual, muntah, dan
kejang perut
• Demam pd 1/3 pasien
• Sering timbul malabsorpsi; dehidrasi, yg
menimbulkan malnutrisi
• Dpt menginfeksi duktus biliaris dan pankreatikus,
menyebabkan cholangitis dan pankreatitis

23 May 2021 42
Diagnosis

• Identifikasi mikroskopik dari oocyst pd feses atau


jaringan
• Pewarnaan tahan asam yg dimodifikasi dan pewarnaan
lain
• Ulangi pengambilan sampel feses
• DFA atau ELISA
• Biopsi usus halus utk mengidentifikasikan
organisme Cryptosporidium
• Tdk dpt dibiak
23 May 2021 43
Terapi

• ART dgn pemulihan kekebalan (sampai CD4


>100 sel/µL) menghasilkan resolusi yg
lengkap
• Tdk ada antimikroba yg efektif dan konsisten
• Dpt dicoba nitazoxanide atau paromomycin
• Terapi simtomatis: antidiare (mis, loperamide,
tinctura opium)
• Perawatan supportif: hidrasi, nutrisi (mungkin
diperlukan terapi IV)
23 May 2021 44
SIDA +
Limfadenpati,
lemas?

Mycobacterium Avium Complex


(MAC)
23 May 2021 46
Mycobacterium Avium Complex (MAC)
• Organisme: M.avium complex / M. intracellulare
• Umumnya pd jumlah CD4: < 100 sel/mm3
• Gejala/tanda klinis
• demam
• keringat malam
• anoreksia nausea
• nyeri abdomen & diare
• penurunan BB
• limfadenopati
• hepatosplenomegali
• anemi

23 May 2021 47
Disseminated MAC: Terapi

• Terapi ARV post 1 – 2 minggu pengobatan MAC


• Strategi: terapi inisial diikuti dgn terapi rumatan
kronis
• Terapi Inisial (≥ 12 bulan)
– Paling sedikit 2 obat yg efektif, utk mencegah resistensi
– Pilihan: clarithromycin 500 mg PO ID + ethambutol 15
mg/kg PO 1x/hari
– Alternatif: azithromycin 500-600 mg PO 1x/hari +
ethambutol
23 May 2021 48
Manifestasi kutan dan oral

HSV Candidiasis oral Varicella Zoster


Acyclovir 3 x 400 Nystatin Acyclovir 800
mg suspensi 4-6 mg PO 4x/hari
mL 4x/hari atau
7-14 hari 1-2 flavored
pastilles 4-
5x/hari
7-14 hari

23 May 2021 49
Sifilis
Pengobatan

• Pada ibu hamil, jika TP Rapid positif dan tidak dapat


dilakukan titrasi RPR dianggap fase latent (POGI)
• Berikan Benzatin Penisilin 2,4 juta IU IM, 3 kali
interval maksimal 14 hari
• Sifilis primer dan sekunder
• Benzatin Penisilin 2,4 juta IU IM
• Diberikan 1 x jika titer RPR > 1:8
• Diberikan 1 x per minggu selama 3 minggu jika
titer RPR < 1:8
• Pada kasus alergi penisilin dapat diberikan:
• Doxycyclin 100 mg/12 jam selama 14 hari
• Seftriakson 1 g, injeksi IM. 10-14 hari
• Azithromycine 2 gram single dose dapat dijadikan
alternative
Penuntun profilaksis primer
infeksi oportunistik
Jumlah Profilaksis primer infeksi
Pengobatan
CD4 oportunistik
< 200 PCP Kotrimoksazol 1x2
Toksoplasmosis tab/hari
< 100 Tambahan profilaksis Fluconazole (200) 1x2
Kriptokokosis kaps/ minggu

< 50 Tambahan profilaksis Azithromisin (250)


MAC 1x(4-5) tab/mgg

23 May 2021 52
Thank You

Benteng Bernaveld

Keraton Kesultanan
Bacan

Anda mungkin juga menyukai