HEPATOBILIER
A. Hepatitis Virus
Virus Hepatitis A (HAV)
Virus Hepatitis B (HBV)
Virus Hepatitis C (HCV)
Virus Hepatitis D (HDV)
Virus Hepatitis E (HEV)
B. Hepatitis Toksik
Isoniasid
Valproate
Halotan
Fenitoin
Sulfonamid
Karbamazepin
Ofloksasin
dll
Manifestasi Klinis
Analog sitosin
Waktu paruhnya 2,5 jam.
Di eliminasi dlm urin dlm keadaan utuh dan
dosis hrs dikurangi pada pasien dgn gagal
ginjal atau dgn berat badan yg rendah.
Efek samping : sakit kepala, insomnia, fatig
dan gastrointestinal discomfort.
Lamivudin
Mekanisme kerja:
metabolisme di hepatosit trifosfat yang aktif.
Menghentikan sintesis DNA, secara kompetitif
menghambat polimerase virus (reverse
transcriptase, RT).
Dosis
Dewasa : peroral 100 mg/hari
Anak-anak : 1 mg/kg – 100 mg/hari
Lama terapi yang dianjurkan adalah 1 tahun pada
pasien HbeAg negatif; dan lebih dari 1 tahun pada
pasien Hbe positif.
Lamivudin bekerja mensupresi HBV DNA dgn
cara menurunkan jumlah replikasi virus.
Penggunaan jangka panjang lamivudin (8-9
bulan) akan menyebabkan terjadinya mutasi
virus yg berakibat resistensi terhadap lamivudin.
Tanda terjadinya mutasi ini bila ditemukan
kembali HBV DNA.
Secara umum lamivudin relatif aman bila
digunakan pada dosis terapi.
Adefovir
Mekanisme kerja:
mengalami fosforilasi menjadi bentuk
trifospat yang aktif,
berperan sebagai kompetitor substrat natural
(deoksiguanosin trifosfat) serta menghambat
HBV polimerase.
Entekavir
Farmakokinetik
Entekavir diabsorpsi baik peroral. Cmax tercapai
antara 0,5-1,5 jam setelah pemberian,
tergantung dosis. Entekavir dimetabolisme
dalam jumlah kecil dan bukan merupakan
substrat sistem sitokrom P450. Waktu paruhnya
pada pada pasien dengan fungsi ginjal normal
adalah 77-149 jam. Entekavir dieliminasi
terutama lewat filtrasi glomerulus dan sekresi
tubulus.
Entekavir
Dosis
Peroral 0,5 mg/hari dalam keadaan perut
kosong. Pada pasien yang gagal terapi dengan
lamivudin, pemberian entekavir ditingkatkan
hingga 1 mg/hari
Efek samping
sakit kepala, infeksi saluran nafas atas, batuk,
nasofaringitis, fatigue, pusing, nyeri abdomen
atas dan mual.
Methisoprinol
ADEMETIONINE
S-adenosyl-methionine (SAMe)
secara endogen disintesis dari methionine dan
adenosine
bahan dalam pembentukan glutathione, sebuah
peptida larut air yang membantu melawan radikal
bebas
ademetionine juga membantu hepar memproses
lemak (perlindungan terhadap perlemakan hepar)
perlindungan terhadap penyakit jantung
Farmakokinetika
Transmetilasi sintesis fosfolipid, menyediakan
fluiditas membran dan polarisasi yang berperan
penting dalam sintesis empedu
Transsulfurasi gangguan thd reaksi ini
mengarah pada defisiensi glutathione yang
dapat menurunkan stabilitas hepatosit terhadap
efek merusak radikal bebas
Sintesis poliamin secara langsung
berhubungan dengan proses proliferasi
hepatosit dan regenerasi hepar
3.Asam Empedu: terapi kolestatis
Asam Kenodeoksikolat
Asam Ursodeoksikolat
Asam kenodeoksikolat
Indikasi
pelarutan batu empedu
Kontraindikasi :
batu radio-opak, kehamilan, kandung
empedu tidak berfungsi, penyakit hati kronik,
penyakit radang dan kondisi lain dari usus
halus dan kolon yang mengganggu sirkulasi
enterohepatik garam-garam empedu
Asam kenodeoksikolat
Dosis
10-15 mg/kg/hari sebagai dosis tunggal
menjelang tidur malam atau dalam dosis
terbagi selama 3-24 bulan
Efek samping
Diare, gatal-gatal, gangguan hati ringan,
dan transminase serum naik sementara.
Asam kenodeoksikolat
Interaksi Obat
Beberapa obat yang dapat berinteraksi
dengan obat ini meliputi: estrogen (seperti
estradiol, pil estrogen, pil KB), "pengencer
darah" (seperti warfarin).
Dianjurkan juga untuk melakukan diet
kolesterol rendah (meningkatkan laju
pelarutan batu empedu sampai 2 kali lipat).
Asam kenodeoksikolat
Mekanisme Kerja
Setelah penyerapan, chenodiol dapat
terkonjugasi dengan glisin atau taurin dalam
hati dan dengan cepat menuju empedu,
chenodiol terkonjugasi ini kemudian diserap
di ileum terminal dan jejunum,
menyelesaikan siklus enterohepatik.
Asam Ursodeoksilat
Indikasi
o batu empedu kecil nonkalsifikasi (<5-10 mm)
o sirosis empedu primer.
o Kolestasis intrahepatik.
o Penderita yang mempunyai resiko tinggi atau
yang menolak untuk operasi kandung empedu.
Asam Ursodeoksilat
Kontraindikasi:
Batu empedu kalsifikasi, batu radioopak,
batu radiolusen, pigmen empedu.
Kandung empedu tidak berfungsi.
Penyakit peradangan dan kelainan pada
usus halus.
Hipersensitif terhadap komponen ini.
Asam Ursodeoksilat
Dosis
8-12 mg/kg/sehari dalam dua dosis
terbagi, selama 2 tahun; pengobatan
dilanjutkan selama 3-4 bulan setelah batu
nya melarut.
Sirosis empedu primer 10-15
mg/kg/sehari dalam 2-4 dosis terbagi
Efek samping
Mual, Muntah, nyeri perut, Perut
kembung, Trombositopenia, Pruritus, Rash,
konstipasi
Asam Ursodeoksilat
Mekanisme kerja
Ursodiol mengurangi kandungan
kolesterol dalam empedu dengan
mengurangi sekresi kolesterol oleh hati.
terkonjugasi dengan glisin atau taurin, dan
diekskresikan dalam empedu, sebagian kecil
dimetabolisme sulfat konjugat asam
lithocholic yang diekskresikan dalam empedu
& dieliminasi dalam feses.
Asam Ursodeoksilat
Interaksi Obat
Kolestiramin atau aluminium
hidroksida menghambat penyerapan
ursodeoxyvholic acid.
Pemberian estrogen, kontrasepsi oral
dapat melawan aktifitas ursodeoxycholic
acid.
TERIMAKASIH