Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Balakang
Fertilisasi Fertilisasi adalah penyatuan spermatozoa dan oosit sekunder
untuk membentuk sel diploid-zigot yang mengandung kromosom maternal
dan paternal. Untuk membuahi sebuah ovum, sebuah sperma mula-mula
harus melewati korona radiate dan zona pelusida yang mengelilingi sel telur.
Fertlin, suatu protein yang terdapat di membran plasma sperma, berikatan
dengan integrin sel telur, suatu jenis molekul perekat sel yang menonjol dari
permukaan luar membran plasma.
Kontrasepsi adalah praktik pencegahan fertilisasi yaitu kemampuan
untuk menghasilkan atau memproduksi anak. Suatu metode kontrasepsi
utama adalah tekhnik untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
Kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah kehamilan, antara lain
penggunaan obat per oral, suntikan, atau intravaginal; penggunaan alat dalam
saluran reproduksi (kondom, alat kontrasepsi dalam rahim/AKDR); operasi
(tubektomi, vasektomi); atau dengan obat topikal intravaginal yang bersifat
spermisid. Dari sekian banyak cara tersebut, penggunaan obat hormonal oral
atau suntikan dan AKDR, merupakan cara yang paling banyak digunakan
karena sudah lama dikenal dan efektifitasnya sebagai kontrasepsi cukup
tinggi.
Alat kontrasepsi ini biasanya berbentuk spiral, atau berbentuk T
dimasukkan dalam vagina dan menempel pada tuba vallopi yang berfungsi
untuk mencegah terjadinya pertemuan antara sel sperma dan sel telur
(fertilisasi); mekanik alat kontrasepsi golongan ini paling popular, yaitu
terdiri dari kondom, diafragma dan spermasid; dan sterilisasi metode yang
termasuk sterilisasi yaitu tubaktomi dan vasektomi. Tubaktomi yaitu berupa
pemotongan langsung pada tuba vallopi sehingga tidak akan terjadi
kehamilan karena tidak adanya tempat pertemuan sel telur dan sel sperma.

1
Metode ini termasuk metode yang permanen. lat kontrasepsi ini biasanya
berbentuk spiral, atau berbentuk T dimasukkan dalam vagina dan menempel
pada tuba vallopi yang berfungsi untuk mencegah terjadinya pertemuan
antara sel sperma dan sel telur (fertilisasi); mekanik alat kontrasepsi golongan
ini paling popular, yaitu terdiri dari kondom, diafragma dan spermasid; dan
sterilisasi metode yang termasuk sterilisasi yaitu tubaktomi dan vasektomi.
Tubaktomi yaitu berupa pemotongan langsung pada tuba vallopi sehingga
tidak akan terjadi kehamilan karena tidak adanya tempat pertemuan sel telur
dan sel sperma. Metode ini termasuk metode yang permanen.
B. Perumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam percobaan ini yaitu :
a. Pengertian Antifertil dan kontrasepsi?
b. Bagaimana efek farmakologi obatAndalan®, Na-CMC dan obat
Mikrogynon®terhadap mencit betina (Mus musculus)?
C. Maksud dan Tujuan Praktikum
Maksud dan tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui dan
menentukan efek farmakologi dari obat Mikrogynon®, Andalan®, dan Na-
CMC sebagai kontrasepsi oral terhadap hewan coba mencit betina (Mus
musculus)
D. Manfaat Praktikum
Dari praktikum ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
mengenai mekansime dari obat Mikroginon®, Andalan®, dan Na-CMC pada
uji fertilitas. Sehingga mahasiswa tidak hanya mengetahui secara teori tetapi
juga mengetahui secara praktik, agar nantinya dapat membantu mahasiswa
jika melakukan penelitian yang menggunakan hewan uji sebagai objeknya.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah kehamilan, antara lain


penggunaan obat per oral, suntikan, atau intravaginal; penggunaan alat dalam
saluran reproduksi (kondom, alat kontrasepsi dalam rahim/AKDR); operasi
(tubektomi, vasektomi); atau dengan obat topikal intravaginal yang bersifat
spermisid. Dari sekian banyak cara tersebut, penggunaan obat hormonal oral atau
suntikan dan AKDR, merupakan cara yang paling banyak digunakan karena sudah
lama dikenal dan efektifitasnya sebagai kontrasepsi cukup tinggi (Ganiswarna,
2007).
Kontrasepsi adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan kehamilan,
bersifat sementara ataupun menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa alat,
secara mekanis, menggunakan obat atau alat, atau dengan operasi, yaitu
(Mansjoer, 2001):
1. Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri di bawah 20 tahun, dianjurkan
menunda kehamilannya.
2. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat isteri berusia 20-
30 tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak dengan jarak
kelahiran 3-4 tahun.
3. Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi). Saat usia istri di atas 30 tahun,
dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 anak.
Keluarga Berencana merupakan suatu cara efektif untuk antara lain
mencegah mortalitas ibu dan anak dengan menghindari kehamilan resiko tinggi,
mengurangi angka kesakitan, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur jarak kehamilan dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga (Tan, 2008).

3
Kelebihan kontrasepsi oral kombinasi dibandingkan kontrasepsi lain,
diantaranya dapat diandalkan tidak menimbulkan dismenorhea. Lebih jarang
menimbulkan anemia meliputi aseptor dari gejala pra-haid, dari penyakit paru
antara jinak terhadap caendometrium dan ovarium, serta terhadap PID (Dirjen
POM, 2001).
Mekanisme kerja kontrasepsi ini tidak diketahui dengan lengkap.
Kemungkinan dengan kombinasi estrogen dan progestin yang diberukan kira-kira
selama periode 3 minggu menghambat ovulasi. Penebalan mukus serviks
mencegah masuknya sperma (Mycek, 2001).
Kemungkinan-kemungkinan pencegahan konsepsi telah mendahulukan
pemakaian kontrasertiva hormon. Disini yang baru adalah tindakan-tindakan
mekanik lokal atau spermicid telah diganti dengan pencegahan konsepsi pada
wanita dan sebagian besar memakai hormon kelamin wanita secara oral. Dan juga
pemakaian secara intrauterus atau intramuskular karena keterpecayaannya yang
tinggi maka pencegahan konsepsi memakai hormon menjadi kemungkinan yang
terpenting dalam mengontrol kelahiran (Mutschler, 1991).
Kontrasepsi adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan kehamilan,
bersifat sementara ataupun menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa alat,
secara mekanis, menggunakan obat atau alat, atau dengan operasi, yaitu
(Mansjoer, 2001):
1. Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri di bawah 20 tahun, dianjurkan
menunda kehamilannya.
2. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat isteri berusia 20-30
tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak dengan jarak kelahiran 3-
4 tahun.
Macam-Macam Kontrasepsi (Mader, 2000):
A. Kontrasepsi Sterilisasi
Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada
wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus
dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin
melakukan pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia.

4
B. Kontrasepsi Teknik
a. Coitus Interruptus (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di luar vagina.
Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma
yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat
menarik penis keluar.
b. Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada masa
subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma
maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi.
Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan karena salah menghitung masa
subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak
akurat.
c. Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat
bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis Anda tidak
akan hamil. Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan
terjadi kehamilan cukup besar.
C. Kontrasepsi Mekanik
1. Kondom: Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun
wanita serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada
umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau
terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan
cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini:
- Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain
- Membutuhkan waktu untuk pemasangan
- Mengurangi sensasi seksual
2. Spermatisida: bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan,
krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit
sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi
alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah
spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam
waktu < 6 jam setelah senggama.

5
3. Vaginal diafragma: lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup
mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama.
Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida
untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma
tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah
senggama.
4. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral: terbuat dari bahan polyethylene yang
diberi lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim.
Efektivitasnya 92-94%. Kelemahan alat ini yaitu bisa menimbulkan rasa nyeri
di perut, infeksi panggul, pendarahan di luar masa menstruasi atau darah
menstruasi lebih banyak dari biasanya. IUS atau Intra Uterine System adalah
bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan hormon progesteron sebagai
ganti logam. Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga, ditambah dengan
beberapa nilai plus: Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan
pendarahan lebih kecil, Menstruasi menjadi ebih ringan (volume darah lebih
sedikit) dan waktu haid lebih singkat.
D. Kontrasepsi Hormonal (Sloane, 2004)
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat
ovulasi), kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi
ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Harus
diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat
hormonal, yaitu:
 Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan) kehamilan,
gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi
hati atau tumor dalam rahim.
 Kontraindikasi relative: (boleh diberikan dengan pengawasan intensif
oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan
vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.
Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk
hitungan hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam untuk
periode tertentu, koyo KB atau spiral berhormon (Sloane, 2004).

6
7
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat yang digunakan
Adapun alat yang digunakan yaituPisau bedah, styrofoam, jarum betul
B. Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan yaitu obat Mikrogynon®, Andalan®,
dan Na-CMC, dan mencit betina (Mus musculus)
C. Cara Kerja
Disiapkan hewan coba sebanyak 5 dimana terdapat tiga mencit betina
dan dua mencit jantan yang selama seminggu telah diberi perlakukan, hewan
coba tersebut disimpan pada 2 kandang yang berbeda dimana kandang 1 diisi
oleh sepasang mencit betina dan jantan dan kandang yang kedua diisi oleh 2
mencit betina dan 1 mencit jantan, perlakukan untuk mencit betina yaitu
diberikan obat andalan,obat mikrogynon dan Na-CMC, sedangkan untuk
mencit jantan tidak diberi perlakuan, kemudian pada hari praktikum mencit
betina dibedah untuk melihat apakah terjadi fertilisasai atau tidak.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum

8
Hewan Coba Perlakuan Hasil

Mencit 1 Microgynon Tidak terjadi fertilisasi

Mencit 2 Andalan Tidak terjadi fertilisasi

Mencit 3 Na-CMC Tidak terjadi fertilisasi

B. Pembahasan
Fertilisasi atau pembuahan adalah proses bertemunya kedua sel gamet
(jantan dan betina) atau lebih tepatnya peleburan dua sel gamet dapat berupa
nucleus atau sel bernukeleus untuk kemudian membentuk zigot. Sedangkan
antifertilitas adalah suatu obat atau bahan yang dapat menurunkan kesuburan
pada alat reproduksi. Obat antifertilitas adalah obat yang dapat mengurangi
kesuburan. Obat demikian disebut juga sebagai obat kontrasepsi berdasarkan
pemikiran bahwa pencegahan kehamilan dilakukan dengan usaha mencegah
konsepsi yaitu mencegah persatuan antara telur dan sperma.
Kontrasepsi berasal dari kata ‘kontra’ yang berarti
mencegah/menghalangi dan ‘konsepsi’ yang berarti pembuahan atau
pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan
sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur dengan sperma. Kontrasepsi dapat menggunakan
berbagai macam cara, baik dengan menggunakan hormon, alat ataupun
melalui prosedur operasi. Tingkat efektivitas dari kontrasepsi tergantung dari
usia, frekuensi melakukan hubungan seksual dan yang terutama apakah
menggunakan kontrasepsi tersebut secara benar.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui efektivitas obat
Mikrogynon® dan obat Andalan® sebagai kontrasepsi oral terhadap hewan
coba mencit betina (Mus musculus).Pada percobaan ini dilakukan pengujian
efek obat antifertilitas terhadap hewan coba mencit (Mus musculus). Alasan
digunakannya mencit sebagai hewan coba adalah karena sistem
reproduksinya hampir sama dengan manusia selain itu dibandingkan dengan

9
hewan coba lain mencit dianggap paling mudah ditangani dan mudah dalam
perawatannya.
Obat – obat yang kita gunakan dalam percobaan kali ini
adalahMikrogynon®, Andalan®, dan Na CMC sebagai pengontrol untuk
membandingkan efek dari pemberian obat kontrasepsi terhadap mencit,
sehingga dapat diketahui obat yang diberikan dapat berefek atau tidak
terhadap mencit.Dalam tiap tablet Mikrogynon® dan Andalan® mengandung
etinil estradiol dan levonogestrel. Dimana Etinil estradiol merupakan derivate
estrogen yang bekerja dengan jalan menekan FSH dan menghambat
perjalanan ovum implantasi serta Levonorgestrel merupakan derivate
progestin yang bekerja dengan menekan LH dan membuat lendir serviks lebih
kental sehingga membuat endometrium tidak baik untuk implantasi.Dari hasil
percobaan diperoleh hasil pada mencit yang diinduksi baik dengan obat
Mikrogynon® , obat Andalan® maupun yang diberikan Na-CMC mencit tidak
terjadi pembuahan.

BAB V

10
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
obat Mikrogynon® dan obat Andalan®merupakan obat antifertilisasi yang
efektif.
B. Saran
Agar memperoleh hasil yang maksimal dalam praktikum, diharapkan
kepada praktikum agar lebih teliti serta mengetahui posedur kerja dalam
percobaan, agar tidak terjadi kesalahan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM., 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes RI. Jakarta.

Ganiswarna., S. 1995. “Farmakologi dan Terapi Edisi IV”. Departemen


Farmakologi dan terapeutik Fakultas kedokteran: Jakarta

H.T.Tan., & Raharja.K., 2008, Obat-Obat Penting Edisi VI, PT.Elex Media
Komputindo Gramedia, Jakarta

Mansjoer, A., 2001. Kapita Selecta Kedokteran. Media Aesculapius. Jakarta.

Mutschler, E,. 1991. Dinamika Obat, Edisi III. ITB. Bandung

Mycek, J., 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Widya Medika. Jakarta.

Mader SS .2000. Human Biology, Sixth Edition. USA: The Mcgrawhill


Companies, Inc

Sloane, Ethel., 2004. “Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula”. EGC : Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai