Anda di halaman 1dari 27

HEPATITIS

Hepatitis adalah proses peradangan pada sel” hati yang


disebabkan oleh Infeksi (virus Hepatitis A,B, C, D, E),
Hepatitis obat2an, konsumsi alcohol.

Karakteristik klinis hepatitis : Ikterik

Fecal-Oral • Hepatitis A dan E

Parenteral • Hepatitis B, C, D
DEFINISI

Proses peradangan difus pada sel hati. Hepatitis A a/ hepatitis yg


disebabkan oleh infeksi Hepatitis A Virus.
Hepatitis A

ETIOLOGI

Hepatitis A virus: virus RNA, rantai tunggal, tidak mempunyai


selubung, famili picornavirus dan genus hepatovirus.

TRANSMISI

Fecal-oral dari makanan dan minuman yang terkontaminasi

Masa inkubasi penyakit ini adalah 14-50 hari, dengan rata-rata


28 hari.
EPIDEMIOLOGI
1,5 juta kasus klinis di seluruh dunia setiap tahun
Hepatitis A
Insiden di Indonesia mencapai 10.000 kasus/tahun

Usia pada saat infeksi meningkat dari awal masa kanak-kanak


menuju ke akhir masa kanak-kanak
Hepatitis A

Gejala Klinis

Fase Prodormal
Fase Kovalesen
• berlangsung selama 15-50 (Pra-Ikterik) • Ikterus muncul stlh 5-10
hari hari,
• Rata-rata 28-30 hari • Malaise • dapat muncul bersamaan • Ikterus menghilang
• Nyeri otot & sendi dgn gejala prodormal • Keadaan akut membaik
• Mudah lelah dlm 2-3 mgg
• Anorexia & mual
• Demam

Fase Inkubasi Fase Ikterik


Hepatitis A
DIAGNOSIS

Anamnesis & Px Fisik Pemeriksan Serologi Px penunjang lain

• Demam • IgM-IgG Anti-HAV • SGOT & SGPT


• Kelelahan • Rapid test • Bilirubin urin
• Malaise • Urobilinogen
• Anorexia, mual • Bilirubin total
• Rasa ≠ nyaman pd perut • Direct bilirubin serum
• Ikterik
• Urine gelap
• Feses warna dempul
Hepatitis A
• IgM anti-HAV terdeteksi 3 minggu
setelah paparan, terus meningkat
selama 4-6 minggu, kemudian turun
sampai level yang tidak terdeteksi
dalam waktu 6 bulan infeksi
• IgA dan IgG anti-HAV dideteksi
dalam bberapa hari stlh timbulnya
gejala.
• Antibodi IgG bertahan selama
bertahun-tahun setelah infeksi
PENATALAKSANAAN
terapi suportif:
 Bed rest sampai dengan ikterus mereda
Hepatitis A
 Diet tinggi kalori
 Penghentian obat hepatotoxic
 Pembatasan konsumsi alcohol
 Pemberian kortikosteroid, IG dan antiviral kurang
bermanfaat pada fase akut
PENCEGAHAN
Suplai air bersih yang adekuat
Pembuangan kotoran yang baik dan benar didalam komunitas
Higiene personal yang baik: cuci tangan
Hepatitis A
Imunisasi pasif
immune serum globulin prophylaxis dapat efektif dan memberi
perlindungan selama 3 bulan

Imunisasi aktif
Vaksinasi HAV memberikan proteksi dg efektivitas 94-100%
setelah 2-3 dosis suntikan yang diberikan 6-12 bulan secara
terpisah
Hepatitis A

KOMPLIKASI

Hepatitis A Fulminant (demam tinggi, nyeri perut, muntah, ikterik, hepatic


ensefalopati, kejang→ dlm 6-8 mgg pertama)

PROGNOSIS
Sebagian besar penderita hepatitis A dengan gejala akut dapat sembuh tanpa
disertai kerusakan liver
Relaps dapat terjadi 3-20% kasus dalam 4-15 setelah gejala akut sembuh
ETIOLOGI

Virus hepatitis B adalah virus DNA hepatotropik,

Hepadnaviridae terdiri atas 6 genotip (A sampai H),

Terdiri dari 42 nm partikel sferis dengan inti nukleokapsid, densitas elektron, d : 27


nm, selubung luar lipoprotein dengan ketebalan 7 nm.
Hepatitis B DNA ini mengkode 3 protein permukaan:
antigen permukaan (HBsAg),
antigen inti (HBcAg),
protein pra-inti (HBeAg);
protein polimerase aktif yang besar;
protein transaktivator.

Masa inkubasi virus ini 1-6 bulan. (1-3 bulan)

HBV tidak patogenik terhadap sel hepatosit, tetapi respons imun terhadap virus ini
yang bersifat hepatotoksik.

Kerusakan hepatosit menyebabkan peningkatan kadar ALT.


FAKTOR RESIKO

Pelancong

Pengguna obat suntik (IDU)

Kontak seksual/tinggal serumah dengan penderita

TRANSMISI
Hepatitis B
Melalui darah : penerima produk darah, IVDU, pasien hemodialisis, pekerja kesehatan,
pekerja yang terpapar darah

Transmisi seksual

Penetrasi jaringan (perkutan) atau permukosa : tertusuk jarum, penggunaan ulang peralatan
medis yang terkontaminsi, penggunaan bersama pisau cukur dan silet, tato, akupuntur,
tindik, penggunaan sikat gigi bersama.

Transmisi maternal – neonatal, maternal – infant

Tak ada bukti penyebaran fekal – oral.


Hepatitis B

DIAGNOSIS
Anamnesis & Px Fisik Pemeriksan Fisik Px penunjang lain

• Mudah lelah • Sklera, kulit, dan sekresi ikterik. • Tes Serologi : Adanya Hepatitis
• Cemas, tidak nafsu makan, dan • Penurunan bunyi usus besar, B surface antigen (HBsAg)
rasa tidak enak badan. peningkatan lingkar abdomen, minimal selama 6 bulan.
• Asites, jaundice (kuning), dan adanya pergerakan cairan. • Peningkatan transaminase hati
perdarahan variseal, dan • Asterixis (alanine transaminase dan
ensefalopati hepatik dapat • Spider angiomata aspartate transmaninase) dan
timbul bersama dekompensasi DNA HBV >105 kopi/mL.
hati. • Biopsi hati
• Ensefalopati hepatik sering
dikaitkan dengan
hipereksitabilitas, gangguan
mental, obtundation (tidak
peka thdp rasa sakit), bingung,
dan koma.
Hepatitis B
PENCEGAHAN

Dengan vaksinasi atau imunisasi (Hepatitis B imunoglobulin)

Beberapa contoh sediaan vaksin di AS: Twinrix (kombinasi vaksin hepatitis A dan hepatitis B),
Recombivax HB, dan Engerix-B.
Pada bayi:
Vaksinasi I: baru lahir s.d. 2 bulan
Vaksinasi II: usia 1 s.d. 4 bulan
Vaksinasi III: usia 6 s.d. 18 bulan
Pada orang dewasa:
Pada usia 18 tahun atau lebih, terutama untuk pengguna narkoba suntik, tenaga kesehatan, pasien
HIV, pasien liver kronis, dll.
Vaksin diberikan 3 kali dalam 6 bulan, yaitu pada bulan ke-0, 1 dan 6, atau pada bulan ke-0, 2,
dan 4.
TERAPI
Tujuan terapi: meningkatkan seroklirens, mencegah perkembangan penyakit ke arah
sirosis, dan meminimalkan kerusakan hati pada pasien.

Terapi nonfarmakologi:
Konseling
Vaksinasi dan imunisasi
Hepatitis B Hindari konsumsi alkohol
Ajak pasien untuk berkonsultasi sebelum menggunakan obat baru, termasuk obat herbal dan obat tanpa resep.

Farmakologi :
Interferon (IFN)

• Merupakan sitokin yang memiliki efek antivirus, antiproliferatif, dan


imunomodulator.
• Pemberian IFN memerlukan frekuensi pemberian 3 kali seminggu, sehingga
digantikan oleh pegylated-IFN (PEG-IFN)
• PEG-IFN memiliki waktu paruh yang lebih panjang daripada IFN,  dapat
diberikan 1 kali/minggu.
Hepatitis B

Interferon (IFN)
Efek samping
• Kelelahan, demam, sakit kepala, mual, tidak nafsu makan, kekakuan, mialgia,
artralgia, nyeri muskuloskeletal, insomnia, depresi, cemas/emosi labil, alopesia,
reaksi di tempat injeksi.
Dosis:
• Interferon α-2a :
SC/IM; 4,5 x 106 unit 3x seminggu, jika tidak menimbulkan respon setelah 6 bulan,
naikkan sampai dosis maks 18x106 unit 3x seminggu.
• Interferon α-2b
SC; 3x106 unit 3x seminggu, naikkan sampai 5-10x106 unit 3x seminggu bila tidak
menimbulkan respons setelah 6 bulan. Pertahankan dosis minimum selama 4-6 bulan
kecuali dalam keadaan intoleran
Adefovir
Merupakan analog nukleosida asiklik dari AMP (adenosine monophosphate).
Mekanisme kerja: menghambat polimerase DNA HBV.
Dosis: 10 mg/hari selama 1 tahun.

Entecavir
Merupakan analog nukleosida dari guanosin.
Mekanisme kerja: menghambat polimerase HBV.
Hepatitis B Lebih poten daripada lamivudine dan efektif pada HBV resisten lamivudine.
Dosis: 0,5 mg/hari atau 1 mg/hari pada pasien dengan HBV resisten lamivudine

Telbivudine
Merupakan analog nukleosida spesifik HBV.
Mekanisme kerja: inhibitor kompetitif DNA polimerase.
Lebih poten daripada lamivudine.
Efek samping: ISPA

Tenofovir

Emtricitabine
Hepatitis C

ETIOLOGI

Virus hepatitis C (Hepatitis C Virus = HCV) merupakan virus RNA berantai tunggal dari
famili Flaviviridae.

Virus ini bereplikasi di dalam hepatosit dan tidak merusak sel secara langsung.

Waktu paruh dalam serum: 2-3 jam

HCV dikelompokkan ke dalam 6 genotip (1-6) yang terdistribusi di seluruh belahan dunia.

Masa inkubasi: 2 minggu- 6 bulan

Kadar apoptosis rendah menandakan virus masih bertahan, sedangkan kadar apoptosis
yang tinggi menandakan tingkat kerusakan hepatosit.

Mutasi gen HCV terdeteksi 1 tahun setelah infeksi.


1. Tahap akut

 Kebanyakan pasien tidak menampakkan gejala dan tidak terdiagnosis


setelah infeksi HCV akut.

 RNA HCV terdeteksi dalam 1-2 minggu setelah infeksi dan meningkat
Hepatitis C dengan cepat.
 Kadar RNA HCV stabil pada 105 – 107 IU/mL menyebabkan
peningkatan kadar ALT dan timbulnya gejala-gekala hepatitis.

 Gejala timbul pada 7 minggu setelah infeksi dan berlangsung selama 3-


12 minggu.
2. Tahap kronis 3. Tahap lanjut

Kadar RNA HCV dan ALT serum dapat Gejala yang dapat timbul:
berfluktuasi, bahkan tidak terdeteksi/kembali Spider nevi
normal. Splenomegali

Gejala yang dapat timbul pada infeksi kronis: Eritema pada telapak tangan
Hepatitis C
Kelelahan Atropi testis
Nyeri perut bagian kanan atas Caput medusae
Mual
Nafsu makan hilang/menurun

Hepatomegali dapat terlihat dari pemeriksaan


fisik.
Hepatitis C
DIAGNOSIS

Anamnesis & Px Fisik Pemeriksan Serologi Px penunjang lain

• Gejala-gejala yang dapat timbul: • Kadar transaminase abnormal • SGOT & SGPT
• Kelelahan yang bertahan selama beberapa • Bilirubin urin
• Hilang nafsu makan waktu. • Urobilinogen
• Lemah • Reactive enzyme immunoassay • Bilirubin total
• Jaundice /kuning for anti-HCV • Direct bilirubin serum
• Nyeri perut
• Urin berwarna gelap
• Infeksi akut akan berkembang
menjadi kronis pada 85% pasien,
dapat dilihat dari RNA HCV yang
menetap selama 6 bulan
Hepatitis C
TERAPI

Tujuan terapi: menyembuhkan infeksi HCV dan memulihkan kondisi jaringan tubuh.

Terapi nonfarmakologi
Vaksin anti hepatitis A dan B
Diet gizi seimbang
Hindari alkohol
Berhenti merokok
Olahraga teratur

o Terapi farmakologi
Standar terapi: injeksi PEG-IFN 1x seminggu dan Ribavirin oral 1x sehari (Ribavirin merupakan analog
guanosin sintetis, mekanisme kerja belum diketahui.)
Indikasi Ribavirin:
• Hepatitis C kronik pada pasien penyakit hati >18 tahun yang mengalami kegagalan de ngan
monoterapi Interferon α-2a atau α-2b
Hepatitis C
Ribavirin dengan Peginterferon α-2b

Peginterferon α-2b : 1,5 μg/kg SC 1 x seminggu dan Ribavirin berdasarkan berat badan :
۩ < 65 kg, SC Peginterferon α-2b 100 μg 1 x seminggu, oral Ribavirin 400 mg pagi dan malam hari.
۩ 65-80 kg, SC Peginterferon α-2b 120 μg 1 x seminggu oral Ribavirin 400 mg pagi dan 600 mg malam hari
۩ >80-85 kg, SC Peginterferon α-2b 150 μg 1 x seminggu, oral Ribavirin 400 mg pagi dan 600 mg malam
hari.
۩ > 85 kg, SC Peginterferon α-2b 150 μg 1 x seminggu, oral Ribavirin 600 mg pagi dan 600 mg malam hari.
۩ Penatalaksanaan :
• Ribavirin tidak efektif jika digunakan tunggal.
• Ribavirin dengan Peginterferon α untuk infeksi genotip 1.
• Ribavirin dengan Peginterferon α atau Ribavirin dengan Interferon α untuk infeksi genotip 2 dan 3.
• Peginterferon α tunggal bila kontraindikasi terhadap Ribavirin
• Terapi untuk infeksi 1 dan 4 selama 48 minggu.
• Terapi untuk infeksi 2 dan 3 selama 24 minggu
Infeksi HDV dpt berupa Co-infeksi ataupun superinfeksi

Virus Hepatitis D, memerlukan virus hepatitis B untuk replikasi shg hanya


ditemukan pada org yg telah terinfeksi Hep B

Hepatitis D Transmisi: Parenteral, transfusi darah, transplantasi organ, hub sexual

Inkubasi: 3-7 minggu

Diagnosis: HBs-AG (+), IgM & IgG-antiHD, HDV-RNA, HD-Ag

Tidak ada vaksinasi untuk Hepatitis D, tetapi orang yg sudah diberikan imunisasi
Hep B akan terlindungi.

Komplikasi: Hepatitis fulminant, Sirosis hepar, carcinoma hepatoseluler


Dulu dikenal sebagai hepatitis Non A-Non B

Virus Hepatitis E termasuk virus RNA

Masa inkubasi 2-9 mgg (±40 hari)

Transmisi: Fecal-oral
Hepatitis E
Gejala: ringan, menyerupai flu, sampai ikterus

Diagnosis: terdeteksinya IgM dan IgG Anti-HEV

Pengobatan: Self limiting disease, Pengobatan antiviral blm tersedia

Pencegahan: menjaga hygiene dan kebersihan lingkungan

Vaksinasi: belum tersedia


Arigatou Gozaimasu

Anda mungkin juga menyukai