PENDAHULUAN
Sampai tahun 2017 diestimasikan 214 juta wanita usia reproduktif di beberapa negara
berkembang ingin menghindari kehamilan dengan tanpa menggunakan metode kontrasepsi,
dan sampai tahun 2017 kontrasepsi dapat menekan 308 juta kehamilan yang tidak diharapkan
pada negara berkembang. Data WHO 2014 menunjukan bahwa alat kontrasepsi dapat
mecegah 55 juta kelahiran yang tidak direncanakan, 138 juta tindakan aborsi (dimana 40 juta
kejadian diantaranya dilakukan dengan cara yang tidak aman), dan 118.000 kematian ibu.
Beberapa kontrasepsi juga membantu mencegah transmisi HIV dan infeksi menular seksual
lainnya. 3
Dalam beberapa tahun belakangan ini sudah terdapat banyak pilihan kontrasepsi yang
dapat digunakan untuk menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan, atau menghentikan
kehamilan. Penggunaan alat kontrasepsi diharapkan dapat mencegah kehamilan yang tidak
terencana , menurunkan mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi, mengurangi angka kehamilan
pada wanita usia muda, mencegah aborsi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, dan
dapat menekan pertumbuhan penduduk yang dapat memberikan efek negative ekonomi dan
pembangunan suatu negara.3
Melihat pentingnya perannya kontrasepsi, maka pada referat ini penulis akan
menjabarkan beberapa pilihan kontrasepsi beserta mekanisme kerja , prosedur pemakaian,
efek samping, kekurangan dan kelebihan masing-masing alat kontrasepsi.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperm yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma. Tujuan kontrasepsi adalah menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan,
menghentikan kehamilan.2
2
2.2. Jenis Kontrasepsi
2.2.1. Kontrasepsi Non-Hormonal
3
c. Metode Amenore Laktasi (MAL)
Metode amenore laktasi yaitu kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu
Ibu (ASI) secara ekslusif selama 6 bulan , sehingga ovulasi tertekan karena kadar
prolactin yang meningkat. Maka, memperpanjang masa laktasi sering dilakukan untuk
mencegah kehamilan. Efektivitas menyusui anak dapat mencegah ovulasi dan
memperpanjang amenorea postpartum. Akan tetapi, ovulasi pada suatu saat akan
terjadi lagi dan akan mendahului haid pertama setelah partus. Syarat pemberian
metode amenore laktasi adalah :
- Pemberian ASI Ekslusif segera setalah bayi lahir sampai dengan 6 bulan
- Bayi harus berusia kurang dari 6 bulan
- Wanita yang belum mengalami menstruasi setelah 42 hari post partum
Jika satu dari syarat diatas tidak terpenuhi , maka metode amenore laktasi
tidak efektif sebagai metode kontrasepsi.
Mekanisme Kerja: Peningkatan hormone prolactin dapat menekan
proses ovulasi.
Keuntungan: Tidak memerlukan biaya ataupun alat.
Kekurangan : Tidak dapat dipergunakan untuk kontrasepsi jangka
panjang.5
4
Kuntungan : Tidak memerlukan alat dan biaya.
Kekurangan : Pada perempuan dengan haid yang tidak teratur, sangat
sulit atau sama sekali tidak dapat diperhitungkan saat terjadinya
ovulasi. Selain itu, pada perempuan dengan haid teratur pun ada
kemungkinan hamil, oleh salah satu sebab (misalnya karena sakit)
ovulasi tidak datang pada waktunya atau sudah datang sebelum saat
semestinya. 1
e. Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari karet (latex) dan
pemakaiannya dengan cara disarungkan ketika akan bersenggama. Bentuk kondom
adalah silindris dengan pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka, sedang ujung
yang buntu berfungsi sebagai penampung sperma. Biasanya diameternya kira-kira 31
- 36,5 mm dan panjangnya lebih kurang 19 cm.
Mekanisme kerja : Perisai dari penis sewaktu melakukan koitus, dan
mencegah pengumpulan sperma dalam vagina.
Keuntungan : Selain untuk memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin,
juga dapat digunakan untuk tujuan kontrasepsi.
Kekurangan: Terkadang pada beberapa pasangan yang mempergunakannya
merasakan selaput karet tersebut sebagai penghalang dalam kenikmatan
sewaktu melakukan koitus, efektivitas bergantung dengan mutu dan cara
pemakaian sebab-sebab kegagalan memakai kondom ialah bocor atau
koyaknya alat itu atau tumpahnya sperma yang disebabkan oleh tidak
dikeluarkannya penis segera setelah teriadinya ejakulasi, tidak dapat
dipergunakan untuk kontrasepsi jangka lama.
Efek samping: kondom tidak ada, kecuali jika ada alergi terhadap bahan
kondom itu sendiri. 1,4
5
dioleskan pada pinggirnya. Diafragma vaginal sering dianjurkan pemakaiannya
dalam hal-hal seperti berikut :
- Keadaan di mana tidak tersedia cara yang lebih baik.
- Jika frekuensi koitus tidak seberapa tinggi, sehingga tidak dibutuhkan
perlindungan yang terus-menerus.
- Jika pemakaian pil, IUD, atau cara lain harus dihentikan untuk sementara waktu
oleh karena sesuatu sebab.
Kontraindikasi : sistokel yang berat, prolapsus uteri, fistula vagina,
hiperantefleksi, atau hiperetrofleksio dan uterus. Diafragma paling cocok dipakai
perempuan dengan dasar panggul yang tidak longgar dan dengan tonus dinding
vagina yang baik.
Kelemahan : Diperlukannya motivasi yang cukup kuat, umumnya hanya cocok
untuk perempuan yang terpelajar dan tidak untuk dipergunakan secara massal,
pemakaian yang tidak teratur dapat menimbulkan kegagalan, tingkat kegagalan
lebih tinggi daripada pil atau IUD.
Keuntungan: Hampir tidak ada efek samping, dengan motivasi yang baik dan
pemakaianyang betul, hasilnya cukup memuaskan, dapat dipakai sebagai
pengganti pil, IUD atau pada perempuan yang tidak boleh mempergunakan pil
atau IUD oleh karena sesuatu sebab.
Efek Samping : Umumnya diafragma vaginal tidak menimbulkan banyak efek
samping. Efek samping mungkin disebabkan oleh reaksi alergik terhadap obat-
obat spermatisida yang dipergunakan, atau oleh karena terjadinya perkembang
biakan bakteri yang berlebihan dalam vagina jika diafragma dibiarkan terlalu
lama terpasang di situ. 1, 4
b. Cervical cap
Mekanisme Kerja : reuble, dapat dicuci terbuat dari silicon merupakan alat
pembatas yang mengelilingi serviks dan memblokade masuknya sperma dan
dikombinasikan dengan spermasida.4
6
Gambar 2.2 Diagfragma Vagina4
7
Umumnya dapat dikatakan bahwa komponen estrogen dalam pil menekan
sekresi FSH menghalangi maturasi folikel dalam ovarium. Karena pengaruh
estrogen dari ovarium terhadap hipofisis tidak ada, maka tidak terdapat
pengeluaran LH. Pada pertengahan siklus haid kadar FSH rendah dan tidak
terjadi peningkatan kadar LH, sehingga menyebabkan ovuulasi terganggu.
Komponen progestagen dalam pil kombinasi memperkuat khasiat estrogen
untuk mencegah ovulasi, sehingga dalam 95 – 98% tidak terjadi ovulasi.
Selanjutnya, estrogen dalam dosis tinggi dapat pula mempercepat perjalanan
ovum yang akan menyulitkan terjadinya implantasi dalam endometrium dari
ovum yang sudah dibuahi. Komponen progestagen dalam pil kombinasi
seperti disebut di atas memperkuat kerja estrogen, untuk mencegah ovulasi.
Progestagen sendiri dalam dosis tinggi dapat menghambat ovulasi, tetapi tidak
dalam dosis rendah. Selanjutnya, Progestagen mempunyai khasiat sebagai
berikut:
- Lendir serviks uteri menjadi lebih kental, sehingga menghalangi
penetrasi spermrtozoon untuk masuk dalam uterus;
- Kapasitasi spermatozoon yang perlu untuk memasuki ovum terganggu;
- Beberapa progestagen rertentu, seperti noretinodrel, mempunyai efek
antiestrogenik terhadap endometrium, sehingga menyulitkan
implantasi ovum yang telah dibuahi. Di bawah ini terdapat tabel
tentang mekanisme kerja pil-pil dan suntikan untuk kontrasepsi.1
Kontraindikasi
- Kontraindikasi mutlak: termasuk adanya tumor-tumor yang
dipengaruhi estrogen, penyakit hati yang aktif, baik akut ataupun
menahun, pernah mengalami, trombo-flebitis, trombo-emboli, kelainan
serebro-vaskuler, diabetes mellitus, dan kehamilan.
- Kontraindikasi relatif: depresi, migraine, mioma uteri, hipertensi,
oligomenorea dan amenorea. Pemberian pil kombinasi kepada
perempuan yang mempunyai kelainan tersebut di atas harus diawasi
ecara teratur dan terus-menerus, sekurang-kurangnya tiga bulan sekali.
Kelebihan
- Efektivitasnya tinggi.
- Frekuensi koitus tidak perlu diatur.
8
Kekurangan
- Pil harus diminum tiap hari, sehingga kadang-kadang merepotkan.
- Motivasi harus kuat.
- Adanya efek samping walaupun sifatnya sementara, seperti mual, sakit
kepala, muntah, nyeri pada payudara, perubahan pola haid.
- Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea
persisten.1
9
Gambar 2.4 Formulasi Kontrasepsi Oral4
Cara Pemakaian
Ada pil kombinasi yang dalam satu bungkus berisi 21 atau 22 pil dan
ada yang berisi 28 pil. Pil yang berjumlah 21 - 22 diminum mulai dari hari ke-
5 haid tiap hari satu terus-menerus, dan kemudian berhenti jika isi bungkus
habis; sebaiknya pil diminum pada waktu tertentu, misalnya malam sebelum
10
tidur. Beberapa hari setelah minum pil dihentikan, biasanya terjadi withdrawal
bleeding dan pil daiam bungkus kedua dimulai pada hari ke-5 dari permulaan
perdarahan. Apabila tidak terjadi withdrawal bleeding, maka pil dalam
bungkus kedua mulai diminum 7 hari setelah pil dalam bungkus pertama
habis. Pil dalam bungkus 28 pil diminum tiap malam terus menerus.
Menjelaskan cara penggunaan pil yaitu:
- Pil mulai diminum pada hari kelima haid
- Pil harus diminum pada waktu dan jam yang sama setiap hari secara
berurutan
- Bila akseptor lupa minum satu pil, segera minum pil yang terlupa pagi
harinya dan malamnya minum pil yang seharusnya diminum hari itu.1,5
b. Implan
Suatu alat kontrasepsi yang dipasang di bawah kulit yang dibungkus dalam
silicon polidimetri yang dipasang pada lengan kiri atas bagian dalam, dapat mencegah
terjadinya kehamilan dan bekerja secara efektif selama 3 tahun.
Mekanisme Kerja
Mengentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma.
Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium (endometrial atrophy)
sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote.
Jenis Implan
11
a. Implan Levonorgestrel
Sistem Norplant menyediakan dalam 6 batang yang ditanam subdermal tetapi
penggunaannya merosot di AS setelah keributan hukum. Jadelle merupakan
sistem 2 batang yang mirip dengan Norplant. Sediaan ini memberikan
kontrasepsi yang sama selama 3 tahun.
b. Implan Etonogestrel
Implanon merupakan sebuah implan subdermal satu batang yang mengandung
68 mg progestin etonogestrel, dan dilapisi kopolimer ethylene vinyl acetate.
Sediaan ini dapat digunakan sebagai kontrasepsi selama 3 tahun dan kemudian
diganti pada lengan yang sama atau lengan yang lain.
Kontraindikasi
- Kehamilan
- Gangguan tromboemboli atau trombosis
- Tumor jinak atau ganas hati
- Gangguan fungsi hati
- Kanker payudara
- Perdarahan abnormal yang belum terdiagnosis dengan jelas
Keuntungan
- Perlindungan jangka panjang sampai 3 tahun
- Tidak menganggu ASI
- Tidak menganggu kegiatan sanggama
- Kontrasepsi yang dapat digunakan pasca melahirkan
Kekurangan
- Dapat terjadi efek samping seperti Gangguan pola haid, seperti
terjadinya spotting, perdarahan memanjang atau lebih sering berdarah
(metrorrhagia ), amenore, mual-mual, anoreksia, sakit kepala.
- Dapat terjadi perubahan pada libido dan berat badan.5,4
Cara Pemasangan Implan
Alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul
silastic-silicone dan dimasukan pada dibawah kulit (subdermal).4
12
Gambar 2.7 Pemasangan
Implan6
c. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik merupakan salah satu alat kontrasepsi berbentuk injeksi
yang diberikan setiap 1 bulan atau 3 bulan
Mekanisme Kerja
Menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan
gonadotropin releasing hormone dari hipotalamus .Lendir serviks bertambah kental,
sehingga menghambat penetrasi sperma melalui serviks uteri. Implantasi ovum
dalam endometrium dihalangi dan mempengaruhi transpor ovum di tuba.
Keuntungan
- Efektivitas tinggi; pemakaiannya
- Sederhana; cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4x setahun);
reversibel
- Dapat digunakan pasca melahirkan, untuk ibu yang menyusui diberikan
diatas 6 minggu (Suntik KB Progestin)
Kekurangan
Tidak dapat digunakan untuk ibu yang sedang menyusui ( KB suntik
kombinasi)
Sering menimbulkan perdarahan yang tidak teratur (spotting breakthrough
bleeding).
Dapat menimbulkan amenorea.
Cara Pemakaian
13
Kontrasepsi Suntik Kombinasi: Mengandung 25mg Depo
medroksiprogestron (DMPA) dan 5mg Estradiol sipionat, diberikan IM
sebulan sekali (cyclofem), 50 mg Noretindron enantat dan 5 mg Estradiol
valerat, diberikan IM sebulan sekali. Sangat efektif (0.1-0.4 kehamilan per
100 perempuan selama tahun pertama pengunaan).
Kontrasepsi Suntik Progestin : Sedangkan kontrasepsi suntikan progestin
mengandung 150 mg DMPA diberikan setiap 3 bulan secara IM, depo
noretisteron enantat (depo noristerat) mengandung 200 mg noretindrone
enatat, diberikan setiap 2 bulan secara IM. Kedua kontrasepsi suntik
memiliki efektivitas yang tinggi dengan 0.3 kehamilan per 100 perempuan –
tahun. 5,4
Kontraindikasi
Pada wanita yang mengalami perdarahan uterus yang tidak jelas, diketahui
menderita kanker payudara, tumor hati jinak atau ganas, kehamilan, atau penyakit
hati akut.
2.2.3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/ Intrauterine Contraceptive Divice (IUD)
AKDR adalah alat untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman, dan
reversible yang terbuat dari plastik atau logam kecil yang dimasukan melalui
kanalis servikalis.
Mekanisme Kerja
Sampai sekarang mekanisme kerja IUD belum diketahui dengan pasti.
Kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa IUD dalam kavum uteri
menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebukan
leukosit yang dapat menghancurkan blas-tokista atau sperma. Pada
pemeriksaan cairan uterus pada pemakai IUD seringkali dijumpai pula sel-sel
makrofag (fagosit) yang mengandung spermatozoa. Kar dan kawan-kawan
selanjutnya menemukan sifat-sifat dan isi cairan uterus yan mengalami
perubahan-perubahan pada pemakai IUD, yang menyebabkan blastokista
tidak dapat hidup dalam uterus, walaupun sebelumnya terjadi nidasi.
Penelitian lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakai
IUD, yang dapat menghaIangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh
meningkatnya kadar prostaglandin dalam uterus pada perempuan tersebut.
14
Pada IUD bioaktif mekanisme kerjanya selain menimbulkan peradangan
seperti pada IUD biasa, juga oleh karena "ionisasi" ion logam atau bahan lain
yang terdapat pada IUD mempunyai pengaruh terhadap sperma. Menurut
penelitian, ion logam yang paling efektif adalah ion logam tembaga (Cu);
yang lambat laun aktifnya terus berkurang dengan lamanya pemakaian.1
Jenis IUD
a. Levonorgestrel-releasing intrauterine system
Mirena, Skyla, dan Lileta alat berbentuk T struktur polyethylene terbungkus
silinder yang mengandung polydimethylsiloxane dan levonorgestrel . Silinder
mempunyai membrane yang permeable yang secara secara terus menerus
mengeluarkan hormone. Mirena dapat dipakai 5 tahun, tetapi bukti
menunjukan dapat dipakai 7 tahun . Lileta dan Skyla dapat digunakan 3 tahun.
Mekanisme yang dimediasi dengan progestin dapat mencegah kehamilan.
Progestin menyebabkan atrofi endometrium, menstimulasi penebalan mucus
memblok penetrasi sperma masuk kedalam uterus, mencegah ovulasi.
Keuntungan
15
- Dapat digunakan untuk kontrasepsi pasca persalinan (kurang dari 48 jam
pasca persalinan ataupun 4 minggu pasca persalinan) ataupun kontrasepsi
pasca abortus
- Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan dan dengan demikian
satu kali motivasi
- Tidak menimbulkan efek sistemik
- Efektivitas cukup tinggi
- Dapat digunakan untuk sebagai kontrasepsi jangka panjang.
- Reversibel.1
Kekurangan
- Memiliki efek samping : keluhan yang sering terdapat pada pemakai IUD
ialah menoragia, spotting, dan metroragia.
- Rasa nyeri atau kejang di perut dapat terjadi segera setelah pemasangan
IUD
- Gangguang pada suami ; Kadang-kadang suami dapat merasakan adanya
benang IUD sewaktu bersanggama
- Dapat terjadi ekspulsi ; Ekspulsi IUD dapat terjadi untuk sebagian atau
seluruhnya.4
Kontraindikasi :
Kehamilan, servisitis, pelvic inflammatory disease, perdarahan pada vagina yang
belum jelas penyebabnya, genital malignancy (cervical cancer, endometrial
cancer).7
Cara Pemakaian
- Waktu pemasangan : Setelah haid, postpartum, post abortum, post section
sesaria
- Cara pemasangan : membersikan serviks dengan larutas antiseptic,
dimasukan tankulum pada tepi serviks, kemudia dilakukan insersi IUD
melalui rongga endometrium.
16
- Cara pelepasan : Mengeluarkan AKDR biasanya dilakukan dengan jalan
menarik benang AKDR yang keluar dari ostium uteri eksternum dengan
dua jari, dengan pinset atau dengan cunam. 4
1. Cara Pomeroy
Bagian tengah tuba diangkat dan dibentuk lipatan terbuka, kemudian bagian dasarnya
diikat dengan benang. Bagian tuba di atas benang kemudian dipotong. Setelah benang
diserap, kedua bagian tuba akan terpisah satu sama lain. Cara ini memiliki risiko terjadinya
perlekatan kedua ujung tuba uterina.
17
3. Cara Irving
Tuba diikat dengan benang di 2 tempat,
kemudian bagian diantara 2 benang dipotong. Ujung
yang proksimal ditanam ke miomtrium, sedangkan
ujung yang distal ditanam ke ligamentum latum.
4. Cara Aldridge
Bagian peritoneum dari ligamentum latum dibuka, kemudian bagian distal
tuba dan fimbriae ditanam ke ligamentum latum.
5. Cara Uchida
Pertama-tama dilakukan minilaparotomi di atas simphisis pubis, kemudian
tuba ditarik ke luar abdomen. Daerah bawah serosa dari ampulla tuba falopii
disuntikkan adrenalin yang dilarutkan dalam larutan normosalin, sehingga
mesosalpinx mengembung. Daerah yang mengembung dilakukan sayatan kecil,
kemudian serosa dibebaskan dari tuba. Tuba kemudian dijepit, diikat, dan digunting.
Ujung proksimal akan tertanam di serosa dengan sendirinya, sedangkan ujung distal
dibiarkan di luar serosa.
6. Cara Kroener
Pada saat operasi, fimbriae dikeluarkan, kemudian bagian mesosalpinx di
bawah fimbriae dibuat suatu ikatan. Jahitan diikat 2 kali, satu mengelilingi tuba, satu
mengelilingi tuba bagian proksimal dari ikatan sebelumnya. Kemudian seluruh
fimbriae dipotong dan tuba dikembalikan ke dalam rongga abdomen.
7. Cara Parkland
Daerah mesosalpinx yang tidak dilalui vaskuler dan dekat dengan tuba uterina dilubangi
dengan hemostat kecil, kemudian penjepit dibuka untuk memisahkan tuba dari mesosalpinx.
Masing-masing tuba bagian proksimal diligasi, sedangkan bagian distalnya diikat. Bagian
tuba diantaranya kemudian dieksisi sekitar 2 cm. Setelah itu bagian yang telah dieksisi
diperiksa untuk kondisi hemostasisnya. Cara ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
perlekatan antara kedua ujung tuba seperti pada cara Pomeroy.
18
Keuntungan :
- Memotivasi hanya dilakukan satu kali saja,
sehingga tidak diperlukan motivasi yang berulang-
ulang
- Efektivitas hampir 100%
- Tidak mempengaruhihi libido seksualis
- Tidak adanya kegagalan dari pihak pasien (patient's
failure).
Indikasi
Pasangan suami-isteri tidak menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia
bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya.
Keuntungan
- Efektif
- Tidak mengganggu libido seksualis.
- Dapat dikerjakan secara poliklinis.
Komplikasi
19
- Infeksi pada sayatan, rasa nyari, terjadinya hematoma karena perdarahan kapiler,
epididimisitis, granuloma.1
20
Pil kombinasi dosis Microgynon 50 2 x 2 tablet Dalam 3 hari pasca
tinggi Ovral koitus, dosis kedua
Neogynon diberikan 12 jam
Norgiol kemudian
Eugynon
Pil kombinasi dosis Microgynon 30 2 x 4 tablet Dalam 3 hari pasca
rendah Mikrodiol koitus, dosis kedua
Nordette diberikan 12 jam
kemudian
21
2.3. Pemilihan dan Waktu Pemasangan Alat Kontrasepsi Pasca Melahirkan
Tujuan KB pada pada wanita pospartum adalah untuk membantu perempuan
memutuskan kontrasepsi yang ingin mereka gunakan, untuk memulai itu kontrasepsi, dan
untuk melanjutkan penggunaan kontrasepsi selama 2 tahun atau lebih, tergantung kepada
wanita atau pasangan. Ada beberapa pertimbangan unik untuk menyediakan layanan KB
pada wanita pasca melahirkan selama periode postpartum 12 bulan.
Segera melahirkan sampai 6 bulan pasca kelahiran, seorang wanita dapat
menggunakan metode amenore laktasi (MAL) dan beberapa metode aman
lainnya. Jika seorang wanita memilih metode MAL, makan wanita itu harus
melanjutkan kontrasepsi dengan menggunakan kontrasepsi modern lainnya
saat usia bayi lebih dari 6 bulan, atau secepatanya apabila metode MAL tidak
bisa dilakukan. Dia harus diberi informasi tepat waktu cara untuk
memungkinkannya memilih metode kontrasepsi modern lainnya.
Alat kontrasepsi intrauterin yang mengandung tembaga (IUD) dapat segera
dimasukkan atau hingga 48 jam setelah kelahiran, atau kapan saja setelah 4
minggu pascapersalinan. Sterilisasi wanita prosedur atau oklusi tuba (TO)
dapat dilakukan segera atau hingga 4 hari setelah persalinan , atau kapan saja
setelah 6 minggu pascapersalinan
Untuk wanita yang tidak menyusui, selain IUD dan TO, metode progestogen
saja bisa diinisiasi segera setelah lahir. Kontrasepsi oral kombinasi dapat
dimulai mulai 3 minggu setelah lahir.
Untuk wanita menyusui, semua metode menggunakan progestogen pil
progestogen suntikan, implan - dapat dimulai pada 6 minggu setelah kelahiran,
sesuai WHO MEC Pil kombinasi estrogen dan progestin tidak dapat dimulai
sampai 6 bulan setelah persalinan.
Semua wanita yang menyusui atau tidak, dapat memulai penggunaan kondom
segera setelah lahir, kontrasepsi darurat setelah 4 minggu, dan diafragma atau
serviks setelah 6 minggu.8
22
Gambar 2.8. Pilihan kontrasepsi postpartum (waktu inisiasi, metode dan
Pertimbangan menyusui)8
BAB III
KESIMPULAN
23
Kontrasepsi ialah suatu usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan baik yang bersifat
sementara maupun permanen. Kontrasepsi yang ideal memiliki syarat-syarat aman, berdaya
guna, dapat diterima, harganya terjangkau, dan reversibel.
Terdapat berbagai macam metode kontrasepsi. Secara garis besar, metode kontrasepsi
dibagi menjadi kontrasepsi hormonal dan kontrasepsi non hormonal. Dalam hal ini setiap
calon akseptor bebas dalam menentukan dan memilih jenis alat dan obat kontrasepsi yang
paling cocok untuk dirinya.
Untuk dapat memilih mana alat atau obat kontrasepsi yang kiranya cocok untuk
akseptor baik dalam hal rasionalitas, efektivitas dan efisiensi, maka masyarakat harus dapat
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan terbuka mengenai kelebihan, kekurangan, efek
samping, dan kontrasindikasi dari masing-masing metode kontrasepsi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
24
Prawirohardjo.
2. Saifuddin AB. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
3. World Health Organization. 2019. Contraception. Diakses 3 Januari 2020.
https://www.who.int/reproductivehealth/en/
4. Hoffman B L et all. 2016. Williams Gynecology, 3th edition. New York; Mc Graw Hill.
5. Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Universitas
Pajajaran.Panduan Praktik Klinik Obstetri Dan Ginekologi . Bandung ; GME Obgyn
UNPAD. 2018.
6. Speroff L, et all. 2011. Clinical Gynecology Endocrinology And Infertility, 8th Edition
Philadelphia, USA: Lippincot williams &Wilkin.
7. Yoost J. 2014. Understanding benefit and addresing misperceptions and barier to
intrauterine divice access among population in teh United States. Dove Press Journal.
page 947–957 .
8. World Health Organization. 2013. Programing Strategies for Postpartum Family
Planing.
25