pembiakan/replikasi-nya sangat tergantung pada proses sintetik intrasel. • Replikasi virus tdd 7 langkah: 1) adsorpsi & penetrasi sel, 2) pembukaan selubung asam inti virus’ 3)sintesis nucleic acid polymerase, 4) sintesis DNA/RNA, 5) sintesis protein struktural, 6) Penyatuan/maturasi partikel virus, 7) penglepasan virus dari sel. • Obat antivirus bekerja menghambat salah satu dari proses replikasi itu. • Lima gol. antivirus: anti herpes simpleks dan varicella- zoster, anti cytomegalovirus, antiretroviral, antihepatitis, dan anti virus influenza. Antivirus Herpes Simplex dan Varicella Zoster (Acyclovir, Valacyclovir, Famciclovir) • Ketiganya mempunyai mekanisme kerja dan indikasi yang sama. Acyclovir memerlukan tiga langkah fosforilasi supaya aktif, fosforlasi pertama oleh thymidine kinase virus, fosforilasi kedua dan ketiga oleh kinase sel pejamu. • Bioavailabilitas acyclovir 15-20%, valacyclovir 48%, famciclovir 70%. Valacyclovir dirubah menjadi acyclovir, memberi kadar 3 kali acyclovir. Famciclovir dirubah menjadi penciclovir. Penciclovir trofosfat lebih rendah afinitasnya thd DNA polymerase, tetapi kadar intrasel lebih tinggi dan lebih lama kerjanya. • Resistensi thd acyclovir dan penciclovir terjadi karena mutasi virus yang tak lagi menghasilkan thymidine kinase dan DNA polymerase. • I: memperpendek lama perjalanan klinis herpes genitalis primer dan berulang, herpes zoster dan varicella, dan mengurangi lama nyeri pasca herpes zoster. • ES: ringan dan aman. Acyclovir dosis tinggi/iv dpt timbulkan nefropati dan neuropati Anti Cytomegalovirus ( Ganciclovir, Valganciclovir, Cidovir, Foscarnet, Fomivirsen) • Valganciclovir adalah prodrug; absorpsi peroral ganciclovir 6-9%, valganciclovir 60%. • Ganciclovir trifosfat hambat DNA polymerase virus dan memutus rantai DNA. Aktifitas invitro meliputi virus herpes simplex (HSV), varicella zoster (VZV), Epstein- Barr (EBV). Aktifitasnya thd cytomegalovirus (CMV) 100 kali lebih besar dari aktifitas acyclovir. • I: Ganciclovir IV perlambat CMV retinitis pada penderita AIDS. Lebih efektif bersama foscarnet. Berguna pula utk colitis dan esofagitis CMV, dan pneomonitis CMV penderita HIV. Ganciclovir oral utk cegah organ CMV- AIDS dan maintenance therapy retinitis CMV. Dapat pula diberi intraokuler. Cidovir • Analog cytosine nucleotide; in vitro aktif thd CMV, HSV- 1, HSV-2, VZV, EBV, HHV-6, HHV-8, adenovirus, poxvirus, polyoma virus, dan human papilloma virus. • Fosforilasi cidovir tanpa bantuan kinase virus, inhibitor kuat DNA polymerase. Resistensi dpt terjadi, resistensi silang dgn ganciclovir, tidak dgn foscarnet. • T1/2 cidofir difosfat 17-65 jam, probenecid hambat sekresi cidovir di tubuli proximal, penetrasi buruk ke CSF. • I: retinitis CMV, intravena bersama probenecid. Dosis disesuaikan pd gangguan fungsi ginjal. Indikasi utk virus lain sedang diteliti. • ES: nefrotoksik. Foscarnet (Phosphonoformic acid) • Senyawaan pirofosfat anorganik, hambat langsung DNA polymerase, RNA polymerase, dan HIV transcriptase virus. Aktivitas in vitro thd HSV, VZV, CMV, HHV-6, HHV-8, dan HIV. Resistensi karena mutasi gen DNA polymerase dan HIV-1 reverse transcriptase. Resistensi silang dengan ganciclovir dan cidovir, sebaliknya tidak. • Hanya iv, penetrasi CSF 50% kadar plasma, 30% disimpan di tulang. Eliminasi ginjal; sesuaikan dosis pd gangguan ginjal. • I: retinitis, colitis dan esofagitis CMV, HSV dan VZV resisten acyclovir. • ES: gangguan ginjal, hypo-/hypercalcemia, hypo-/hyperfosfatemia. Sal cerna, neurotoksisk sentral. Fomivirsen • Oligonicleotide, ikat mRNA, hambat sintesis protein, hambat replikasi. Tak ada resistensi silang dengan anti CMV lain. • I: retinitis CMV, intravitreosa, bila tak toleran atau resisten dengan obat lain. T1/2 intravitreosa 55 jam. Uji klinik terbaru menyarankan pemberian awal bersama obat sistemik. Obat Antiretrovirus (ARVs) • Kombinasi berbagai antiretrovirus efektif menurunkan kadar RNA HIV, dan meningkat perlahan CD4. Monitoring viral load dan CD4 utk memantau keberhasilan pengobatan. • Terbagi 5 kelompok: nucleoside transcriptase inhibitors (NRTIs): zidovudine, didanosine, lamivudine, zalcitabine, stavudine, abacavir; nucleotide inhibitor (NI): tenofovir; nonnucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTIs): nevirapine, delavirdine, efavirenz; protease inhibitors (PIs): saquinavir, ritonavir, lopinavir, indinavir, nefinavir; dan fusion inhibitors (FI): enfuvirtide. NRTIs • Hambat kompetitif HIV-1&-2 transcriptase, diikat oleh DNA virus yg sedang tumbuh, pemanjangan cincin DNA virus terhenti. Lebih dahulu diaktifkan menjadi senyawaan trifosfat. • Manfaat pengobatan: perlambat pemburukan klinik HIV, tingkatkan imunitas, perpanjang lama hidup. Resistensi tiadakan manfaat klinis. • ES NRTIs umumnya, sendiri atau kombinasi: lactic acidosis, hepatomegaly, obesitas. Pengobatan dihentikan bila ada lactic acidosis, gangguan fungsi hepar, atau hepatomegaly. Zidovudine (Azidothymidine, AZT) • Analog deoxythymidine, absorpsi baik, distribusi luas, kadar CSF 65% kadar plasma darah, konyugasi di hepar dan ekskresi oleh ginjal. • AS zidovudie: myelosupresi, saluran cerna, neurotoksik sentral. • Interaksi: kadar zidovudine meningkat bila bersama lamivudin, probenecid, fenitoin, methadone, fluconazole, valproic acid. Zidovudine dapat menurunkan kadar fenitoin. Myelotoxicity meningkat bersama ganciclovir, ribavirine, dan cytotoxics. Didanosine • Analog deoxyadenosine, absorpsi turun bersama makanan, kadar CFS 20% kadar plasma, t1/2 0.6- 1.5 jam, t1/2 didanosine fosfat 12-24 jam. Eliminasi oleh filtrasi glomeruli dan sekresi tubuli, turunkan dosis pd gangguan fungsi ginjal. Resistensi silang dengan abacavir, lamivudine, dan zalcitabine, tetapi tidak dengan zidovudine. • ES: pancreatitis • Interaksi: didanosine meningkatkan kadar ganciclovir, methadone menurunkan kadar didanosine. Lamivudine • Analog cytosine, aktif thd HIV-1 dan HBV, sinergistik dengan antiretoviral (ARV) lain, bioavailabilitas (BA) 80%, t1/2 lamivudine 10-15 jam. Eliminasi ginjal, turunkan dosis pd disfungsi ginjal. Kombinasi dgn ARV lain agar efek suppresi sempurna, pembentukan mutant yg resisten kurang. • ES: ringan. • Interaksi: co-trimoxazole tingkatkan kadar lamivudine. Zalcitabine • Analog cytosine, sinergistik dengan ARV lain. BA 80%, t1/2 intrasel 10-12 jam, kadar CSF 20% plasma. • ES: dose-dependent neuropati perifer. Amphotericine B, foscarnet, aminoglikosida kurang klirens ginjal, neuropati meningkat. • Interaksi. Kadar zalcitabine meningkat bersama probenecid, cimetidine; dan menurun bersama antacid, metoclopramide. Lamivudin hambat fosforilasi zalcitabine. Stavudine dan Abacavir • Stavudine: BA 86%, ikatan protein tak ada, eliminasi oleh filtrasi glomeruli dan sekresi tubuli. ES: neuropati sensorik, pancreatitis, disfungsi hepar. Zidovudine kurangi fosforilasi stavudine, tak boleh diberi bersama. • Abacavir: analog guanosine, BA 83%, ikatan protein 50%, eliminasi hati, sesistensi mudah terjadi. SE: reaksi hipersensitifitas fatal, sal cerna. • Interaksi: hampir tak ada, alkohol tingkatkan kadar abacavir. Tenovofir (Nucleotide Inhibitor) • Analog adenosine, hambat kompetitif HIV reverse transcriptase, hentikan penambahan cincin DNA. BA 25% dan 40% setelah makan berlemak tinggi. Eliminasi ginjal. • Digunakan bersama dengan ARV lain. Resistensi silang dengan zidovudine, tidak dengan lamivudine dan abacavir. • Tenofovir berkompetesi dengan cidofovir, acyclovir dan ganciclovir dalam sekresi di ginjal. Tak dimetabolisme di cytochrom P450, tak ada interaksi dengan obat lain. • ES: lactic acidosis dan hepatomegali NNRTIs • Ikat langsung HIV-1 reverse transcriptase, hambat RNA dan DNA polymerase. Tempat ikatannya dekat tetapi berbeda tempatnya dengan NRTIs. Beda lain dengan NRTIs, NNRTIs tak perlu fosforilasi utk aktif. Tak ada resistensi silang dengan NRTIs dan PIs. ES: hipersensitifitas. • Tak ada resistensi silang dengan NRTIs, belum ada laporan klinik resistensi silang antar NNRTIs. Nevirapine (NNRTIs) • BA> 90%, lipofilik, ikatan protein 60%, kadar CSF 65% kadar plasma, metabolisme ekstensif oleh CYP3A; sebagai susbstrat dan inducer CYP3A, termasuk iduksi metabolismenya sendiri. Interaksi: induksi metabolisme ketoconazole, rifabutin, dan rifampicin; cimetidine dan clarithromycin hambat metabolisme nevirapine. • Selalu dikombinasi dangan ARV lain. • SE: hipersensitifitas, termasuk sindr. Steven-Johnson, hepatitis fulminan, dan toxic epiferma necrolysis. • KI: riwayat hipersensitifitas Delavirdine (NNRTIs) • BA 85%, ikatan protein 98%, kadar CSF 0.4% kadar plasma. Eliminasi hati, hambat metabolisme sendiri dan obat lain. • Interaksi: hambat CYP3A, turunkan dosis indinavir dan saquinavir bila bersama delavirdine. Kadar delavirdine turun bila diberi bersama antacid, fenitoin, carbamazepine, rifampin, rifabutin; kadarnya dalam plasma naik bila bersama clarithromycin, flouxetine, dexamethasone, ketoconazole. • ES: hipersensitifitas. KI: kehamilan. Efavirenz (NNRTIs) • T1/2 40-55 jam, BA 45% dan 65% sesudah makan berlemak, metabolisme CYP3A4 dan CYP2B6, ikatan protein plasma >99%. • ES: gangguan saraf pusat, hipersensitifitas. • Interaksi: merupakan substrat, inhibitor dan inducer CYP3A4. Induksi metabolisme sendiri; ribafutin, rifampin, dan fenobarbital induksi metabolisme efavirena; hambat metabolisme etynil estradiol, induksi metabolisme calrythromycin, methadone. Dosis indinavir ditinngikan bila bersama efavirenz. Hindari kombinasi dgn saquinavir, karena efavirenz induksi metabolisme saquinavir. Protease Inhibitors (PIs) • Pd tahap lanjut siklus replikasi HIV, gen Gag dan Gag-Pol polyprotein yang kemudian berubah menjadi partikel putik. Protease melepas putik itu dari tangkainya utk menghasilkan protein struktural dari inti virion yang matang. Proteasi inhibitors hambat penglepasan putik, partikel virus tak jadi dewasa dan tak infeksius. Resistensi mudah terjadi, harus kombinasi dengan obat lain, ada resistensi silang dengan PIs lain. • SE: redistribusi dan akumulasi lemak (central obesity, buffalo hamp, sindr. Cushingoid, gynecomastia. • Interaksi: semua PIs substrat CYP3A4, semua juga sbg metabolic inhibitor dan ritonavir sbga inducer. Berpotensi interaksi dengan obat yg dimetabolisir melalui CYP3A4. Saquinavir dan Ritonavir(PIs) • Saquinavir: BA 4% dan 12% dalam kapsul lunak, metabolisme lintas pertama ekstensif, ikatan protein 98%, t1/2 12 jam, ekskresi feses. Kombinasi dengan ritonavir tingkatkan kemanjuran dan tingkatkan kadar ritonavir. Ritonavir sendiri adalah metabolic inducer. • Ritonavir: hambat protease HIV-1 dan 2, BA 75%, kadar naik bila bersama makanan. Substrat dan inhibitor CYP3A4, dikombinasi dengan PI lain untuk tingkatkan kadar. ES: saluran cerna. Lopinavir 100/Ritonavir 400 (PIs)
• Kombinasi utk tingkatkan kemanjuran dan
keamanan. Ritonavir hambat metabolisme lopinavir, efek terapi naik, halangi. Ekskresi feses resistensi. • Interaksi: kadar lopinavir diturunkan oleh rifampisin, carbamazepine, fenobarbital, fenitoin, dexamethasone. Indinavir, Nelvinavir, Amprenavir (PIs) • Indinavir: BA 65%, ikatan protein 60%, penetrasi ke CSF paling tinggi (76%), ekskresi feses, mutasi berganda. ES: hiperbilirubinemia, nephrolithiasis. Interaksi: kadar turun bila bersama rifampicin, rifabutin, fenitoin, carbamazepine, dexamethasone. • Nelvinavir: absorpsi baik sudah makan, ikatan protein 58%, ekskresi feses. Interaksi: sbg metabolic inhibitor berinteraksi dengan banyak obat. • Amprenavir: absorpsi baik tanpa makanan, t1/2 7-10 jam, ikatan protein 90%. Interaksi: merupakan substraty dan inhibitor CYP3A4. KI: disfungsi hati. Enfuvirtide (Fusion Inhibitors) • Peptida sintetik tdd 36 asam amino, ikat subunit gp41 glycoprotein yg selubungi virus, cegah perubahan konformasi, hambat masuknya virus ke diding sel. Resistensi dapat timbul, tak ada resistensi silang. Pemberian subkutan, kombinasi dengan obat lain, pengganti obat yang sudah resisten. Ikatan protein 92%, dihidrolisis tanpa melalui CYP. ES: sakit pd tempat suntikan. Interaksi: tak ada. Lamivudine (Antihepatitis) • T1/2 intrasel panjang (17-19 jam), dosis lebih rendah dan frekuensi pemberian lebih jarang., suppresi HBV DNA, replikasi virus turun mencapai 3-4 log copy. Turunkan HBV DNA 97% setelah 2 minggu dan 98% setelah 1 tahun, 80% kambuh sesudah obat dihentikan. Serokonversi HBeAg 80% dan biasanya menetap, perlambat fibrosis hepar. Tinggi ALT serum prediktor serokonversi. Mutasi setelah 8-9 bulan pengobatan, disertai munculnya kembali HBV DNA. Adefovir (Antihepatitis) • Analog adenosine monofosfat, diubah menjadi adefovir difosfat yg aktif hambat kompetitif HBV DNA polymerase, terminasi rantai DNA setelah terbawa ke dalam rantai DNA virus. • BA 95%, ikatan protein 4%, eliminasi/ekskresi ginjal. • Supresi HBV setelah 1 tahun terapi, histologi hati diperbaiki; terapi dihentikan HBV muncul kembali. Tak ada resistensi. • SE: dose-dependent nefrotoksik, lactic acidosis, hepatomegaly. Interaksi: Indomethacin tinggikan kadar adefovir. Interferon A (Antihepatitis) • Hambat transcripsi, translasi, sintesis protein, dan maturasi virus HBV dan HCV. Interferon A-2b diindikasikan utk hepatitis B dan hepatitis akut C. Efeknya HbeAg, normalisasi serum aminotransferase, perbaikan histologik hati menetap 1/3 penderita hepatitis B kronik. • Dosis yg lebih besar utk hepatitis C, clearance menetap pada 98% penderita. Prediktor keberhasilan terapi adalah HCV genotip 2 atau 3, tak ada cirrhosis pd biopsi, kadar HCV RNA rendah. Dikombinasi dengan ribavirin. Respon maksimum terlihat setelah 24-48 mg pengobatan. • SE: flu-like syndr, thrombo-/granulocytopenia, peningkatan aminotransferase, hepatitis, oedema, neuropsikiatrik. • Pegylated interferon A-2a/2b: t1/2 panjang, eliminasi lebih lambat, utk hepatitis C kronik. Ribavirine (Antihepatitis) • Analog guanosine, aktif setelah fosforilasi, hambat sintesis guanosin trifosfat, hambat capping (pembungkusan) m RNA virus, dan hambat RNA-dependent RNA polymerase. Ribavirine trifosfat hambat replikasi berbagai virus RNA dan DNA. • BA 64%, naik bersama makanan berlemak, turun dengan antacid; eliminasi urin. • I: bersama interferon utk hepatitis C kronis. • ES: dose-dependent anemia hemolitik. • KI: anemia, gagal ginjal, payah jantung, kehamilan. Anti-influenza: (Amantadine, Rimantadine, Zanavimir, Oseltamivir) • Amantadine&Rimantadine: Hambat uncoating RNA virus influenza A, replikasi berhenti. Tak ada resistensi silang Eliminasi amantadine oleh ginjal, rimantadine oleh hati.I: cegah pemburukan gejala klinik influenza. KI: kehamilan • Zanamivir&Oseltamivir: hambat neuraminidase, enzim yg berperan pd replikasi dan penglepasan virus. I: terapi influenza akut, berikan 36-48 jam gejala awal, perpendek lama penyakit, ringankan gejala, kurang komplikasi saluran nafas. Aktif thd influenza A dan B. Zanamivir per inhalasi, oseltamivir prodrug per oral.