TERAPI ANTIRETROVIRAL
KULIAH MATRIKULASI MAHASISWA APOTEKER
IFRS RSUD DR. SOETOMO
- Aditya Natalia, Apt., Sp.FRS. -
TUJUAN SESI:
Diharapkan mahasiswa memahami tentang:
Struktur HIV dan siklus hidupnya
Kerentanan virus dan transmisi
Tujuan terapi ARV
Target terapi ARV
Penggolongan ARV
Sediaan ARV
Kriteria pasien menerima terapi ARV
Rejimen ARV
Totoksisitas ARV
Monitoring terapi ARV
Kepatuhan pada terapi ARV
www.themegallery.com
STRUKTUR HIV
Envelop
gp 120
gp41
Enzym
Reverse transcriptase
Integrase
Protease
Inti
P17 (matrix)
P24 (kapsid)
P7/P9 (nucleocapsid)
SIKLUS HIDUP HIV
Limfosit T
www.themegallery.com
Kerentanan virus
HIV tidak dapat bertahan terhadap
pemanasan:
Temp 56oC selama 30 menit
Dididihkan selama beberapa detik
HIV tidak dapat bertahan terhadap
germisida:
0,5 1% sodium hipochlorite
70% ethanol
2% glutaraldehid
Aseton
Eter
Beta propiolactone (pengenceran 1 : 400)
NaOH (40 mMol/liter)
Sumber infeksi HIV
Konsentrasi terbesar:
Darah
Semen
Cairan serebrospinal
Konsentrasi lebih rendah:
Sekret vagina, uterus, cerviks
Air susu ibu
HIV telah dapat diisolasi dari :
Jaringan otak
KGB
Sel sutul
Kulit
Transmisi
Seksual
Produk darah:
1. Jarum suntik yang tercemar
2. Tranfusi darah
3. Donor organ
. Ibu ke anak
1.Saat persalinan
2.ASI
HIV TIDAK ditularkan melalui:
Ciuman
Bersin, batuk
Minum dari gelas yang sama
Keringat
Bersentuhan
Gigitan nyamuk
Jarum steril
Hubungan seksual dgn kondom
Tempat duduk toilet
Bersalaman
TUJUAN ARV
Menghentikanprogresifitas penyakit HIV
dengan menekan viral load
Memulihkan sistem immun, dan mengurangi
terjadinya infeksi oportunistik
Memperbaiki kualitas hidup
Menurunkan morbiditas dan mortalitas
karena infeksi HIV
TARGET TERAPI ARV
T-20
NRTI,
Entry NNRTI
Inhibitor
Reverse Macam2 PI
Transcriptase
Inhibitor
Integrase Protease
Inhibitor Inhibitor
PENGGOLONGAN ARV
NRTI NNRTI PI
Zidovudine (AZT/ZDV) Efavirenz (EFV) Indinavir (IDV)
Stavudine (d4T) Delavirdine (DLV) Nelfinavir (NFV)
Lamivudine (3TC) Nevirapine (NVP) Saquinavir (SQV)
Didanosine (ddl) Amprenavir (APV)
Abacavir (ABC) Ritonavir (RTV)
Zalcitabine (ddC) Lopinavir (LPV)
Emtricitabine (FTC) Atazanavir (ATV)
Fosamprenavir (FPV)
Tipranavir (TPV)
Darunavir (DRV)
NtRTI FI
Tenofovir (TDF) Enfuvirtide (ENF)
Lamivudine (3TC) Zidovudine (ZDV)
Gagal jumlah CD4 d Jumlah CD4 ke jumlah sebelum terapi (atau <<) atau
Pe an 50% dari nilai puncak dgn terapi (jika tahu) atau
Jumlah CD4 persisten < 100 sel/mm3 e
a. Kejadian ini harus dibedakan dengan immune reconstitution inflammatory syndrome (IRIS)
b. Keadaan tertentu stad 3 WHO (mis. TB paru, infeksi bakteri yg berat), bukan merupakan indikasi
gagal terapi, sehingga tdk perlu terapi dgn lini ke-2;
c. Beberapa keadaan stad 4 WHO ( EPTB: limfadenitis TB, peny. TB pleura yg tdk berpenyulit,
kandidiasis esofagus, pneumoni bakteri rekurens) bukan merupakan indikasi gagal terapi, sehingga
tdk perlu terapi dgn lini ke-2;
d. Tanpa infeksi yg terjadi bersamaan yg menyebabkan pe an jumlah CD4.
e. Beberapa pakar mengatakan bahwa mungkin lebih sesuai jika jumlah CD4 yg persisten <50/mm3
setelah 12 bulan dgn ART.
f. Jumlah VL yg optimal yang mengharuskan switch ART tdk diketahui. Tetapi, jumlah > 10.000
copies/ml berkaitan dengan progresi klinis dan dapat dinilai akan menurunkan jumlah CD4.
Sebab kegagalan terhadap ART
Tidak patuh pada terapi
Malabsorbsi obat
Interaksi antar obat
Resistensi virus
Kepatuhan (Adherence)
Adherence adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan perilaku pasien dalam
minum obat secara benar tentang dosis,
ferekuensi dan waktunya
Supaya patuh, pasien dilibatkan dalam
memutuskan apakah minum atau tidak
Compliance adalah pasien mengerjakan apa
yang telah diterangkan oleh dokter /
apotekernya
Pentingnya adherence
Bila obat tidak mencapai konsentrasi optimal
di dalam darah memungkinkan timbulnya
resistensi
Meminum dosis obat tepat waktu dan
meminumnya secara benar (mis. bersama
makanan vs lambung kosong) adalah penting
untuk mencegah terjadinya resistensi
Derajat adherence sangat berkorelasi dengan
keberhasilan dalam mempertahankan
supresi virus
Beberapa literatur/situs
yang berguna :