Anda di halaman 1dari 31

UHAMKA

FARMAKOTERAPI & TERMINOLOGI MEDIS


HIV - AIDS
KELOMPOK 7
1. ADILLA NOVIANDA RANY 2104026002
2. AGUSTINA EMILIA SAHARA 2104026003
3. ASTRIED GEOVANY 2104026011
4. LUSI ANDANI 2104026054
5. NENENG HANIFAH HAMBALI 2104026070
6. NINIK SETIYAWATI 2104026070
7. OKTADITAMI PRIMA WINANDA 2104026078
8. OKTAVIANI MANDAYANTI 2104026079
9. VINI FATIKA DEWI 2104026117
HIV - AIDS
• Human Immunodeficiency Virus, Virus Acquired : ditularkan dari orang ke orang
yang menyerang sistem kekebalan tubuh Immune : sistem kekebalan tubuh
manusia dan menimbulkan AIDS Deficiency : tidak berfungsi dengan baik
Syndrome : kumpulan tanda / gejala
❑ Terdapat dalam cairan tubuh yang telah
terinfeksi terutama di dalam darah, air
mani atau cairan vagina
Kumpulan gejala yang disebabkan oleh
virus HIV dimana menyebabkan kerusakan
pada system kekebalan tubuh

Sumber : Pedoman ILO/WHO tentang pelayanan


kesehatan HIV/AIDS. Direktorat pengawasan kesehatan
kerja.2015
Pathogenesis HIV

❑ Penyebab HIV adalah virus yang tergolong


retrovirus RNA yang disebut Human
immunodeficiency Virus (HIV)
❑ Virus HIV hanya dapat bereplikasi dengan
memanfaatkan sel inang
❑ Siklus hidup HIV diawali dengan penempelan
partikel virus (virion) pada reseptor (CD4 {T
helper} dan CXCR5 ) di permukaan sel inang
❑ Sel-sel yang menjadi target HIV adalah sel
dendritik, sel T, dan makrofag. Sel sel tersebut
terdapat pada permukaan lapisan kulit dalam
(mukosa) penis, vagina dan oral yang biasanya
menjadi tempat awal infeksi HIV

Sumber : Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk ODHA, DepKes Struktur HIV


RI, 2006
Sumber : Pedoman Pelayanan Kefarmasian
untuk ODHA, DepKes RI, 2006

Siklus Hidup HIV


Faktor Resiko Penularan HIV
CARA PENCEGAHAN

1.Peningkatan gaya hidup sehat melalui KIE, life skill education,


pendidikan kelompok sebaya, konseling
2.Peningkatan penggunaan kondom pada perilaku seksual rawan
tetular dan menularkan
3.Pengurangan dampak buruk pada penggunaan NAPZA suntik
4.Penatalaksanaan IMS (klinik IMS, peneriksaan berkala,
pengobatan dengan pendekatan sindrom dan etiologi
5.Skrining pengamanan donor darah
6.Kewaspadaan universal pada setiap kegiatan medis
7.Pencegahan penularan dari ibu HIV + kepada anaknya (PMTCT
dan pemberian makanan bayi)
Klasifikasi Stadium Klinis HIV Menurut WHO 2006

STADIUM GEJALA KLINIS

STADIUM 1 (ASIMPTOMATIK) Penurunan BB, limfanodeopati

Penurunan BB 5-10%, ISPA berulang (sinusitis, otitis, faringitis, bronchitis), herpes zoster (dalam 5 thn terakhir),
STADIUM 2
Luka di sekitar bibir (cheilitis angularis), ulkus mulut berulang, ruam kulit yang gatal, dermatitis seboroik/PPE
(GEJALA RINGAN)
(Pruritic Papular Eruption), Infeksi jamur kuku

Penurunan BB >10%, diare/demam >1 bulan, kandidiasis oral persisten, Oral hairy leukoplakia, TB paru (dlm 1 thn
STAIUM 3 (GEJALA SEDANG) terakhir), infeksi bakteri yang berat (pneumonia, meningitis), gingivitis/periodontitis ulseratif nekrotikan akut,
anemia (Hb < 8 g/dl), neutropenia (<5000/ml), trombositopenia kronis (<50.000/ml)

HIV wasting syndrome, HIV wasting Syndrome (BB turun >10%, demam & diare kronis tanpa penyebab yg jelas >
1 bulan, kelemahan kronis), Pneumonia pneumocystis, Pneumonia bakteri berat yang berulang, Herpes simpleks
kronis, Kandidiasis esophagus/trakea/bronkus/paru, TB extra paru, Sarkoma Kaposi, Infeksi Cytomegalovirus
(retinistis/infeksi organ lain), Toxoplasmosis SSP, Ensefalopati HIV, Kriptokokus extra paru (termasuk meningitis),
STADIUM 4 (GEJALA BERAT) Infeksi mikrobakterium non-tuberkulosis yang luas (diseminata), Progessive Multifocal leucoencephalopathy,
Kriptosporidiosis kronis, Isoporiosis kronis, Mikosis diseminata (histoplasmosis, koksidiomikosis, penisiliosis extra
paru), Septikemi berulang, Limfoma (otak/ non-Hodgkin sel B), Karsinoma serviks invasive, Leishmaniasis
diseminata atipikal
Sumber : PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIANOMOR 87 TAHUN 2014
TENTANG PEDOMAN PENGOBATAN
ANTIRETROVIRAL34
Tes Laboratorium
Terapi Farmakologi

NRTI NtRTI NNRTI Protease


(Nucleotide
(Nucleoside
Reverse
Reverse
(Non-Nucleoside
Reverse Transcriptase Inhibitor
Transcriptase Inhibitor)
Transcriptase Inhinitor)
Inhibitor )

Zidovudine (AZT), Efavirenz (EFV) Ritonavir,


Tenofavir (TDF)
Stavudine(d4T), dan nevirapine
Lamivudine (3TC (NVP)
Terapi Farmakologi
PEMILIHAN TERAPI LINI PERTAMA
Paduan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk pemilihan lini pertama adalah:

Sumber : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 ;


TENTANG PEDOMAN PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL
KEGAGALAN TERAPI
❑Kegagalan terapi adalah kondisi ketika setelah pasien
memulai terapi minimal 6 bulan dengan kepatuhan yang
tinggi tetapi tidak terjadi respon terapi seperti yang
diharapkan.
❑Kegagalan terapi menurut kriteria WHO:
1)Kegagalan klinis: kegagalan yang ditunjukkan dengan
timbulnya penyakit seperti TB dan infeksi paru berat
2)Kegagalan imunologis: kegagalan yang ditunjukkan dengan
gagal mencapai dan mempertahankan jumlah CD4 yang
adekuat
3)Kegagalan virologis: kegagalan yang ditunjukkan dengan
VL (Viral Load) berjumlah >5.000 copies/mL
PEMILIHAN TERAPI LINI KEDUA
❑ Rekomendasi paduan terapi lini kedua adalah:

2 NRTI + boosted-PI

Sumber : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 ; TENTANG
PEDOMAN PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL
Terapi Infeksi Oportunistik
TERAPI UNTUK WANITA
HAMIL
❑Tujuan: untuk mencegah terjadinya transmisi vertical
dari ibu kepada anak dan juga untuk mengoptimalkan
pengobatan yang diterima
❑Efavirenz (memiliki efek teratogenik)
❑Kombinasi stavudin/didanosine (asidosis laktat)
❑Nevirapine digunakan selama kehamilan harus dengan
monitoring fungsi hati terutama selama 18 minggu
pertama pengobatan
ALGORITMA
REKOMENDASI
ARV PADA IBU HAMIL
DAN MENYUSUI
Terapi ARV untuk ibu hamil dengan berbagai situasi klinis
No Situasi klinis Rekomendasi pengobatan

1 ODHA dengan indikasi terapi ARV dan kemungkinan hamil atau sedang AZT+3TC+NVP
hamil TDF+3TC/FTC+NVP
AZT +3TC+EVF*
TDF+3TC / FTC+EVF*

2 ODHA sedang menggunakan terapi ARV dan kemudian hamil Lanjutkan paduan ( ganti dengan NVP atau golonga PI jika sedang
menggunakan EFV pada trimester I
Lanjutkan dengan ARV yang sama selama selama dan sesudah
persalinan

3 ODHA hamil dengan jumlah CD4 > 350/mm3 atau dalam stadium klinik ARV mulai pada minggu ke 14 kehamilan
2,3 atau 4
4 ODHA hamil dengan jumlah cd4 < 350/mm3 atau dalam stadium klinis 2,3 Segera mulai terapi ARV
atau 4
5 ODHA hamil dengan TB aktif OAT yang sesuai tetap diberikan paduan untuk ibu, bila pengobatan
mulai trimester 2 dan 3 : AZT(TDF)+3TC+EFV

6 Ibu hamil dalam masa persalinan dan tidak diketahui status HIV nya • Tawarkan test dalam masa persalinan atau setelah persalinan
• Jika hasil test reaktif maka dapat diberikan paduan pada butir
1.

7 ODHA datang pada masa persalinan dan belum mendapat terapi ARV Paduan pada butir 1
Studi Kasus
• Seorang pasien Tn. X berusia 39 tahun melakukan MCU, dari hasil MCU yang diperoleh hasil sebagai berikut:
Tekanan darah : 99/72 mmh
Suhu : 36oC
Leukosit : 520.000 mm3
Trombosit : 248.000 mm3
Hemoglobin : 13,7 mg/dL
CD4 : 197 cell/µg
BB : 54 kg
• Setelah diberikan penjelasan hasil MCU, pasien memberi keterangan bahwa ia pernah mengalami sex sesama jenis
dan pasien mengalami penurunan berat badan. Kemudian dokter meresepkan beberapa obat sebagai brikut :
Tenolam E 30 tablet 1xsehari 1 tab
sanprima F 60 tablet 2 x sehari 1tab
Isoniazid 300mg 30 tablet 1 x sehari 1 tab
Vitamin B6 100mg 30 ttablet 1 x sehari 1 tab

Pertanyaan :
❑ Kembangkan Kasus berikut, mulai gejala klinis, parameter laboratorium yang mendukung
❑ Analisis farmakoterapi pada kasus tersebut
Jawaban
Subjek
• Pasien laki laki (TN X) umur 39 tahun,
• Latar belakang : Pernah melakukan seks sesama jenis
• Keluhan berat badan menurun drastis

Objek
• Tekanan darah : 99/72 mmhg
• Suhu : 36oC
• Leukosit : 520.000 mm3
• Hemoglobin : 13,7 mg/dL
• Trombosit : 248.000 mm3
• CD4 : 197 cell/µg
• BB : 54 kg

Assesment
• Pasien laki laki didiagnosa menderita HIV stadium 1
• Pasien mengalami penurunan berat badan
Hasil Pemeriksaan Lab Nilai normal Nilai hasil Keterangan
pemeriksaan

TD 120/80 mmHg 99/72 Sedikit hipotensi (masih normal)

Suhu Tubuh 36,5 – 37,5 ᵒC 36ᵒC Normal

CD4+ 600-1200 sel/ᶙl 197 cells/ᶙl Imunosupresi berat dan beresiko terjangkit

Hb 12-15 g/dl 13,7 g/dL Normal

leukosit 3200-10.000 mm3 520.000/mm3 Terjadi peningkatan, indikasi pasien mengalami


infeksi

Trombosit 170.000-380.000/mm3 248.000/ mm3 Normal


Tata Laksana Terapi

1. Terapi non farmakologi


Kontak seksual sebaiknya menggunakan kondom, tidak melakukan
seks sesama jenis, memberikan asupan gizi yang baik untuk
meningkatkan imunitas penderita.

2. Terapi Farmakologi
Tenolam E 30 tablet 1xsehari 1 tab
sanprima F 60 tablet 2 x sehari 1tab Tenolam E Kombinasi:
tenofovir 300 mg +
Isoniazid 300mg 30 tablet 1 x sehari 1 tab lamivudin 300 mg +
Vitamin B6 100mg 30 ttablet 1 x sehari 1 tab efavirenz 600 mg
• Terapi farmakologi yang dipilih merupakan terapi Lini pertama

Pilihan paduan ARV lini pertama berlaku untuk ODHA yang belum
pernah mendapatkan ARV sebelumnya.

Tenolam E Kombinasi: tenofovir 300 mg + lamivudin 300 mg + efavirenz 600 mg

• Pencegahan Infeksi Opertunistik


sanprima Forte
Isoniazid 300mg
Vitamin B6 100mg
Monitoring dan Evaluasi
• Parameter keberhasilan terapi yaitu
a.Pemantauan nilai CD4 pasien yaitu dengan melihat
data jumlah CD4 saat mulai ART dan perkembangan
CD4 yang dievaluasi tiap 6 bulan sangat diperlukan
untuk menentukan terdapatnya kegagalan imunologis
b.Pemantauan fungsi hati ; SGOT, SGPT, bilirubin, fungsi
ginjal : ureum, kreatinin, dan gula darah, asam urat
untuk data dasar penyakit penyerta atau efek samping
pengobatan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai