ANTIRETROVIRAL (ARV)
PADA PASIEN AIDS DI
RSUD TIDAR KOTA
MAGELANG
OLEH: FANNY SHITA P.
1
2
Tujuan Terapi ARV
• Memperbaiki kualitas hidup
• Mencegah infeksi oportunistik
• Mencegah progres penyakit
• Mengurangi transmisi kepada yg lain
3
Apa manfaat ARV untuk individu ?
4
Ada 5 tahap replikasi HIV
1. Binding and entry
Interaksi envelope virus dengan reseptor
sel host
Fusi membran envelope
Capsid virus masuk dalam sel
2. Reverse transcription
RNA ditranskripsi menjadi DNA
DNA akan bermigrasi ke nukleus
3. Replication
di dalam nukleus, DNA virus yang
terbentuk akan bersatu dengan DNA sel
host
enzim integrase mengkatalis penyatuan
DNA virus dengan genom sel host
sehingga di dalam genom sel host
terdapat gen hiv → provirus
4. Budding
virus akan membentuk struktur inti,
migrasi ke membran sel dan
memperoleh envelope lipid dari sel host
5. Maturation
setelah matur akan dilepaskan sebagai
partikel virus yang infeksius dan siap
menginfeksi sel lain
Klasifikasi ARV
• Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)
• Non nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)
• Protease inhibitor (PI)
• Entry inhibitor
CCR5 inhibitor
CXCR4 inhibitor
Fusion inhibitor (FI)
CD4 binding inhibitor
• Integrase inhibitor
• Maturation inhibitor
8
Target Terapi Antiretroviral
Attachment
Inhibitor,
Coreceptor
Antagonist
Fusion
Inhibitor NRTI,
Entry NNRTI
Inhibitor
Reverse PI
Transcriptase
Inhibitor
Integrase Protease
Inhibitor Inhibitor Maturation
Inhibitor
9
RTI adalah obat ARV yang bekerja melalui
inhibisi reverse transcriptase hiv (enzim
yang mengkatalisis konversi RNA HIV
menjadi DNA double stranded)
menghentikan proses trankripsi dari RNA
menjadi DNA (RNA HIV tidak menjadi
DNA HIV). Hasilnya HIV tidak dapat
masuk pusat ruangan pabrik dan HIV
tidak dapat menjadi bagian material sel-
sel tubuh.
a. Nucleosid reverse transcriptase inhibitor
(NRTIs)
Mrp obat ARV pertama yang
digunakanib
Dibagi mjd 2 :
Thymidines : ZDV dan d4t (tdk bekerja
sama)
Non thymidine : 3TC, ABC, ddC
b. Nucleotide reversetranscriptaseinhibitor
(NtRTIs)
- Mghmbt HIV RT tanpa tgtng tahap
fosforilasi intrasel awal
- Efektifitas lbh luas dibanding nucleosid
scr umum
- Ex. tenofovir
Secara struktur berbeda dengan NRTI,
terikat pada tempat yang berbeda
pada enzim reverse transcriptase dan
merupakan inhibitor poten dari RT.
Ex. NVP, EFV
Bekerja dengan cara:
mengikat enzim protease virus
mencegah pemecahan protein virus
mencegah HIV merangkai diri dan
melepaskan diri dari sel yang terinfeksi
sehingga tidak terbentuk calon virus
baru.
Ex. Ritonavir, lopinavir
Obat ARV yang tersedia
NRTI NNRTI PI
Zidovudine (AZT) Efavirenz (EFV) Indinavir (IDV)
Stavudine (d4T) Delavirdine (DLV) Nelfinavir (NFV)
Lamivudine (3TC) Nevirapine (NVP) Saquinavir (SQV)
Didanosine (ddl) Etravirine (ETV) Amprenavir (APV)
Abacavir (ABC) Ritonavir (RTV)
Zalcitabine (ddC) Lopinavir (LPV)
Emtricitabine (FTC) Atazanavir (ATV)
Fosamprenavir (FPV)
Integrase inh Tipranavir (TPV)
Raltegravir (RGV) Duranavir (DRV)
Efek samping:
Supresi sumsum tulang (netropeni)
Intoleransi GI
Sediaan 30 mg: Staviral
Efek samping:
Neuropati perifer
Lipodistrofi
Laktat asidosis
Pankreatis
Golongan NRTI yang poten dan telah
lama digunakan, tidak butuh data
laboratorium awal untuk memulai, harga
relatif murah
WHO memberikan rekomendasi untuk
mengganti stavudine dengan tenofovir
Sediaan : 150 mg (Hiviral)
Dosis 150 mg tiap 12 jam atau 300 mg
tiap 24 jam
Toksisitas rendah
Sediaan 300 mg
Dosis diberikan single dose tiap 24 jam
Efek samping : Insufisiensi fungsi ginjal
Kombinasi tenofovir dengan FDC :
Truvada
Sediaan 200 mg
Dosis 200mg tiap 24 jam selama 14 hari,
kemudian 200 mg tiap 12 jam (bila tdk
ada rash)
Efek samping : rash, hepatotoksik
Stop jika terjadi SJS, tidak boleh diulang
lagi, efavirens tidak direkomendasikan
untuk mengganti
Sediaan 200mg, 600mg
Dosis 600 mg tiap 24 jam (malam hari)
Efek samping: SSP (pusing, mengantuk,
sukar tidur, halusinasi), peningkatan
kadar transaminase, ruam
Teratogenik
Aman untuk TB/HIV yang mdpt terapi
rifampisin
Start
› Memulai terapi ARV pada Odha yang baru dan
belum pernah menerima sebelumnya
› Restart: memulai kembali setelah berhenti
sementara
Substitute
› Mengganti salah satu/ sebagian komponen ART
dengan obat dari lini pertama
Switch
› Mengganti semua rejimen ART (beralih ke lini
kedua)
Stop
› Menghentikan pengobatan ARV
1. Konseling – Adherence
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan lab
4. Pengobatan IO yang timbul
5. Logistik obat
Konseling Pengobatan ART
sebelum memulai pengobatan
Pasien harus memahami : tujuan terapi
26
Paduan ARV hrs menggunakan 3 jenis
obat yang berada dalam dosis terapetik
untuk menjamin efektivitas penggunaan
obat
Membantu pasien agar patuh minum
obat
Menjaga kesinambungan ketersediaan
obat ARV dgn manajement logistik
Progresi menjadi AIDS/mati
berdasarkan jenis terapi
30
25
Tanpa terapi
20 Mono-terapi
15 Dual-therapy
10
Triple therapy
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Bulan
28 JAMA 1998 & CMAJ 1999
Target Stadium Jumlah Rekomendasi
populasi klinis CD4
ODHA 1 dan 2 CD4 > Monitor klinis
350 &pemeriksaan
sel/mm3 CD4 tiap 6
bulan
HIV/TB Berapa Berapa Mulai terapi
pun pun
Hep.B/ Berapa Berapa Mulai terapi
HIV pun pun
Ibu hamil Berapa Berapa Mulai terapi
pun pun
Supresi virus yg lengkap menyebabkan
respons imunologis yg kuat
200
Perubahan jumlah CD4
(sel/mm3)
100
(log10 copies/mL)
Minggu
–1.5
–2.5
??
?
31
Lini I : 2 NRTI + 1 NNRTI
Lini Pertama
TDF + 3TC (FTC) + EFV (Atripla)
Alternatif
AZT + 3TC + EFV (Duviral & Efavirens)
AZT + 3TC + NVP (Duviral & Neviral)
Catatan:
Pasien baru yg menerima subtitusi dari
Zidovudine langsung diberikan tenovofir
Pada koinfeksi TB
Mulai pengobatan TB terlebih dahulu
selama 2 bulan, penggunaan Efafirens
lebih direkomendasikan.
Pada kehamilan
AZT + 3TC + NVP (Duviral & Nevirapine)
TDF + 3TC + NVP (Tenofovir , Hiviral &
Nevirapin)
Regimen utama: tenofovir + lamivudin +
lopinavir
Regimen alternatif: tenofovir + lamivudin +
evavirens (kombinasi Atripla)
Paling baik sebelum 4 jam atau maksimal 72
jam stlh kejadian
ARV diberikan selama 1 bulan
Pastikan yang terpajan adalah HIV negatif
Lakukan tes pada bulan 3 dan 6
Jika yg terpajan menderita hepatitis B maka
PPP sebaiknya TDF/ 3TC
Jadwal waktu saat minum ARV
Konsentrasi ARV
dalam darah Toksisitas ARV
Konsentrasi
efisien ARV
36
38
39
Toksisitas/Efek samping
Hamil
Risiko Hamil
TB baru
Ada obat baru
Stok obat habis
40
Ketidak mampuan untuk menahan efek samping
disfungsi organ yang cukup berat
Dapat dipantau secara klinis
› keluhan,
› pemeriksaan fisik pasien, atau
› hasil laboratorium
Bila obat atau rejimen dapat diidentifikasi dengan
jelas ganti dengan obat yang tidak memiliki efek
samping serupa:
› AZT dengan d4T (untuk anemia) / TDF, atau
› EFV diganti NVP
Kombinasi ARV terbatas tidak dianjurkan
mengganti obat yang terlalu dini
41
Ditujukan untuk obat yang berisiko
teratogenik, yaitu Efavirenz (EFV)
Jika perempuan usia muda yang sedang
menggunakan rejimen yg mengandung EFV
berisiko hamil, maka EFV diganti dgn NVP
Jika ibu hamil dalam trimester I dan sedang
menggunakan rejimen yg mengandung EFV,
maka EFV diganti dgn NVP
42
Jika seseorang yang sedang
mendapat ART kemudian timbul TB
baru, maka rejimen yang sedang
digunakan dinilai apakah tdk ada
interaksi dgn OAT
43
Cara Mengganti Obat
44
Cara Mengganti Obat
Penggantian antar NNRTI
45
Toksisitas lini ke-1 ARV dan obat substitusi yang dianjurkan
Obat ARV Jenis toksisitas yg sering terjadi Substitusi
ABC Reaksi Hipersensitifitas AZT atau TDF atau d4T
Asidosis laktat
TDF atau ABC d
Lipoatrofi / sindrom metabolik e
d4T
Peripheral neuropathy AZT atau TDF atau ABC
TDF Toksisitas ginjal (renal tubular dysfunction) AZT atau ABC atau d4T
Toksisitas sistem susunan saraf pusat persisten f NVP atau TDF atau ABC (atau setiap PI h)
EFV Teratogenik potensial (kehamilan trimester ke-1 atau wanita tidak menggunakan
NVP atau ABC (atau setiap PI h)
kontrasepsi yg adekuat)
demam, lesi mulut, blistering, facial oedema, atau conjunctivitis; sindrom Stevens-Johnson dapat mengancam jiwa. Untuk ruam kulit yang mengancam jiwa, substitusi
dgn EFV tdk dianjurkan, meskipun hal ini telah dilaporkan pd sejumlah kecil pasien di Thailand tanpa kekambuhan ruam kulit.
h Klas PI harus dicadangkan untuk terapi lini ke-2 karena tdk ada rejimen yang poten yang diketahui setelah gagal awal pada PI.
46
Alasan Switch
48
Definisi Gagal Pengobatan secara Klinis, jumlah CD4, dan Virologis
utk Pasien dgn Rejimen Lini Pertama ARV
Gagal jumlah CD4 d Jumlah CD4 ↓ ke jumlah sebelum terapi (atau <<) atau
Pe ↓ an 50% dari nilai puncak dgn terapi (jika tahu) atau
Jumlah CD4 persisten < 100 sel/mm3 e
a. Kejadian ini harus dibedakan dengan immune reconstitution inflammatory syndrome (IRIS)
b. Keadaan tertentu stad 3 WHO (mis. TB paru, infeksi bakteri yg berat), bukan merupakan indikasi gagal
terapi, sehingga tdk perlu terapi dgn lini ke-2;
c. Beberapa keadaan stad 4 WHO ( EPTB: limfadenitis TB, peny. TB pleura yg tdk berpenyulit, kandidiasis
esofagus, pneumoni bakteri rekurens) bukan merupakan indikasi gagal terapi, sehingga tdk perlu terapi
dgn lini ke-2;
d. Tanpa infeksi yg terjadi bersamaan yg menyebabkan pe ↓ an jumlah CD4.
e. Beberapa pakar mengatakan bahwa mungkin lebih sesuai jika jumlah CD4 yg persisten <50/mm 3
setelah 12 bulan dgn ART.
f. Jumlah VL yg optimal yang mengharuskan switch ART tdk diketahui. Tetapi, jumlah > 10.000 copies/ml
berkaitan dengan progresi klinis dan dapat dinilai akan menurunkan jumlah CD4.
49
• Jika tersedia, gunakan Viral Load utk
konfirmasi gagal pengobatan
• Jika tersedia, periksa Viral Load setiap 6
bulan
• Persisten Viral Load > 5000 copies/ml
menunjukkan gagal pengobatan
• Jika tidak tersedia VL, gunakan kriteria
imunologis
Bila dipakai kriteria klinis dan/atau kriteria
CD4 saja telah ada mutasi yang resisten
sebelumnya, dan menutup kemungkinan
penggunaan komponen NRTI dari rejimen
alternatif, karena ada resistensi silang
dalam satu golongan obat (drug class
cross-resistance)
51
Rekomendasi untuk lini 2 dewasa
NRTI backbone Protease Inhibitor
TDF + 3TC
Untuk pasien
dengan terapi
lini 1 d4T atau
AZT
ATAU + LPV/r
Untuk pasien
dengan terapi AZT + 3TC
lini 1 TDF
52
Kombinasi ARV yang tidak dianjurkan
d4T + AZT – ke-2 obat bekerja melalui jalur metabolik yang sama [A-II]
d4T + ddI a - Obat2 tsb memiliki toksisitas yg saling tumpang tindih [A-II]
TDF + 3TC + ABC b − rejimen ini menimbulkan mutasi K65R dan insidens tinggi
akan gagal virologis yang awal [A-III]
TDF + 3TC + ddI c – rejimen ini menimbulkan mutasi K65R dan insidens tinggi akan
gagal virologis yang awal [A-III]
TDF + ddI + NNRTI d - rejimen ini berkaitan dengan insidens tinggi akan gagal
virologis yang awal [A-III]
a. Didanosine (ddI) adalah adenosine analogue NRTI yang biasanya dicadangkan utk rejimen lini ke-2
b. Data dari penelitian klinis pd dewasa dari kombinasi TDF + ABC + 3TC menunjukkan tingginya kegagalan virologis dan rsistensi terhadap
obat. Berdasarkan keadaan tsb. Dan kurangnya data klinis, tulang punggung NRTI ini jangan digunakan untuk pengobatan pasien naïve. Laporan
lain mengatakan bahwa ABC dan TDF menimbulkan mutasi K65R, yang menurunkan kerentanan terhadap ke-2 obat.
c. Penelitian percobaan menghasilkan insidens tinggi akan mutasi K65R dan gagal virologis
d. Penggunaan TDF + ddI dgn boosted PI dapat dipertimbangkan dgn hati2 dan monitoring ketat sampai ada lebih banyak data [B-IV]. Dosis ddI
harus disesuaikan dgn berat badan jika digunakan bersama dgn TDF utk mengurangi risiko toksisitas 53
54
Alasan Stop
• Toksisitas/Efek samping
• Hamil
• Gagal Pengobatan
• Adherence buruk
• Sakit / MRS
• Stok obat habis
• Kekurangan Biaya
• Keputusan pasien
56
Jikaingin menghentikan ART yang berisi
NNRTI (mis: AZT+3TC+NVP, maka NVP
dihentikan lebih dahulu, dan 1 minggu
kemudian baru 2 NRTI dihentikan.
57
EFEK SAMPING ARV
- Toksisitas mitokondria
- Asidosis laktat / Toksisitas hepar
NRTI & toksisitas mitokondria
- ruam kulit
- hepatitis
NNRTI
• NVP
– Ruam kulit berat
– Hepatitis
• EFV
– SSP
– Teratogenik (jangan diberikan pada usia
muda dalam usia reproduksi tanpa metode
KB yg aman)
Rekomendasi WHO untuk
Monitoring Laboratorium ART
Kategori Pemeriksaan laboratorium
Tes antibodi HIV, hemoglobin atau
Minimal
hematokrit
Lekosit dan hitung jenisnya (jumlah
limfosit total/TLC)
SGOT atau SGPT
Dasar
Kreatinin dan/atau Ureum
Glukosa darah
Tes kehamilan utk perempuan
Bilirubin
Yg Amilase
diinginkan Profil lemak
Jumlah CD4
Pilihan Viral load
Monitoring laboratorium untuk toleransi/toksisitas ART
Jenis ARV
Pem Laboratorium NRTI NNRTI PI
Penting pada basis dan follow-up
Darah lengkap √
Urin (glukosa, protein, mikroskopis) √ √