Parenteral • Hepatitis B, C, D
DEFINISI
ETIOLOGI
TRANSMISI
Gejala Klinis
Fase Prodormal
Fase Kovalesen
• berlangsung selama 15-50 (Pra-Ikterik) • Ikterus muncul stlh 5-10
hari hari,
• Rata-rata 28-30 hari • Malaise • dapat muncul bersamaan • Ikterus menghilang
• Nyeri otot & sendi dgn gejala prodormal • Keadaan akut membaik
• Mudah lelah dlm 2-3 mgg
• Anorexia & mual
• Demam
Imunisasi aktif
Vaksinasi HAV memberikan proteksi dg efektivitas 94-100%
setelah 2-3 dosis suntikan yang diberikan 6-12 bulan secara
terpisah
Hepatitis A
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
Sebagian besar penderita hepatitis A dengan gejala akut dapat sembuh tanpa
disertai kerusakan liver
Relaps dapat terjadi 3-20% kasus dalam 4-15 setelah gejala akut sembuh
ETIOLOGI
HBV tidak patogenik terhadap sel hepatosit, tetapi respons imun terhadap virus ini
yang bersifat hepatotoksik.
Pelancong
TRANSMISI
Hepatitis B
Melalui darah : penerima produk darah, IVDU, pasien hemodialisis, pekerja kesehatan,
pekerja yang terpapar darah
Transmisi seksual
Penetrasi jaringan (perkutan) atau permukosa : tertusuk jarum, penggunaan ulang peralatan
medis yang terkontaminsi, penggunaan bersama pisau cukur dan silet, tato, akupuntur,
tindik, penggunaan sikat gigi bersama.
DIAGNOSIS
Anamnesis & Px Fisik Pemeriksan Fisik Px penunjang lain
• Mudah lelah • Sklera, kulit, dan sekresi ikterik. • Tes Serologi : Adanya Hepatitis
• Cemas, tidak nafsu makan, dan • Penurunan bunyi usus besar, B surface antigen (HBsAg)
rasa tidak enak badan. peningkatan lingkar abdomen, minimal selama 6 bulan.
• Asites, jaundice (kuning), dan adanya pergerakan cairan. • Peningkatan transaminase hati
perdarahan variseal, dan • Asterixis (alanine transaminase dan
ensefalopati hepatik dapat • Spider angiomata aspartate transmaninase) dan
timbul bersama dekompensasi DNA HBV >105 kopi/mL.
hati. • Biopsi hati
• Ensefalopati hepatik sering
dikaitkan dengan
hipereksitabilitas, gangguan
mental, obtundation (tidak
peka thdp rasa sakit), bingung,
dan koma.
Hepatitis B
PENCEGAHAN
Beberapa contoh sediaan vaksin di AS: Twinrix (kombinasi vaksin hepatitis A dan hepatitis B),
Recombivax HB, dan Engerix-B.
Pada bayi:
Vaksinasi I: baru lahir s.d. 2 bulan
Vaksinasi II: usia 1 s.d. 4 bulan
Vaksinasi III: usia 6 s.d. 18 bulan
Pada orang dewasa:
Pada usia 18 tahun atau lebih, terutama untuk pengguna narkoba suntik, tenaga kesehatan, pasien
HIV, pasien liver kronis, dll.
Vaksin diberikan 3 kali dalam 6 bulan, yaitu pada bulan ke-0, 1 dan 6, atau pada bulan ke-0, 2,
dan 4.
TERAPI
Tujuan terapi: meningkatkan seroklirens, mencegah perkembangan penyakit ke arah
sirosis, dan meminimalkan kerusakan hati pada pasien.
Terapi nonfarmakologi:
Konseling
Vaksinasi dan imunisasi
Hepatitis B Hindari konsumsi alkohol
Ajak pasien untuk berkonsultasi sebelum menggunakan obat baru, termasuk obat herbal dan obat tanpa resep.
Farmakologi :
Interferon (IFN)
Interferon (IFN)
Efek samping
• Kelelahan, demam, sakit kepala, mual, tidak nafsu makan, kekakuan, mialgia,
artralgia, nyeri muskuloskeletal, insomnia, depresi, cemas/emosi labil, alopesia,
reaksi di tempat injeksi.
Dosis:
• Interferon α-2a :
SC/IM; 4,5 x 106 unit 3x seminggu, jika tidak menimbulkan respon setelah 6 bulan,
naikkan sampai dosis maks 18x106 unit 3x seminggu.
• Interferon α-2b
SC; 3x106 unit 3x seminggu, naikkan sampai 5-10x106 unit 3x seminggu bila tidak
menimbulkan respons setelah 6 bulan. Pertahankan dosis minimum selama 4-6 bulan
kecuali dalam keadaan intoleran
Adefovir
Merupakan analog nukleosida asiklik dari AMP (adenosine monophosphate).
Mekanisme kerja: menghambat polimerase DNA HBV.
Dosis: 10 mg/hari selama 1 tahun.
Entecavir
Merupakan analog nukleosida dari guanosin.
Mekanisme kerja: menghambat polimerase HBV.
Hepatitis B Lebih poten daripada lamivudine dan efektif pada HBV resisten lamivudine.
Dosis: 0,5 mg/hari atau 1 mg/hari pada pasien dengan HBV resisten lamivudine
Telbivudine
Merupakan analog nukleosida spesifik HBV.
Mekanisme kerja: inhibitor kompetitif DNA polimerase.
Lebih poten daripada lamivudine.
Efek samping: ISPA
Tenofovir
Emtricitabine
Hepatitis C
ETIOLOGI
Virus hepatitis C (Hepatitis C Virus = HCV) merupakan virus RNA berantai tunggal dari
famili Flaviviridae.
Virus ini bereplikasi di dalam hepatosit dan tidak merusak sel secara langsung.
HCV dikelompokkan ke dalam 6 genotip (1-6) yang terdistribusi di seluruh belahan dunia.
Kadar apoptosis rendah menandakan virus masih bertahan, sedangkan kadar apoptosis
yang tinggi menandakan tingkat kerusakan hepatosit.
RNA HCV terdeteksi dalam 1-2 minggu setelah infeksi dan meningkat
Hepatitis C dengan cepat.
Kadar RNA HCV stabil pada 105 – 107 IU/mL menyebabkan
peningkatan kadar ALT dan timbulnya gejala-gekala hepatitis.
Kadar RNA HCV dan ALT serum dapat Gejala yang dapat timbul:
berfluktuasi, bahkan tidak terdeteksi/kembali Spider nevi
normal. Splenomegali
Gejala yang dapat timbul pada infeksi kronis: Eritema pada telapak tangan
Hepatitis C
Kelelahan Atropi testis
Nyeri perut bagian kanan atas Caput medusae
Mual
Nafsu makan hilang/menurun
• Gejala-gejala yang dapat timbul: • Kadar transaminase abnormal • SGOT & SGPT
• Kelelahan yang bertahan selama beberapa • Bilirubin urin
• Hilang nafsu makan waktu. • Urobilinogen
• Lemah • Reactive enzyme immunoassay • Bilirubin total
• Jaundice /kuning for anti-HCV • Direct bilirubin serum
• Nyeri perut
• Urin berwarna gelap
• Infeksi akut akan berkembang
menjadi kronis pada 85% pasien,
dapat dilihat dari RNA HCV yang
menetap selama 6 bulan
Hepatitis C
TERAPI
Tujuan terapi: menyembuhkan infeksi HCV dan memulihkan kondisi jaringan tubuh.
Terapi nonfarmakologi
Vaksin anti hepatitis A dan B
Diet gizi seimbang
Hindari alkohol
Berhenti merokok
Olahraga teratur
o Terapi farmakologi
Standar terapi: injeksi PEG-IFN 1x seminggu dan Ribavirin oral 1x sehari (Ribavirin merupakan analog
guanosin sintetis, mekanisme kerja belum diketahui.)
Indikasi Ribavirin:
• Hepatitis C kronik pada pasien penyakit hati >18 tahun yang mengalami kegagalan de ngan
monoterapi Interferon α-2a atau α-2b
Hepatitis C
Ribavirin dengan Peginterferon α-2b
Peginterferon α-2b : 1,5 μg/kg SC 1 x seminggu dan Ribavirin berdasarkan berat badan :
۩ < 65 kg, SC Peginterferon α-2b 100 μg 1 x seminggu, oral Ribavirin 400 mg pagi dan malam hari.
۩ 65-80 kg, SC Peginterferon α-2b 120 μg 1 x seminggu oral Ribavirin 400 mg pagi dan 600 mg malam hari
۩ >80-85 kg, SC Peginterferon α-2b 150 μg 1 x seminggu, oral Ribavirin 400 mg pagi dan 600 mg malam
hari.
۩ > 85 kg, SC Peginterferon α-2b 150 μg 1 x seminggu, oral Ribavirin 600 mg pagi dan 600 mg malam hari.
۩ Penatalaksanaan :
• Ribavirin tidak efektif jika digunakan tunggal.
• Ribavirin dengan Peginterferon α untuk infeksi genotip 1.
• Ribavirin dengan Peginterferon α atau Ribavirin dengan Interferon α untuk infeksi genotip 2 dan 3.
• Peginterferon α tunggal bila kontraindikasi terhadap Ribavirin
• Terapi untuk infeksi 1 dan 4 selama 48 minggu.
• Terapi untuk infeksi 2 dan 3 selama 24 minggu
Infeksi HDV dpt berupa Co-infeksi ataupun superinfeksi
Tidak ada vaksinasi untuk Hepatitis D, tetapi orang yg sudah diberikan imunisasi
Hep B akan terlindungi.
Transmisi: Fecal-oral
Hepatitis E
Gejala: ringan, menyerupai flu, sampai ikterus