DISUSUN OLEH :
RIRIS NOVRIYANI
1814401068
Tujuan pembelajaran:
Pada akhir pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian keperawatan holistik - komplementer.
2. Menjelasakan tren dan isu keperawatan holistik - komplementer terkini
3. Menjelaskan peran dan tugas perawat dalam keperawatan holitik - komplementer
4. Menjelaskan aspek legal dan etik dalam keperawatan holitik - komplementer
5. Menjelaskan jenis-jenis terapi komplementer dalam praktik asuhan keperawatan
6. Menjelaskan evidance based practice aplikasi terapi komplementer dalam asuhan
keperawatan
TUGAS
JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI DENGAN BENAR DAN
MENGGUNAKAN DATA SERTA REFERENSI YANG DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN
PADA KOLOM YANG TELAH DISEDIAKAN!
Keperawatan Holistik
holistik Holistic memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and
healthy. Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh
dan sehat, dan seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam
pembelajaran; seperti spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya,
estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud bukan hanya
phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually.
Keperawatan holistik adalah cara merawat dan merawat pasien
sebagai keseluruhan tubuh yang melibatkan keyakinan fisik,
lingkungan, psikologis, budaya dan agama.
Menurut para ahli holistik adalah sebuah cara pandang terhadap sesuatru
yang dilakukan dengan konsep pengakuan bahwa hal keseluruhan adalah
sebuah kesatuan yang lebih penting daripada bagian bagian yang
membentuknya.
2. Jelaskan tren dan isu keperawatan holistik - komplementer dalam praktik pelayanan
keperawatan di Indonesia dan dunia!
Tren Isu
Pada masa yang menuju ke arah modern, terjadi Pelayanan keperawatan adalah pelayanan
peingkatan pelayanan keperawatan dimana profesinal yang dilakukan secara menyeluruh
banyak tenaga profesinal keluar dan masuk (holistik). Namun dalam kenyataannya,
kedalam negri.pada saat itu mulai terjadi suatu pelayanan keperawatan secara menyeluruh
masa transisi/pergeseran pola kehidupan belum terlaksana secara optimal terutama pada
masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat pasien/klien misalkan dengan penyakit kronis
tradisional berubah menjadi masyarakat yang atau pasien beresiko mengalami masalah
maju keadaan ini memberikan implikasi bahwa psikologio. Kondisi tersebut diatas sejalan
tenaga kesehatan khususnya keperawatan dalam dengan pernyataan yang di sampaikan oleh
memenuhi standar globalisasi internasional King dan Gates (2006) bahwa pelayanan
dalam memberikan pelayanan keperawatan lebih memfokuskan pada
kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan perencanaan medis dan hanya sedikit waktu
profesinal intelektual dan teknik serta peka unyuk melaksanakan aspek- aspek keperawatan
terhadap aspek social budaya, ,memiliki holistik.
wawasan yang luas dan menguasai
perkembangan iplik.
3. Jelaskan peran dan tugas perawat dalam praktik keperawatan holistik - komplementer!
4. Sebutkan dan jelaskan peraturan perundang-undangan (pasal dan ayat) yang menjadi
dasar hukum bagi perawat dalam melakukan terapi komplementer!
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018
TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
KOMPLEMENTER
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
Menimbang :
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13, Pasal 20 ayat (3), Pasal 26 ayat (3), dan
Pasal 65 Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer;
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Tradisional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 369,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5643); 3. Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang
2. Organisasi dan Tatalaksana Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1508);
MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
TRADISIONAL KOMPLEMENTER.
1. Prinsip etik tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang peyelenggaraan pengobatan komplementer-
alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan dan merupakan landasan hukum bagi
perawat dalam memberikan terapi komplementer. Sehingga bentuk pelayanan
keperawatan komplementer dapat dilakukan dalam bentuk tindakan mandiri bilamana
perawat tersebut telah tersertivikasi dan mendapat rekomendasi dari organisasi
profesi terkait jenis terapi komplementer yang akan di gunakan ke klien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang
penyelenggaraan pengobatan tradisional, dimana dalam peraturan tersebut diuraikan
bagaimana cara mendapatkan izin praktek pengobatan tradisional beserta syarat
syaratnya
3. Keputusan Menkes RI Nomor 121 Tahun 2008 tentang standar pelayanan medik
herbal
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang
peyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan
5. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, No. HK.03.05/I/199/2010 tentang
pedoman kriteria penetapan metode pengobatan komplementer-alternatif yang dapat
diintegrasikan di fasilitas pelayanan kesehatan
6. Undang – undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
a. Pasal 1 butir 16, pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau
perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan
keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan
dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat
b. Pasal 48 tentang pelayanan kesehatan tradisional
c. Bab III Pasal 59 s/d 61 tentang pelayanan kesehatan tradisional
5. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip etik yang diterapkan dalam dalam praktik
keperawatan holistik - komplementer!
Dalam profesi keperawatan, ada 8 prinsip etika keperawatan, dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada penerima layanan keperawatan, baik individu, kelompok, keluarga atau
masyarakat. 8 Prinsip Etika Dalam Keperawatan tersebut adalah;
1. Autonomy (Kemandirian)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir secara logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan
orang lain harus menghargainya.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan
diri, dan perawat haruslah bisa menghormati dan menghargai kemandirian ini.
Salah satu contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah memberitahukan klien bahwa
keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau penyimpangan
Contoh perawat menasehati klien dengan penyakit jantung tentang program latihan untuk
memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan
karena alasan resiko serangan jantung.
3. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan ketika perawat bekerja sesuai ilmu dan kiat keperawatan dengan
memperhatikan keadilan sesuai standar praktik dan hukum yang berlaku.
Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga
klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus mempertimbangkan
faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan
klien semakin memburuk dan dokter harus menginstrusikan pemberian transfusi darah.
Akhirnya transfusi darah ridak diberikan karena prinsip beneficence walaupun pada situasi
ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip non-maleficence.
5. Veracity (Kejujuran)
Prinsip ini tidak hanya dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan
agar klien mengerti.
Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan
dasar membina hubungan saling percaya. Klien memiliki otonomi sehingga mereka berhak
mendapatkan informasi yang ia ingin tahu.
Contoh Ny. A masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan
mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. A selalu
bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat
untuk belum memberitahukan kematian suaminya kepada klien. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan, upaya
peningkatan kesehatan klien dan atau atas permintaan pengadilan. Diskusi tentang klien
diluar area pelayanan harus dihindari.
8. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional dapat dinilai
dalam berbagai kondisi tanpa terkecuali.
Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman
sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat kepada klien
perawat dapat digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang memberi tugas
delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional.
6. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis terapi komplementer yang biasa digunakan dalam praktik
asuhan kperawatan di Inonesia dan dunia!
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan
konvensional, yaitu sebagai berikut :
1. Akupunktur medic yaitu metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat
bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai
analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai
molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan
molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem
tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam
sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan
udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%).
Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari
trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik
berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa
fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell
line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya.
Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
- Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki
kompetensi.
- Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan
farmasi.
Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin
dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan
terus –
7. Carilah artikel jurnal terkini (5 tahun terakhir) tentang penerapan terapi komplementer atau
alternatif dalam praktik keperawatan gawat darurat, medikal bedah, anak, meternitas dan
gerontik pada halaman website, lalu tuliskan judul dan copy link URL nya!
Praktik Judul Link URL
Keperawatan