DAFTAR ISI
BAB VI........................................................................................................................99
TRIKOMONIASIS.......................................................................................................99
6.1. DEFINISI..........................................................................................................99
6.2. EPIDEMIOLOGI...............................................................................................99
6.3. ETIOLOGI......................................................................................................100
6.4. PATOGENESIS..............................................................................................102
6.5. MANIFESTASI KLINIS...................................................................................103
6.6. DIAGNOSIS...................................................................................................104
6.7. DIAGNOSIS BANDING..................................................................................107
6.8. PENATALAKSANAAN...................................................................................108
6.9. KOMPLIKASI..................................................................................................114
6.10. PROGNOSIS................................................................................................117
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................118
BAB VII......................................................................................................................124
KONDILOMA AKUMINATA......................................................................................124
7.1. DEFINISI........................................................................................................124
7.2. EPIDEMIOLOGI.............................................................................................124
7.3. ETIOLOGI......................................................................................................125
7.4. PATOGENESIS..............................................................................................127
7.5. MANIFESTASI KLINIS...................................................................................129
7.6. DIAGNOSIS...................................................................................................130
7.7.DIAGNOSIS BANDING...................................................................................131
7.8. PENATALAKSANAAN...................................................................................134
7.9. KOMPLIKASI..................................................................................................141
7.10. PROGNOSIS................................................................................................143
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................145
4
Gambar 12. Trichomonas vaginalis. (A) Dua tropozoit yang didapat dari
kultur in vitro, diwarnai dengan Giemsa. (B) Tropozoit dari T vaginalis
pada apusan vaginal, yang diwarnai dengan Giemsa.............................103
BAB I
PENDAHULUAN
neonatorum.
beban biaya yang tidak sedikit, misalnya untuk skrining dan pengobatan
pada anak-anak, serta nyeri panggul kronis pada wanita. Beban sosial
mengobati IM
8
Herpes genitalis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh dua
jenis virus. Virus tersebut disebut dengan herpes simplex tipe 1 dan herpes
simplex tipe 2.1 Infeksi herpes simplex virus (HSV) genital adalah penyakit
pertama dari herpes genitalis dari 16.479 kasus pada tahun 1995 menjadi
19.180 kasus pada tahun 2004. Di Amerika Serikat, diperkirakan 40-60 juta
orang terinfeksi dengan HSV-2, dengan insiden 1- 2 juta infeksi dan 600-800
Afrika yang mengalami epidemi HIV, HSV-2 sangat umum (≥70%), dan ada
bukti bahwa HSV genitalis meningkatkan risiko infeksi HIV dan bahwa orang-
Divisi IMS dan 0,17% dari total kunjungan URJ Kulit dan Kelamin RSUD Dr.
Soetomo Surabaya.5
(HSV), umumnya oleh HSV tipe 2 dan kini semakin banyak oleh HSV tipe
keadaan penyakit. Ada dua tipe: herpes simplex virus tipe 1 (HSV-1) dan tipe
secara tradisional dikaitkan dengan penyakit genital; namun, lokasi lesi tidak
sistem saraf)
ganglia sel saraf di proksimal dari lokasi infeksi): Pada infeksi HSV
gangguan imun sel T, seperti pada penerima transplantasi organ dan pada
satu-satunya reservoir alami, dan tidak ada vektor yang terlibat dalam
asimptomatik.7
HSV ditularkan melalui kontak pribadi yang erat, dan infeksi terjadi melalui
serviks, konjungtiva) atau melalui celah-celah kecil di kulit. Virus ini mudah
dinonaktifkan pada suhu kamar dan dengan pengeringan; oleh karena itu,
Virus herpes memasuki tubuh melalui kulit atau membran mukosa dengan
kontak seksual langsung dengan sekret atau permukaan mukosa dari orang
yang terinfeksi. Virus bereplikasi pada lapisan epitel dan kemudian naik di
laten. Dengan reaktivasi, virus turun kembali dari ganglion akar dorsalis ke
dari 80 persen orang yang seropositif HSV-2 yang melaporkan tidak adanya
lesi. Hanya 10 sampai 25 persen dari orang yang seropositif HSV- 2 yang
Episode awal adalah episode infeksi genital pertama baik dengan HSV-1
atau HSV-2. Herpes genital primer adalah episode pertama pada individu
tanpa antibodi yang sudah ada terhadap kedua tipe HSV. Episode pertama
non-primer adalah infeksi yang pertama pada individu dengan antibodi yang
sudah ada terhadap tipe HSV lainnya. Presentasi episode pertama dari
herpes genital:9,10
sering berat
subpreputium penis
minggu
Wabah “klasik” dari infeksi HSV genital primer dimulai dengan prodromal
yang berlangsung dua hingga 24 jam yang ditandai dengan nyeri lokal atau
regional, kesemutan, dan rasa terbakar. Pasien juga dapat mengalami gejala
dengan dasar eritematosa, dan erosi muncul selama beberapa jam hingga
beberapa hari. Pola infeksi HSV-1 dan HSV- 2 tampak identik: vesikel
parut.2
14
Lesi primer berlangsung dua sampai enam minggu dan bisa sangat nyeri,
yang mengandung kuantitas yang besar dari partikel HSV. Vesikel muncul
lebih lama pada infeksi episode pertama, biasanya 15 sampai 16 hari, dan
lesi baru akan terus terbentuk selama sekitar 10 hari setelah infeksi awal.
laki. Ini mungkin diakibatkan oleh luas permukaan area yang terpengaruh
yang lebih besar pada perempuan dan kemampuan virus untuk menyebar
lebih mudah di atas permukaan yang lembab. Lesi ulseratif serviks umum
Jenis lesi ini dapat dijumpai dengan perdarahan intermiten dan sekret
dapat terjadi dari lesi uretra dan kontak urin dengan lesi vulva. Sampai
Komplikasi sistemik jarang terjadi pada pria, meskipun pola retensi urin yang
serupa dapat terjadi pada pria dengan penyakit berat, terutama jika mereka
mengalami rata-rata lima episode klinis per tahun, yang dapat berkurang
biasanya ada lebih sedikit lesi berkelompok, dan pelepasan virus terjadi
dengan konsentrasi yang lebih rendah dan dengan jangka waktu yang lebih
singkat (sekitar tiga hari). Namun, gejala prodromalnya mirip. Krusta terlepas
sebelumnya diuji positif untuk HSV-1 dan baru terinfeksi HSV-2 cenderung
datang dengan tanda dan gejala klasik. Antibodi terhadap satu tipe HSV
primer yang lebih berat (yang berlangsung 35 hari atau lebih) memiliki
episode berulang dua kali lebih sering dan dengan waktu yang lebih singkat
dari wabah awal, Infeksi berulang HSV-2 enam kali lebih sering. Wabah
berulang terjadi pada 50 persen pasien dengan HSV-1, dan median waktu
berbagai faktor seperti demam; kerusakan saraf atau jaringan; stres fisik
menyentuh lesi terbuka pada mulut dan menggaruk daerah genital), tapi
paling mungkin terjadi segera setelah infeksi primer, ketika titer antibodi
tingkat transmisi HSV-2 secara signifikan pada wanita yang rentan tapi tidak
Sebagian besar orang dengan infeksi HSV memiliki penyakit ringan yang
tidak diketahui atau subklinis dan tidak menyadari infeksi mereka. Mereka
paling umum pada tahun pertama infeksi pada pasien dengan infeksi HSV-2
dan pada individu dengan gejala yang sering berulang. Penyebaran perianal
infeksi herpes genitalis ditularkan oleh orang yang tidak menyadari bahwa
mereka terinfeksi atau yang tidak memiliki gejala ketika penularan terjadi.3
yang rendah; konfirmasi laboratorium untuk infeksi dan typing HSV sangat
pasien.3
Tabel 3 membandingkan metode deteksi. Ambil apusan dari dasar lesi atau
cairan dari vesikel. Untuk uji kultur penting bahwa rantai dingin (4ºC)
DETEKSI
PEWARNAAN KULTUR ANTIGEN
PCR
TZANCK VIRUS (DFA ATAU
EIA)
2007;334:1048-52
Tes serologi
Serokonversi dari nol biasanya diagnostik dari infeksi primer. Dalam kasus
infeksi berulang, respon imun dari selain nol dapat terdeteksi. Tes
21
ini tidak bisa membedakan antara infeksi awal dan berulang dan telah
dan glikoprotein G1 yang spesifik untuk infeksi HSV-1, adalah satu satunya
membedakan kedua tipe secara efektif dengan sensitivitas (80- 98%) dan
bahwa ada situasi klinis tertentu dimana tes ini dapat membantu
terdiagnosis
Situasi dimana uji serologi spesifik tipe tidak berguna dan tidak boleh
digunakan yaitu:14
berjalannya waktu
dalam kasus medikolegal karena kultur virus adalah tes yang ideal
antaranya adalah:6
kandidiasis
chancroid
Hand-Foot-and-Mouth Disease
herpes zoster
sifilis
23
analgesia (sistemik atau lokal, seperti gel lidokain), dan mengobati infeksi
bakteri sekunder.3
Terapi antivirus
Asiklovir memiliki catatan yang baik tentang keamanan dan efikasinya dan
asiklovir tetapi lebih mahal. Uji coba terkontrol secara acak telah
serangan.3 Tak satu pun dari obat ini yang membasmi infeksi atau virus
Asiklovir 200 mg per oral lima kali sehari selama 5-10 hari atau
Asiklovir 400 mg per oral tiga kali sehari selama 5-10 hari atau
Valasiklovir 500 mg - 1 g per oral dua kali sehari selama 5-10 hari
atau
Famsiklovir 250 mg per oral tiga kali sehari selama 5-10 hari
24
Tidak ada bukti manfaat dari program terapi lebih dari lima hari. Pedoman
merekomendasikan terapi yang harus dilanjutkan lebih dari lima hari jika lesi
baru terus terbentuk, jika gejala dan tanda berat, atau jika pasien juga
oral dan topikal tidak berguna. Sejumlah “obat herbal” yang dijual di pasar
dan internet berbasis topikal dan oral juga tersedia. Tidak ada bukti ilmiah
dari penggunaan minyak esensial, ekstrak tanaman, zinc, dan L-lisin, dan
Terapi pilihannya adalah asiklovir 400 mg per oral tiga kali sehari selama
tujuh hari karena efektif, biaya yang rendah, dan pasien patuh terhadap
pengobatan.3
bersifat ringan dan sembuh sendiri, dan dapat ditangani dengan terapi
analgesia (sistemik atau lokal seperti gel lidokain), dan mengobati infeksi
bakteri sekunder.3
25
Terapi Suportif
dengan median satu sampai dua hari. Terapi antivirus topikal kurang efektif
episodik adalah:4,9
Asiklovir 200 mg per oral lima kali sehari selama 5 hari atau
Asiklovir 400 mg per oral tiga kali sehari selama 5 hari atau
Asiklovir 800 mg per oral dua kali sehari selama 5 hari atau
Asiklovir 800 mg per oral tiga kali sehari selama 2 hari atau
Valasiklovir 500 mg per oral dua kali sehari selama 3-5 hari atau
Famsiklovir 125 mg per oral dua kali sehari selama 5 hari atau
efektif. Pengobatan pilihannya adalah asiklovir 400 mg per oral tiga kali
sehari selama lima hari karena efektif dan biayanya yang rendah.3
dan mengurangi akuisisi (diukur dengan serologi) sebesar 48%. 16 ARV lain
Bagi wanita yang memperoleh infeksi dalam trimester pertama dan kedua,
terapi dengan asiklovir oral atau intravena dalam dosis standar dan
persalinan pervaginam tidak dapat dihindari, terapi ibu dan bayi dengan
asiklovir.3
28
dilakukan jika tidak ada lesi genital pada saat persalinan. Asiklovir supresif
kekambuhan herpes genitalis pada saat aterm dan dapat efektif biaya. Jika
Asiklovir 400-800 mg per oral dua sampai tiga kali sehari atau
per hari secara signifikan mengurangi penyebaran genital RNA HIV serta
muatan virus plasma. Data ini mendukung hipotesis bahwa terapi untuk
infeksi HSV genital pada orang dengan HIV mengurangi risiko transmisi HIV
superinfeksi bakteri dan jamur umum terjadi. Balanitis dapat terjadi pada
seorang pria yang tidak disirkumsisi sebagai akibat dari infeksi bakteri pada
ulkus herpetik. Vaginitis kandida telah dijelaskan pada 10% dari wanita
penyakit herpes ulseratif dapat memiliki lesi mukosa keputihan yang dapat
Infeksi kulit
Berbagai komplikasi kulit yang terkait dengan HSV dapat terjadi. Eksim
diseminata. Proses ini juga dapat terjadi pada pasien dengan kerusakan kulit
Herpetic whitlow merupakan infeksi HSV pada jari yang terjadi pada atau di
dekat kutikula atau lokasi lain yang terkait dengan trauma. Ketika melibatkan
Infeksi viseral
Infeksi HSV pada organ viseral biasanya dihasilkan dari viremia, dan
keterlibatan beberapa organ umum terjadi. Hal ini dapat terjadi selama
imunokompeten.6
Dalam sebagian besar kasus herpes diseminata, lesi terbatas pada kulit;
Namun, penyebaran viseral yang fatal dapat terjadi dengan atau tanpa lesi
kulit vesikular. Beberapa organ dapat terlibat, tetapi hepatitis HSV fulminan
Meningitis Aseptik
Kondisi ini adalah meningitis limfositik akut yang umumnya jinak. Dalam satu
serial, 36% wanita dan 13% pria dengan infeksi HSV-2 genital primer
Hal ini lebih umum dengan infeksi HSV-2. Gejala meningeal biasanya mulai
dari 3-12 hari setelah timbulnya lesi genital; mereka mencapai maksimum 2-
4 hari dan menghilang selama 2-4 hari. Tanda dan gejala ensefalitis tidak
umum terjadi.6
Infeksi HSV genital dan anorektal dapat dipersulit oleh retensi urin, neuralgia
sakrum, dan anestesi sakrum. Hal ini disebabkan oleh ganglionitis dan
biasanya hidup (dalam bentuk tidak aktif) pada orang yang terinfeksi di
gejala yang lebih ringan dan luka biasanya berlangsung dengan waktu yang
lebih singkat.
32
DAFTAR PUSTAKA
2005;72:1527-34, 1541-2
2007;334:1048-52
2004;82:447-53
7. Mark KE, Wald A, Magaret AS, Selke S, Olin L, Huang ML. Rapidly
9. British Association for Sexual Health and HIV. National guideline for
11. Krone MR, Wald A, Tabet SR, Paradise M, Corey L, Celum CL. Herpes
negative men who have sex with men: frequency, patterns, and risk
12. Wald A, Langenberg AG, Link K, Izu AE, Ashley R, Warren T, et al.
82.
14. Ashley RL. Sorting out the new HSV type specific antibody tests. Sex
16. Corey L, Wald A, Patel R, Sacks SL, Tyring SK, Warren T, et al.
2005;330:157-8.
34
BAB VI TRIKOMONIASIS
juta kasus per tahun. WHO memperkirakan insiden di seluruh dunia dari
infeksi trikomonas pada lebih dari 170 juta kasus per tahun.2
remaja dan orang dewasa yang aktif secara seksual. Pada remaja
dapat bertahan hingga 1 tahun. Dari 2-17% dari anak perempuan dari wanita
2,3% di antara remaja berusia 18-24 tahun dan 4% di antara orang dewasa
Wanita yang terlibat dalam aktivitas seksual berisiko tinggi berisiko yang
lebih besar untuk terinfeksi. Faktor risiko untuk infeksi T vaginalis termasuk:2
panjang 10-20 μm dan lebar 2-14 μm. Empat flagella terproyeksi dari bagian
adalah parasit obligat yang sangat predator yang menfagositosis bakteri, sel
dalam traktus genitalia bawah perempuan dan uretra serta prostat laki-laki,
mungkin beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun, pada wanita tetapi
umumnya tetap kurang dari 10 hari pada laki-laki. Parasit ini tampaknya
tidak memiliki bentuk kista dan tidak dapat bertahan hidup dengan baik di
ditemukan lebih virulen pada hewan dan dapat memiliki relevansi dengan
dijelaskan.9 TV dapat terinfeksi oleh virus RNA untai ganda (dsRNA) yang
penyakit.10
38
Sebagian besar wanita (85%) dan laki-laki (77%) dengan trikomoniasis tidak
termasuk sekret vagina (yang sering difus, berbau busuk, berwarna kuning-
hijau), disuria, gatal, iritasi vulva dan nyeri abdomen. pH normal vagina
Diagnosis trikomoniasis menjadi lebih tepat dan lebih banyak tes yang
trikomoniasis. Tes ini murah, memerlukan teknologi dan titik perawatan yang
dari 50-70% tergantung pada keahlian dari pembaca dan harus dibaca
yang lebih baik daripada sediaan basah, pada wanita ia lebih mahal,
memakan waktu, dan juga menunjukkan sensitivitas yang buruk pada pria.
pada terapi TV. Satu penelitian dari wanita HIV- dan satu penelitian dari
wanita HIV+ menemukan bahwa setelah dosis tunggal terapi MTZ, infeksi
kultur.12,13
Teknik probe asam nukleat adalah tes yang paling sensitif, cukup mahal dan
Assay (Hologic Gen-Probe, San Diego, CA) disetujui FDA pada tahun 2011
juga 95-100%.5
41
Ada dua tes point-of-care (POC) yang telah disetujui oleh FDA AS untuk
Franklin Lakes, NJ), sebuah uji probe asam nukleat yang mengevaluasi TV,
G. vaginalis, dan C. albicans. Kedua tes dilakukan pada cairan vagina dan
memiliki sensitivitas lebih dari 83% dan spesifisitas lebih dari 97%. Hasil uji
OSOM tersedia sekitar 10 menit, sedangkan hasil uji Affirm VP III dapat
minggu pasca terapi sebagian besar DNA sisa telah dibersihkan, namun
Apendisitis
Vaginosis bakterial
Balantidiasis
Kandidiasis
Servisitis
Sistitis nonbakterial
Gonorea
Prostatitis nonbakterial
Uretritis
Vaginitis
43
menyelesaikan TNZ. Jika seorang pasien gagal dengan terapi MTZ dosis
tunggal, mereka dapat diberikan TNZ dosis tunggal atau MTZ dosis 7 hari.
Jika gagal, MTZ atau TNZ 2 g selama 5 hari dapat diberikan. Jika ini gagal
dan tidak ada riwayat paparan seksual berulang, konsultasi untuk tes
aman bagi wanita hamil dalam semua tahapan kehamilan. TNZ belum
dievaluasi pada wanita hamil dan tetap menjadi obat kelas C. Terapi
pengobatan dan selama 12-24 jam setelah dosis terakhir akan mengurangi
pajanan bayi dengan metronidazol. Bagi wanita yang diterapi dengan TNZ,
dosis terakhir.5
Reaksi yang paling umum dilaporkan dari metronidazol adalah urtikaria dan
demam dan syok anafilaksis dari hipersensitivitas tipe segera juga telah
alergi terhadap obat-obat ini, terapi intravaginal lainnya yang telah diteliti
Dalam sebuah uji coba klinis secara acak (RCT) di antara wanita dengan
Infeksi berulang umum terjadi, yang berkisar dari 5-31%, dan memiliki
sekuele yang mirip dengan infeksi primer. Meskipun jelas bahwa tingkat
infeksi TV berulang sangat tinggi, sumber infeksi berulang ini kurang jelas.
Kemungkinan sumber dari tes ulang yang positif setelah terapi adalah:
infeksi ulang dari partner awal yang tidak diobati / terinfeksi, infeksi dari
Hanya ada sedikit uji acak dengan tindak lanjut yang baik yang telah
tersebut, tingkat kesembuhan untuk MTZ dosis tunggal vs multi dosis telah
dosis tunggal memiliki tingkat efek samping yang lebih tinggi (terutama mual
dan muntah).5
dari infeksi TV berulang dini meliputi: resistensi obat, tidak patuh terhadap
terapi, kegagalan terapi klinis, atau re-infeksi dari pasangan yang tidak
dari 2,2-9,6% dan biasanya sembuh dengan terapi MTZ berulang dengan
dosis yang sama atau lebih tinggi. Sumber yang paling mungkin dari infeksi
berulang oleh karena itu adalah kegagalan terapi klinis atau re-infeksi dari
melakukan tes dan terapi. Hal ini dapat menimbulkan masalah karena tes
positif. Salah satu metode terapi pasangan yang dicurigai disebut expedited
partner therapy (EPT). EPT adalah praktek klinis untuk mengobati pasangan
seks pasien yang didiagnosis dengan IMS dengan memberikan resep atau
memeriksa pasangannya.5
TV+. Dua penelitian lain yang menggunakan MTZ 2 g untuk pasangan pria
dari wanita yang terinfeksi TV tidak menemukan efek EPT atau efek
kelompok kontrol yang benar, juga mungkin bahwa TNZ adalah terapi
Mikrobiota dan TV
Telah ada bukti terbaru bahwa infeksi TV merubah atau diubah oleh
gangguan flora vagina. Vaginosis bakterial (BV) adalah kondisi vagina yang
sering terjadi pada wanita usia subur. Seperti TV, BV juga dapat
telah menunjukkan hubungan yang kuat antara TV dan BV, yang berarti
Sementara kedua infeksi vagina ini memiliki gejala-gejala yang sama dan
spesies baru yang diidentifikasi dari Mycoplasma yang disebut Mnola atau
lebih tinggi pada wanita yang mengalami perubahan flora vagina dan bahwa
mayoritas (61,0%) dari wanita HIV+ / TV+ juga menderita BV.23 Tingkat BV
yang menyertai infeksi TV yang tinggi ini di antara wanita HIV+ memiliki
analisis menunjukkan bahwa flora vagina dari 18/30 wanita TV+ memiliki
mikrobiota yang unik yang serupa yang ditandai dengan jumlah Mycoplasma
ssp atau Ureaplasma ssp. yang tinggi dan jumlah Lactobacillus spp. Dan
Luaran reproduksi
dikaitkan dengan luaran kelahiran yang buruk seperti berat lahir rendah,
yang lebih tinggi untuk penularan HIV di antara wanita TV+ dibandingkan
dengan TV-.31 Kerentanan yang lebih besar ini secara biologis masuk akal
dari semua infeksi HIV di antara wanita AS mungkin disebabkan oleh infeksi
TV.32 Kontrol trikomoniasis oleh karena itu dapat memberikan strategi yang
yang didiagnosis dengan mikroskop dan kultur di Kenya, dan yang lainnya,
HSV-2
Neoplasia
bahwa trikomoniasis dikaitkan dengan resiko 1,9 kali lipat untuk mengalami
Cina semuanya telah menemukan odds yang tinggi (1,4-2,0) dari neoplasia
angka kesembuhan 90-95% dalam uji klinis secara acak. Rejimen tinidazol
seksual bersamaan.35
Infeksi berulang umum terjadi pada pasien yang aktif secara seksual. Satu
penelitian menemukan bahwa 17% dari pasien yang aktif secara seksual
lanjut.36
53
DAFTAR PUSTAKA
4. Miller WC, Swygard H, Hobbs MM, Ford CA, Handcock MS, Morris M,
6. Carlton JM, Hirt RP, Silva JC, Delcher AL, Schatz M, Zhao Q, et al.
10. Goodman RP, Freret TS, Kula T, Geller AM, Talkington MW, Tang-
11. Sena AC, Miller WC, Hobbs MM, Schwebke JR, Leone PA, Swygard
2007;44(1):13–22.
12. Peterman TA, Tian LH, Metcalf CA, Malotte CK, Paul SM, Douglas Jr
14. Huppert JS, Biro F, Lan D, Mortensen JE, Reed J, Slap GB. Urinary
2007;40(5):418–24.
55
2011;49(3):866–9.
16. Van Der Pol B, Kraft CS, Williams JA. Use of an adaptation of a
17. Huppert JS, Mortensen JE, Reed JL, Kahn JA, Rich KD, Miller WC, et
18. Van Der Pol B, Williams JA, Orr DP, Batteiger BE, Fortenberry JD.
Dis. 2005;192(12):2039–44.
19. Williams JA, Ofner S, Batteiger BE, Fortenberry JD, Van Der Pol B.
53.
23. Gatski M, Martin DH, Levison J, Mena L, Clark RA, Murphy M, et al.
2011;87(3):205–8.
2015;28(1):72–9.
27. Martin DH, Zozaya M, Lillis RA, Myers L, Nsuami MJ, Ferris MJ.
Dis. 2013;207(12):1922–31.
28. Brotman RM, Bradford LL, Conrad M, Gajer P, Ault K, Peralta L, et al.
2012;39(10):807–12.
29. Allsworth JE, Ratner JA, Peipert JF. Trichomoniasis and other sexually
30. Silver BJ, Guy RJ, Kaldor JM, Jamil MS, Rumbold AR. Trichomonas
32. Chesson HW, Blandford JM, Pinkerton SD. Estimates of the annual
51.
33. Price MA, Zimba D, Hoffman IF, Kaydos-Daniels SC, Miller WC,
Dis. 2003;30(6):516–22.
34. Sutcliffe S, Alderete JF, Till C, Goodman PJ, Hsing AW, Zenilman JM,
Available at http://www.cdc.gov/std/treatment/2010/vaginal-
discharge.htm#a2.
36. Peterman TA, Tian LH, Metcalf CA, et al. High incidence of new