Anda di halaman 1dari 5

ANTIVIRUS

Virus tidak bisa hidup tanpa inangnya (parasit). Struktur virus yang lengkap biasa disebut VIRION. Replikasi virus hanya dapat terjadi pada sel

inang yaitu sel hidup. Sel inang yang diperlukan untuk replikasi virus harus benar2 sesuai dengan karakteristik virus.

Tahapan replikasi virus :


1. Perlekatan virus
2. Masuknya virus dapat menembus sel inangnya dan melepas selubung asam nukleat
3. Membentuk protein awal
4. Sintesis RNA DNA
5. Pembentukan nukleokapsid
6. Virion rilis

Agent antivirus
● Anti Herpesvirus
● Anti Influenza
● Anti Hepatitis
● Antiretroviral
● Other antivirals

a. Anti Herpesvirus agent


● Acyclovir

Turunan guanosin siklik. Untuk infeksi virus herpes simpleks. Mekanisme :menghambat polymerase DNA dari virus (enzim spesifik virus
dengan harapan penghentian rantai panjang virus). Ketersediaan hayati oral → rendah. Lebih baik diberikan secara iv. Pemberian 4-7
hari, tergantung kondisi pasien. Resistensi acyclovir melalui perubahan timidin kinase atau DNA polymerase virusnya. Toksisitas : ginjal
● Valacyclovir

Biasanya dipakai oral. Ester dari acyclovir. Diubah ke acyclovir di hati dan usus. Kondisi kekambuhan herpes.
AIDS menyebabkan eso di pencernaan, gangguan darah (trombosit turun). Acyclovir dan valacyclovir HSV dan VZV
● Cidofovir

Mekanisme : inhibitor poten → menghambat sintesis DNA virus dengan memperlambat dan akhirnya mengakhiri rantai panjang. Tidak
bergantung pada enzim virus. Langsung terserap dalam DNA virus. ESO : nefrotoksik. Mengobati retinitis CMV di pasien HIV
● Famciclovir and Penciclovir
Famciclovir secara cepat mengalami diasetilasi dan oksidasi oleh first past metabolism menjadi penciclovir. Famiciclovir merupakan
Prodrug diasetil ester dari 6-deoksi penciclovir. Penciclovir nukleosida guanisin siklik analog, mirip dengan acyclovir dalam spektrum
dan potensi terhadap HSV dan VZV. tidak menghentikan rantai
● Foscarnet

Mekanisme : menghambat semua virus herpes dan HIV berinteraksi langsung dengan HSV DNA polimerase atau HIV reverse
transcriptase.
● Ganciclovir and Valganciclovir

Gansiklovir → nukleosida guanin asiklik analog mirip dengan asiklovir. Valganciclovir → prodrug L-valyl ester dari gansiklovir. Aman
untuk pasien dengan gagal ginjal. Gansiklovir efektif untuk pengobatan CMV retinitis pada px dan untuk immunocompromised
pencegahan penyakit CMV pada transplantasi px.
● Docosanol
● Idoxuridine
● Trifluridine
2. Anti Influenza agent
● Amantadine and Rimantadine

Mekanisme : menghambat uncoating virus dan perakitan virus. Diserap dengan baik setelah pemberian oral. Memiliki Vd yang sangat
besar → sekresi hidung dan kadar saliva mirip dengan plasma. Diekskresikan sebagian besar tidak dimetabolisme dalam urin.
Amantadine efektif melawan influenza A H1N1 jika pengobatan dimulai dalam waktu 2 hari dari permulaan. Penyesuaian dosis pada px
ginjal dan hati. Bisa digunakan pd profilaksis. Teratogen.
● Oseltamivir

Mekanisme : inhibitor neuraminidase analog dari asam sialat mengganggu pelepasan proguanil virus influenza dari sel inangnya
sehingga penyebaran infeksi di saluran nafas dapat dicegah. Berinteraksi secara kompetitif dan reversible, menghambat aktivitas
neuraminidase virus → penggumpalan film film influenza yang baru. Virus influenza A dan B. mencegah replikasi virus dengan cepat
● Zanamivir

Diserap dengan cepat di saluran GI dibelah oleh esterase di saluran GI dan hati menjadi aktif oseltamivir karboksilat t1/2 6-10 jam.
Makanan mengurangi risiko intoleransi GI. Dieliminasi terutama tidak berubah melalui ginjal.

3. Anti Hepatitis agent


● Hepatitis C
– Interferons

Sitokin kuat yang memiliki antivirus, imunomodulator, dan antiproliferatif kegiatan yang kompleks. Disintesis oleh sel inang sebagai respons
terhadap berbagai penginduksi menyebabkan perubahan biokimia terkemuka ke status antivirus dalam sel. Tiga kelas utama interferon
manusia → alfa , beta , dan gamma. Alfa dan beta menginduksi interferon pada semua sel. Gamma imunomodulatori.

Mekanisme : IFN mengaktifkan transduksi sinyal JAK-STAT jalur translokasi → inti sel kompleks protein → terikat pada gen yang
mengandung elemen respons spesifik IFN → sintesis lebih dari 2 lusin protein → protein antivirus

Alfa → HBV HCV

– Ribavirin

Mekanisme : menghambat sintesis RNA virus. 50% BA → meningkat diet tinggi lemak → berkurang bersamaan dengan antasida.
Menyebabkan anemia. Untuk hep C kronik. Bisa untuk kekambuhan stlh terjadi transplantasi
● Hepatitis B

– Adefovir

Meknisme : melawan DNA dan RNA virus, dibatasi untuk hep B. mengalami fosforilasi oleh kinase sel menjadi metabolit difosfat yang aktif
menghambat dna polimerase HBV menyebabkan penghentian pemanjangan rantai setelah terserap oleh DNA virus. Tergantung dengan dosis
→ nefrotoksik

– Entecavir

Mekanisme : Analog nukleosida guanosin dengan selektif aktivitas melawan HBV polymerase.

– Lamivudine

– Telbivudine

– Tenofovir

HIV

Human immunodeficiency virus → virus yang menyebabkan defisiensi/penurunan kekebalan tubuh manusia

Infeksi opportunistik
● Infeksi yang terjadi karena adanya “kesempatan besar” bagi agen penginfeksi utk menyebabkan terjadinya infeksi
● Infeksi HIV à penurunan kekebalan tubuh → ”kesempatan besar” terjadinya infeksi lain (jamur, bakteri dan virus lain)

Target HIV → sel CD4 à sel2 di dalam tubuh manusia yg memiliki reseptor CD4 di permukaan selnya
4. Antiretroviral

Mekanisme : menghambat reverse transcriptase (Nucleosid (NRTI), Nonnucleosid (NNRTI), Nucleotid)


, Protease inhibitors, Entry inhibitors. Digunakan kombinasi untuk menghindari resistensi.

Penggunaan obat ARV yang tersedia

Lini Pertama. Jenis obatnya terdiri dari :


1. zidovudine (AZT) 100mg
2. lamivudin (3TC) 150mg
3. stavudine (d4T) 30mg
4. efavirens (EFV) 200mg dan 600mg
5. nevirapine (NVP) 200mg
Panduan menurut pedoman nasional tatalaksana pengobatan antiretroviral
2 NRTI + 1 NNRTI

AZT + 3TC + NVP → (Zidovudine + Lamivudine + Nevirapine)


AZT + 3TC + EFV → (Zidovudine + Lamivudine + Efavirenz)
TDF + 3TC (atau FTC) + NVP → (Tenofovir + Lamivudine (atau Emtricitabine) + Nevirapine)
TDF + 3TC (atau FTC) + EFV → (Tenofovir + Lamivudine (atau Emtricitabine) + Efavirenz)

jika pasien tidak dapat menggunakan obat ARV berbasis NNRTI, seperti dalam keadaan berikut:
• Ko-infeksi TB/HIV, terkait dengan interaksi terhadap Rifampisin
• Ibu Hamil, terkait dengan kehamilan dan ko-infeksi TB/HIV
• Hepatitis, terkait dengan efek hepatotoksik karena NVP/EFV/PI
Anjuran paduan triple NRTI yang dapat dipertimbangkan adalah AZT+3TC +TDF
Penggunaan Triple NRTI dibatasi hanya untuk 3 bulan lamanya, setelah itu pasien perlu di kembalikan pada penggunaan lini pertama

Lini Kedua (protease inhibitor).

Obat dibawah ini dikonsumsi oleh ODHA (orang dengan HIV/AIDS) yang sudah resisten dengan ARV lini pertama. Jenis obatnya terdiri dari :
1. Tenofovir (TDF) 300mg
2. Lopinavir/ritonavir (LPV/r) 200/50mg
3. Didanosine (ddI) 100mg
4. Abacavir (ABC) 300mg
5. Tenofovir (TDF) 300mg + Emtricitabine (FTC) 200mg

Anda mungkin juga menyukai