Terapi hepatitis C saat ini dapat dilakukan dengan strategi pengobatan dual
therapy ( kombinasi Peg-IFN dan ribavirin) atau non dual therapy ( kombinasi
DAAdengan atautanpa regimen Peg-IFN).
Hasil SVR yang tinggi ( >90%) dilaporkan pada sejumlah studi kecil
menggunakan regimen berbasis sofosbuvir. Waktu yang ideal untuk memulai terapi
sampai saat ini masih belum dapat ditentukan secara pasti. Meskipun demikian
pasien dengan infeksi VHCakut dapat diterapi menggunakan terapi regimen
sofosbuvir/ledipasvir (genotipe 1,4,5 atau 6).
TERAPI SUPPROTIF
a. Pemberian Hematopoitec
Efek samping hematologi ( anemia , neutropenia, dan
trombositopenia) seringkali terjadi akibat pemberian antivirus pada pasien
dengan penyakit hati tahap lanjut. Ribaverin seringkali menginduksi anemia
hemolitik sedangkan interferon menginduksi neutropenia. Saat ini
penggunaan Hematopoetic growth factor dianjurkan karena dapat
membantu dalam membatasi terjadinya pengurangan (reduksi) dosis terapi.
Terdapat beberapa hematopoetic growth factor yang tersedia, yaitu
eritropoitin rekombinan (EPO), granulocyt colony stimulating factor ( G-
CSF) dan trombopoetin receptor agonist.
b. Eritropoitin Rekombinasi
Pemeberian EPO dapat digunakan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin selama pemberian terapi antivirus ditujukan untuk menghindari
reduksi dosis ribavirin. EPO dapat dimulai diberikan apabila kadar Hb
<10g/dl dengan tujuan untuk mempertahankan kadar Hb 10-12
c. Trombopoetin Receptor Agonist
Pemberian terapi antivirus tidak harus dihentikan meskipun
ditemukan kondisi trombositopenia dan pasien dengan kadar trombosit yang
rendah dapat memulai terapi antivirus tanpa adanya resiko terjadinya
perdarahan mayor. Saat ini ada 2 macam trombopoetin receptor agonist
yang tersedia untuk meningkatkan kadar trombosit yaitu romiplostin dan
eltrombopag.
d. Grnulocyte colony-stimulating factor
Pemeberian obat ini untuk menginduksi produksi, diferensiasi,
pelepasam netrofil secara signifikan dalam 24 jam pemeberian GCS-F.
e. Pemberian antidepresan
Depresi merupakan efek samping yang ering muncul pada
pemberian terapu Peg-IFN/RBV dan juga menjadi salah satu alasan terapi
harus dihentikan. Hal ini tentu akan mempengaruhi keberhasilan terapi
antivirus. Pasien yang menunjukkan gejala depresi sebaiknya dilakukan
konsultasi jiwa dulu.
a. Penatalaksanaan hepatitis C tanpa sirosis