Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pelayanan KB dengan beberapa metode
sesuai dengan wewenang bidan" disusun guna memenuhi tugas dari ibu Siti Kadhijah, S.SI,
T.M.Biomed pada mata kuliah Asuhan kebidanan KB dan Kespro di POLTEKKES KEMENKES
RI Padang Prodi D3 Kebidanan Bukittinggi. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang “ Pelayanan KB dengan beberapa metode
sesuai dengan wewenang bidan”.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Mulya Azizah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
A. Latar belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi)
atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim
(Taufan Nugroho dkk, 201keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran
anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015).
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-
laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ
reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia
subur yang berstatus janda atau cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus
dapat menjaga dan memanfaatkan reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran
dengan metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat
diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang
akan datang (Manuaba.2015)
Pada pelayanan Keluarga Berencana (KB) terkadang dijumpai kondisi khusus
seperti pelayanan KB darurat, KB pasca keguguran, dan KB pasca persalinan. Kondisi
khusus tersebut membutuhkan penanganan khusus, karena jika tidak segera
ditangani bisa berujung pada kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Selain itu,
pelayanan kontrasepsi pada kondisi khusus bertujuan untuk mencegah dan
menangani kekerasan seksual, mencegah penularan IMS/HIV, dan mencegah
peningkatan angka morbiditas dan mortalitas maternal dan neonatal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola operasional pelayanan KB (menunda, menjarangkan dan menstop
kelahirann)?
2. Apa saja jenis kontrasepsi ?
3. Bagaiman konseling KB konseling awal, kontrasepsi spesifik dan konseling pasca?
4. Bagaimana inform consent dan inform choise?
C. Tujuan
1. mengetahui pola operasional pelyanan KB (menunda, menjarangkan dan menstop
kelahiran)
2. Mengetahui tentang apa saja jenis kontrasepsi
3. Mengetahui konseling KB konseling awal, konseling spesifik dan konseling pasca
4. Mengetahu tentang inform consent dan inform choise
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pola operasional pelayanaan KB (menunda , menjarangkan dan menstop
kelahiran )
Menurut waktu pelaksanaannya, pelayanan kontrasepsi dilakukan pada:
a. Masa interval, yaitu pelayanan kontrasepsi yang dilakukan selain pada masa
pasca persalinan dan pasca keguguran
b. Pasca persalinan, yaitu pada 0-42 hari sesudah melahirkan
c. Pasca keguguran, yaitu pada 0-14 hari sesudah keguguran
d. Pelayanan kontrasepsi darurat, yaitu pelayanan dalam 3 hari sampai dengan 5
hari pasca senggama yang tidak terlindung dengan kontrasepsi yang tepat dan
konsisten.
Tindakan pemberian pelayanan kontrasepsi meliputi pemasangan atau pencabutan
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), pemasangan atau pencabutan implan,
pemberian
2. Jenis kontrasepsi
A. Kontrasepsi Sederhana
a) Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada
penis sebagai tempat penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada
saat senggama sehingga tidak tercurah pada vagina. Cara kerja kondom
yaitu mencegah pertemuan ovum dan sperma atau mencegah
spermatozoa mencapai saluran genital wanita. Sekarang sudah ada
jenis kondom untuk wanita, angka kegagalan dari penggunaan kondom
ini 5-21%.
b) Coitus Interuptus
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan
senggama dengan mencabut penis dari vagina pada saat suami
menjelang ejakulasi. Kelebihan dari cara ini adalah tidak memerlukan
alat/obat sehingga relatif sehat untuk digunakan wanita dibandingkan
dengan metode kontrasepsi lain, risiko kegagalan dari metode ini
cukup tinggi.
c) KB Alami
KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur,
dasar utamanya yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat
ovulasi ada 3 cara, yaitu : metode kalender, suhu basal, dan metode
lendir serviks.
d) Diafragma
Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah
sperma mencapai serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses ke
saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopi). Angka
kegagalan diafragma 4-8% kehamilan.
e) Spermicida
Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan
dan menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam
vagina, sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Spermicida dapat
berbentuk tablet vagina, krim dan jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu
KB. Cukup efektif apabila dipakai dengan kontrasepsi lain seperti
kondom dan diafragma.
B. Kontrasepsi Hormonal
1) KB Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet
yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil
Kombinasi) atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja (Mini Pil).
Cara kerja pil KB menekan ovulasi untuk mencegah lepasnya sel telur
wanita dari indung telur, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga
sperma sukar untuk masuk kedalam rahim, dan menipiskan lapisan
endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui. Efektifitas pil
sangat tinggi, angka kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil kombinasi,
dan 3-10% untuk mini pil.
a. Manfaat Pil KB
1) Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir mempunyai
efektifitas tubektomi), bila digunakan tiap hari.
2) Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
3) Tidak mengganggu hubungan seksual.
4) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid
berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.
5) Dapat digunakan jangka panjang selama masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
6) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
7) Mudah dihentikan setiap saat.
8) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil
dihentikan.
9) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
10) Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium
dan endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul,
efek samping
b. Efek samping
1. Gangguan siklus haid
2. Tekanan darah tinggi
3. Kenaikan berat badan
4. Jerawat
5. Bercak bercak coklat pada wajah
2) Suntik KB
Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik KB 1 bulan (cyclofem) dan
suntik KB 3 bulan (DMPA). Cara kerjanya sama dengan pil KB. Efek
sampingnya dapat terjadi gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat,
perubahan berat badan, pemakaian jangka panjang bisa terjadi
penurunan libido, dan densitas tulang.
3) Implant
Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit,
biasanya dilengan atas. Cara kerjanya sama dengan pil, implant
mengandung levonogestrel. Keuntungan dari metode implant ini antara
lain tahan sampai 5 tahun, kesuburan akan kembali segera setelah
pengangkatan. Efektifitasnya sangat tinggi, angka kegagalannya 1-3%.
Konseling berarti hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan
sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien,
konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu
kliennya mengatasi masalah. Pengertian konseling diatas dikemukakan dengan
cara dan gaya berbeda, namun diantara berbagai pengertian terdapat
kesamaan, kesamaan itu menyangkut ciri pokok berikut:
1. Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan jalan
mengadakan komunikasi langsung, mengemukakan dan
memperhatikan dengan seksama isi pembicaraan, gerakan isyarat,
pandangan mata, dan gerakan lain untuk meningkatkan kefahaman
kedua belah pihak yang terlibat dalam interaksi itu.
2. Model interaksi dalam konseling, terbatas pada dimensi verbal, yaitu
konseling dan klien saling berbicara.
3. Interaksi antara konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang
relatif lama dan terarah kepada pencapaian tujuan.
4. Tujuan dari hubungan konseling terjadinya perubahan pada tingkah
laku klien.
5. Konseling merupakan proses dinamis, dimana individu klien dibantu
untuk dapat mengembangkan dirinya, mengembangkan
kemampuannya dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
6. Konseling didasari atas penerimaan konselor secara wajar tentang diri
klien, atas dasar penghargaan terhadap harkat dan martabat klien.
B. Jenis Konseling
Jenis konseling terbagi tiga, yaitu:
a) Konseling umum
Konseling umum dapat dilakukan oleh petugas lapangan keluarga
berencana atau PLKB. Konseling umum meliputi penjelasan umum dari
berbagai metode kontrasepsi untuk mengenakan kaitan antara kontrasepsi,
tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.
b) Konseling spesifik
Konseling spesifik dapat dilakukan oleh dokter /bidan/konselor. Konseling
spesifik berisi penjelasan sppesifik tentang metode yang diinginkan ,
alternatif, keuntungan keterbatasan, akses,, dan fasilitas layanan .
c) Konseling pra dan pasca Tindakan
Konseling pra dan pasca Tindakan dapat dilakukan oleh operator atau
konselor atau dokter atau bidan. Konseling ini meliputi penjelasan spesifik
tentang prosedur yang akan dilaksanakan (pra,selama dan pasca) serta
penjelasan lisan atau instruksi tertulis asuhan mandiri
C. Model konseling
Basuki (2009), berpendapat bahwa model konseling yang diajukan oleh Egan
adalah model yang menunjukan konseling sebagai suatu proses, yang terdiri
dari 4 tahap yaitu:
1. Attending.
Pada tahap ini, konselor harus menunjukan keterlibatan mereka kepada
pasien dan siap untuk menyediakan waktu untuk berkonsultasi. Jadi
attentive listening (mendengar aktif) harus diperlihatkan oleh konselor
sejak pertemuan pertama.
2. Exploring (Menggali informasi).
Exploring (menggali informasi) yang perlu dilakukan setelah
hubungan antara konselor dengan pasien ditegakkan. Konselor harus
berusaha untuk mendapatkan pengertian dan pemahaman yang lengkap
mengenai keadaan pasien. Keterampilan yang diperlukan oleh konselor
untuk dapat melakukan exploring adalah question¬ing, reflecting dan
summarizing.
3. Understanding.
Di tahap understanding konselor harus memahami semua perasaan,
masalah, dan pendapat pasien yang dikemukakan pada tahap
sebelumnya. Konselor harus menyampaikan pengertian dan
pemahamannya kepada pasien. Keterampilan yang penting di sini
adalah empati, yaitu konselor menunjukkan bahwa ia melihat sesuatu
yang terjadi melalui mata pasien.
4. Action
Pada tahap ini pasien diberi kesempatan untuk memahami masalahnya
untuk selanjutnya dapat membuat keputusan dibantu oleh konselor
sebagai fasilitator. Di tahap tersebut pasien didorong untuk
menentukan sendiri tujuan yang akan dicapai serta rencana apa yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut agar dapat
memecahkan masalah yang dihadapinya. Peranan konselor adalah
menyediakan dukungan dan dorongan. Di akhir tahap ini terjadi
pengakhiran proses konseling.
D. Pengertian konseling KB
Menurut Prawirohardjo (2011) Konseling KB adalah proses yang berjalan dan
menyatu dengan semua aspek pelayanan Keluarga Berencana dan bukan
hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni
pada saat pemberian pelayanan. Konseling merupakan aspek yang sangat
penting dalam pelayana KB dan KR.
Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih
dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan
pilihannya. Di samping itu dapat membuat klien merasa lebih puas. Konseling
yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya
lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan
mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien karena dapat meningkatkan
hubungan dan kepercayaan yang sudah ada. Sikap Petugas K
B. informed choise
informed choise merupakan bentuk persetujuan pilihan tentang :metode
kontrasepsi yang dipilih oleh klien setelah memahami kebutuhan reproduksi yang
paling sesuai dengan dirinya atau keluarganya. Pilihan tersebut merupakan hasil
bimbingan dan pemberian informasi yang obyektif, akurat dan mudah dimengerti
oleh klien. Pilihan yang diambil merupakan yang diambil merupakan yang terbaik
dari berbagai alternatif yang tersedia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi)
atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Taufan
Nugroho dkk, 201keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak
dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas
(BKKBN, 2015).
Jenis-jenis kontrasepsi
1. Kontrasepsi sederhana
2. Kontrasepsi hormonal
3. Kontrasepsi AKDR
4. Kontrasepsi pada periode khusus
5. Kontrasepsi mantap
Jenis konseling terbagi tiga, yaitu:
a) Konseling umum
Konseling umum dapat dilakukan oleh petugas lapangan keluarga berencana atau
PLKB. Konseling umum meliputi penjelasan umum dari berbagai metode kontrasepsi
untuk mengenakan kaitan antara kontrasepsi, tujuan dan fungsi reproduksi
keluarga.
b) Konseling spesifik
Konseling spesifik dapat dilakukan oleh dokter /bidan/konselor. Konseling spesifik
berisi penjelasan sppesifik tentang metode yang diinginkan , alternatif, keuntungan
keterbatasan, akses,, dan fasilitas layanan .
c) Konseling pra dan pasca Tindakan
Konseling pra dan pasca Tindakan dapat dilakukan oleh operator atau konselor atau
dokter atau bidan. Konseling ini meliputi penjelasan spesifik tentang prosedur yang
akan dilaksanakan (pra,selama dan pasca) serta penjelasan lisan atau instruksi
tertulis asuhan mandiri.
INFORMED CHOICE (Hak Pilih Klien terhadap Kontrasepsi yang Sesuai dengan
Kondisinya) Informed choice merupakan bentuk persetujuan pilihan tentang: Metode
kontrasep- si yang dipilih oleh klien setelah memahami kebutuhan reproduksi yang paling
sesuai dengan dirinya atau keluarganya. Pilihan tersebut merupakan hasil bimbingan dan
pemberian informasi yang obyektif, akurat dan mudah dimengerti oleh klien. Pilihan yang
diambil merupakan yang terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia.
INFORMED CONSENT (Hak Persetujuan Klien terhadap Tindakan Medik yang akan
Diterima) Informed consent adalah : Bukti tertulis tentang persetujuan terhadap prosedur
klinik suatu metode kontrasepsi yang akan dilakukan pada klien,harus ditandatangani oleh
klien sendiri atau walinya apabila akibat kondisi tertentu klien tidak dapat melakukan hal
tersebut, ersetujuan diminta apabila prosedur klinik mengandung risiko terhadap
keselamatan klien (baik yang terduga atau tak terduga sebelumnya).
B. SARAN
penulis mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah
ini, Semoga dengan adanya makalah pelayanan kb dengan beberapa metode sesuai dengan
wewenangan bidan ini dapat membantu dan menambah wawasan pengetahuan bagi para
pembacanya, terimakasih.
DARTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb-2-konseling-dan-kelaikan-medik
https://www.academia.edu/6426233/Konseling_KB
https://id.scribd.com/document/439604575/MAKALAH-TENTANG-INFORMED-CHOICE-
KELOMPOK-5-docx
https://id.scribd.com/document/439604575/MAKALAH-TENTANG-INFORMED-CHOICE-
KELOMPOK-5-docx