Anda di halaman 1dari 39

HIV/AIDS

Dewi Rahmawati, M.Farm-Klin, apt.


PENDAHULUAN
 HIV adalah suatu retrovirus yang menginfeksi sel-sel
sistem imun manusia dan mempunyai kemampuan
untuk melakukan replikasi (membuat kopian baru diri
sendiri) di dalam sel-sel tersebut.
 Sistem imun manusia terdiri dari beberapa tipe sel-
sel, tapi hanya satu tipe saja yang diserang oleh HIV,
yaitu sel T helper.
 Sel ini bila perlu akan menstimulir aktivasi dari sel-
sel imun lainnya untuk membentuk suatu antibody
yang digunakan untuk melindungi tubuh kita dari
senyawa asing (antigen) yang tidak dikenal oleh
tubuh seperti bakteri, virus, toksin, dan sel kanker.
Lanjutan …

 HIV dapat bermutasi dengan cepat  begitu


HIV masuk ke dalam sistem imun sistem
imun tersebut tidak akan mampu untuk
menghilangkannya seutuhnya.
 AIDS (Acquired Immunodeficiency
Syndrome) adl suatu penyakit yang disebabkan
oleh HIV yang ditandai oleh imunosupresi
berat yang menyebabkan terjadinya infeksi
oportunistik dan malignan.
EPIDEMIOLOGI
 HIV pertama kali ditemukan di Afrika
 Beberapa monyet (Chimpanzees) dari daerah ini yang
terinfeksi SIV (Simian ImmunoDeficiency Virus)
yang mempunyai kesamaan dengan HIV yang terjadi
pada manusia
 Berdasarkan XVI International AIDS Conference di
Toronto, ternyata pada tahun 2005 terdapat sekitar
4.1 juta orang yang baru terinfeksi HIV; 2.8 juta
orang telah meninggal akibat AIDS; dan sekitar 38.6
juta orang dari seluruh dunia tidak mengetahui bahwa
diri mereka terinfeksi HIV.
Lanjutan ….
ETIOLOGI
 HIV merupakan anggota subfamili lentivirinae (lenti
berarti “lambat”) dari virus kelompok Retrovirus.
 Tipe HIV-1 dan HIV-2. Kedua tipe HIV ini dapat
ditularkan melalui hubungan seksual, darah, dan dari
ibu ke anak; dan kedua tipe ini dapat mengarah pada
terjadinya AIDS.
 HIV-2 hanya dapat ditemukan di Afrika Timur dan
tipe ini sangat jarang terjadi. HIV-2 ini lebih susah
penularannya dan periode waktu infeksi dari awal
hinggga munculnya sakit (illness) lebih lama
dibandingkan dengan HIV-1.
 HIV-1 merupakan virus yang predominan.
Bentuk & Struktur HIV
keterangan
 Bentuk HIV dapat dideskipsikan sebagai suatu
partikel kasar berbentuk sferis (biasanya disebut
virions) yang menempel di permukaan sel manusia.
 Permukaan dari masing-masing partikel ini dipenuhi
dengan duri yang kecil-kecil (spikes)
 HIV hanya memiliki sembilan gen.
 Tiga dari gen HIV ini yaitu gag, pol, dan env,
mengandung informasi untuk membuat struktur
protein pada partikel virus yang baru.
 Enam gen lainnya yaitu tat, rev, nef, vif, vpr, dan vpu,
mengkode protein yang yang mengontrol kemampuan
HIV untuk menginfeksi suatu sel, memproduksi
kopian virus yang baru, atau menyebabkan penyakit.
PATOGENESIS
Penularan HIV/AIDS:
 Seksual: hubungan seksual terutama melalui
anal dan vaginal merupakan metode penularan
yang umumnya terjadi.
 Parenteral: penggunaan jarum suntik bekas
untuk injeksi intravena, penerimaan transfusi
darah dari individu yang terinfeksi dan melalui
transplantasi organ.
 Infeksi perinatal: merupakan penyebab utama
terjadinya infeksi HIV pada anak-anak.
Siklus Hidup HIV
Titik
kerja
Fusi
Inhibitor

Titik kerja
NRTIs dan
NNRTIs Titik kerja
Protease
Inhibitor
Perjalanan Penyakit HIV/AIDS
Tahap-tahap dalam perjalanan penyakitHIV/AIDS
 Tahap I : Primary HIV Infection Stage (Tahap
Infeksi HIV Primer)
 Tahap II : Clinically Asymptomatic Stage
(Tahap Klinis Asimtomatik)
 Tahap III : Syptomatic HIV Infection Stage
(Tahap Infeksi Simtomatik)
 Tahap IV : Progression from HIV to AIDS
(Tahap AIDS)
TUJUAN TERAPI
 Mengurangi angka kesakitan dan kematian
yang berhubungan dengan HIV
 Memperbaiki kualitas hidup
 Memulihkan dan memelihara kekebalan tubuh
 Menekan replikasi virus semaksimal mungkin
secara terus-menerus
 Mencegah dan mengobati infeksi oportunistik
STRATEGI TERAPI
Terapi Non Farmakologi
 Promosi gizi yang baik untuk memperbaiki
sistem imun
 Perawatan terpadu untuk mencegah
penularan dan mencegah infeksi oportunistik.
 Dukungan psikologis dan emosi, yang dapat
dilakukan melalui pendidikan dan konseling.
 Menghindari resiko tertular.
Terapi Farmakologi
 Terapi ARV (Antiretroviral)
 Terapi Infeksi Oportunistik (OIs)
 Terapi Pencegahan Infeksi Oportunistik
TATALAKSANA TERAPI
OBAT ANTIRETROVIRAL (ARV)
Prinsip pengobatan dg ARV  HAART & Drug of Choice
 Nucleoside/Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitors
(NRTIs)
bekerja mengganggu kerja protein HIV (reverse transcriptase),
yang digunakan oleh untuk memperbanyak diri.
 Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTIs)
bekerja menghentikan replikasi yang diinhibisi oleh protein
reverse transcriptase di dalam sel.
 Protease Inhibitor (PI)

bekerja menghambat protein protease yang juga digunakan oleh


HIV dalam proses replikasi.
 Fusion/Entry Inhibitors

bekerja dengan cara mencegah HIV masuk ke dalam sel


manusia.
Tujuan HAART
30

25
No therapy
20 Mono-therapy

15 Dual-therapy

10
Triple therapy
5

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Months

JAMA 1998 & CMAJ 1999


Indikator yang digunakan :
 Viral load menunjukkan tingginya replikasi
HIV dan kecepatan penghancuran sel CD4
VL 30.000-55.000 copies/mLmemulai
terapi
 Jumlah CD4 yang menurun menunjukkan
tingkat kerusakan pada sistem kekebalan yang
disebabkan oleh HIV  CD4 < 300 sel/mm3
 mulai terapi
Regimen ARV Lini Pertama
TDF (Tenofovir)+3TC (Lamivudine)(OR FTC (Emtricitabine)) + EFV
(efavirenz) Fixed-dose combination
TDF (Tenofovir)+3TC (Lamivudine)(OR FTC (Emtricitabine)) + NPV
(Nevirapine) Fixed-dose combination
Fixed-dose combination if contraindication is recommeded:
• AZT(Zidovudine) + 3TC + EFV
• AZT (Zidovudine) + 3 TC + NVP
• TDF + 3TC (or FTC) + NVP
SECOND LINE HIV TREATMENT
FOR ADULT
 Zidovudine (AZT) 300mg setiap 12 jam
+
 Didanosine (ddI) 400mg 1x sehari (250mg
setiap hari jika BB < 60kg), diminum sendiri,
dilarutkan dalam air, diminum dengan jus aple,
dalam keadaan perut kosong
+
 Lopinavir/ Ritonavir (LPV/r) 400/100mg setiap
12 jam
WANITA HAMIL
First Line Treatment:
Wanita hamil yang 1. Stavudine (d4T) 40mg setiap 12 jam (atau 30mg
berada dalam tahap setiap12 jam jika BB < 60kg)
akhir HIV yang 2. Lamivudine (3TC) 150mg setiap 12 jam
memerlukan terapi 3. Nevirapine 200mg setiap hari selama 2 minggu,
ARV sesuai dengan kemudian diikuti 200mg setiap 12 jam
kriteria klinis Catatan:
Tidak diberikan terapi pada trimester pertama,
kecuali pada wanita hamil dengan CD4 counts <
50 sel/mm3 atau terkena penyakit HIV yang serius
-Lakukan terapi ARV secepat mungkin pada
wanita hamil setelah trimester pertama guna
untuk memaksimalkan waktu terapi sebelum
melahirkan
-Persiapan dalam pengobatan dan proses
pendidikan harus diberikan dalam waktu 2
minggu
-Perlu dilakukan perawatan pada wanita
hamil sebelum melahirkan dengan
memberikan info MTCT (Mother to Child
Treatment) dan melakukan follow up
Wanita yang sedang terapi dengan
Efavirenz:
-Hentikan penggunaan
Efavirenz dan gantikan dengan
Nevirapine
Wanita yang sedang terapi
d4T+ 3TC+ Nevirapine:
Wanita yang -Lanjutkan terapi ARV
hamil yang -Periksa fungsi liver setiap
mendpt ARV bulan
Wanita yang sedang terapi
AZT+ ddI+ Lopinavir/Ritonavir:
-Lanjutkan terapi ARV
-Periksa darah lengkap setiap
bulan
FIRST LINE TREATMENT IN
CHILDREN
Usia di bawah 6 Usia di atas 6
bulan bulan

- Jika punya lemari es: - Jika punya lemari es:


Stavudine (d4T) Stavudine (d4T)
+ +
Lamivudine (3TC)
+
Lamivudine (3TC)
Ritonavir +
Lopinavir/ Ritonavir
- Jika tidak punya lemari es:
Zidovudine (AZT) - Jika tidak punya lemari
+ es:
Lamivudine (3TC) Zidovudine (AZT)
+ +
Ritonavir
-
Lamivudine (3TC)
+
Lopinavir/ Ritonavir
SECOND LINE TREATMENT IN
CHILDREN
Di atas 3 tahun dan > 10kg : Di bawah 3 tahun atau < 10kg :
-Jika punya lemari es : -Jika punya lemari es :
Didanosine (ddI) Didanosine (ddI)
+ +
Zidovudine (AZT) Zidovudine (AZT)
+ +
Efavirenz (EFV) Nevirapine (NVP)

-Jika tidak punya lemari -Jika tidak punya lemari es :


es : Didanosine (ddI)
Didanosine (ddI) +
+ Abacavir (ABC)
Abacavir (ABC) +
+ Nevirapine (NVP)
Efavirenz (EFV)
EFEK SAMPING ARV
& SUBSTITUSI
ESO yang terjadi dan manajemen
terapi substitusi
INTERAKSI OBAT
 NVP & EFV menurunkan kadar metadon
 Alprazolam, Triazolam, Clonazepam, Midazolam,
Zolpidem  TIDAK dianjurkan dipakai bersama
ARV
 NVP & EFV menurunkan kadar estrogen
 Statin + ARV  rhabdomiolisis, hepatotoksisitas
meningkat
 NVP + OBAT TB → ????
Monitoring Pengobatan ARV
Untuk melihat :
 Kepatuhan minum obat (Adherence)

 Gejala baru yang timbul karena efek samping


obat maupun dari perjalanan penyakit itu
sendiri
 Perlu dilakukan monitoring thd : VL, CD4+,

ALT, Fungsi Ginjal, Kolesterol, dll


INFEKSI OPORTUNISTIK
PENGOBATAN IO
IO OBAT
KANDIDIASIS MULUT- NISTATIN,KETOKENAZOLE
ESOFAGUS
TBC INH,RIFAMPISIN,PZA,
ETAMBUTOL
CMV GANCICLOVIR

ENSEFALITIS PIRIMETAMIN,SULFADIAZI
TOKSOPLASMA N,FOLINIC ACID
PCP KOTRI
HERPES SIMPLEX ACICLOVIR

MAC CLARITROMICIN
HISTOPLASMOSIS PARU AMFOTERICIN B
TB (Turboculosis) terjadi
saat sedang dalam terapi TBC
ARV (Antiretroviral
Therapy). TB terjadi sebelum
pengobatan ARV
Lakukan pengobatan penyakit TB dan lanjutkan pula terapi
ARV. (Antiretroviral Therapy)
Pasien yang sedang dalam terapi first line Nevirapine
sebaiknya menggantikan obat tersebut dengan Efavirenz CD4+ counts > 200sel/mm3 (dan tidak ada gejala HIV
sbb: lainnya):
FIRST LINE THERAPY Berikan ARV setelah pengobatan TB selesai,
1. Stavudine 40mg (atau 30mg jika BB < 60kg) setiap dengan menggunakan kriteria CD4 dan kriteria
12 jam klinis
+ CD4+ counts < 200 sel/mm3:
2. Lamivudine 150mg setiap 12 jam Tunda penggunaan ARV 2 bulan setelah terapi
+ fase intensif TB
3. Efavirenz 600mg pada malam hari Kemudian mulailah dengan terapi first line
Regimen second line harus digantikan dengan regimen seperti yang ada di bawah ini
yang sesuai dengan standar terapi TB sbb: CD4 counts < 50 sel/mm3 atau penyakit HIV yang
SECOND LINE THERAPY lebih serius
1. Zidovudine (AZT) 300mg setiap 12 jam Gunakan ARV secepatnya begitu terapi TB
+ pasien sudah stabil (jarak waktunya tidak
2. Didanosine (ddI) 400mg 1x sehari (250mg jika BB kurang dari 2 minggu saat memulai terapi TB
< 60kg) dalam keadaan perut kosong dan terapi ARV)
+ FIRST LINE THERAPY
3. Lopinavir/Ritonavir 400/100mg setiap 12 jam 1. Stavudine 40mg (atau 30mg jika BB <
+ 60kg) setiap 12 jam
4. Ritonavir 300mg setiap 12 jam (diberikan selama +
pengobatan TB dan dihentikan satu bulan setelah 2. Lamivudine 150mg setiap 12 jam
pengobatan TB selesai ) +
3. Efavirenz 600mg pada malam hari
TERAPI PROPILAKSIS IO
PCP:Kotri mulai CD4 < 200 ML
 MAC : CLARITROMICIN 500 MG po bid or Azytromisin po
qweek or Rifam po qd mulai CD4<100 ML
 TOXO : KOTRI ODS QD
 CRYPTOCOCCAL MEBINGITIS :Fluconazol 500 mg qd
mulai CD4<50 ml
 CANDIDIASIS : FLUCONAZOL 200 MG QD
 CMV : ganciclovir 1g po tid with food
EVALUASI TERAPI
 Monitoring setiap 3 bulan sekali pada pasien
yang menggunakan terapi ARV, dengan
memperhatikan faktor imunologis (CD4+),
faktor virologis (Viral Load), dan gejala dan
klinis yang bermakna.
 Monitoring kegagalan terapi dan Adherence
dalam penggunaan obat
 Monitoring Efek Samping Obat dan Toksisitas

 Monitoring Interaksi Obat

 Mencegah terjadinya Infeksi Oportunistik

 Memberikan Informasi dan Konseling


TERAPI EFEKTIF
Farmasis Pasien

 Mampu memberikan  Memahami (understanding)


konseling  Menyetujui/taat(agreement/c
 Outcome pasien ompliance)
 Hubungan baik (good
relation)
TEKNIK KONSELING

Three Prime Questions


Final Verification
Show and Tell

“Open Ended Questions”


HAL – HAL YANG PERLU
DISAMPAIKAN

Efek obat
Efek samping dan interaksi obat

Instruksi pemakaian

Warnings

Kepatuhan, adherence

Apakah semuanya jelas ?


CONTOH KASUS
Pasien Tn. X datang ke RS. T dengan keluhan mual, batuk lama yang
tidak sembuh, penurunan berat badan dan mengalami diare. Dokter yang
merawat mendiagnosa pasien menderita HIV , dengan penyerta TB.
Pasien mendapatkan terapi AZT 2x1, 3TC 2x1 dan NVP . Regimen obat
lain yang diterima adalah Rifampicin, Pyrazinamid dan INH. Data
laboratorium menunjukkan SGOT dan SGPT 2x di atas rentang normal,
penurunan Hb menjadi 7,5.

Pertanyaan :
Pharm care ?
Bagaimana konseling yang bapak dan ibu berikan kepada pasien ?
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai