Anda di halaman 1dari 12

RANGKUMAN DAN CATATAN

MATERI KELUARGA BERENCANA & JENIS-JENIS METODE


KONTRASEPSI

Oleh :
Tasya Azahra (1941111063 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2020
CATATAN
Hari ini memulai perkuliahan pada pukul 09.30 lalu melanjutkan perkuliahan dengan
mengabsen mahasiswa dan juga dilanjutkan dengan menjelaskan materi KB.
Sedikit menjelaskan lalu dilanjutkan di Google Classroom
KELUARGA BERENCANA & JENIS-JENIS METODE KONTRASEPSI
Definisi Keluarga Berencana (KB)
Suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan kerugian akibat langsung dari kelahiran bayi bagi ibu, bayi, keluarga dan
masyarakat.
Manfaat Keluarga Berencana (KB)
KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat:
1. Kehamilan terlalu dini
2. Kehamilan terlalu telat
3. Kehamilan yang terlalu berdesakan jaraknya
4. Terlalu sering hamil dan melahirkan
Jenis-jenis metode kontrasepsi
Non Hormonal
1. Metode Amenore Laktasi
2. Metode keluarga berencana alamiah
3. Senggama terputus
4. Metode barier
5. Kondom
6. Diafragma
7. Spermisida
8. Intrauterine devices (IUDs) (alat kontrasepsi dalam rahim)
9. Sterilisasi
10. Tubektomi (Metoda operasi wanita/MOW)
11. Vasektomi (Metoda Operasi Pria/MOP)
12. Emergensi
Hormonal
Kontrasepsi kombinasi (hormone estrogen dan progesterone)
- Pil kombinasi
- Suntikan kombinasi
Kontrasepsi progestin
Suntikan progestin
- Pil progestin (mini pil)
- Implant
- AKDR dengan progestin
Transdermal patches

Metode Kontrasepsi Non Hormonal


Metode Amenore Laktasi
- Ibu memberikan ASI secara rutin kepada bayinya
- Belum haid
- Metode ini efektif digunakan sampai bayi berusia 6 bulan
- Ibu tidak terpisah dari bayi selama 6 jam dalam sehari
- Harus dilanjutkan dengan pemakaian kontrasepsi lainnya.
Cara kerja
Menunda ovulasi dan menghambat pembentukan estrogen melalui perangsangan pengeluaran
prolaktin saat menyusui.
Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
KBA adalah metode kontrasepsi dengan cara menghindari senggama pada masa subur ibu.
Metode ini baru efektif bila dilakukan secara tertib dan ibu mengetahui kapan masa suburnya
berlangsung.
Coitus Interruptus (senggama terputus)
Adalah metode kontasepsi tradisional dimana ejakulasi dilakukan di luar vagina.
Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah
keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat mengeluarkan alat kelaminnya
sebelum ejakulasi terjadi.
Vaginal Contraceptive Film (VCF)
VCF adalah suatu kertas semi transparan yang larut air dan efisien membunuh sperma saat
kontak. Ketika VCF dimasukan ke dalam vagina, segera meresap ke dalam mukosa vagina.
VCF bukanlah suatu metode kontrasepsi hormonal, karena zat yang terkandung di dalamnya
bukan hormone melainkan spermisida. Efek kerja VCF muncul 15 menit setelah pertama kali
dimasukan ke dalam vagina dan bertahan selama selama 3jam.
Intra Uterine Devices (IUD)
IUD dapat di insersikan kedalam uterus kapan saja, tetapi lebih sering pada saat mentruasi
dimana mulut serviks berdilatasi. Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang (dapta
sampai 10 thaun). Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak. Dapat dipakai oleh semua
perempuan usia reproduksi.
Mekanisme kerja IUD
- IUD tidak mencegah konsepsi, tapi mencegah implantasi blastokista ke endometrium
dengan efek kombinasi yang mengubah kondisi biokimia endometrium sehingga tidak
dapat menerima nidasi.
- IUD yang mengandung progestreron mengganggu siklus hormonal yang normal dari
endometrium dengan mempertahankan kadar progesterone yang tinggi dengan akibat
rendahnya kadar estrogen secara relative, IUD menghasilkan endometrium dalam
keadaan reaksi desidua atau fase progestational, dalam keadaan dimana implantasi
tidak mungkin dilakukan.
- IUD merangsang pengeluaran prostaglandin yang biogolis menyebabkan efek
antifertilitas. Prostaglandin inhibitor menekan usaha-usaha tersebut sehingga
menyebabkan tingginya angka kegagalan . Bahan aktif pada IUD dengan medikasi
menambah efek yang sudah ada. Penambahan ion tembaga pada sediaan Cu-7
menghambat sintesis dan penebalan mucus endometrial juga menghambat implantasi.
Jenis IUD
- AKDR CuT-380A
- Kecil, kerangkan tervuat dari plastic yang fleksibel,berbentuk huruf T diselubungi
oleh kawat halus yang terbuat dari Cu (tembaga)
- NOVA-T (schering)
Kontraindikasi IUD
Utama
- Infeksi pelvic akut dan resiko tinggi PID Diduga adanya keganasan pada seviks atau
uterus Kehamilan
- Relative
- Kelainan uterus seperti kelainan congenital, mioma yang merubah bentuk uterus
- Hypermenore
- Dysmenorrhea
Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas seorang wanita
secara permanen.Mekanismenya adalah mengoklusi tuba (mengikat dan memotong atau
memasang cincin) sehingga sperma tidak bisa bertemu ovum.
Keuntungan
- Sangat efektif
- Tidak mempengaruhi proses menyusui
- Tidak mengganggu senggama Merupakan kontrasepsi pilihan bagi pasien apabila
hamil merupakan resiko kesehatan yang serius
- Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual atau produksi hormone
Keterbatasan
- Pembedahan sederhana memerlukan anstesi local dilakukan oleh dokter yang terlatih
(diperlukan dokter spesialis ginekologi atau spesialis bedah untuk laparoskopi)
- Tidak melindungi diri dari IMS termasuk HIV dan HBV
- Tuba dapat bergabung dan menjadi fertile kembali (jarang terjadi)
Vasektomi
Vasektomi adalah oklusi vasa deferens sehingga alur trasnportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi tidak terjadi.

Keuntungan kontrasepsi
- Sangat efektif dan permanen
- Tidak ada efek samping jangka panjang
- Tindakan lebih aman dan sederhana
Keterbatasan
Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan perhatian khusus untuk vasektomi diantaranya
adalah: infeksi kulit daerah operasi, infeksi sistemik, hidrokel atau varikokel besar, hernia
inguinalis, filariasis,undensensus testikularis, masa intraskrotalis, anemia berat, gangguan
pembekuan darah hebat atau sedang menggunakan antikoagulansia.
Efektif setelah 2 bulan paska operasi atau 15-20 kali ejakulasi (tessemen negative)
Kontrasepsi emergensi
Digunakan pada situasi-situasi:
- Kondom yang tergelincir atau diafragma yang berpindah posisi
- Lupa memakai metode kontrasepsi biasa dan melakukan hubungan seksual atau
dipaksa melakukan hubungan seksual
- Salah melakukan perhitungan waktu subur
Jenis
Emergency contraceptive pills (ECP) atau morning after pill kombinasi dosis tinggi dan
digunakan 72 jam pasca hubungan seksual yang tidak terproteksi dapat menurunkan resiko
kehamilan sampai 72-88%. Mengandung estrogen dan progestin.
Intra Uterine Device (IUD), dipasang dalam waktu 7 hari (120 jam) setelah hubungan seksual
yang tidak terproteksi dapat menurunkan angka kehamilan 99%.
Metode Kontrasepsi Hormonal
Pil kontrasepsi berisi estrogen maupun progesterone (progestagen, gestagen). Dosis estrogen
ada yang 0,05;0,08; dan 0,1 mg pertablet. Sedangkan dosis dan jenis progesteronnya
bervariasi dari masing-masing pabrik pembuatnya.
Jenis Pil Kombinasi
Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Bifasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dalam dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Trifasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dalam tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Cara Kerja Pil Kombinasi
(a)Menghalangi produksi gonadotropin dan hipofise secara terus-menerus, sehingga tidak
terjadi ovulasi;
(b)Merubah konsistensi lendir serviks menjadi tebal dan kental,sehingga penetrasi dan
transportasi sperma akan terhalang,sulit, atau tidak mungkin sama sekali;
(c)Merubah peristaltic tuba dan rahim, sehingga mengganggu transportasi sperma maupun sel
telur;
(d) Menimbulkan perubahan pada endometrium, sehingga tidak memungkinkan terjadinya
nidasi;
(e) Merubah kepekaan indung telur terhadap rangsangan-rangsangan gonadotropin.
Waktu penggunaan pil kombinasi
Hari pertama sampai hari ke- 7 siklus haid,
Boleh menggunakan pada hari ke-8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain
(kondom) mulai hari ke-8 sampai hari ke-14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai
telah menghabiskan paket pil tersebut.
Setelah melahirkan :
- Setelah 6 bulan pemberian asi eksklusif
- Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
- Pasca keguguran ( segera dalam waktu 7 hari).
Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol
Sipionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron
Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali.
Cara Kerja
Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan Releasing
factor dari hipotalamus.
Lendir serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui serviks
uteri.
Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi. Kecepatan transport ovum melalui tuba
berubah
Keuntungan dan kerugian suntikan kombinasi
Keuntungan
- efektivitas tinggi (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan)
- selama tahun pertama pengunaan sederhana pemakaiannya cukup cocok untuk ibu-ibu
yang menyusui anak.
Kerugian
- Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan
- bercak/spotting, atau perdarahan sela sampai 10 hari. Mual, sakit kepala, nyeri
payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau
ketiga. Penambahan berat badan.
- Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
virus, atau infeksi virus HIV.
- Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
Waktu Penggunaan Suntikan Kombinasi
- Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid
- Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk
7 hari.
- Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat
dipastikan ibu tersebut tidak hamil.
- Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama
dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil.
- Bila pascapersalinan lebih dari 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka
suntikan pertama diberikan, asal saja dipastikan tidak hamil.
- Bila pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan berisuntikan
kombinasi.
- Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi.
- Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam kurun waktu
7 hari.
Kontrasepsi Suntikan progestin
Jenis
- Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera),mengandung 150 mg DMPA, yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong).
- Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Norentidron
Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.
Cara kerja
- Mencegah ovulasi
- Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
- Menjadikan selaput lendir rahim tipis
- Menghambat pengangkutan gamet oleh tuba
Kontrasepsi Pil Progestin (minipil)

Jenis

1. Kemasan dengan isi 35 pil : 300 μg levonorgestrel atau 350 μg noretindron.


2. Kemasan dengan isi 28 pil : 75 μg norgestrel.
 

Cara Kerja

1. Menekan sekresi gonadotropin dan produksi steroid di ovarium.


2. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
3. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
4. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
Efektivitas

1. bergantung pada jenis gestagen yang terkandung dalam mini pil tesebut. Pada
penggunaan mini pill jangan sampai kelupaan satu-dua tablet, atau jangan sampai terjadi
gangguan gastrointestinal (muntah, diare), karena akibatnya kemungkinan kehamilan sangat
besar.
2. Agar didapatkan kehandalan yang cukup tinggi, maka jangan sampai ada tablet yang
terlupa, tablet digunakan pada jam yang sama (malam hari), dan senggama sebaiknya
dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan mini pill.
Waktu menggunakan mini pil

1. Mulai hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid

2. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan.

3. Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid, minipil dapat
dimulai pada hari ke 1-5 siklus haid.
Kontrasepsi Implan

1. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5
tahun.
2. Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
Cara kerja
1. Lendir serviks menjadi kental
2. Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
3. Mengurangi transportasi sperma
4. Menekan ovulasi
Efektivitas

 Sangat efektif (kegagalan 0,2 - 1 kehamilan per 100 perempuan)


Peringatan khusus bagi pengguna implan

1. Terjadinya keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah terjadi


kehamilan
2. Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik
3. Terjadi perdarahan banyak dan lama
4. Adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi (pemasangan)
5. Ekspulsi batang implan
6. Sakit kepala migran, sakit kepala berulang yang berat, atau penglihatan menjadi
kabur
Transdermal patches

Mekanisme Kerja

1. Melepaskan hormon estrogen  & progestin dalam taraf harian


2. Mencegah ovulasi
3. Mengentalkan lendir serviks, sehingga membuat sperma sulit untuk masuk kerahim
Lokasi pemakaian transdermal patches

KONSELING KELUARGA BERENCANA (KB)

Tujuan Konseling
1. Membantu pasien untuk memahami peristiwa kehamilan, persalinan, nifas dan resiko yang
mungkin dihadapi sehingga dapat dilakukan upaya preventif terhadap hal – hal yang tidak
diinginkan.
2. Membantu pasien dan keluarganya untuk menentukan kebutuhan asuhan kehamilan,
pertolongan persalinan yang bersih dan aman atau tindakan klinik yang mungkin diperlukan.

3. Membantu pasien atau klien untuk membuat pilihan

4. Membantu pasien untuk mengenali gejala atau tanda-tanda tentang akan terjadinya suatu
resiko reproduksi dan fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai
Jenis Komunikasi

1. Motivasi
2. Penyuluhan
3. Konseling
Ciri – ciri konselor yang baik

1. Mampu menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi klien.


2. Menimbulkan rasa saling percaya.
3. Mampu mengenali hambatan sosiokultural setempat.
4. Mampu menyampaikan informasi yang objektif, lengkap dan jelas (dengan bahasa yang
mudah mengerti).
5. Mau mendengarkan secara aktif dan bertanya secara efektif dan sopan.
6. Mampu menjelaskan berbagai aspek masalah kesehatan (kesehatan reproduksi).
7. Mampu mengenali keinginan klien dan keterbatasan penolong.
8. Membuat klien bertanya, berbicara dan mengeluarkan pendapat.
9. Menghormati hak klien, membantu dan memperhatikan.
Berdasarkan tahapan pemberian informasi, konseling dapat dibagi menjadi :

1. Konseling awal.

2. Konseling khusus atau pemantapan dan

3. Konseling kunjungan ulang.


Faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada pemilihan pasien meliputi

1. Kecenderungan sosial dan budaya

a Minat pada metode populer terkini

b Latar belakang keluarga


c Gaya hidup

d Pasangan yang kooperatif dengan pemakaian kontrasepsi

e Agama: Pantangan terhadap beberapa metode atau seluruhnya

2. Faktor psikologis

3. Teknis
a. Kemudahan penggunaan (dapat atau mungkin tidak dapat menjadi bahan pertimbangan
yang penting)
b. Kemampuan penguasaan teknik meliputi pengunaan metode tertentu
c. Akses ke pelayanan medis

4. Frekuensi hubungan seksual dan jumlah pasangan

5. Kemampuan dalam menuntaskan tugas pada sebuah metode kontrasepsi.

6. Kaji apakah pasien lebih menyukai penggunaan metode yang berhubungan dengan koitus
atau mengingat kapan harus minum pil setiap hari.

7. Lama penggunaan yang diantisipasi pada metode kontrasepsi.

8. Bila pasien memerlukan perlindungan hanya untuk beberapa bulan, penggunaan AKDR atau
susuk merupakan pilihan terbaik.

9. Efek samping yang dapat terjadi dan pertanyaan seputar keamanan metode yang digunakan
a. Pasien harus memutuskan resiko apa yang dapat ditanggungnya
b. Baik efek samping negatif maupun positif harus didiskusikan

10. Keefektifan metode kontrasepsi.

11. Biaya setiap metode kontrasepsi

12. Sifat reversibilitas dari metode kontrasepsi


Panduan Konseling KB

Akronim Gallen dan Leitenmaier (1987) / GATHER, yang merupakan singkatan dari :

G – Greet Memberikan salam, memperkenalkan diri dan membuka komunikasi.

A – Ask atau Aksess Menanyakan keluhan/ kebutuhan pasien, Menilai apakah keluhan/
keinginan pasien adalah sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
T – Tell Memberitahukan kepada klien/ pasien bahwa persoalan utama yang dihadapinya
sesuai dengan apa yang telah disampaikan, Disampaikan juga kepada klien bahwa persoalan
utama tersebut harus dicari upaya penyelesaiannya.

H – Help Memberi bantuan pada pasien dalam memahami masalah utama, Memberi
penjelasan beberapa cara untuk menyelesaikan masalah, Membantu pasien dalam
mengambil keputusan yang terbaik

E – Explain Menjelaskan bahwa cara terpilih telah diberikan , menjelaskan tentang siapa dan
dimana pertolongan lanjutan atau pertolongan darurat dapat diperoleh.

R – Refer atau Return Visit Melakukan rujukan apabila fasilitas kesehatan ini tidak dapat
memberikan pelayanan sesuai.

Anda mungkin juga menyukai