Pembimbing :
Dr. Rianita Juniati, Sp.PD
Oleh :
Arvin Aditya Prakoso
G1A216105
Pendahuluan
Hati merupakan organ metabolik terbesar dan terpenting pada tubuh
Gambaran Klinis
Masa inkubasi virus biasanya 14-28 hari, bahkan sampai 50
hari. Gejala yang muncul selama infeksi virus hepatitis A akut
berhubungan dengan usia pasien.
• 70% asimptomatik
Anak <6 tahun • Jarang dijumpai ikterik
Asimptomatik
• Biasanya terjadi pada anak- anak usia dibawah
5-6 tahun
Petanda serologis yang dikenal pada HVA yaitu Hepatitis A antigen
(HA Ag) dan hepatitis A antibody (Anti HAV)
Pada permulaan penyakit, Anti HAV terdiri dari IgM Anti HAV dan
titer tertinggi kira-kira 1 minggu setelah 3-6 bulan. Antibodi ke-2 yaitu
IgG Anti HAV yang timbul setelah masa akut terlewati
Kadar IgG akan meningkat 3-6 bulan dengan puncak titer dicapai 1-2
bulan sesudah sakit dan akan menetap bertahu-tahun bahkan seumur
hidup. Maka ditemukannya IgG anti HAV menunjukan penderita
pernah terkena infeksi Hepatitis A dan telah memiliki kekebalan
infeksi baru
Tatalaksana
Tidak ada terapi medikamentosa spesifik untuk hepatitis A
Gambaran Klinis
Infeksi
• Masa inkubasi virus hepatitis B adalah 1-4 Kronik
bulan.
• Periode prodromal, dengan gejala
konstitusional, berupa malaise, anoreksia, •Pada banyak kasus tidak didapatkan keluhan maupun
mual, muntah, mialgia, dan mudah lelah gejala dan pemeriksaan tes faal hati hasilnya normal
• Demam jarang terjadi
• Gejala klinis dan ikterik biasa hilang setelah •Didapatkan hepatomegali, splenomegali, serta tanda-tanda
1-3 bulan penyakit hati kronis lainnya, misalnya eritema palmaris dan
spider nevi, serta pada pemeriksaan laboratorium kenaikan
konsentrasi ALT.
Infeksi Akut
Hepatitis B kronik aktif
• HBsAg positif dengan DNA VHB lebih dari 105 kopi/ml, didapatkan
kenaikan ALT yang menetap atau intermiten. Pada pasien sering
didapatkan tanda-tanda penyakit hati kronik. Pada biopsi hati didapatkan
gambaran peradangan yang aktif. Menurut status HBeAg pasien
dikelompokkan menjadi hepatitis B kronik HBeAg positif dan hepatitis B
kronik HBeAg negatif.
Hepatitis B inaktif
• Pada kelompok ini HBsAg positif dengan titer DNA VHB yaitu kurang
dari 105 kopi/ml. Pasien menunjukkan konsentrasi ALT normal dan
tidak didapatkan keluhan. Pada pemeriksaan histologik terdapat kelainan
jaringan yang minimal. VHB inaktif karena pemeriksaan DNA kuantitatif
masih jarang dilakukan secara rutin. Dengan demikian perlu dilakukan
pemeriksaan ALT berulang kali untuk waktu yang cukup lama.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan HBsAg merupakan tes yang paling sering digunakan untuk
mendeteksi infeksi VHB akut atau pejamu kronis. HBsAg dapat dideteksi
dalam waktu 2-10 minggu, sebelum onset gejala dan peningkatan kadar
ALT. Pada sebagian pasien dewasa, HBsAg hilang dalam waktu 4-6 bulan
Vaksinasi
vaksinasi terapi untuk hepatitis B adalah penggunaan vaksin
yang menyertakan epitop yang mampu merangsang sel T sitotoksik yang
bersifat Human Leucocyte Antigen (HLA)-restricted, diharapkan sel T
sitotoksik tersebut mampu menghancurkan sel-sel hati yang terinfeksi
VHB.
Terapi Antivirus
•Lamivudin adalah suatu enantiomer (-) dari 3' tiasitidin
yang merupakan suatu analog nukleosid.
•Lamivudin menghambat produksi VHB baru dan
Lamivudin mencegah terjadinya infeksi hepatosit sehat yang belum
terinfeksi, tetapi tidak mempengaruhi sel-sel yang telah
terinfeksi karena pada sel-sel yang telah terinfeksi DNA
VHB
Gambaran yang agak khas untuk infeksi VHC adalah agregat limfosit
di lobulus hati namun tidak didapatkan pada semua kasus inflamasi
akibat VHC
Gejala Klinis
kronik
• Jarang terdapat • Dapat
gejala, hanya 20- mempercepat
30% saja • Terjadi 70-90% terjadinya sirosis
kasus, sering tidak
menimbulkan
gejala
Koinfeksi dengan
Fase akut
HBV dan HIV
Pemeriksaan Penunjang
Deteksi antibodi terhadap VHC dilakukan umurnnya dengan teknik
enzyme immuno assay (EIA). Antigen yang digunakan untuk deteksi
dengan cara ini adalah antigen C-100 dan beberapa antigen non-
struktural (NS 3,4 dan 5) sehingga tes ini menggunakan poliantigen
dari VHC.
3. Bila nilai ALT tetap normal, biopsi hati perlu dilakukan agar
dapat lebih jelas diketahui fibrosis yang sudah terjadi.
Pengobatan hepatitis C kronik adalah dengan menggunakan interferon alfa
dan ribavirin. Umumnya disepakati bila genotipe VHC adalah genotipe 1 dan
4, maka terapi perlu diberikan selama 48 minggu dan bila genotipe 2 dan 3,
terapi cukup diberikan selama 24 minggu
Untuk inteferon alfa yang konvensional, diberikan setiap 2 hari atau 3 kali
seminggu dengan dosis 3 juta unit subkutan setiap kali pemberian, interferon
yang telah diikat dengan poly-ethylen glycol (PEG) atau di kenal dengan Peg-
lnterferon, diberikan setiap minggu dengan dosis 1,5 ug/kg BB/ kali (untuk
Peg-lnteferon 12 KD) atau 180 ug (untuk Peg-lnterferon 40 KD).
Pemberian ribavirin dengan dosis pada pasien dengan berat badan <50 kg 800
mg setiap hari, 50-70 kg 1000 mg setiap hari, dan >70 kg 1200 mg setiap hari
dibagi dalam 2 kali pemberian.
Kontraindikasi penggunaan interferon
dan ribavirin
Kontraindikasi Interferon Alfa Ribavirin
Absolut •
•
•
Depresi berat
Psikotik/ riwayat psikotik
Kejang yg tidak terkontrol
• Kehamilan
• Gagal ginjal
• Gagal jantung berat
• Sirosis hati dekompensata
Relatif • Riwayat depresi • Peyakit vaskular
• DM tidak terkontrol • Anemia
• Hipertensi tidak terkontrol • Penyakit jantung
• Retinopati iskemik
• Psoriasis
• Autoimun tiroiditis dan
hepatitis
Perhatian khusus • Netropenia
• Trombositopenia
• Transplantasi organ
• Autoimun
• Autoantibodi
• Usia >70 tahun
Definisi
Hepatitis Virus Delta (virus Delta) merupakan virus RNA
yang mengandung antigen delta dan genom RNA yang sangat
kecil jika dibandingkan dengan RNA virus lainnya. agen delta
ini merupakan virus RNA yang cacat (tidak lengkap), sehingga
untuk kehidupan dan replikasinya memerlukan adanya virus
hepatitis B.
Virus hepatitis D membutuhkan partikel dari virus hepatitis B yaitu
lapisan luar virus yang disebut antigen permukaan, untuk sintesis
protein bagian luar virus tersebut dalam melindungi inti genetik virus.
• Terjadi ketika pasien
secara bersamaan
Coinfection terinfeksi HDV dan HBV
Gejala hepatitis D serupa dengan penyakit hepatitis virus lainnya,
seperti hepatitis B. Onset gejala biasanya mendadak dan termasuk
fatigue, nafus makan menurun, demam, muntah dan kadang disertai
nyeri sendi, gatal-gatal atau rash. Urine menjadi lebih pekat dan
kemudian timbul ikterik. Anak-anak dapat tidak disertai demam,
namun demam biasanya muncul pada dewasa. Meskipun gejalanya
serupa, pasien dengan hepatitis D lebih sakit daripada pasien dengan
hanya hepatitis B saja.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala yang dikeluhkan dan
pemeriksaan laboratorium khususnya pemeriksaan immunologi
mencakup pemeriksaan :
a. Anti-HDV
b. HDV RNA
c. HbsAg
d. IgG anti-HBc
Definisi
Hepatitis E adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
virus hepatitis E (HEV), sebuah virus RNA. Virus ini adalah
anggota keluarga Hepeviridae.
Gejala Klinis
Hepatitis Hepatitis
E A
malaise
Anoreksia
nyeri abdomen
interik
demam
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
Saat ini tidak ada terapi untuk hepatitis E. Terapi yang tersedia hanya
dapat dilakukan untuk mengatasi gejala, bukan penyakit. Tidak ada
antivirus yang telah terbukti efektif melawan virus ini dalam
percobaan laboratorium terkontrol. Menurut penelitian, ribavirin dan
interferon alfa dapat menghambat replikasi virus hepatitis E.
Definisi
Hepatitis Virus G merupakan virus RNA dari famili flaviviridae
mengandung 9400 nukleotida dan mempunyai 2900 asam amino.
Proteinnya dapat dikelompokkan menjadi protein struktural dan non
struktural HGV dapat dideteksi hanya dengan cara dilakukan
pemeriksaan reverse transcription polymerase chain reaction (RT-
PCR).
Sebagian besar penderita yang tertular VHG tidak mempunyai gejala
klinis
Infeksi ganda kronis VHG dan VHC lebih sering dijumpai daripada
infeksi ganda VHG dan VHB. Pada infeksi ganda ini aktivitas enzim
ALT sering lebih tinggi dibandingkan dengan infeksi tunggal. Tetapi
gambaran biokimiawi tersebut masih belum jelas apakah karena VHG
atau bukan
Definisi
Sebagaimana dikemukakan terdahulu, hepaititis
selain disebabkan oleh virus, dapat juga disebabkan
oleh bakteri. Beberapa bakteri yang dapat
menimbulkan hepatitis, diantaranya yaitu salmonella
thypi, pneumokokus, dan lain-lain
Gejala Klinis
Pada pemeriksaan fisik didapatkan demam, tampak lidah kotor,
disertai dengan tremor halus pada lidah. Pada saat pemeriksaan lidah
dapat dilihat palatum mole dan frenulum lingue yang juga terlihat
subikterik/ikterik. Tanda-tanda ikterik pada tubuh pasien hanya
dapat dilihat selama pasien demam dan tidak berlangsung lama.
Pemeriksaan Penunjang
Selama timbulnya ikterik, dalam urine ditemukan urobilin dan
bilirubin positif. Pada pemeriksaan darah perifer tampak lekopeni dan
aneosinofili. Reaksi widal positif dengan titer yang tinggi, dan pada
biakan empedu akan ditemukan kuman salmonella yang positif.
Merupakan tahap akhir proses difus fibrosis hati
progresif yang ditandai oleh distorsi arsitektur hati dan
pembentukan nodul regeneratif
3.
4.
Perubahan kuku (terry nails, clubbing, muehrches lines)
Osteoartopati hipertrofi
Hipertensi
hipoalbumin
portopulmonal,
Aminotransferase: ALT dan AST Normal atau sedikit meningkat
Gamma-glutamil transferase: yGT Korelasi dengan ALP, spesifik khas akibat alkohol sangat meningkat
Endoskopi
Gastroskopi dilakukan untuk memeriksa adanya varises di
esofagus dan gaster pada penderita SH. Selain untuk diagnostik juga,
dapat pula digunakan untuk pencegahan dan terapi perdarahan Varises.
Tabel.7 Tatalaksana Sirosis Hati dengan Komplikasi
Komplikasi Terapi Dosis
Asites 1. Tirah baring 1. 1.-
2. Diet rendah garam 2. 5,2 gram / 90 mmol/hari
3. Obat diuretik : awal spironolakton, 3. 100-200 mg/hari maks 400
jika tidak adekuat kombinasi mg, furosemide 20-40 mg/
furosemide hari, maks 160 mg/hari
4. Parasintesis bila asites sangat besar,
dan lindungi pemberian albumin
5. Retriksi cairan 1. 8-10g IV per liter cairan
parasintesis
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh
karena infeksi bakteri, parasit, jamur, maupun nekrosis steril yang
bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya
proses supurasi dengan pembentukan pus yang terdiri dari jaringan hati
nekrotik, sel-sel inflamasi atau sel darah di dalam parenkim hati
piogenik
darah (vena portal, arteri hepatika), sistem biliaris atau (jarang)
oleh penetrasi langsung (post traumatik) dari bakteri
Patogenesis
Tabel.6 Perbedaan gambaran Abses Hati Piogenik dan Abses Hati amuba4
Abses Hati Piogenik Abses hati Amuba
Usia : 50-70 tahun Usia : 20-40 tahun
Demografi
Laki-laki > perempuan Lai-laki> perempuan
Infeksi bakteri akut,
Berpergian/ menetap
Faktor risiko mayor khususnya intraabdominal,
didaerah endemic
obstruksi billier
Nyeri perit kuadran kanan Akut : demam tinggi,
atas, demam, menggigil, menggigil, nyeri abdomen
Gejala klinis rigor, lemah, malaise, Sub akut : BB turun, demam
anoreksia, BB turun, diare, Khas : tidak ada gejala
batu, nyeri dada pleuritic kolonisasi usus dan colitis
Tanda klinis
Hepatomegaly disertai nyeri
tekan, massa abdomen,
Nyeri tekan perut regio
kanan atas bervariasi
icterus
Leukositosis, anemia,
Serologi amoeba (+), dengan
peningkatan enzim hati,
Laboratorium ELISA untuk melihat
peningkatan
Galactose lectin antigen
bilirubin,hipoalbumin
Abses multifocal, terjadi pada Khas : abses tunggal, di lobus
Pencitraan
lobus kanan, tepi ireguler kanan, oval, bersepta,
Purulent, terdapat kuman Konsistensi dan warna
Cairan aspirasi pada pewarnaan gram bervariasi, steril, tropozoit
negative, kultur (+) 80% jarang ditemukan
Tatalaksana
Anatomi
Definisi
Kolelitiasis adalah istilah medis untuk penyakit batu saluran
empedu. Kolelitiasis disebut juga sebagai batu empedu, gallstone uata ,
rusnu aparebeb irad nagnubag nakapurem udepme utaB .sirailib suluklak
malad nakumetid tapad gnay utab pirim lairetam utaus kutnebmem gnay
udepme narulas malad id uata )sisaitilotsiselok( udepme gnudnak
aynasaib sisaitilokodeloK .aynaud-audek adap uata )sisaitilokodelok(
ek kusam nad udepme gnudnak irad raulek udepme utab taas idajret
.sinumok sirailib sutkud