Anda di halaman 1dari 15

MEKANISME KONTRASEPTIF

PADA BERBAGAI JENIS

12/17/22 1
KONTRASEPSI HORMONAL

• Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi


yang mengandung hormone hprgesteron
atau kombinasi yaitu estrogen dan
progesterone.

12/17/22 2
MEKANISME KONTRASEPSI
HORMONAL
1. Mekanisme kerja kontrasepsi hormon
steroid antara lain akan mempengaruhi:
• Ovulasi dan Implantasi
• Transpor gamet
• Fungsi corpus luteum
• Lendir serviks

12/17/22 3
2. Mekanisme kerja Estrogen :
a. Ovulasi

12/17/22 4
b. Implantasi

12/17/22 5
d. Luteolisis
c. Transpor gamet/ ovum
• Yaitu degenerasi dari corpus
• Pada percobaan binatang, luteum, yang menyebabkan
transpor gamet/ovum penurunan yang cepat dari
dipercepat oleh estrogen produksi estrogen dan
dan ini disebabkan karena progesteron oleh ovarium, yang
efek hormonal pada selanjutnya menyebabkan
sekresi dan peristaltik tuba dibuangnya jaringan endometrium
serta kontraktilitas uterus. • Degenerasi dari corpus
luteum menyebabkan penurunan
kadar progesteron serum dan
selanjutnya mencegah implantasi
yang normal
12/17/22 6
Mekanisme Kerja Progesterone

1. AKDR / IUD
• Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesfik
didalam cavum uterisehingga implantasi sel telur
yang telah dibuahi terganggu
• Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang
menyebabkan terhambat nya implantasi.
• Gangguan atau terlepasnya blastocyst yang telah
berimplantasi di dalam endometrium.

12/17/22 7
2. BARIER ( KONDOM, DIAFRAGMA, KAP
CERVIKS)

• Mekanisme kontrasepsi barier adalah dengan cara


menghalangi pertemuan sperma dengan sel telur
yang sifatnya sementara, yakni menghalangi
masuknya sperma sejak vagina sampai kanalis
servikalis.

12/17/22 8
3. KONTRASEPSI MANTAP (MOW dan MOP)

• MEDIS OPERATIF WANITA • MEDIS OPERATIF PRIA


Oklusi tuba fallopii sehingga Merupakan suatu metode kontrsepsi
spermatozoa dan ovum tidak pada pria yang aman, sedrhana dan
dapat bertemu. Mekanisme efektif, memakan waktu operasi
kerjanya adalah dengan yang singkat dan tidak memerlukan
mengoklusi tuba fallopi anestesi umum. Mekanisme
( mengikat dan memotong atau kerjanya adalah dengan mengoklusi
memasang cincin ) sehingga tuba fallopi (mengikat dan
sperma tidak dapat bertemu memotong atau memasang cincin)
dengan ovum. sehingga sperma tidak dapat
bertemu dengan ovum.

12/17/22 9
1. Depo-Provera dan depresi Pada wanita Iran (African
Journal of Pharmacy and Pharmacology, 2012)
• Sebanyak 64 wanita berusia 18 sampai 45
berpartisipasi dalam intervensi 12 Depo Provera
injeksi minggu.
• Subyek yang dipilih dengan menggunakan teknik
sampling random cluster dan diteliti menggunakan
kuesioner dengan standar bernama Beck angket
digunakan untuk menilai gejala depresi, rujukan bidan
sosio-demografi dan faktor psikososial

12/17/22 10
• Hasilnya adalah pada Ada signifikan
Perbedaan antara depresi sebelumnya injeksi
Depo-Provera pelaksanaan dan konten yang
dengan pasangan keluarga dan riwayat mood
depresi
• Gejala dalam penelitian ini, kita dapat
meningkatkan produk ini melalui konsultasi
yang tepat sebelum kontrasepsi.

12/17/22 11
2. Kontrasepsi darurat levonorgestrel: analisis bersamaan
antara efektivitas dan mekanisme kerja. (American Society
for Reproductive Medicine, 2007)

• TUJUAN: Untuk mengetahui efektivitas levonorgestrel jika


digunakan sebagai kontrasepsi darurat (EC) apakah hanya
mengganggu ovulasi, atau terdapat efek lain yang mungkin
terjadi sebelum atau setelah pembuahan dan perhitungan
untuk keterlambatan pemakaian

12/17/22 12
• HASIL : Efektivitas dalam bentuk proporsi kehamilan
dicegah. Dengan gangguan ovulasi saja, efektivitas potensi
levonorgestrel EC berkisar antara 49% (ada penundaan)
hingga 8% (72 jam memperlambat). Dengan
penghambatan pembuahan lengkap sebelum hari ovulasi,
efektivitas potensi levonorgestrel EC berkisar antara 90%
(ada penundaan) sampai 16% (72 jam memperlambat)

12/17/22 13
3. Efektivitas dari rejimen Yuzpe (pil kombinasi estrogen dan progestin)
sebagai kontrasepsi darurat pada siklus hubungan seksual: implikasi
bagi mekanisme kerja (Journal Contraception, 2003)
• Pada 36 dari 45 pasang perkiraan efektivitas, berdasarkan delapan
studi terpisah dan delapan studi gabungan dan lima set yang
berbeda dari probabilitas konsepsi demi hari siklus, efektivitas lebih
tinggi-dan dalam banyak kasus jauh lebih tinggi-saat hubungan
seksual terjadi pada atau sebelum kedua hari sebelum ovulasi (hari -
2). Ketika data yang dikelompokkan berdasarkan apakah hubungan
seksual terjadi pada atau sebelum hari sebelum ovulasi (hari -1),
efektivitas lebih besar saat intercourse terjadi pada awal 43 dari 45
pasang.

12/17/22 14
12/17/22 15

Anda mungkin juga menyukai