TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.
Stres
a.
Definisi
Kata stres bisa diartikan berbeda bagi setiap individu.
Sebagian individu mendefinisikan stres sebagai tekanan, desakan,
respon
emosional
serta
usaha
penyesuian
diri
untuk
Perkawinan
Berbagai permasalahan perkawinan merupakan sumber
stres yang dialami seseorang, misalnya pertengkaran,
3.
4.
Pekerjaan
Masalah pekerjaan merupakan sumber stres kedua setelah
masalah perkawinan, misalnya pekerjaan terlalu banyak,
pekerjaan tidak cocok, mutasi, jabatan, kenaikan pangkat,
pensiun dan kehilangan pekerjaan (PHK).
5.
Lingkungan Hidup
Kondisi lingkungan yang buruk besar pengaruhnya bagi
kesehatan seseorang, misalnya soal perumahan, pindah
tempat tinggal, penggusuran, hidup dalam lingkungan yang
rawan.
6.
Keuangan
Masalah keuangan (kondisi social ekonomi) yang tidak
sehat, misalnya pendapatan jauh lebih rendah dari
pengeluaran, terlibat hutang, kebangkrutan usaha dan soal
warisan.
7.
Hukum
Keterlibatan seseorang dalam masalah hukum dapat
merupakan sumber stres, misalnya tuntutan hukum,
pengadilan, dan penjara.
8.
Perkembangan
10.
Faktor Keluarga
Faktor stres yang dialami oleh anak dan remaja yang
disebabkan karena kondisi keluarga yang tidak baik
(sikaporang tua), misalnya orang tua bercerai, jarang
dirumah, ketegangan dengan anak dan orang tua otoriter.
11.
Trauma
Seseorang yang mengalami bencana alam, kecelakaan
transportasi, kebakaran, kerusuhan, peperangan, kekerasan,
penculikan, perampokan, perkosaan, kehamilan diluar
nikah merupakan pengalaman yang traumatis yang pada
gilirannya yang bersangkutan dapat mengalami stres (stres
pasca trauma.
c.
Mekanisme Stres
Seseorang yang mengalami stresor psikososial yang
ditangkap melalui pancra inderanya, melalui sistem saraf panca
indera akan diteruskan ke susunan saraf pusat otak, yaitu bagian
saraf otak yang disebut limbic system, melalui transmisi saraf
(neurotransmitter/ sinyal penghantar saraf). Dan selanjutnya
stimulus atau rangsangan psikososial tadi melalui susunan saraf
autonom (simpatis/ parasimpatis) akan diteruskan ke kelenjarkelenjar hormonal (endokrin) yang merupakan sistem imunitas
tubuh dan organ-organ tubuh yang dipersarafinya (Hawari, 2008).
Psikososial
a. Perkawinan
b. Orangtua
c. Antar pribadi
Kelenjar Endokrin
d. Pekerjaan
e. Lingkungan
f. Keuangan
g. Hukum
h. Perkembangan
i. Penyakit fisik
j. Faktor keluarga
k. Trauma
Cemas
Stres
Depresi
Psikis/
khawatir
Somatik/
fisik
Psikis/
sedih
d.
Manifestasi Klinis
Stres dapat memanifestasikan dirinya dalam berbagai
emosi, perilaku, dan bahkan gejala fisik, dan gejala stres sangat
bervariasi antara individu-individu yang berbeda (Stoppler, 2011).
Gejalagejala stres yang biasanya timbul menurut Robbins
(2010), dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
1) Gejala fisiologis
Stres
dapat
menciptakan
perubahan
dalam
metabolisme,
Klasifikasi
Hawari (2008), membagi stres menjadi tiga jenis, yaitu :
1) Neustress
Jenis stres yang netral dan tidak merugikan.
2) Distress
Terjadi pada saat tuntutan terlalu besar atau terlalu kecil. Simtom
distres dapat berupa kurangnya daya konsentrasi, tangan gemetar,
sakit
punggung,
cemas,
gugup,
depresi,
mudah
marah,
Tahapan Stres
Gejala- gejala stres pada diri seseorang seringkali tidak
disadari karena perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat.
Dan, baru dirasakan bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan
mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari baik dirumah,
ditempat kerja maupun dipergaulan lingkungan sosialnya. Amberg
(1979) dalam penelitiannya membagi tahapan-tahapan stres
sebagai berikut (Hawari, 2008) :
Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan,
dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
Stres tahap II
Dalam
tahapan
ini
dampak
stres
yang
semula
2)
3)
4)
5)
6)
7)
seseorang
itu
tanpa
melihat
tetap
memaksakan
keluhan-keluhan
diri
dalam
sebagaimana
1)
2)
3)
4)
5)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Stres V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang akan jatuh dalam
stres tahap V yang ditandai sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
Stres tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang akan
mengalami serangan panic (panic attack) dan perasaan takut mati.
Tidak jarang orang yang mengalami stres tahap VI ini berulang kali
dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada
akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ
tubuh. Berikut adalah gambaran stres tahap VI :
1)
2)
3)
G.
4)
5)
Berolahraga.
2)
Relaksasi otot.
3)
4)
5)
6)
7)
2.
Guru
a.
Definisi
1)
Definisi Guru
Guru adalah figur manusia yang menempati posisi
dan
memegang
peranan
penting
dalam
pendidikan
b.
Kompetensi Guru
Beratnya tugas seorang guru, kompetensi dan persyaratan
tertentu dibutuhkan untuk menjadi tenaga pendidikan yang
profesional. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) memiliki
kewenangan untuk mengembangkan standar kompetensi guru dan
dosen yang kemudian hasilnya ditetapkan dengan peraturan
Menteri. Dalam UU No. 14 tahun 2005 pasal 8 menyatakan guru
wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Barinto (2012)
menyatakan kompetensi guru meliputi:
1)
Kompetensi Pedagogik
Merupakan kompetensi yang dikembangkan dari
aspek
intelektual
yang
meliputi
logika
sebagai
Kompetensi Kepribadian
Dilihat dari segi psikologi, seorang guru seharusnya
memiliki kepribadian (1) mantap dan stabil sesuai norma
hukum, norma sosial, dan norma etika; (2) dewasa dalam
bertindak; (3) arif dan bijaksana; (4) berwibawa; dan (5)
berakhlak mulia dan berperilaku yang dapat diteladani
peserta didik.
3)
Kompetensi Sosial
Pada kompetensi ini, guru dikaitkan sebagai
makhluk social dalam berinteraksi dengan orang lain.
Misalnya bersikap santun, mampu berkomunikasi dan
Kompetensi Profesional
Kompetensi
profesional
diperoleh
melalui
b)
c)
2)
b)
c)
3)
b)
c)
c.
dan
penerapannya
dalam
mengoptimalkan
4)
mengembangkan
profesionalisme
b) Latar
belakang
pendidikan
tinggi
dengan
program
SLB-A (Tunanetra)
Tuna netra adalah seseorang yang memiliki hambatan
dalam
penglihatan.
2)
3)
perilaku,
perkembangan.
serta
dimanifestasikan
selama
4)
5)
3.
4. Kerangka Konsep
GURU
Faktor Terkendali :
Faktor Tidak
Terkendali :
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Status
Pernikahan
4) Tingkat
Pendidikan
1) Sosial
Ekonomi
2) Lingkungan
3) Biologis
4) Kepribadian
5) Trauma
Reguler
SLB
Faktor Stres :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Perkawinan
Keluarga
Pekerjaan
Lingkungan
Keuangan
Hukum
7) Penyakit
Fisik
Stres
Mudah
Marah
Mudah
Tersinggung
Keterangan:
:
:
: diteliti
: tidak diteliti
Mudah
Gelisah
Sulit
Beristirahat
Sulit Untuk
Bersabar
5.
Hipotesis
Terdapat perbedaan stres antara guru Sekolah Luar Biasa (SLB)
dan guru sekolah reguler di Surakarta.