2.1.2. Epidemiologi
Penyakit ini terutama terdapat pada anak dengan usia dibawah 5 tahun. Pria lebih
banyak daripada wanita.6
2.1.3. Etiologi
Etiologinya antara lain ialah Staphylococcus aureus tipe II faga 52, 55, dan faga
71 yang memproduksi toksin eksfoliatin tipe A atau tipe B.6
2.1.4. Patogenesis
Infeksi pada mata, hidung telinga adalah sumber infeksi. Eksotoksin yang
dikeluarkan bersifat epidermolitik yang beredar di seluruh tubuh dan menyebabkan
kerusakan, karena epidermis rentan terhadap toksin.
Fungsi ginjal yang baik diperlukan untuk mengekresikan eksfoliatin. Pada anak
dan bayi diduga fungsi ginjal belum sempurna sehingga penyakit ini berada di golongan
anak dan bayi.
2.1.8. Tatalaksana
Pengobatan yang diberikan adalah antibiotik. Jika dipilih derivat penisilin
sebaiknya yang efektif bagi Staphylococcus aureus yang membentuk penisilinase,
misalnya kloksasilin dengan dosis 3x250mg/hari untuk dewasa. Pada neonatus
(penyakit Ritter) dosisnya 3x50mg/hari. Obat lain yang dapat diberikan adalah
klindamisin dan sefalosporin generasi I. Topikal dapat diberikan sofratulle atau krim
antibiotik.6
2.1.9. Prognosis
Kematian dapat terjadi, terutama pada bayi berusia di bawah setahun, yang
berkisar antara 1-10%. Dimana penyebab utama kematian adalah tidak adanya
keseimbangan cairan ataupun elektrolit dan sepsis.6