Anda di halaman 1dari 49

PEDOMAN ARV

INDONESIA
TERBARU
EVOLUSI TATA LAKSANA HIV

2004 2006 2011 2014 2018

Tes dan konseling HIV


Lebih mudah dan sederhana
Indikasi mulai terapi
Terapi lebih awal
Paduan ARV
Terapi lebih sederhana
Jenis ARV
Efek samping lebih sedikit
MANFAAT ARV
Menurunkan angka infeksi oportunistik dan
Meningkatkan
Mencegah
Meningkatkan
Mencegah kematian
kualitas
penularan
penularan
usia
hidup
harapan
pada
dan
pada
pasangan
produktivitas
hidup
bayi
KAPAN MEMULAI ARV?
CD4 berapa saja

CD4 < 350

CD4 < 350

Non CD4 : -
CD4 < 200 - Bumil,
- Bayi/anak,
- TB,
- IMS,

AIDS
- Hepatitis,
- Populasi Kunci
- Serodiscordant
- Epid Meluas
START STUDY: RANDOMIZED
COMPARISON OF IMMEDIATE VS
DELAYED ART Study endpoints
Treatment-naive Immediate (over 6 yrs)
pts with treatment Fatal AIDS or nonfatal serious
CD4+ cell count AIDS events (CV, liver, renal, and
> 500 cells/mm³ Defer treatment cancer)
until CD4+ cell count
(N = 4685) ≤ 350 cells/mm³ Non-AIDS–related death

Study stopped in
May 2015 due to
excess of events
(86 vs 41) in the
deferred treatment
arm

N Eng J Med 2015


START ART REGARDLESS CD4 COUNT!

START
trial

TEMPRANO
trial

HPTN 052
trial
REKOMENDASI INDIKASI ARV

Terapi ARV harus diberikan kepada semua ODHA tanpa melihat stadium klinis dan nilai
CD4 (sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang).
Terapi ARV harus dimulai pada semua ODHA yang hamil dan menyusui, tanpa
memandang stadium klinis WHO dan nilai CD4 dan dilanjutkan seumur hidup (sangat
direkomendasikan, kualitas bukti sedang).

Draft PNPK HIV 2018


Kapan Mulai Memberikan Terapi ARV?
1. ODHA dengan infeksi oportunistik
Pengobatan dan Efek samping obat infeksi Sindrom pulih imun
pencegahan infeksi
oportunistik
Pemberian terapi ARV

TB: 2-8 minggu setelah obat TB

Pedoman WHO baru: jika CD4 <


50: dalam waktu 2 minggu
Infeksi/kondisi yg terapinya adalah ARV  lebih cepat
- CMV
- Cryptosporodiasis
- PML
- Limfadenopati HIV/HIVAN/kardiomiopati HIV, etc

2. ODHA tanpa infeksi oportunistik:


Segera diberikan jika memenuhi indikasi setelah pasien SIAP
KAPAN MEMULAI TERAPI?

Pada ODHA dengan TB, pengobatan TB dimulai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan
dengan pengobatan ARV sesegera mungkin dalam 8 minggu pertama pengobatan TB
(sangat direkomendasikan, kualitas bukti tinggi).
ODHA dengan TB yang dalam keadaan imunosupresi berat (CD4 <50 sel/mm3) harus
mendapat terapi ARV dalam 2 minggu pertama pengobatan TB (ungraded).

Draft PNPK HIV 2018


PEMBERIAN ARV DITUNDA SAMPAI 6

PADA MENINGITIS MINGGU SETELAH


TERAPI
CRYPTOCOCCUS CRYPTOCOCCUS
Paduan ARV yang digunakan
Terapi ARV dulu
Terapi ARV sekarang

 Pilihan Obat ARV


REKOMENDASI PADUAN ARV LINI
PERTAMA

Paduan TDF + 3TC (atau FTC) + EFV dalam


pilihan bentuk KDT
Paduan • AZT + 3TC + NVP
alternatif • AZT + 3TC + EFV
• TDF + 3TC (atau FTC) + NVP

Pedoman Nasional Antiretroviral 2014 (Permenkes no 87 tahun 2014)


EFAVIRENZ (EFV) SAFETY IN PREGNANCY

Incidence of neural tube


defects 0.05%
⩬ general population

No evidence of an increased risk of overall or central nervous system congenital


anomalies associated with first-trimester exposure to efavirenz
Ford, et al. AIDS 2014, 28 (Suppl 2):S123–S131
REKOMENDASI PADUAN ARV LINI PERTAMA

Paduan TDF + 3TC (atau FTC) + EFV dalam


pilihan bentuk KDT
Paduan • AZT + 3TC + NVP
alternatif • AZT + 3TC + EFV
• TDF + 3TC (atau FTC) + NVP
• AZT + 3TC + EFV400 *
• TDF + 3TC (atau FTC) + EFV400 *

* Belum dapat direkomendasikan pada ibu hamil dan ODHA yang menggunakan rifampisin

Draft PNPK HIV 2018


PADUAN ART LINI 1
PADA ANAK (3-10 TAHUN)

Mulai dengan salah satu paduan

Pilihan AZT+3TC+EFV

ABC+3TC+NVP
ABC + 3TC+EFV
Alternatif AZT + 3TC + NVP
TDF + 3TC (atau FTC) + EFV
TDF + 3TC (atau FTC) + NVP

Draft PNPK HIV 2018


PADUAN ART LINI 1
PADA ANAK < 3 TAHUN

Mulai dengan salah satu paduan

Pilihan (ABC atau AZT)+3TC+LPV/r

Alternatif (ABC atau AZT) + 3TC + NVP

Draft PNPK HIV 2018


1. Penderita TBC

PILIHAN ARV 2. Penderita


PADA Hepatitis B
KEADAAN
KHUSUS
3. Penderita anemia
PEMANTAUAN

• Klinis
• CD4
• Viral load
KEGAGALAN TERAPI
Dinilai minimal sudah ARV 6 bulan dengan kepatuhan yang baik

Munculnya infeksi oportunistik baru


atau berulang
Gagal klinis
Dewasa: CD4 ↓ sampai < nilai awal;
CD4 persisten <100 sel/cc selama 1
Gagal thn; CD4 turun 50% dari nilai
tertinggi
imunologis
Anak <5 thn:
CD4 persisten <200 sel/cc atau <10%
Gagal virologis
VL > 1000
kopi/cc
RESISTENSI DAN KRITERIA
KEGAGALAN TERAPI

Resistance CD4 drop

Viral load
Non-
Adherence
Clinical
1 2 3 4 5

Started
HAART Time after treatment
PEMANTAUAN SETELAH PEMBERIAN ART
PEMANTAUAN VIRAL LOAD

Rekomendasi Viral load rutin


Viral load terbatas
(Terduga gagal klinis atau
Pemeriksaan viral load rutin (Deteksi dini gagal virologis)
imunologis
dilakukan pada bulan ke 6 dan
ke 12 setelah memulai ARV Pemeriksan viral load
dan berikutnya setiap 12 bulan
(rekomendasi sesuai kondisi,
kualitas bukti sangat rendah). Viral load >1000 kopi/ml

Evaluasi kepatuhan pengobatan

Ulang pemeriksaan viral load


setelah 3-6 bulan

Viral load Viral load


≤1000 kopi/ml >1000 kopi/ml

Pertahankan terapi ARV


Ganti ke terapi ARV lini kedua
lini pertama

Draft PNPK HIV 2018


PEMANTAUAN SETELAH PEMBERIAN ART
PEMANTAUAN CD4

Rekomendasi
Pada kondisi pemeriksaan viral load dapat dilakukan rutin, pemeriksaan CD4
direkomendasikan untuk dilakukan pada saat didiagnosis HIV, 6 bulan setelah
pengobatan, sampai indikasi menghentikan kotrimoksazol (rekomendasi sesuai
kondisi, kualitas bukti rendah).

Draft PNPK HIV 2018


PADUAN ART LINI 2
PADA DEWASA DAN REMAJA

Regimen lini pertama yang


digunakan Pilihan regimen lini ke-2

TDF + 3TC (atau FTC) + EFV AZT + 3TC + LPV/r


VHB AZT + 3TC + TDF + LPV/r
TDF + 3TC (atau FTC) + NVP TB AZT + 3TC + LPV/r dosis ganda
AZT + 3TC + EFV
TDF + 3TC (atau) + LPV/r
AZT + 3TC + NVP VHB AZT + 3TC + TDF + LPV/r
d4T + 3TC + EFV TB TDF + 3TC (atau) + LPV/r
dosis ganda
d4T + 3TC + NVP

Draft PNPK HIV 2018


PADUAN ART LINI 2
PADA ANAK (0-10 TAHUN)

Pilihan regimen lini ke-2


Paduan terapi ARV lini pertama
ABC+3TC+ LPV/r AZT + 3TC + EFV
Paduan
berbasis AZT+3TC +LPV/r
LPV/r ABC atau TDFa + 3TC (atau FTC) + EFV
Paduan ABC atau TDF + 3TC (atau
berbasis FTC) + EFV (atau NVP) AZT + 3TC + LPV/r
NNRTI
AZT + 3TC +EFV (atau
NVP) ABC atau TDFa + 3TC (atau FTC) + LPV/r

a
Draft PNPK HIV 2018
TDF hanya dapat digunakan pada anak usia di atas 2 tahun
GENEXPERT (XPERT MTB/RIF)
PEMANTAUAN SETELAH PEMBERIAN ART
TOKSISITAS DAN PILIHAN SUBSITUSI PADA DEWASA DAN ANAK >5 TAHUN

ARV Tipe toksisitas Faktor risiko Pilihan substitusi lini 1


TDF Disfungsi tubulus renalis Sudah ada penyakit ginjal sebelumnya Dewasa= AZT
Sindrom Fanconi Usia lanjut Anak = AZT atau ABC
IMT < 18,5 atau BB < 50 kg pada dewasa
DM tak terkontrol Jangan memberikan TDF
Hipertensi tak terkontrol pada pasien dengan eLFG
Penggunaan bersama obat nefrotoksik lain atau <50 ml/menit, hipertensi
boosted PI tidak terkontrol, diabetes
Menurunnya densitas Riwayat osteomalasia dan fraktur patologis yang tidak terkontrol, atau
mineral tulang Faktor risiko osteoporosis atau bone-loss lainnya adanya gagal ginjala
Defisiensi vitamin D
Asidosis laktat atau Penggunaan nukleosida analog yang lama .
hepatomegali dengan Obesitas
steatosis Penyakit hati
Eksaserbasi hepatitis B Jika TDF dihentikan karena toksisitas lainnya pada Gunakan alternatif obat
(hepatic flares) koinfeksi hepatitis B hepatitis lainnya seperti
entekavir

a
Pada ODHA dewasa yang tidak dapat menggunakan AZT atau TDF, misalkan pada keadaan gagal ginjal, pilihan lain
adalah dengan menggunakan ABC
PEMANTAUAN SETELAH PEMBERIAN ART
TOKSISITAS DAN PILIHAN SUBSITUSI PADA DEWASA DAN ANAK
>5 TAHUN
ARV Tipe toksisitas Faktor risiko Pilihan substitusi lini 1

AZT Anemia atau neutropenia berat Anemia atau neutropenia Dewasa: TDF, atau
sebelum mulai terapi pertimbangkan penggunaan
Jumlah CD4 ≤ 200 sel/mm3 AZT dosis rendahb,a
(dewasa) Anak: ABC atau TDF (usia
> 3 tahun)
Intoleransi saluran cerna beratc Dewasa: TDF
Anak: ABC atau TDF (usia
> 3 tahun)
Asidosis laktat atau hepatomegali dengan IMT > 25 atau BB > 75 kg Dewasa: TDF
steatosis (dewasa) Anak: ABC atau TDF (usia
Miopati, lipoatrofi atau Penggunaan nukleosida analog > 3 tahun)
lipodistrofi yang lama

a
Pada ODHA dewasa yang tidak dapat menggunakan AZT atau TDF, misalkan pada keadaan gagal ginjal, pilihan lain adalah dengan menggunakan
ABC
b
Dosis rendah AZT adalah 250 mg dua kali sehari untuk orang dewasa
PEMANTAUAN SETELAH PEMBERIAN ART
TOKSISITAS DAN PILIHAN SUBSITUSI PADA DEWASA DAN ANAK >5
TAHUN
ARV Tipe toksisitas Faktor risiko Pilihan substitusi lini 1

EFV Toksisitas CNS persisten Sudah ada gangguan mental atau Pertimbangkan penggunaan EFV dosis
(seperti mimpi buruk, depresi sebelumnya rendah (400 mg/hari) atau
depresi, kebingungan, Penggunaan siang hari subsitusi dengan NVP.
halusinasi, psikosis) Jika pasien tidak dapat mentoleransi NVP
Kejang Riwayat kejang dan EFV, gunakan RPV. Jika tidak dapat
juga, gunakan LPV/rd atau pada anak
Hepatotoksisitas Sudah ada penyakit liver sebelumnya dapat digunakan NRTI ketigae
Koinfeksi VHB dan VHC
Penggunaan bersama obat
hepatotoksik lain

d
Introduksi PI dalam paduan lini pertama mengakibatkan menyempitnya pilihan obat berikutnya bila sudah terjadi kegagalan terapi.
e
Penggunaan triple NRTI mungkin kurang poten dibanding paduan lain
PEMANTAUAN SETELAH PEMBERIAN ART
TOKSISITAS DAN PILIHAN SUBSITUSI PADA DEWASA DAN ANAK
>5 TAHUN

ARV Tipe toksisitas Faktor risiko Pilihan substitusi lini 1

NVP Hepatotoksisitasg Sudah ada penyakit liver Substitusi dengan EFV600


sebelumnya Jika pasien tidak dapat mentoleransi NVP
Koinfeksi VHB dan VHC dan EFV600, gunakan RPV atau EFV400
Penggunaan bersama obat Jika tidak dapat juga, gunakan LPV/rd
hepatotoksik lain atau pada anak dapat digunakan NRTI
jumlah CD4 baseline tinggi, ketigae
CD4 >250 sel/mm3pada
perempuan
CD4 >400 sel/mm3pada pria
Hipersensitivitas obatf Faktor risiko tidak diketahui

d
Introduksi PI dalam paduan lini pertama mengakibatkan menyempitnya pilihan obat berikutnya bila sudah terjadi kegagalan terapi.
e
Penggunaan triple NRTI mungkin kurang poten dibanding paduan lain
f
Lesi kulit yang berat didefinisikan sebagai lesi luas dengan deskuamasi, angioedema, atau reaksi mirip serum sickness, atau lesi disertai gejala
konstitusional seperti demam, lesi oral, melepuh, edema fasial, konjungtivitis. Sindrom Stevens-Johnson dapat mengancam jiwa, oleh karena itu
hentikan NVP atau EFV, 2 obat lainnya diteruskan hingga 1-2 minggu ketika ditetapkan paduan ARV berikutnya.
g
Hepatotoksisitas yang dihubungkan dengan pemakaian NVP jarang terjadi pada anak terinfeksi HIV yang belum mencapai usia remaja.
MENGATASI
STIGMA DI
LAYANAN HIV
STIGMATISASI
• Menurut Goffman ( 1963 ), stigma adalah suatu ancaman, sifat atau karakteristik bahwa
masyarakat menerima ketidak nyamanan yang sangat tinggi.
• P3L Depkes (2002) : stigmatisasi adalah tindakan memvonis seseorang sebagai buruk moral.

Kamu Ia dapatkan
dengar yang dia Mereka
Yanti ! lakukan! gosipin saya?
DAMPAK HIV/AIDS PADA INDIVIDU, KELUARGA DAN
MASYARAKAT.

• INDIVIDU & KELUARGA • MASYARAKAT


• DAMPAK FISIK • DAMPAK SOSIAL
• DAMPAK PSIKOLOGIS • DAMPAK EKONOMI
• DAMPAK SOSIAL
• DAMPAK EKONOMI
DAMPAK SOSIAL HIV/AIDS

INDIVIDU DAN KELUARGA


• Stigmatisasi
• Diskriminasi
• Isolasi
• Tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai
• Meningkatnya beban pada orang tua
• Meningkatnya gangguan kesehatan pada wanita dan
remaja wanita
DAMPAK EKONOMI PADA

Individu and keluarga


• KEHILANGAN PEKERJAAN
• KEHILANGAN PENGHASILAN
• BIAYA PERAWATAN MENINGKAT
• KEHILANGAN HARTA
Harapan hidup menjadi pendek

Jumlah anak yatim piatu meningkat


DAMPAK
SOSIAL PADA Kebutuhan pelayanan kesehatan dan dana
sosial meningkat.
MASYARAKAT
Jumlah tenaga kesehatan berkurang.

Ratio tenaga kesehatan menurun


Dampak Ekonomi Pada masyarakat.

• Biaya pelayanan kesehatan yang tinggi.


• Menurunkan pendapatan perorangan.
• Produktifitas kerja hilang.
• Peningkatan biaya pelatihan bagi tenaga baru.
• Perkembangan ekonomi terhambat.
• Kemiskinan.
EFEK STIGMA

1 2 3 4 5 6

Perubahan Penolakan Keterbatasan ( tempat Perasaan Menurunkan


pandangan sosial atau / kehilangan tinggal, malu dan kualitas
pada orang penurunan kesempatan pekerjaan, benci pada hidup
lain interaksi akses diri sendiri seseorang
(identitas sosial layanan
sosial) kesehatan)
Apa tanggapan
Perusahan teman tentang
Masyarakat HIV +
menjamin
sekelingku
pengobatan ?
menjauhiku ?

HIV membuat
saya sakit Maukah
berat keluarga
merawatku

Bagaimana
mengatasi ARV seumur
masalah ini tanpa hidupku?
teman?
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STIGMA
HIV/AIDS adalah penyakit yang mengancam hidup
Ketakutan untuk kontak dengan HIV
Hub HIV/AIDS dengan perilaku ( homoseksual, IDU, PSK)
ODHA : penyakit yang dibuat sendiri
Religi atau kepercayaan : menyamakan HIV/AIDS dengan
kesalahan moral (penyimpangan seks )  pantas mendapat
hukuman
Status sosio-ekonomi, usia dan gender
Kurangnya pengetahuan tentang HIV/AIDS
AKIBAT • Meningkatkan diskriminasi
STIGMA • Pelanggaran HAM (ODHA dan keluarganya)
• Pemicu epidemi HIV/AIDS
• Menghambat upaya pencegahan dan
perawatan
• Pasien akan berlarut-larut dalam diam dan
penyangkalan
• Memperkuat marginalisasi pada ODHA dan
siapa saja yang rentan terhadap infeksi HIV
STRATEGI MENANGANI STIGMA DI PELAYANAN KESEHATAN

Ajak petugas kesehatan : membicarakan sikap, perasaan,


ketakutan, dan perilaku mereka.
Bantu Petugas Kesehatan : mengatasi ketakutan terhadap
status HIV pasien
Ajarkan keterampilan dalam menangani pasien
Kembangkan kode etik praktek. Perbaharui pengetahuan
tenaga kesehatan tentang HIV dan stigma : in-service
training.
Dapatkan feedback dari klien.
DI MASYARAKAT

Strategi untuk mengatasi stigma:


Libatkan tokoh masyarakat : memasyarakatkan anti-
stigma.
Gunakan ODHA sebagai role model dan fasilitator.
Atur pertemuan-pertemuan masyarakat, pertemuan
peer grup, dan kunjungan rumah (home visit).
Buatlah hubungan baik antara klinik dan masyarakat.
Berikan informasi anggota masyarakat ,libatkan
mengenai apa dalam memberikan perawatan kepada
ODHA, (perawatan fisik, konseling,LSM)
PETUGAS HBC (HOME BASED CARE)
KELOMPOK AGAMA/ KEPERCAYAAN
STRATEGI UNTUK MENGATASI STIGMA:

Sadarkan pengikut agama/jamaah


Gunakan rumah ibadah (masjid,
: mereka telah menstigmatisasi:
gereja, dll) : mendiskusikan
menyalahkan dan memvonis
stigma.
orang yang mendapat HIV.

Berikan Tokoh Agama


Ajak jadi konselor sbg role
pendidikan mengenai stigma dan
model merawat ODHA tanpa
cara mengatasi stigma (aksi anti-
menstigmatisasi
stigma).
Dapatkan
dukungan pemilik
perusahaan atau Manager membuat
manager, tidak kebijakan :
kehilangan kesehatan dan
pekerjaan bila kesinambungan
mereka membuka kesempatan kerja.
status HIV
terbuka .

Jelaskan
hubungkan stigma
Berikan dukungan
dengan keuntungan
support grup
(tawarkan VCT dan
ODHA di tempat
ARV, berikan
kerja.
pendidikan hak-
hak pekerja ).

TEMPAT KERJA, STRATEGI UNTUK MENGATASI STIGMA:


MEDIA
STRATEGI UNTUK MENGATASI STIGMA:

1 2 3
Berikan informasi terkini dan Berikan pandangan yang positif Libatkan ODHA dalam
benar. Hindarkan image yang tentang ODHA: tunjukkan mendidik para pekerja media
mengancam. gambar ODHA yang sehat dan tentang masalah ini.
hidup normal dan bisa
berkontribusi aktif pada
keluarga mereka dan
masyarakat.
KOPING TERHADAP STIGMA (ICRW, 2003 )
CONTOH STRATEGI :
• Menarik kembali stigma yang ada (withdrawing)
• Abaikan orang-orang yang menstigmatisasi
• Hindari situasi-situasi yang berkaitan dengan stigma
• Anggap sebagai lelucon ( bukan sungguhan )
• Jawab balik atau beri perlawanan atau penyanggahan yang tepat
• Bergabung dalam support group
• Mencoba untuk menjelaskan atau memberikan informasi yang benar
kepada masyarakat
• Melakukan diskusi atau dialog dengan orang-orang yang menstigmatisasi
• Berbicara dengan teman-teman mengenai apa yang terjadi
• Stigmatisasi mencerminkan suatu sikap

• Diskriminasi adalah tindakan atau perilaku

• Stigma dan diskriminasi sering dikaitkan dengan


pelanggaran hak asasi manusia
KESIMPULAN
• Deklarasi hak asasi manusia menegaskan hak
semua orang untuk bebas dari diskriminasi,
termasuk diskriminasi HIV / AIDS.

• Stigmatisasi dan diskriminasi HIV /


AIDS ,menghambat akses ke layanan HIV,
MTCT,Perawatan antenatal , ARV profilaksis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai