Anda di halaman 1dari 32

RANGKUMAN MATERI KEPERAWATAN MATERNITAS

MUHAMMAD KURNIAWAN MAHMUDDAH

210101132P KELAS C S1 KONVESI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

2022
KLIMAKTERIUM

A. Definisi Klimakterium

Klimakterium adalah masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Pengertian lain
Klimakterium yaitu Masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium
dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.

B. Fase Klimakterium
1. Pramenopause yaitu Fase antara usia 40 tahun dan di mulainya fase klimakterik.
Tanda-tanda pada umumnya: siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang
memanjang, dan jumlah darah haid yang relative banyak diserti nyeri haid. Pada
endokrinologi fase folikuler memendek, kadar Estrogen ↑, kadar FSH ↑, fase luteal
stabil
2. Perimenopause yaitu fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause ditandai
dengan siklus haid yang tidak teratur serta siklus haidnya >38 hari .
3. Menopause yaitu sebuah keadaan wanita yang tidak mendapat haid selama 12 bulan
disertai terdapat tanda-tanda menopause sampai menuju senium, menoupe terjadi pada
umur 45- 51 tahun .
4. Pasca menopause adalah waktu dalam kehidupan wanita setelah periode berhenti paling
tidak satu tahun.
C. Nutrisi Pada Wanita Periode Klimakterium
1. Mengatur pola makan sehat dengan ( rendah lemak / kolesterol, cukup vitamin A, C, D,
E dan cukup serat )
2. Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen :
a. Isiflavon, terdapat pada kacang-kacangan
b. Lignan; terdapat pada padi, sereal dan sayur-sayuran
3. Mengkonsumsi makanan dengan kadar gula rendah dan tidak berlebihan.Tambahan
Asupan Kalsium 1000-15000 mg / hari dan vitamin D
KONTRASEPSI

A. Definisi Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan secara sengaja selama hubungan seksual. Alat
kontrasepsi adalah alat yang digunakan untuk mengurangi risiko hamil atau mendapatkan
anak. Keluarga berencana adalah keputusan yang dibuat secara sadar mengenai kapan akan

mengandung atau menghindari kehamilan selama masa reproduktif. Pasangan yang wajib

menggunakan kontrasepsi :

1. Ibu dengan penyakit kronis

2. Usia < 20 tahun atau > 35 tahun dengan 3 orang anak

3. Grand multipara

4. Ibu dengan riwayat penyulit kehamilan dan persalinan

5. Keluarga dengan sosek rendah

B. Macam metode kontrasepsi


1. Natural  “Fertility awareness”(Kalender; Lendir serviks)

2. Situasional (C.I)

3. Barrier (Condom; Diafragma; Cap serviks; Vaginal sponge)

4. IUD

5. Hormonal (Oral; Implant; Injeksi)

6. Sterilisasi (vasektomy; Ligasi tuba)

C. Pola Dasar Penggunaan Kontrasepsi


1. Masa Menunda (< 20 tahun)
a. Reversibilitas & efektifitas sgt tinggi
b. AKDR, pil mini, cara sederhana
2. Masa Menjarangkan (20-30 tahun)
a. Reversibilitas & efektifitas cukup tinggi
b. AKDR, suntik, norplan, cara sederhana
3. Masa Mengakhiri (> 30 tahun)
a. Reversibilitas rendah & efektifitas sgt tinggi
b. Tidak menambah kelainan/penyakit klien
c. Kontap, norplan, AKDR
1) Fertility Awareness
a) Didasarkan pada perubahan yg terjadi sepanjang siklus menstruasi
b) Pengetahuan ttg masa subur vs tdk subur
c) Kooperatif pasangan
d) Bebas, aman, tidak ada efek samping, dapat diterima oleh agama &
kepercayaan lainnya
e) Butuh konseling khusus
f) Tidak utk wanita dgn siklus haid tdk teratur, menyusui
g) Sistem kalender: tidak coitus pada hari ovulasi
2) Coitus interruptus
a) Tidak menumpahkan sperma ke dalam vagina wanita
b) Butuh kontrol yang ketat dari pasangan
c) Perlu kombinasi dengan metode lainnya untuk meningkatkan efektifitas
metode ini
d) Tidak memberikan perlindungan yang adekuat terhadap infeksi menular
seksual ataupun hiv
3) Metode Barrier
a) Kondom
Kondom untuk pria merupakan suatu lapisan tipis yang dapat dregangkan
untuk menutupi penis sebelum melakukan kontak genital.
Kontraindikasi :
 Alergi terhadap lateks/silikon
 Ketidakmampuan mempertahankan ereksi
Keuntungan :
 Murah, mudah di dapat & dipakai sendiri, dpt mencegah penularan
pms, aman, tidak ada efek samping
b) Diafragma, cup serviks
adalah alat dari bahan lateks/silikon berbentuk kubah dangkal dengan
pinggiran fleksibel yang biasanya dipakai untuk menutupi serviks.
Alat ini dipakai bersamaan bersama gel atau krim spermisida (krim yg
dapat membunuh sel sperma) sebagai metode tambahan untuk mencegah
kehamilan
IUD (intrauterine device)
 IUD atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) merupakan suatu
alat berukuran kecil berbentuk huruf T, yang dimasukkan kedalam
serviks.
 Benefits (efektifitas ; ekonomis; tdk mengganggu aktivitas
seksual; reversibilitas ; tidak dipengaruhi oleh faktor manusia)
 Waktu pemasangan : hari ke 2-3 stlh abortus or nifas
c) Kontrasepsi hormonal
 Oral pill : only progesteron & kombinasi prog & estrogen
 Injeksi : Depo provera & Progesteron
 Norplant/susuk : Progesteron
d) Sterilisasi/ kontrasepsi mantap
 Sterilisasi wanita (ligase tuba bilateral) biasanya dilakukan segera
setelah kelahiran.
 Sterilisasi pria/vasektomi adalah prosedur menutup atau
mengikat/memotong masing2 vas deferens sehingga sperma tidak
bisa berjalan dari testis ke penis.
D. Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan dalam Memilih Metode Kontrasepsi
1. Efektifitas untuk mencegah kehamilan (aman; sedikit efek samping; punya efek
menguntungkan lainnya)
2. Usia
3. Kontraindikasi
4. Agama; Moral; Budaya
5. Gaya hidup; perilaku & motivasi personal
6. Dukungan dari pasangan & keinginan untuk kooperatif
KONSEP DASAR KEPERAWATAN MATERNITAS

A. Definisi Keperawatan Maternitas

Keperawatan Maternitas adalah Pelayanan keperawatan professional.Terdapat Yan-


Keperawatan Profesional diantaranya :

1. Fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar (fisik dan psikososial) dengan pedekatan
keluarga.
2. Pemberian pendidikan kesehatan kepada sasaran
3. Bantuan dalam deteksi dini adanya suatu penyimpangan
B. Sasaran dalam keperawatan maternitas :
2. Wanita usia subur (usia reproduksi)
3. Pasangan usia subur
4. Wanita dalam masa childbearing (hamil, melahirkan, dan setelah melahirkan) dan
bayinya sampai usia 28 hari
5. Keluarga dengan wanita pada masa childbearing
6. Askep: Prenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi baru lahir, Keluarga dengan ibu hamil dan
melahirkan
C. Tujuan Keperawatan maternitas :
1. Membantu pasangan usia subur dan keluarganya dalam mengatasi masalah reproduksi
2. Membantu calon orang tua (t.u. calon ibu) melalui masa transisi menjadi seorang ibu
dan mempersiapkannya mempunyai pengalaman yang menyenangkan sepanjang period
childbearing
D. Pelayanan Maternitas Dan Model Konseptual Dalam Praktek Keperawatan
Maternitas
Sejarah Keperawatan Maternitas:
Dulu :
 mahasiswa belajar apa yang penting untuk praktek di bagian kebidanan dengan
dokter kebidanan.
 Dokter menolong persalinan & mengobati ibu hamil perawat hanya belajar apa
yang perlu untuk membantu hal ini

Kini :
 Keperawatan membuat perubahan besar di dalam mendefinisikan dirinya sebagai
profesi “ terpisah dari kedokteran”
 Keperawatan mempunyai “ model yang unik” dalam pemberian asuhan
 Mahasiswa saat ini & yang akan datang akan belajar tentang askep pada ibu &
keluarga di dasarkan pada model-model konseptual keperawatan.
E. Model Konseptual Keperawatan

Model Konseptul Keperawatan berarti cara melihat sesuatu menjadi lebih berarti. Aplikasi
model konseptual family-Centered dalam pelayanan keperawatan maternitas terdapat :
Traditional care, Trend Pelayanan maternitas dan proses keperawatan
SIKLUS MENSTRUASI DAN GANGGUAN HAID

A. Definisi Menstruasi/Haid

Menstruasi adalah Perdarahan periodik & siklik dari uterus, akibat runtuhnya jaringan
endometrium, yg merupakan gambaran pengaruh hormonal pada endometrium tanpa terjadinya
suatu kehamilan .

B. Siklus haid

Periode waktu dari hari pertama terjadinya suatu perdarahan haid sampai dengan hari pertama
terjadinya perdarahan haid berikutnya. Menarche : Menstruasi yang pertama. Menarche lebih
dini berhubungan dengan Nutrisi dan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

C. Proses terjadinya haid


1. Masa proliferasi adalah Masa pertumbuhan lapisan endometrium yang terjadi krn
pengaruh hormon estrogen, bersamaan dengan pematangan folikel di ovarium .
2. Ovulasi adalah Pecahnya folikel matang di ovarium, folikel yg pecah menjadi korpus
luteum yg menghasilkan hormon progesterone .
3. Masa sekresi Masa pematangan lapisan endometrium yang dipersiapkan untuk menerima
implantasi jika tjd pembuahan
4. Masa haid Kadar hormon estrogen dan progesteron jika tidak ada pembuahan.
Akibatnya lapisan endometrium rusak dan hancur/rontok dan diikuti perdarahan

Haid normal :

1. Siklus 21 – 35 hari
2. Lama 3 – 7 hari
3. Perdarahan 20 – 80 cc/siklus
4. Tidak disertai rasa nyeri
5. Warna merah segar, tidak bergumpal
6. Tidak berbau busuk

Gangguan Haid :

1. Jumlah perdarahan
2. Lamanya perdarahan
3. Perdarahan di sela2 haid
4. Nyeri yang berhubungan dengan siklus haid
5. Lamanya siklus haid
D. Endometriosis
Endometriosis Pertumbuhan abnormal dari kelenjar Endometrium dan stroma diluar
uterus. Klasifikasi :
Ringan : Endometrium menyebar tanpa perlekatan pada anterior/posterior kavum
duglas/permukaan ovarium/peritoneum pelvis
Sedang : Endometrium pada 1 atau 2 ovarium disertai parut dan endmetrioma kecil.
Perlekatan minimal.
Berat : Endometrium pada 1 atau 2 ovarium, ukuran > 2 x 2 cm 2. Perlekatan 1 atau 2
ovarium. Perlekatan usus & traktus urinarius.
E. Pengobatan

Tujuan mengatasi nyeri & memperbaiki Infertilitas Terapi medikamentosa untuk supressi
hormone, Intervensi surgikal untuk membuang implant Endometriosis Pencegahan :

1. Tidak menunda kehamilan


2. Tidak melakukan kerokan pada waktu haid
3. Pemeriksaan ginekologi teratur
LAKTASI
A. Anatomi Payudara
Gambar Anatomi payudara

B. Fisiologi Laktasi
Masa hamil ukuran payudara bertambah besar. (2 – 3 x wanita normal) Ini disebabkan
proliferasi sel-sel yg memproduksi ASI Sekresi cairan tersebut karna pengaruh hormon
laktogen dari plasenta dan hormon prolaktin dari hipofise Setelah persalinan dengan
terlepasnya placenta, kadar esterogen & progesterone menurun sedangkan prolaktin
tetap tinggi sebagai ASI dapat di sekresi.
C. Reflek Laktasi
1. The milk production reflex : reflek yg timbul akibat rangsangan pada puting susu
sabagai terjadi sekresi hormon prolaktin. Hormon ini menyebabkan sel-sel dalam
alveoli membentuk susu.
2. The let down reflex : reflek yg menekan air susu ke bagian depan payudara
karna hormon oksitosin menyebabkan sel-sel otot di sekeliling alveoli berkontraksi.

D. Refleks pada bayi


Pada proses laktasi tdpt 3 mcm reflek pd bayi, yaitu :
1. Refleks mencari puting (Rooting reflex)
a. Bila pipi bayi disentuh, ia akan menoleh kearah sentuhan.
b. Bila bibir bayi disentuh ia akan membuka mulut dan berusaha untuk mencari
puting untuk menetek
2. Refleks menghisap (Suckling reflex)
a. Refleks tjd krn rangsangan puting pd palatum durum bayi bila areola masuk ke
dlm mulut bayi.
b. Areola & puting tertekan gusi, lidah & langit – langit shg menekan sinus
laktiferus yg berada dibawah areola.
c. Selanjutnya tjd gerakan peristaltik yg mengalirkan ASI keluar/kemulut bayi
3. Refleks menelan (Swallowing reflex)
a. ASI dlm mulut bayi menyebabkan gerakan otot menelan
E. Stadium laktasi
Menurut stadium laktasi dibagi 3, yaitu :
1. Kolostrum,
2. Air susu transisi/peralihan dan
3. Air susu matur (mature).
F. Makanan Untuk Ibu Menyusui
Banyaknya makanan ibu menyusui disesuaikan dengan umur bayi dan kebutuhan gizi
ibu. Prinsip : memenuhi kebutuhan gizi dan meningkatkan produksi ASI Syarat :
1. Susunan menu harus seimbang
2. Dianjurkan minum 8 – 12 gelas/hari
3. Menghindari mkn yg byk bumbu, terlalu
4. Panas/dingin, tdk menggunakan alkohol
5. Dianjurkan banyak makan syr berwarna

1 Energi (kkal) 500 550


2 Protein (gr) 17 17
3 Vitamin A (RE) 350 350
4 Vitamin D (mg) 0 0
5 Vitamin E (mg) 4 4
6 Vitamin K (mg) - -
7 Thiamin (mg) 0,3 0,3
8 Riboflavin(mg) 0,4 0,4
9 Niasin (mg) 3 3
10 B 12 (mg) 0,4 0,4
11 Asam Folat (mg) 100 100
12 Piridoksin (mg) 0,5 0,5
13 Vitamin C (mg) 45 45
14 Kalsium (mg) 150 150
15 Fosfor (mg) - -
16 Besi (mg) 6 6
17 Seng (mg) 4.6 4.6
18 Yodium (mg) 50 50
19 Selenium 4.6 4.6

G. Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Asi


1. Ibu bekerja atau kesibukan sosial lainya
2. meniru teman/tetangga/orang terkemuka menggunakan susu botol

Faktor Psikologi

1. Akut kehilangan daya tarik


2. Tekanan Batih

Faktor Fisik

1. Ibu Sakit (ex ; mastitis, abses payudara) Kelainan pd bayi (kelainan met. sejak lahir
& bibir sumbing dan celah palatum
2. Kurangnya petugas kesehatan yang memberikan informasi/dorongan tetang manfaat
pemberian ASI
3. Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pegganti ASI

KEGAWATDARURATAN DALAM PERSALINAN

A. Distosia
Penyebab :
1. Kelainan Tenaga (His)
Etiologi :
a. Primigravida
b. Inersia uteri
c. His yang terlampau kuat
Penanganan :
a. Awasi TTV/4 jam
b. DJJ dimonitor
c. Inersia uteri : pemberian oksitosin utk memperbaiki his shg serviks dpt membuka
d. Sectio Caesaria
2. Kelainan Janin
a. Posisi oksipitalis posterior persistens
b. Presentasi puncak kepala
c. Presentasi muka
d. Presentasi dahi
e. Letak sungsang
f. Letak lintang
g. Presentasi ganda
h. Pertumbuhan janin berlebih
i. Hidrosephalus
3. Kelainan Jalan Lahir
a. Panggul Sempit = Sectio Caesaria
B. Gangguan dalam Kala III Persalinan
1. Perdarahan Post Partum
a. Atonia uteri
b. Perlukaan jln lahir
c. Terlepasnya sebagian plasenta dari uterus
d. Tertinggalnya sebagian dari plasenta  kotiledon
2. Retensio Plasenta
Plasenta belum lahir 0,5 jam setelah bayi lahir
Penyebab :
Plasenta belum lepas dari dinding uterus  kontraksi uterus kurang kuat utk
melepaskan plasenta, plasenta merekat erat pd dinding uterus
Plasenta sudah lepas, tetapi belum dilahirkan  tdk adanya usaha utk melahirkan atau
karena sa;ah penanganan kala III lingkaran konstriksi bgn bawah uterus yg
menghalangi keluarnya plasenta
3. Perlukaan pada Persalinan
Perlukaan vulva
a. Luka pada vulva
b. Robekan perineum
c. Episiotomi
C. ATONI UTERUS
The most causes  80 – 90% (cunningham dkk, 2001)
Faktor yg berkontribusi :
1. Overdistensi uterus (gemelli, makrosomia, hidroamnion)
2. Dysfungsional/persalinan lama abnormalitas kontraksi uterus
3. Pemberian pitosin utk induski persalinan
4. Grand multipara
5. Penggunaan anestesi & obat2an spt MgSO4 atau terbutaline (relaksasi uterus)
6. Kala III yg lama (> 30 menit)
7. Pre eklamsia
8. Etnis Asia
9. Persalinan dg pembedahan
10. Tertahannya sisa plasenta
11. Plasenta previa
Perdarahan Post Partum : Kehilangan darah > 500 ml setelah melahirkan
1. Early Hemorrhage Post Partum (EHPP)
perdarahan dalam 24 jam pertama setelah persalinan
2. Late Hemorrhage Post Partum (LHPP)
perdarahan setelah 24 jam – 6 mg setelah melahirkan
MMR di USA 10,5% (Anderson & Hopkins, 2002)
di Indonesia  40 % (Depkes, 1999)
Early Hemorrhage Post Partum (EHPP)
Causes :
1. Atoni uterus (40 – 50%)
2. Perlukaan sal genital
3. Tertahannya sisa plasenta/cotiledon
4. Hematoma subperitoneal
5. Inversio uterus
6. Ruptur uterus
7. Mas abnormlaitas implantasi plasenta
8. Mas maternal  ggn koagulasi

Late Hemorrhage Pos Partum (LHPP) Faktor Predisposisi LHPP:

1. Riwayat Kesehatan

a. Paritas tinggi

b. Riwayat HPP

c. Fibroid pd uterus

d. Peny sistemik maternal

2. Kondisi saat hamil & persalinan

a. Overdistensi

b. Bleeding problems

c. Trauma fisik labor & delivery

d. Inersia uterus, PIH, chorioamnionitis

Penatalaksanaan :

 Pemberian methergin 0,2 mg/oral tiap 3 – 4 jam selama 24 – 48 jam


 Jika karena infeksi  berikan AB

Kontrol atau dievaluasi setelah 2 mg masa pengobatan, bila terus tjd perdarahan
 KURETASE

KOMPLIKASI INTRANATAL

A. Jenis Komplikasi Intranatal


Maternal
1. Ketuban pecah dini
2. Persalinan prematur
3. Distosia
4. Hamil posterm
5. Tidak ada kemajuan dalam persalinan
6. Emboli cairan ketuban
7. Perdarahan
Infant
1. Gawat janin
2. Distosia
3. Kelainan posisi janin
4. Janin > 1
5. Prolaps tali pusat
B. Ketuban Pecah Dini
Pengertian Pecahnya selaput ketuban dalam 1 jam atau lebih sebelum adanya kontraksi.
Persalinan Prematur Persalinan sebelum 37 mgg Indikasi : Infeksi rahim, infeksi caira
ketuban, Faktor resiko : Pernah persalinan prematur sebelumnya, aborsi, kehamilan ganda,
infeksi kehamilan, perdarahan trimester II dan III.
Distosia Persalinan lama, sulit atau abnormal yang disebabkan oleh berbagai kondisi yang
berhubungan dengan 5 faktor penting persalinan .
Kehamilan posterm Kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu sejak HPHT
Persalinan tidak Maju Fase laten > 8 jam, persalinan telah berlangsung > 12 jam tanpa
kelahiran bayi.
Perdarahan Kehilangan darah > 500 ml dalam 24 jam I setelah persalinan
Gawat Janin DJJ < 100/mnt atau > 180/mnt biasanya disertai dengan air ketuban berwarna
hijau kental
Prolaps Tali Pusat Tali pusat menumbung pada saat ketuban sudah pecah
Persalinan dengan Induksi (induction and augmentation) :
Induction of labour : Membantu uterus untuk berkontraksi secara spontan
Augmentation of labour : Membantu meningkatkan kontraksi uterus untuk meningkatkan
kemajuan persalinan
Kontraksi uterus: oxytocin hormone (pituitary posterior) berfungsi untuk merangsang
kontraksi uterus dapat diberikan untuk induction and augmentation
C. Hal yang harus diperhatikan pada maternal dan fetal
1. Kontraksi tektanik (kontraksi kuat dan tidak ada fase istirahat sehingga bisa menyebabkan
abrusio plasenta, ruptur uterus, robekan serviks)
2. Hipertensi
3. Emboli cairan amnion
4. Partus presipitus (persalinan < 3 jam)
5. Laserasi vagina, vulva, perineum dan rectum
6. Intoksikasi cairan (oksitosin menyebabkan retensi cairan sehingga dapat kejang dan
akhirnya koma)
7. Rasa takut meningkat

ADAPTASI BIOFISIK DAN PSIKOSOSIAL PADA MASA POSTNATAL

A. Postnatal/Postpartum
Posnatal Periode 6 minggu pasca melahirkan. Pada periode ini terjadi perubahan yang
cepat dalam tubuh wanita untuk kembali ke masa sebelum kehamilan (Durham and Chapman,
2010). Postpartum Pemulihan program tubuh ibu seperti pada konsdisi sebelum kehamila
membutuhkan waktu 3 bulan (Sherwen, 2002) Perubahan Fisiologis Pada Masa Postnatal
diantaranya :

1. Uterus
2. Endometrium
3. Vagina dan Perineum
4. Payudara
5. Sistem Kardiovaskular
Wanita akan kehilangan darah normalnya sekitar 400-500ml terkait dengan melahirkan
secara normal.
6. Sistem Pernafasan
7. Sistem Urinarius Distensi pada kandung kemih
8. Sistem Endokrin
9. Sistem saraf dan Muskular Setelah melahirkan, otot-otot perut mengalami
pengurangan dan perut tambak lembut dan kendur
10. Sistem Gastrointestinal
B. Perubahan Psikologis Pada Masa Postnatal
1. Taking-in (Fase Ketergantungan) Dimulai segera setelah persalinan

2. Taking-hold (Tansisi ketergantungan dan kemadirian) Terjadi hari ke kedua dan ketiga
postpartum
3. Letting-go (Fase Mandiri) Berlangsusng antara 2 sampai 4 minggu setelah persalinan
C. Tantangan

MDGS :

1. Angka Kematian Ibu


2. Akses universal untuk kesehatan reproduksi
Setiap hari pada tahun 2013, sekitar 800 perempuan meninggal karena komplikasi
kehamilan dan melahirkan. Penyebab utama kematian adalah perdarahan, hipertensi,
infeksi, dan penyebab tidak langsung, sebagian besar karena interaksi antara kondisi medis
yang sudah ada sebelumnya dan kehamilan. Risiko angka kematian ibu di negara
berkembang meninggal adalah sekitar 23 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita
yang tinggal di negara maju. Kematian ibu merupakan indikator kesehatan yang
menunjukkan kesenjangan yang sangat lebar antara daerah kaya dan miskin, perkotaan dan
pedesaan, baik antar negara dan dalam diri mereka.

PENCEGAHAN KANKER LEHER RAHIM DAN

KANKER PAYUDARA
A. Definisi Leher Rahim

Leher rahim adalah Bagian rahim yang terdapat pada puncak vagina (liang sanggama) yang
hanya dapat dilihat dengan alat (spekulum).Kanker leher Rahim adalah Penyakit tumor ganas
di leher rahim yang dapat menyebar (metastasis) ke organ-organ yang lain dan menyebabkan
kematian. Penyebab kanker leher Rahim Virus: HPV (Human Papiloma Virus) . Terjadinya
kanker leher Rahim :

1. ditularkan melalui hubungan seksual

2. Penderita yang terinfeksi virus HPV tidak merasakan gejala

3. Dalam beberapa tahun akan terjadi kelainan pada leher rahim yang disebut Lesi Pra
Kanker.

4. Lesi pra kanker bila tidak ditemukan dan diobati dapat berubah menjadi kanker leher
Rahim

B. Mencegah terjadinya kanker leher Rahim


1. Mencegah terinfeksi dengan virus HPV : Hubungan seksual yang sehat, Dengan vaksinasi
2. Menemukan kelainan/penyakit/lesi pra kanker : Papsmear , IVA
3. Menemukan kanker leher rahim
4. Tes IVA, : IVA positip berarti ibu mempunyai kelainan/lesi prakanker. Ibu belum
menderita kanker, tetapi bila tidak diobati akan berkembang menjadi kanker. Jika IVA
positif lakukan kriotrapi, Electrocautery, LEEP (Loop Electrosurgical Excision
Procedure), Konisasi, Histerektomi. Jika IVA Negatif ulang pemeriksaan IVA 5 tahun
kemudian .

C. KANKER PAYUDARA

Payudara : adalah bagian tubuh tubuh manusia yang terdapat pada daerah dada, yang terdiri
dari: Kelenjar susu dan salurannya (termasuk puting susu sebagai muara pengeluaran air susu),
Jaringan lemak, Kelenjar getah bening ,Otot-otot dada, Jaringan kulit Kanker payudara penyakit
tumor ganas di seluruh jaringan payudara kecuali jaringan kulit payudara yang dapat menyebar
(metastasis) ke organ-organ yang lain dan menyebabkan kematian. Terdapat faktor resiko
diantaranya yaitu :

1. Usia lebih dari 40 tahun

2. Haid pertama kurang dari usia 12 tahun

3. Berhenti haid (menopause) pada usia lebih dari 50 tahun

4. Tidak menyusui

5. Tidak mempunyai anak

6. Kehamilan pertama pada usia lebih dari 35 tahun

7. Riwayat tumor jinak sebelumnya

8. Riwayat keluarga

Deteksi Dini Kanker Payudara SADARI (pemerikSAan payuDAra sendiRI) dengan cara :

1. Kita mengamati dengan teliti kedua payudara kita di muka cermin tanpa berpakaian
dengan kedua tangan diangkat ke atas, pindahkan tangan ke pinggang dan kemudian
condongkan badan ke depan, lihat apakah sama bentuk antara payudara kiri dan kanan

2. Rapatkan dan tekanlah telapak tangan dengan kuat sehingga payudara menonjol ke
depan sambil terus mengamati apakah ada benjolan, kulit mengerut seperti kulit jeruk,
atau cekungan seperti lesung pipi dan puting susu yang tertarik ke dalam.

3. Pencet dan urutlah pelan-pelan daerah sekitar puting sampai ujung puting dan amati
apakah keluar cairan yang tidak normal, seperti kekuning-kuningan yang terkadang
bercampur darah seperti nanah. Harus dibedakan dengan ASI pada perempuan yang
menyusui.

4. Pada posisi berbaring letakkan bantal dibelakang punggung, tangan kanan diletakkan di
belakang kepala, dan gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara sebelah kanan.
5. Rabalah dengan ujung dari tiga jari tengah yang dirapatkan, lakukan gerakan memutar
dengan tekanan lembut tapi mantap dimulai dari pinggir menuju ke puting searah
putaran jarum jam. Lakukan hal yang sama pada payudara kiri seperti pada payudara
kanan

6. Beri perhatian khusus pada daerah kuadran atas luar dekat ketiak karena sebagian besar
kanker ditemukan pada daerah tersebut.

KANKER OVARIUM

A. Definisi
Kanker indung telur adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel yang tidak lazim (kanker) pada
satu atau dua bagian indung telurKarsinoma ovarium merupakan tumor yang berasal dari
sel-sel yang menyusun ovarium yaitu sel epithelial, sel germinal dan sel stromal.

B. Etiologi
1. Hipotesis Incessant Ovulation
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Fathalla tahun 1972 yang menyatakan bahwa
pada saat terjadi ovulasi, terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium. Untuk
2. Hipotesis gonadotropin
Teori ini didasarkan pada pengetahuan dari percobaan binatang dan data epidemiologi.
Pada percobaan ini ditemukan bahwa jika kadar hormon estrogen rendah di sirkulasi
perifer, kadar hormon gonadotropin akan meningkat.
3. Hipotesis androgen
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Risch pada tahun 1998 yang mengatakan bahwa
androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Teori ini
didasarkan pada bukti bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen.
4. Hipotesis progesteron
Pemberian pil yang mengandung estrogen saja pada wanita pascamenopause akan
meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium, sedangkan pemberian kombinasi dengan
progesteron akan menurunkan risikonya.
5. Paritas
Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan paritas tinggi memiliki risiko terjadinya
kanker ovarium yang lebih rendah daripada nullipara, yaitu dengan risiko relatif 0,7.
6. Pil kontrasepsi
Penelitian dari Center for Disease Control menemukan penurunan risiko terjadinya kanker
ovarium sebesar 40% pada wanita usia 20-54 tahun yang memakai pil kontrasespsi yaitu
dengan risiko relatif 0,6

7. Talk
Pemakaian talk (hydrous magnesium silicate) pada daerah perineum dilaporkan
meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium dengan risiko relatif 1,9. Akan tetapi,
penelitian prospektif yang mencakup kohort 78.000 wanita ternyata tidak mendukung teori
di atas.
8. Ligasi tuba
Pengikatan tuba ternyata menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium dengan risiko
relatif 0,3
9. Terapi Hormon Pengganti pada masa menopause
Pemakaian terapi hormon pengganti pada masa menopause dengan estrogen saja selama 10
tahun akan meningkatkan risiko relatif 2,2.
10. Obat-obat yang meningkatkan kesuburan
Obat-obat yang meningkatkan fertilitas akan menginduksi terjadinya ovulasi atau multipel
ovulasi
11. Faktor herediter
Dari studi metanalisis tahun 1988 ditemukan risiko relatif yang meningkat dan berbeda
pada anggota keluarga lapis pertama.

C. Faktor risiko
1. Riwayat keluarga kanker ovarium dan kanker payudara
2. Riwayat keluarga kanker kolon dan kanker endometrial
3. Wanita di atas usia 50 tahun
4. Wanita yang tidak memilki anak (nullipara)
5. Wanita yang memiliki anak lebih dari 35 tahun

D. Gejala
1. Nyeri perut (50,8%)
2. Perut buncit (49,5%)
3. Gangguan fungsi saluran cerna (21,6%)
4. Berat badan turun secara nyata (17,5%)
5. Perdarahan pervaginam yang tidak normal (17,1%)
6. Gangguan saluran kencing (16,4%)
7. Rasa tertekan pada rongga panggul (5,0%)
8. Nyeri punggung (4,9%)
9. Penderita bisa meraba sendiri tumor di bagian bawah perut (2,8%)

E. Stadium kanker ovarium menurut FIGO


1. Stadium I Pertumbuhan terbatas pada ovarium
b. Ia : pertumbuhan terbatas pada 1 ovarium, tidak ada ascites, kapsul utuh, tidak
ada pertumbuhan pada permukaan luar.
c. Ib : pertumbuhan pada 2 ovarium, tidak ada ascites, kapsul utuh, tidak ada
pertumbuhan pada permukaan luar.
d. Ic : pertumbuhan terbatas pada 1 atau 2 ovarium dengan tumor pada permukaan,
kapsul ruptur, dan ascites atau bilasan peritoneum yang mengandung sel ganas.
2. Stadium II : Perluasan ke panggul
a. IIa : penyebaran ke uterus atau tuba.
b. IIb : penyebaran ke jaringan panggul lainnya.
c. IIc : stadium IIa dan IIb dengan tumor pada permukaan, kapsul ruptur, dan
ascites atau bilasan
3. Stadium III Implantasi peritoneum di luar panggul dan/atau adanya nodus
retroperitoneal atau inguinal.
a. IIIa : tumor terbatas pada panggul sejati, tanpa nodus, penyebaran mikroskopis
pada peritoneum abdomen.
b. IIIb : implantasi pada peritoneum abdominal ≤ 2 cm, tanpa nodus.
c. IIIc : terdapat implantasi abdominal > 2 cm dengan adanya nodus retroperitoneal
dan inguinal.
4. Stadium IV
Metastase jauh
F. Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan pelvik : Teraba tumor padat Tumor bersifat ireguler dan terfiksir
Terdapat asites
3. Radiologi : USG transvaginal (Ultrasonografi Transvaginal), CT Scan (Computed
Tomography Scanning), MRI (Magnetic Resonance Imaging),
4. Tes darah khusus : CA-125 , CA 72-4 atau TAG 72, M-SCF, OVX1, Lysophostidic
acid (LPA) adalah suatu fosfolipid bioaktif, Proteasin,
5. Osteopontin
6. Inhibin
7. Kallikrein
8. LDH
9. HCG
10. AFP (penanda tumor sel germinal)
G. Pengobatan
1. Stadium IA dan IB Pembedahan :
a. Ooforektomi + reseksi tumor
b. Histerektomi + salpingoooforektomi bilateral + omentektomi
2. Stadium IC
a. Pembedahan
b. Terapi radiasi : radoisotop intraperitoneal
c. Kemoterapi : kombinasi Cis platinum dan endoxan
3. Stadium II
a. Pembedahan : Ooforektomi + reseksi tumor
Histerektomi + salpingoooforektomi bilateral + omentektomi, eksisi,adhesi, biopsi
diagfragma dan pelvis
b. Terapi radiasi defenitif pada seluruh abdomen/pelvis
c. Kemoterapi
4. Stadium III
a. Pembedahan : sitoreduktif
b. Terapi radiasi paliatif
c. Kemoterapi
5. Stadium IV
a. Pembedahan : debulking
b. Terapi radiasi paliatif
c. Kemoterapi
6. Relaps dan rekuren
a. Pembedahan : second look laparatomy
b. Terapi radiasi paliatif
c. Kemoterapi
H. Pencegahan
1. Pemeriksaan klinis ginekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran
ovarium.
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi
aliran darah.
3. Pemeriksaan petanda tumor (tumor marker). Pemeriksaan CT Scan/MRI bila
dianggap perlu

Anda mungkin juga menyukai