Seorang perempuan berusia 45 tahun dengan BB 55 kg dan TB 160 cm datang ke rumah sakit
dengan keluhan batuk sudah lebih dari 5 hari disertai demam dan merasakan dada yang terasa
sesak.
Riwayat penyakit keluarga ; Ibu meninggal karena stroke dan ayah meninggal karena PJK
T ; 39 C
TD ; 130/90 mmHg
N ; 105/i
P ; 33/i
Data Lab
Leukosit ; 15000/mm3
HB; 10 mg/dl
1. Pasien terinfeksi HIV AIDS, karena nilai CD4 200 cells/mm3 normalnya adalah 500-
1600 cells/mm3, jika jumlah CD4 menurun menandakan bahwa system keketalan tubuh
juga sedang melemah, semakin rendah nilai CD4 muka semakin besar kerusakan yang
disebabkan oleh HIV, jika CD4 kurang dari 200 sel/MCL mengindikasikan adanya
acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) dan risiko tinggi terkena infeksi
oportunistik. Pada gambaran klinis Tahap IV yaitu penyakit lanjutan (AIDS) yaitu pasien
mengalami infeksi oportunistik dari bakteri, jamur, protozoa, sumber virus dan ganas
yang dapat menyebabkan salah satunya penyakit paru-paru, bisa dilihat dari data hasil
rongten pasien bahwa adanya kavitusi dan perluasan infiltrate pada lobusyang disebabkan
oleh tuberculosis.
2. Memulai pengobatan jika CD4 < 350 cells/mm3 dan dengan pilihan rejimen awal 3 obat,
yaitu kombinasi meliputi : 2 nuleosida / nukeotida reverse trancriptase inhibitor 2 (NRTI)
dengan protase inhibitor (PI) atau 2 NRTI dengan inhibitor transcriptase balik non
nukleosida (NNRTI)
3. First line regimen : NNRTI - based (2 NRTI +1 NNRTI) Firstline NRTIS Zidovudine
(AZT) + Lamivudine (3TC)
b. Stavudine (d4T)+ tamivudine (3TC) - ketika TDF dan AZT dikontraindikasi kan
4. Infeksi Oportunitis adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak
menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi
dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk.
5. Hasil tes dapat berubah-ubah, tergantung pada jam berapa contoh darah diambil, kelelahan,
dan stress juga sangat berpengaruh pada hasil tes.
- LIntuk mendapatkan hasil yang benar-benar akurat perlu memunggu setidaknya 3 butun
(dan lebih disukasi 6 bulan) setelah kemungkinan terpapar virus ebelum terakhir kali diuji.
- Sistem kekebabalan dapat mengambil dari mana suja 3 hingga 12 minggu untuk membuat
antibody setelah terkena HIV. Didalam "periode jendela" sescorang mungkin mendapatkan
hasıl yang tida jelas atau negative palsu
6. Anemia karena AZT atau dalam jangka panjang seperti asidosis laktat dan neuropati karena
d4T dan gangguan lipid karena penggunaan LPV/r dari golongan PI.kemudian pada masa
kehamilan pun perlu diperhatikan (ex/ Efacirenz memiliki efek teratofenill). kombinasi
stavudin/didanosine ( asidosis laktat), dan nevirapine digunakan selama kehamilan harus
dengan pemantauan fungsi hati harus dilakukan, terrutama selama 18 minggu pertma
pengobatan.
c. Inhibitor protease
d. Inhibitor fusi
Inhibitor reverse transcriptase AZT (AZT, Retrovir)
analog Nukleosida Lamivudine (3TC, Epivir)
Stavudine (D4T, Zerit)
Ddl (DDI, Videx)
Zalcitabine (DDC)
Abacavir (Ziagen)
Nukleotida - Tenofovir (Viread)
Non-nucleoside transeriptase Nevirapine (viramune)
Delavridine (rescriptor)
Efavirenz (berkelanjutan)
Inhibitor fusi Enfuvirtide (T-20)
Inhibitor Protease Indinavir (erixivan)
Nelfinavir (viracept)
Ritonavir (norvir)
Saquinavir gel lembut
(fortovase)
Amprenavir (agenerase)
Lopinavit/ritonavir (kaletra)
Amprenavir/ritonavir