Rapid 20%
manifestasi klinis sejak usia
beberapa bulan, memburuk dengan
cepat
Intermediate 70%
manifestasi di usia 2-5 tahun,
limfadenopati generalisata,
hepatosplenomegali, infeksi bakteri
Slow 10%
manifestasi ringan pada masa
kanak-kanak, asimtomatik dan
terdeteksi secara tidak sengaja
Skrining TB
• Ko-infeksi TB/HIV:
• Mulai OAT 2-8 minggu, baru mulai ARV (jika belum mendapat ARV)
• Hati-hati interaksi obat (nevirapin, lopinavir/ritonavir serta dolutegravir vs rifampisin)
• Tidak ditemukan TB aktif à Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT):
• 6H à INH: 10 mg/kg, 1 kali/hari, 6 bulan
• 3HP à Rifapentine tidak untuk anak <2 tahun
• Untuk anak berusia <12 bulan: riwayat kontak dengan pasien TBC aktif
Profilaksis Kotrimoksasol
• Pencegahan Pneumonitis jirovecii (PCP), Toxoplasmosis, Salmonelosis,
Isospora beli, dan malaria
• Dosis: 4-6 mg TMP/kg, 1 kali/hari
*Atau WHO Kategori III&IV **Dua kali pemeriksaan dengan interval 6 bulan
Terapi Antiretroviral
Mempersiapkan pengasuh/keluarga dan pasien sebelum memulai terapi ARV sangatlah penting
Berbagai formulasi
Jadwal minum Syarat bersama
untuk mencapai Masalah rasa
obat yang rumit makanan
dosis memadai
US Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in Pediatric HIV Infection, April 2021
Panduan WHO 2021
Populasi Rejimen Lini Rejimen Lini Situasi Khusus
Pertama Pilihan Pertama Alternatif
Dewasa dan remaja TDF + 3TC (atau FTC) TDF + 3TC + TDF+3TC (atau FTC)+EFV
+ DTG EFV400mg 600mg
AZT+3TC+EFV600mg
TDF+3TC(atau FTC)+PI/r
TDF+3TC(atau FTC)+RAL
TAF+3TC(atau FTC)+DTG
ABC+3TC+DTG
Anak ABC + 3TC + DTG ABC + 3TC + LPV ABC + 3TC + EFV** (atau
TAF + 3TC(atau NVP)
FTC)+ DTG ABC + 3TC + RAL
AZT + 3TC + EFV (atau NVP)
AZT + 3TC + LPV/r (atau RAL)
Neonatus AZT + 3TC + RAL AZT + 3TC + NVP AZT + 3TC + LPV/r*
*setelah usia 2 minggu ** EFV pada anak ≥3 tahun
Rekomendasi Pemberian
Antiretroviral
pada Anak di Indonesia
Permenkes 23 Tahun 2022
Penanggulangan HIV, AIDS dan IMS
Usia Pilihan utama Alternatif
Umur (ABC atau AZT) + 3TC + LPV/r* (ABC atau AZT) + 3TC + DTG**
< 3 tahun (ABC atau AZT) + 3TC + NVP (untuk bayi <2-4
minggu, setelah mencapai usia ³ 2-4 minggu
dapat switch ke LPV/r atau DTG)
Umur 3-10 AZT + 3TC + EFV ABC + 3TC + EFV
tahun ABC + 3TC + DTG
AZT + 3TC + DTG
TDF + 3TC (atau FTC) + EFV
TDF + 3TC (atau FTC) + DTG
Remaja (dan TDF+3TC+DTG TDF+3TC+EFV600
dewasa) TDF+3TC+EFV400
*LPV/r untuk bayi usia kronologis ³ 2 minggu dan usia gestasi ³ 42 minggu
** DTG untuk bayi usia kronologis ³ 4 minggu dan BB ³ 3 kg. Jika tablet 10 mg sudah tersedia
Pasien TB mendapat Rifampisin
Tablet 300 mg
Rentang BB (kg) Dosis 2x/hari Dosis 1x/hari
Pagi Malam
14-<20 ½ tablet ½ tablet 1 tablet
≥20-<25 ½ tablet 1 tablet 1 ½ tablet
≥25 1 tablet 1 tablet 2 tablet
Diberikan 2x/hari (setiap 12 jam)
Rentang BB Dosis (tablet)
(kg)
Pagi Malam
3-5.9 0.5 0.5 Abacavir/Lamivudine
6-9.9 0.5 1 120mg/60mg dispersible tablet
10-13.9 1 1
14-19.9 1 1.5
20-24.9 1.5 1.5 Diberikan dengan/tanpa makanan.
Bisa dilarutkan dalam air
Diberikan 1x/hari (dispersible)
Rentang BB (kg) Dosis (tablet)
3-5.9 1
6-9.9 1.5
10-13.9 2
14-19.9 2.5
20-24.9 3
Tenofovir (TDF) Umur > 2 tahun Dosis harian 8 mg/ •Sebaiknya tidak
- Tablet 300 mg kg sekali sehari dikombinasikan dengan
Dosis maksimal: 300 Ritonavir karena akan
mg meninggikan dosis
plasma TDF
•Penyesuaian dosis
pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal.
Emtricitabin (FTC) Boleh untuk Anak < 33 kg: •Salah satu efek
- Tablet 200 mg atau anak mulai 6 mg/kg/hari, sekali sehari, samping: perubahan
dalam kombinasi umur 3 bulan maksimal 240 mg warna telapak tangan
dengan TDF 300 mg Anak > 33 kg: dan kaki
(Truvada ®) 200 mg sekali sehari •Eksaserbasi Hepatitis B
bila dihentikan
•Penyesuaian dosis bila
terdapat gangguan
fungsi ginjal
Lopinavir/ritonavir Formulasi dewasa:
Tablet 200 mg lopinavir/50 mg ritonavir
Formulasi anak:
Tablet anak: 100 mg lopinavir/25 mg ritonavir
Formula sirup: 80 mg/mL lopinavir + 20
mg/mL ritonavir (belum tersedia)
https://aidsinfo.nih.gov/drugs/316/kaletra/31/professional#nlm34068-7
Dosis Lopinavir/ritonavir • Tablet dewasa: 200 mg
lopinavir/50 mg ritonavir
• BB ≥15 – 25 kg: 1 tablet tiap 12 jam
• BB ≥ 35 kg: 2 tablet tiap 12 jam
Lopinavir 40 mg/
ritonavir 10 mg
Tenofovir
DO NOT disproksil fumarat
300 mg/
CRUSH THE Lamivudin 300
TABLET mg/Dolutegravir
50 mg
Dolutegravir 50 mg
Courtesy: UPT HIV RSCM, Child Health Department FKUI/RSCM
REKOMENDASI PILIHAN TERAPI ANTIRETROVIRAL (ARV)
PADA KONDISI KETIADAAN LOPINAVIR/RITONAVIR
SEDIAAN GRANUL (40/10 mg) DAN TABLET PEDIATRIK (100/25 mg)
Perhatian
Rekomendasi ini bersifat dinamis dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan terbaru.
Dasar Pertimbangan
1. Kekosongan nasional obat ARV jenis lopinavir/ritonavir sediaan granul (40/10 mg) dan tablet pediatrik
(100/25 mg).
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 23 tahun 2022 tentang Human
immunodeficiency virus (HIV), acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), dan infeksi menular
seksual (IMS).
Maka Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan sebagai berikut:
1. Terapi ARV pada anak dan remaja dengan infeksi HIV harus diberikan dalam
bentuk kombinasi 3 jenis obat.
2. Pilihan kombinasi terapi ARV pada anak dan remaja di Indonesia mengacu
dengan PMK no. 23 tahun 2022.
3. Pada kondisi kekosongan nasional obat ARV jenis lopinavir/ritonavir sediaan
granul (40/10 mg) dan tablet pediatrik (100/25 mg), anak dan remaja yang
mendapatkan sediaan tersebut dapat menggunakan sediaan alternatif berupa
dolutegravir tablet pediatrik 10 mg dan tablet dewasa 50 mg.
Tabel dosis dolutegravir sesuai dengan rentang berat badan
Sediaan Jumlah tablet perhari (1x/hari) sesuai dengan rentang berat badan
3-<6 kg 6-<10 kg 10-14 kg 14-<20 kg 20-<25 kg ³25 kg
Dolutegravir 0,5 tablet 1,5 tablet 2 tablet 2,5 tablet 3 tablet
10 mg
Dolutegravir - - - - 1 tablet 1 tablet
50 mg*
*sediaan kombinasi dosis tetap tenofovir/lamivudine/dolutegravir 300/300/50 mg (TLD) digunakan pada remaja dengan BB ³30
kg. Monitor Ureum/Kreatinin/UL setiap 6 bulan jika menggunakan tenofovir.
Contoh:
Pada anak dengan sediaan semula: ABC/3TC + LPV/r 40/10 tiap 12 jam (2x/hari), diganti menjadi
ABC/3TC tiap 12 jam (2x/hari) dan DTG tiap 24 jam (1x/hari).
4. Anak dan remaja yang salah satu regimen terapi ARV-nya diubah dari
lopinavir/ritonavir menjadi dolutegravir tidak perlu diubah apabila sediaan
lopinavir/ritonavir granul dan tablet pediatrik telah tersedia kembali selama
anak atau remaja dalam keadaan virus tersupresi (jumlah virus/viral load
<1000 kopi/mL).
5. Pemantauan jumlah virus (viral load) dilakukan setiap tahun sesuai jadwal,
kecuali jika ada indikasi lebih cepat (perburukan klinis, munculnya infeksi
oportunistik).
Permasalahan
• Untuk anak dengan riwayat penggunaan ARV sebelumnya (LPV/r
merupakan lini kedua) à saat gagal dengan DTG, ARV mana yang
akan diberikan? Perlu uji resistensi.
Pemantauan anak terinfeksi HIV
Item Dasar Setiap bulan/ Setiap 6 Setiap 12 Sesuai
kunjungan bulan bulan indikasi
Klinis
Evaluasi klinis X X X
Berat dan tinggi badan X X
Perhitungan dosis ARV X X
Obat lain yang bersamaan X X
Kaji kepatuhan minum obat X
Pemantauan efek samping X
Item Dasar Setiap bulan/ Setiap 6 Setiap 12 Sesuai
kunjungan bulan bulan indikasi
Laboratorium
• Darah tepi lengkap X X X
• SGOT/SGPT X X
• Ureum/Kreatinin dan UL X Xa X
• Tes kehamilan pada remaja X X
• CD4% atau absolut X Xb
• Penapisan infeksi X X
oportunistik
• Penapisan toksisitas X X X
• Viral load (VL/PCR RNA) X Xc X
a
Ureum/Kreatinin dan UL diperiksa setiap 6 bulan pada penggunaan TDF
b
CD4 diulang setelah 6 bulan pengobatan, jika sudah normal, tidak perlu diulang kembali kecuali ada indikasi.
Jika belum normal, maka diulang kembali 6 bulan kemudian. Menjadi indikasi penghentian profilaksis
kotrimoksasol.
cVL: diulang 6 bulan setelah ARV dimulai, kemudian setiap 12 bulan
Aspek yang perlu diperhatikan pada pemantauan
jangka panjang anak terinfeksi HIV
Aspek klinis
Psikososial