Anda di halaman 1dari 24

MANFAAT ANTIRETROVIRAL

(ARV) UNTUK TERAPI


PENCEGAHAN HIV/AIDS
DALAM KEHAMILAN

OLEH :
Dr. dr. H.M.A. Ashari SpOG (K)
RSKIA UMMI KHASANAH BANTUL
Definisi

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)


adalah kumpulan gejala yang timbul akibat
menurunnya sistem inum tubuh yang dikarenakan
oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus
ini seterusnya menyerang dan merusak sel-sel
limfosit T CD4+ sehingga kekebalan penderita rusak
dan rentan terhadap pelbagai infeksi.
Epidemiologi

 World Health Organization (WHO) , sebanyak 35.3 juta orang


yang hidup dengan HIV tercatat pada akhir 2012. Kurang lebih
9,7juta orang sudah mendapatkan terapi antiretroviral.
 Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dari tahun
2005 sampai dengan Juni 2013 jumlah di seluruh Indonesia yang
tercatat HIV adalah 108.600 dan AIDS sebanyak 43.667 orang.
Berdasarkan data tahun 2013 jumlah seluruh kasus HIV di
Indonesia adalah 10.210 kasus dan 780 termasuk kasus AIDS.
Persentase kasus HIV yang yang dilaporkan menurut jenis
kelamin 41,8 (4269) adalah Laki- laki dan 58,2 (5941) adalah
Perempuan. Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS
(KPA) Kota Yogyakarta, hingga Juni 2013 jumlah kasus
HIV/AIDS mencapai 618 kasus yang terdiri atas, 412 kasus HIV
dan 206 kasus AIDS
Patogenesis
Stadium Gejala Klinis WHO
Transmisi HIV/AIDS
HIV Pada Kehamilan

Kehamilan berencana maupun tidak berencana dapat


terjadi pada wanita dengan HIV positif. Keinginan
ODHA untuk hamil perlu diperhatikan. Setelah
memperoleh informasi yang benar tentang pengaruh
HIV pada kehamilan, serta resiko penularan terhadap
bayi, maka kita perlu menghargai keputusan yang
diambil ODHA
Pemantauan kehamilan pada CD4 < 500 sel/mm3
dianjurkan setiap 3 minggu sampai usia kehamilan
28 minggu dan setiap 2 minggu sampai usia
kehamilan 36 minggu, kemudian seminggu sekali
sampai persalinan.
Pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan
laboratorium darah lengkap, serta hitung CD4, dan
USG bila fasilitas memungkinkan pada usia
kehamilan 16, 28, dan 36 minggu pada wanita hamil
yang menggunakan pengobatan antiretroviral atau
CD4 < 200sel/mm3.
Transmisi Ibu ke Bayi

Menular melalui :
Pada proses persalinan, terjadi kontak antara darah
ibu, maupun lendir ibu dan bayi
ASI dari ibu yang terinfeksi HIV mengandung HIV
dalam konsentrasi yang lebih rendah dari yang
ditemukan dalam darahnya
Strategi WHO
1. Pencegahan primer, dengan melakukan
pencegahan agar seluruh wanita jangan
sampai terinfeksi HIV

2. Menghindari kehamilan yang tidak


diinginkan pada wanita dengan HIV positif
a. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
b. Menunda kehamilan berikutnya
c. Gantikan efek kontrasepsi menyusui
 3. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke janin
 Penggunaan ARV selama kehamilan (proyek PMTCT plus)
 Penggunaan ARV saat persalinan dan bayi yang baru dilahirkan
 Penanganan obstetrik selama persalinan
 Penatalaksanaan selama menyusui

 4. Pengobatan, perawatan, dan pemberian dukungan


pada wanita dengan HIV, bayi, serta keluarganya
 Menyediakan pengobatan yang berhubungan, perawatan, serta dukungan yang
berhubungan dengan HIV bagi para wanita
 Menyediakan diagnosis dini, perawatan, serta dukungan bagi bayi dan anak
dengan infeksi HIV positif
 Mengusahakan hubungan antar layanan masyarakat untuk layanan keluarga
terpadu
Antiretroviral Pada Kehamilan

Pengobatan ARV pada wanita hamil diberikan bila :


 Mengalami gejala berat HIV atau dengan diagnosa AIDS
 CD4 < 200 sel/mm3
 Viral load > 1000/ml
Tujuan Terapi HIV/AIDS

Mencegah transmisi penyakit


Menurunkan angka kesakitan dan kematian terkait
HIV
Memperbaiki kualitas hidup ODHA
Memelihara fungsi kekebalan tubuh
Menekan replikasi virus secara maksimal
Manfaat Antiretroviral Dalam Kehamilan

Dalam buku Prevention of Mother to Child


Transmission of HIV, World Health Organization
menyebutkan bahwa
ARV menurunkan replikasi virus dan jumlah virus
pada ibu
Melindungi janin terhadap pemaparan virus HIV.
Obat ARV secara efektif mengobati infeksi HIV
maternal serta mencegah penularan vertikal.
Penelitian

 R.L. Shapiro, M.D., M.P.H., M.D. (2010) Semua ART dari kehamilan sampai 6 bulan post
partum mengakibatkan tingginya tingkat penekanan virologi, dengan tingkat keseluruhan
penularan dari ibu-ke-bayi 1,1%

 Patrícia El Beitune (2004) ZDV kemoprofilaksis sendiri telah secara substansial
mengurangi risiko penularan perinatal, ketika mempertimbangkan pengobatan wanita
hamil dengan infeksi HIV. Manfaat terapi antiretroviral pada wanita hamil harus
ditimbang terhadap risiko efek samping dengan wanita, janin dan bayi baru lahir.

 Abigail Zuger, MD (2014) Intrapartum intravena AZT harus diberikan kepada perempuan
yang viral load tidak diketahui , atau melebihi > 1000 eksemplar / mL . Neonatus yang
terpajan HIV harus menerima AZT selama 4 sampai 6 minggu , dengan nevirapine
ditambahkan dalam beberapa hari pertama kehidupan jika infeksi ibu tidak terkontrol .

 Aids info (2014) 21 studi melaporkan 1.437 eksposur trimester pertama tidak menemukan
peningkatan risiko cacat lahir secara keseluruhan pada bayi yang lahir dari ibu yang
memakai efavirenz selama trimester pertama dibandingkan dengan mereka pada obat
ARV lain selama trimester pertama (risiko relatif [RR] 0,85
Macam Antiretroviral
Indonesia

Regimen lini pertama yang direkomendasikan untuk


kelompok ini adalah:

Zidovudine (AZT) + Lamivudine (3TC) + Nevirapine (NVP)


Pengobatan ARV

 ODHA dengan indikasi ARV yang mungkin dapat hamil


 Pastikan tidak sedang dalam keadaan hamil sebelum memulai ARV
 Hindari penggunaan EFV
 AZT + 3TC + NVP atau d4T + 3TC + NVP
 ODHA dengan ARV yang kemudian hamil
 Lanjutkan regimen ARV yang sekarang digunakan
 Bila mendapat pengobatan dengan EFV diganti dengan NVP atau PI pada
kehamilan trimester I
 Lanjutkan pengobatan ARV yang sama selama persalinan dan pasca persalinan
 ODHA hamil dengan inidikasi ARV
 Tunda ARV sampai setelah trimester I bila mungkin. Bila kondisi buruk perlu
pertimbangkan untung – rugi pemakaian ART dini
 ARV seperti pada ODHA biasa
 ARV lini I: AZT + 3TC + NVP atau d4T + 3TC + NVP
 EFV tidak boleh diberikan pada kehamilan trimester I
ODHA hamil namun belum ada indikasi ARV
 AZT dimulai pada usia kehamilan 28 minggu atau segera setelah itu,
dilanjutkan selama masa persalinan, +NVP dosis tunggal pada awal
persalinan
 Regimen alternatif:
 AZT dimulai pada usia kehamilan 28 minggu atau segera setelah itu,
dilanjutkan selama persalinan
 AZT + 3TC: sejak kehamilan 36 minggu atau segera setelah itu,
dilanjutkan selama masa persalinan hingga 1 minggu pasca persalinan
 NVP dosis tunggal intrapartum
ODHA hamil dengan indikasi ARV namun tidak mulai
ARV
 Sesuai butir 4, namun lebih baik menggunakan regimen yang paling
efektif dari yang ada
ODHA hamil dengan TB aktif OAT yang sesuai untuk
wanita hamil tetap diberikan
 Bila dipertimbangkan untuk menggunakan ARV:
 AZT + 3TC + SQV atau D4T + 3TC + SQV
 Bila pengobatan dimulai pada trimester III:
 AZT + 3TC + EFV atau d4T + 3TC + EFV
 Bila tidak akan menggunakan ARV
ODHA yang datang saat persalinan tetapi belum pernah
mendapat ARV
 Bila positif:
 Berikan NVP dosis tunggal
 Bila persalinan sudah terjadi jangan berikan NVP
 AZT + 3TC saat persalinan hingga 1 minggu pasca persalinan
Keamanaan dan Toksisitas ARV pada Kehamilan

Non-nucleosid reverse transcriptase inhibitor


(NNRTI)
Niverapine (NVP) Penggunaan jangka panjang NVP dapat
menyebabkan beberapa efek samping negatif seperti
kelelahan atau kelemahan, mual, kehilangan nafsu makan,
mata atau kulit yang menguning, atau tanda toksisitas liver
seperti liver pengerasan atau pembesaran atau peningkatan
liver enzim
Delavirdine dan efaviren, merupakan NNRTI yang disetujui
oleh FDA, namun tidak direkomendasikan penggunaannya
pada wanita hamil dengan HIV positif. Penggunaan obat ini
selama kehamilan dapat menimbulkan cacat lahir
Nucleoside reverse transcriptase inhibitors
(NRTIs)
Dapat menimbulkan toksisitas mitokondrial, yang
dapat menimbulkan timbunan asam laktat dalam
darah
Protease Inhibitors (PIs)
Dihubungkan dengan peningkatan kadar gula darah
atau hiperglikemia, timbulnya diabetes mellitus,
atau memberatnya gejala diabetes mellitus, serta
diabetik ketoasidosis
Kesimpulan

Pengobatan ARV pada kehamilan efektif


menurunkan replikasi virus dan jumlah virus pada
ibu, serta melindungi janin terhadap pemaparan
virus HIV. Obat ARV secara efektif mengobati infeksi
HIV maternal serta mencegah penularan vertikal

Anda mungkin juga menyukai