Anda di halaman 1dari 37

WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

Sarjana terapan Kebidanan Malang


WEBINAR #1
YOUR LIFE, YOUR BODY, YOUR DECISION
Saatnya Menjadi Perempuan Berdaya, Ber-KB dengan Tepat

Pengenalan
Macam-Macam Kontrasepsi

Pengertian

Kontrasepsi adalah suatu alat, obat atau

cara yang digunakan untuk mencegah

terjadinya konsepsi atau pertemuan antara

sel telur dan sperma di dalam

kandungan/rahim. Dalam menggunakan

kontrasepsi, keluarga pada umumnya

mempunyai perencanaan atau tujuan yang ingin

dicapai.

Tujuan

Tujuan KB diklasifikasikan dalam tiga

kategori, yaitu menunda/mencegah

kehamilan, menjarangkan kehamilan, serta

menghentikan / mengakhiri kehamilan atau

kesuburan. Cara kerja kontrasepsi bermacam

macam tetapi pada umumnya yaitu :

1. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.

2. Melumpuhkan sperma.

3. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

Macam-macam

a) Kontrasepsi Alami

1. Metode Amenorea Laktasi

Metode amenorea laktasi (MAL) adalah

kontrasepsi yang mengandalkan pemberian

Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya

hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan

atau minuman apapun lainnya. MAL dapat

dipakai sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh (full breast feeding);

lebih efektif bila pemberian ≥ 8 x sehari, belum haid dan umur bayi kurang dari

6 bulan. Efektif sampai 6 bulan, dan harus dilanjutkan dengan pemakaian

metode kontrasepsi lainnya. Cara kerjanya yaitu penundaan/penekanan ovulasi

(Prawirohardjo, 2012).

2. Metode Kalender

Pantang berkala atau lebih dikenal

dengan system kalender merupakan salah

satu cara/metode kontrasepsi sederhana

yang dapat dikerjakan sendiri oleh

pasangan suami isteri dengan tidak

melakukan senggama pada masa subur.

Metode ini lebih efektif bila dilakukan secara baik dan benar. Dengan

penggunaan system kalender setiap pasangan dimungkinkan dapat

merencanakan setiap kehamilannya. (Melani, dkk, 2012).

Metode kalender memerlukan ketekunan ibu untuk mencatat waktu

menstruasinya selama 6-12 bulan agar waktu ovulasi dapat ditentukan.

Tentukan lama siklus terpanjang dan terpendek. Kemudian siklus terpendek


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

dikurangi 18 hari dan siklus terpanjang dikurangi 11 hari. Dua angka yang

diperoleh merupakan renang masa subur. Dalam jangka waktu subur tersebut

pasangan suami istri harus pantang melakukan hubungan seksual, sedangkan di

luar waktu tersebut merupakan masa aman.

3. Metode Suhu Badan Basal

Metode kontrasepsi ini dilakukan

berdasarkan pada perubahan subu

tubuh. Pengukuran dilakukan dengan

pengukuran suhu basal (pengukuran

suhu yang dilakukan ketika bangun

tidur sebelum beranjak dari tempat tidur). Tujuan pengukuran ini adalah

mengetahui masa ovulasi. Waktu pengukuran harus dilakukan pada saat yang

sama setiap pagi dan setelah tidur nyenyak ±3 -5 jam serta dalam keadaan

istirahat. Pengukuran dapat dilakukan per oral (3 menit), per rectal (1 menit)

dan per vagina. Suhu tubuh basal dapat meningkat sebesar 0,2-0,50C ketika

ovulasi. Peningkatan suhu basal dimulai 1-2 hari setelah ovulasi disebabkan

peningkatan hormon progesteron (Yuhedi & Kurniawati, 2015).

4. Metode Lendir Serviks

Metode kontrasepsi ini dilakukan berdasarkan perubahan siklus lendir

serviks yang terjadi karena perubahan kadar estrogen. Pada setiap siklus

mentruasi, sel serviks memproduksi 2 macam lendir serviks, yaitu lendir estrogenik

(tipe E) lendir jenis ini diproduksi pada fase akhir sebelum ovulasi dan fase

ovulasi (Yuhedi & Kurniawati, 2015).

Perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi adalah sebagai berikut :

a) Terdapat beberapa hari setelah menstruasi dimana wanita memiliki pola

kering pada vulva yang tidak berubah. Beberapa wanita dapat


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

memperlihatkan adanya rabas tetapi biasanya karakteristik sama dari hari

ke hari. Keadaan ini dikenal sebagai pola infertil dasar (basic infertile

pattern - BIP). Jumlah hari beragam, lebih lama pada siklus yang memanjang

dan lebih cepat pada siklus pendek. Pada fase ini dianggap masa tidak

subur.

b) Selanjutnya fase pra-ovulasi. Wanita harus memperhatikan adanya

perubahan dari pola infertil dasar pada sensasi yang terjadi di vulva atau

dari penampilan lendir. Perubahan ini menunjukkan dimulainya masa subur

dalam suatu siklus. Perubahan sensasi dari keadaan basah menjadi licin

dapat terlihat pada vulva. Jumlah lendir akan meningkat sehingga menjadi

jernih dan mudah direnggangkan, dengan konsistensi seperti putih telur

(spinnbarkeit). Hari terakhir sensasi lendir di vulva disebut hari puncak, ini

merupakan hari yang pasti terjadi walaupun tidak terlihat lendir, keadaan

ini merupakan fase subur yang maksimal. Terjadi perubahan sensai dari

kering menjadi lengket. Tiga hari setelah puncak masih merupakan hari-hari

subur karena ovulasi terjadi selama 48 jam pada hari puncak dan ovum

dapat bertahan hidup sampai 24 jam.

c) Hari-hari tidak subur pascaovulasi dimulai pada hari keempat setelah masa

puncak dan berlanjut sampai menstruasi. Menstruasi dapat terjadi 11-16

hari setelah puncak.

5. Metode Simto Termal

Metode ini menggunakan perubahan siklus lendir serviks yang terjadi

karena perubahan kadar estrogen untuk menentukan saat yang aman untuk

bersenggama. Metode simto termal ini gabungan dari metode suhu basal,

metode lendir serviks , dan metode kalender. Tanda dari salah satu metode

tersebut dapat dipakai untuk mencocokkan dengan metode lainnya sehingga


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

dapat lebih akurat pada saat menentukan hari-hari aman bersenggama (Yuhedi

& Kurniawati, 2015).

6. Coitus Interuptus

Senggama Terputus (Koitus Interruptus), ialah penarikan penis dari

vagina sebelum terjadinya ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataan, bahwa

akan terjadinya ejakulasi disadari sebelumnya oleh sebagian besar laki-laki,

dan setelah itu masih ada waktu kira-kira “detik” sebelum ejakulasi terjadi.

Waktu yang singkat ini dapat digunakan untuk menarik penis keluar dari

vagina.

Kelebihan dari cara ini adalah tidak memerlukan alat/obat sehingga

relatif sehat untuk digunakan wanita dibanding dengan metode kontrasepsi lain,

resiko kegagalan dari metode ini cukup tinggi. (Padila, 2014:200).

b) Kontrasepsi Modern

1. Kondom

Kondom merupakan

selubung/sarung karet yang

dapat terbuat dari berbagai

bahan di antaranya lateks

(karet), plastik (vinil), atau

bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan

seksual. Berbagai bahan yang ditambahkan pada kondom baik untuk

meningkatkan efektivitasnya maupun berbagai aktivitas seksual. Kondom ini

tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah IMS termasuk

HIV/AIDS. Pada umunya standar ketebalan adalah 0,02 mm (Prawirohardjo,


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

2012). Cara kerja kondom adalah menghalangi spermatozoa agar tidak masuk

kedalam traktus genitalia interna wanita. (Yuhedi & Kurniawati, 2015).

2. Kontrasepsi Barier Intra Vagina

a) Kondom Wanita

Kondom wanita sebenarnya merupakan kombinasi antara diafragma

dan kondom. Alasan utama dibuatnya kondom wanita karena kondom pria

dan diafragma biasa tidak dapat menutupi daerah perineum sehingga

masih ada kemungkinan penyebaran mikroorganisme penyebab IMS.

(Yuhedi & Kurniawati, 2015)

Dibanding dengan kondom untuk pria, kondom ini memungkinkan risiko

lebih kecil terhadap penyakit seksual yang ditularkan saat berhubungan

seksual, seperti HPV atau kutil genetalia karena alat ini menutupi sebagian

besar area terpajan dan menjadi penghalang antara introitus, vulva, dan

pangkal penis.

b) Spermisida

Spermisida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan

dan menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina,

sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Spermisida dapat berbentuk

tablet vagina, krim dan jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup

efektif apabila dipakai dengan kontrasepsi lain seperti kondom dan

diafragma.
WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

a) Pengertian AKDR

Alat Kontrasepsi dalam rahim

(AKDR) merupakan alat yang

dipasang di dalam uterus melalui

kanalis servikalis. AKDR ada yang

diselubungi oleh kawat halus yang

terbuat dari tembaga ataupun

mengandung hormon (Gilly

Andrews, 2010).

Pengertian AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil

yang terbuat dari plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau

juga mengandung hormone dan di masukkan ke dalam rahim melalui

vagina dan mempunyai benang (Handayani, 2010).

b) Jenis AKDR

Jenis - jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain :

1) Copper-T

Menurut Imbarwati (2009). IUD berbentuk T, terbuat dari bahan

polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat

tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas

(anti pembuahan) yang cukup baik. Menurut ILUNI FKUI (2010). Spiral

jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara

menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat

dipakai selama 10 tahun.

2) Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun

dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat Copper-7. Menurut


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

Imbarwati (2009). IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk

memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang

vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas

permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada

IUD Copper-T.

3) Multi load

Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene)

dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel.

Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan

kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk

menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar,

small, dan mini.

4) Lippes loop

Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk

huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol,

dipasang benang pada ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang

berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25

mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30

mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang

putih). Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi

perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab

terbuat dari bahan plastik.

c) Mekanisme Kerja AKDR

1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii

2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun

AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan

dan mengurangi kemapuan sperma untuk fertilasi

4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus (Buku

Paduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi BKKBN,2011)

d) Keuntungan AKDR

1) Sebagai kontrasepsi efektifitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8

kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam

125-170 kehamilan)

2) AKDR dapat efektf seger setelah pemasangan

3) Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak

perlu diganti-ganti)

4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat

5) Tidak mempengaruh hubungan seksual\

6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil

7) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)

8) Tidak mempanguruhi kualitas dan volume ASI

9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila

tidak terjadi infeksi)

10) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid

terakhir)

11) Tidak ada interaksi dengan obat-obat

e) Kerugian atau Efek Samping AKDR

1) Efek samping yang umum terjadi

(a) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan

berkurang setelah 3 bulan


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

(b) Haid lebih lama dan banyak

(c) Perdarahan (spotting) antar menstruasi

(d) Saat haid lebih sakit

2) Komplikasi lain

(a) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah

pemasangan

(b) Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang

memungkinkan penyebab anemia

(c) Perforasi inding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)

3) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

4) Tidak baik digunakan oleh perempuan dengan IMS atau perempuan yang

sering berganti pasangan

5) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS

memakai AKDR. PRP dapat memicu infertilitas.

6) Prosedur medis, termasuk pemeriksan pelvik diperlukan dalam

pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan

7) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah

pemasangan AKDR. Biasanya menghilang selama 1-2 hari.

8) Klien tidak bisa melepas AKDR sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang

boleh melepas AKDR

9) Mungkin AKDR keluar dari uetrus tanpa diketahui

10) Perempuan harus memeriksakan benang AKDR sewaktu-waktu. Untuk

melakukan ni perempuan harus memasukan jarinya ke dalam vagina,

sebagian perempuan tidak mau melakukan ini. (Buku Paduan Praktis

Pelayanan Kontrasepsi BKKBN,2011)


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

f) Indikasi Pemakaian AKDR

1) Usia reproduktif

2) Keadaan nulipara

3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

4) Ibu menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

5) Setelah melahirkan dan menyusui bayinya

6) Risiko rendah terkena IMS

7) Tidak menghendaki metode hormonal

8) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari

9) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama

10) Pada umumnya ibu apat menggunakan AKDR Cu dengan aman dan

efektif.

AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan

misalnya :

(a) Perokok

(b) Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat

adanya infeksi

(c) Sedang memakai antibiotika atau antikejang

(d) Gemuk ataupun kurus

(e) Sedang menyusui

11) Begitu juga ibu dalam keadaan di bawah ini dapat menggunakan AKDR

(a) Penderita tumor jinak payudara

(b) Penderita kanker payudara

(c) Tekanan darah tinggi

(d) Varises di tungkai atau di vulva

(e) Penderita penyakit jantung


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

(f) Penderita diabetes, pernah stroke, hati atau empedu, malaria.

Skistosomiasis (tanpa anemia), penyait tiroid, epilepsi, nonpelvik TBC

(g) Setelah kehamilan ektopik

(h) Setelah pembedahan pelvik

g) Kontraindikasi Pemakaian AKDR

1) Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil)

2) Perdarahan vagina yang tidak diketehui (sampai dapat devaluasi)

3) Sedang menderita infeksi alat genetal (servisitis,vaginitis)

4) Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau

abortus septik

5) Kelaianna bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang

dapat mempangaruhi kavum uteri

6) Penyakit trofoblas yang ganas

7) Diketahui menderita TBC pelvik

8) Kanker alat genetal

9) Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Buku Paduan Praktis Pelayanan

Kontrasepsi BKKBN, 2011)

4. Implan

a) Pengertian Implan

Implan atau susuk kontrasepsi

merupakan alat kontrasepsi yang

berbentuk batang dengan panjang

sekitar 4 cm yang didalamnya

terdapat hormon progesteron, implan

ini kemudian dimasukkan kedalam kulit dibagian lengan atas. Hormon

tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan impalnt ini dapat
WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun. (Purwoastuti dan Walyani,

2015).

Implan adalah alat kontasepsi yang disusupkan di bawah kulit, biasanya

di pasang dilengan atas. Cara kerjanya sama dengan pil, implan

mengandung lenovogestrel. Keuntungan dari metode implan ini antra lain

tahan sampai 5 tahun, kesubukan akan kembali segera setelah

pengangkatan. Efektifitas sangat tinggi, angka kegagalan 1-3 %. (Padila,

2014)

b) Jenis Implan

1) Norplant

Noplant terdiri dari 6 kapsul, yang secara total bermuatan 216 mg

levornogestrel. Panjang kapsul adalah 34 mm dengan diameter 2,4 mm.

Kapsul terbuat dari bahan silastik medik (polydemethyloxane) yang

fleksibel di mana kedua ujungnya ditutup dengan penyumbat sintetik yang

tidak mengganggu kesehatan klien. Setelah penggunaan selama 5 tahun,

ternyata masih tersimpan sekitar 50% bahan aktif levonorgestrel asal

yang belum terdistribusi kejaringan interstisial dan sirkulasi. Enam kapsul

norplant di pasang menurut konfigurasi kipas dilapisi di lapisan

subderma (Prawirohardjo, 2012).

2) Implanon dan Sinoplant

Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira

40 mm, diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestel dan

lama kerjanya 3 tahun. (Mulyani & Rinawati, 2013).

3) Indoplant /Jadena

Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan

lama kerjanya 3 tahun. (Mulyani & Rinawati, 2013).


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

c) Mekanisme Kerja Implan

Implan mencegah terjadinya kehamilan melalui berbagai cara. Seperti

kontrasepsi progestin pada umumnya, mekanisme utamanya adalah

menebalkan mukus serviks sehingga tidak dilewati oleh sperma. Walaupun

pada konsentrasi yang rendah, progestin akan menimbulkan pengentalan

mukus serviks. Perubahan terjadi segera setelah pemasangan implan.

Progestin juga menekan pengeluarag Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan

Luteinizing Hormone (LH) dari hipotalamus dan hipofise. Lonjokan LH (surge)

direndahkan sehingga ovulasi ditekan oleh levonorgestrel. Level LH ditekan

lebih kuat oleh etonogestrel sehingga tidak terjadi ovulasi pada 3 tahun

pertama penggunaan implan.

d) Keuntungan Implan

1) Daya guna tinggi

2) Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun

3) Pengambilan tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan implan

4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

5) Bebas dari pengguna ekstrogen

6) Tidak mengganggu hubungan saat senggama

7) Tidak mengganggu produksi ASI

8) Ibu hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan

9) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

10) Mengurangi nyeri haid

11) Perdarah atau bercak perdarahan di antara siklus haid

12) Melindungi terjadinya kanker endometrium

13) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara

14) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

15) Menurunkan angka kejadian endometriosis. (Mulyani & Rinawati,2013)

e) Kerugian atau Efek Samping Implan

1) Amenorea

Lakukan pemeriksaan kehamilan untuk memastikan apakah klien hamil

atau tidak. Apabila klien tidak hamil, tidak perlu penanganan khusus.

Apabila terjadi kehamilan dan ingin melanjutkan kehamilan, cabut implan.

2) Perdarahan bercak (spooting) ringan

Tidak perlu tindakan apapun jika tidak ada masalah dan klien hamil.

Apabila klien tetap mengeluh permasalahan ini dan ingin tetap

menggunakan implan, berikan pil kombinasi 1 siklus atau ibu profen

3x800 mg selama 5 hari, jelaskan bahwa akan terjadi perdarahan

kembali setelah pil kombinasi habis. Apabila terjadi perdarahan yang

lebih banyak dari biasa. Beri 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari

kemudian lanjutkan dengan 1 siklus pil kombinasi.

3) Ekspulsi

Cabut kapsul ekspulsi, periksa apakah terdapat tanda infeksi daerah

insersi bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada

tempatnya, pasang 1 buah kapsul baru pada tempat insersi yang

berbeda. Bila ada infeksi, cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang

kapsul baru pada lengan yang lain.

4) Infeksi pada daerah insersi

Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan, sabun, air, dan

antiseptik. Berikan antibiotik selama 7 hari, tetapi implan tidak perlu

dilepas dan minta klien untuk kembali setelah 7 hari. Apabila tidak terjadi

perbaikan. Cabut impan.


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

5) Peningkatan atau penurunan berat badan

Beri tahu klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal.

apabila terjadi perubahan berat badan > 2 kg, kaji kembali diet klien.

f) Indikasi Pemakaian Implan

1) Wanita usia reproduksi

2) Wanita nulipara atau yang sudah mempunyai anak atau yang belum

mempunyai anak.

3) Wanita yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki

efektifitas tinggi.

4) Wanita setelah keguguran dan setelah melahirkan, yang menyusui atau

yang tidak menyusui.

5) Wanita yang tidak menginginkan anak lagi tetapi menolak untuk

sterilisasi.

6) Wanita dengan tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg

7) Wanita yang sering lupa meminum pil kontrasepsi.

g) Kontraindikasi Pemakaian Implan

1) Wanita yang hamil atau dicurigai hamil

2) Wanita yang mengalami perdarahan per vagina yang belum jelas

penyebabnya.

3) Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan menstruasi atau

amenorea.

4) Wanita yang menderita kanker payudara atau mempunyai riwayat

kanker payudara.

5) Wanita hipertensi

6) Penderita penyakit jantung, diabetes militus. (Yuhedi & Kurniawati, 2015).


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

5. Kontrasepsi Suntik

a. DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat)

1) Pengertian DMPA

Kotrasepsi suntik adalah alat

kontasepsi yang disuntikan ke

dalam tubuh dalam jangka waktu

tertentu, kemudian masuk ke dalam

pembuluh darah diserap sedikit

demi sedikit oleh tubuh yang

berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan. Kontrasepsi suntik yang sering

digunakan adalah Noretisteron Enentat, Depo Medroksi Progesteron Asetat

(DMPA), dan cyclofem. Salah satu kontrasepsi modern yang sering

digunakan antara lain adalah DMPA yang berisi Depo Medroksi

Progerteron Asetat sebanyak 150 mg dengan guna 3 bulan.

2) Cara Kerja

a) Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan

Luteinizing Hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi.

Kadar Follicle-Stimulating Hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak

terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan

mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH)

dan (LH).

b) Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus

serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan

siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam

keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi

spermatozoa.
WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

c) Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi

dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-

perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan

endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi.

d) Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi

kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan

perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba.

3) Keuntungan Menggunakan KB Suntik

a) Keberhasilan KB suntik 3 bulan 99,7 %

b) Sangat efektif, karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari

hari dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi

kelalaian atau faktor lupa dan sangat praktis.

c) Meningkatkan kuantitas air susu pada ibu yang menyusui, Hormon

progesteron dapat meningkatkan kuantitas air susu ibu sehingga

kontrasepsi suntik sangat cocok pada ibu menyusui. Konsentrasi hormon di

dalam air susu ibu sangat kecil dan tidak di temukan adanya efek hormon

pada pertumbuhan serta perkembangan bayi.

d) Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius

terhadap kesehatan.

e) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

f) Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak akan tetapi

masih enggan atau tidak mau untuk dilakukan sterilisasi.

g) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause.

h) Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium.


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

4) Kekurangan Menggunakan KB Suntik

Dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid atau justru haid

manjadi jarang. Setelah Anda berhenti menyuntik, mungkin butuh waktu

beberapa bulan untuk kembali pada siklus biasa. Jarang terjadi perdarahan

yang banyak, tidak dapat haid, perlu suntikan ulangan teratur, perlu control

atau kunjungan berkala untuk evaluasi.

Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan suntik DMPA antara

lain

a) Gangguan haid seperti:

(1) Siklus haid yang memendek atau memanjang.

(2) Perdarahan yang banyak atau sedikit.

(3) Perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting).

(4) Tidak haid sama sekali atau amenorhoe.

b) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan

(harus kembali untuk jadwal suntikan berikutnya).

c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus menunggu sampai masa

efektifnya habis (3 bulan).

d) Berat badan bertambah, umumnya pertambahan berat badan tidak

terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam

tahun pertama. Hipotesa para ahli ini diakibatkan hormon merangsang

pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan

akseptor makan lebih banyak daripada biasanya.

e) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, hepatitis B dan

virus HIV.

f) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian bukan

karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia,


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya

(tempat suntikan).

g) Pada penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3 tahun penggunaan

dapat:

(1) Menurunkan kepadatan tulang.

(2) Menimbulkann kekeringan pada vagina.

(3) Menurunkan libido.

h) Keluhan- keluhan lainnya berupa mual, muntah, sakit kepala, panas dingin,

pegal-pegal, nyeri perut dan lain-lain.

5) Indikasi

a) Usia reproduksi (20-30 tahun)

b) Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak

c) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi

d) Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan

e) Pasca persalian dan tidak menyusui

f) Anemia

g) Nyeri haid hebat

h) Haid teratur

i) Riwayat kehamilan ektopik

j) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

6) Kontraindikasi

a) Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin > 100.000 kelahiran)

b) Ibu menginginkan haid teratur

c) Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan

d) Ibu yang menderita sakit kuning (liver),

e) Kelainan jantung,
WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

f) Varises (urat kaki keluar),

g) Hipertensi (tekanan darah tinggi)

h) Kanker payudara atau organ reproduksi,

i) Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan perokok

berat, sedang dalam persiapan operasi.

j) Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi

pantangan penggunaan KB suntik ini.

k) Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis.

l) Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini

m) Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral kombinasi yang

bukan disebabkan oleh estrogen

n) Adanya penyakit kanker hati

o) Depresi berat. (Irianto, K. 2014)

b. Suntik 1 Bulan

1) Pengertian

Kontrasepsi suntik 1 bulan yaitu kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode

suntikan yang pemberiannya tiap bulan dengan jalan penyuntikan secara

muscular sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon progesteron

dan estrogen pada wanita usia subur (Mulyani dan Rinawati, 2013).

Kontrasepsi 1 bulan merupakan jenis kontrasepsi hormonal, kombinasi 2 jenis

hormon yang terdiri dari 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg

estradiol sipionat yang diberikan secara parental (injeksi) IM sebulan sekali

(cyclofem) (Syafrudin dkk, 2011).

2) Cara Kerja

KB suntik satu bulan atau KB kombinasi bekerja dengan cara menekan ovulasi

membuat lendir serviks menjadi lebih kental sehingga mengganggu pergerakan


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

sperma, mengganggu proses penempelan hasil konsepsi akibat atrofi

endometrium dan menghambat transformasi gamet oleh tuba (Syafrudin dkk,

2011).

3) Efektivitas

Menurut Mulyani dan Rinawati (2013), efektifitas KB suntik 1 bulan sangat

efektif yaitu sebesar 0,1 – 04 kehamilan per 100 perempuan selama setahun

pertama penggunaan.

4) Keuntungan Suntik 1 Bulan

Keuntungan KB suntik 1 bulan yang cukup banyak, yaitu risiko terhadap

kesehatan kecil, tidak mengganggu hubungan suami istri, tidak perlu periksa

dalam, merupakan jenis kontrasepsi jangka panjang, efek samping kecil, klien

tidak perlu menyimpan obat suntik.

5) Kerugian / Efek Samping Suntik 1 Bulan

Menurut Suratun (2009), efek samping dan penanggulangan pemakaian

kontrasepsi KB Suntik 1 bulan yaitu:

a) Gangguan haid

Gejala dan keluhan:

(1) Amenore tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti suntikan KB

selama 3 bulan berturut-turut atau lebih.

(2) Spotting adalah bercak perdarahan di luar haid yang terjadi selama

akseptor mengikuti KB suntik.

(3) Metroragia adalah perdarahan yang berlebihan di luar siklus haid.

(4) Menometroragia adalah datangnya darah haid yang berlebihan

jumlahnya tetapi masi dalam siklus haid.

b) Depresi dengan gejala rasa lesu, tak bersemangat untuk bekerja dan

melakukan aktiviatas sehari-hari.


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

c) Keputihan adalah adanya cairan putih berlebihan yang keluar dari liang

senggama dan terasa menggangu.

d) Timbul jerawat di muka atau badan dapat disertai infeksi atau tidak.

e) Perubahan libido yaitu menurunnya atau meningkatnya libido akseptor.

f) Peningkatan berat badan yaitu berat badan bertambah atau turun

beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah pemakaian suntikan KB.

g) Pusing dan sakit kepala yaitu rasa berputar yang dapat terjadi pada satu

sisi atau kedua sisi atau seluruh bagian kepala biasanya bersifat sementara

6) Indikasi

Indikasi yang boleh menggunakan suntikan kombinasi yaitu usia reproduksi,

telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak, ingin mendapatkan

kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi, menyusui ASI pascapersalinan > 6

bulan, pascapersalinan dan tidak menyusui, anemia, nyeri haid hebat, haid

teratur, riwayat kehamilan ektopik, dan sering lupa menggunakan pil

kontrasepsi.

7) Kontraindikasi

Kontraindikasi KB suntik 1 bulan yaitu hamil atau diduga hamil; menyusui di

bawah 6 minggu pascapersalinan; perdarahan pervaginam yang belum jelas

penyebabnya; penyakit hati akut (virus hepatitis); usia > 35 tahun dan

merokok; riwayat penyakit jantung, stroke, dan hipertensi (> 180/110 mmHg),

riwayat kelainan pembekuan darah dan diabetes mellitus, kelainan pembuluh

darah yang menyebabkan sakit kepala dan keganasan pada payudara.

6. Kontrasepsi Pil

a. Keuntungan

1) Kesuburan segera kembali

2) Mengurangi rasa nyeri waktu haid


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

3) Mudah menggunakannya

4) Haid teratur

5) Tidak mempengaruhi produksi

ASI pada pil mini.

b. Kerugian

1) Harus diminum tiap hari

2) Bisa mempengaruhi ASI pada pil kombinasi

3) Tidak di anjurkan pada wanita usia > 50 tahun dan perokok karena akan

mempengaruhi keseimbangan metabolisme tubuh.

c. Efek Samping

1) Amenorhoe

2) Mulat, muntah, nyeri payudara

3) Perdarahan pervaginam

d. Cara Penggunaan

Pil pertama di minum hari ke lima haid berturut-turut setiap hari 1 pil. Jika

lupa minum pil satu hari maka segera minum dua tablet keesokan harinya,

kecuali pemakai yakin tidak hamil.

Pemilihan Kontrasepsi Secara Rasional

Kontrasepsi Metode Sangat Efektif Efektif Melindungi dari

Jangka Panjang dengan dengan Kehamilan dan

Sangat Efektif Pemakaian Pemakaian Infeksi Menular

yang Benar yang Benar Seksual

1. IUD/spiral 1. Pil 1. KB 1. Kondom

2. Implan/susuk 2. Suntik Alamiah 2. Kondom

3. Tubektomi MOW 3. Kondom dengan


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

(metode Operasi 4. MAL Metode

Wanita/Stiril) yang lain

4. Vasektomi MOP

(Metode Operasi

Pria)

Tanda-tanda IMS

Wanita : Rasa Sakit di bawah pinggang, keputihan yang abnormal (berwarna

hijau, kuning), Luka di dalam vagina, Sakit dan seperti terbakar ketika

BAK, gatal pada daerah kemaluan

Pria : Luka terbuka area kemaluan, sakit dan merasa terbakar ketika BAK,

keluar nanah dari penis

Fase Menunda Fase Menjarakan Fase Mengakhiri

Kehamilan Kehamilan Kehamilan

1. Metode 1. Metode MKE (Metode 1. Metode MKE

Sederhana Kontrasepsi Efektif (Metode

2. Pil KB Terpilih) atau MKJP Kontrasepsi Efektif

3. Suntik KB kecuali Kontap Terpilih) atau

2. Metode Sederhana MKJP

2. Metode

Sederhana

Tidak Terjadi Tidak Terjadi Kehamilan Tidak Terjadi

Kehamilan Kehamilan

20-21 Tahun 30-35 Tahun


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

Waktu Jenis KB

Postpartum dan Suntik 3 bulan

Puerperium Implan

IUD

Pil KB hanya Progesteron

Kontap

Metode Sederhana

Setelah Keguguran Suntik

Implan

IUD

Kontap

Metode Sederhana

Masa Interval Suntik

Implan

IUD

Metode Sederhana

Post Coitus/Pasca KB Darurat

Berhubungan

1. KB untuk wanita usia 40-an

Kontrasepsi masih penting bagi ibu-ibu yang masih aktif secara seksual hingga

masa menopause. Kehamilan pada ibu usia 40-an memiliki risiko yang lebih besar

bagi ibu dan bayinya.

Semua metode aman untuk ibu usia 40-an, kecuali:

a. Ibu yang berisiko penyakit jantung (baik yang mempunyai tekanan darah

tinggi, diabetes, atau merokok) tidak boleh memakai pil atau suntik bulanan.
WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

b. Ibu yang mendekati masa menopause jangan menggunakan metode KB

alamiah. Haid yang tidak teratur membuat metode ini sulit dipakai.

c. Pemasangan AKDR mungkin lebih sulit bagi ibu pada usia ini. Selain itu jika

klien punya masalah perdarahan berat, AKDR dapat menambah pendarahan.

Tubektomi maupun vasektomi bisa menjadi pilihan tepat untuk pasangan usia 40-

an yang tidak ingin menambah anak.

Kapan saat yang tepat berhentiKB

a. AKDR bisa dibiarkan terpasang sampai menopause. AKDR harus dicabut satu

tahun setelah menopause.

b. Metode Hormonal (pil, suntik, implan) mempengaruhi pendarahan. Sulit untuk

mengetahui apakah seseorang telah mencapai menopause. Setelah berhenti

memakai metode hormonal, dapat memakai kondom. Jika tidak mendapat haid

selama 6 bulan, klien tidak perlu lagi berKB.

2. KB setelah melahirkan

a. Apabila tidak memberikan ASI secara penuh kepada bayinya. Ibu yang

sudah aktif berhubungan dapat hamil dalam 4 minggu setelah melahirkan.

b. Jika menginginkan AKDR dipasang segera setelah partus, maka klien harus

merencanakan kelahiran di rumah sakit atau puskesmas. Pemasangan dapat

segera dilakukan segera setelah plasenta lahir hingga 48 jam setelah partus.

Jika tidak, harus menunggu paling sedikit 4 minggu untuk dapat dipasang.

c. Jika ibu tidak ingin hamil lagi dapat menggunakan Kontap segera setelah

melahirkan, klien harus merencanakan kelahiran di rumah sakit atau

puskesmas. Kontap harus segera dilakukan dalam waktu 7 hari setelah partus.

Jika tidak, harus menunggu 6 minggu.

d. Jika Menyusui dapat Menggunakan MAL / memberikan ASI Eksklusif selama 6

bulan, dan setelah 6 bulan menggunakan metode kontrasepsi lain yang baik
WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

untuk ibu menyusui seperti metode non-hormonal (Kondom, IUD, dan kontap),

dan Metode yang hanya berisi progestin juga bisa dipakai selama menyusui

(suntik 3 bulanan, dan implan)


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

Pemberdayaan Perempuan dan Pemilihan


Kontrasepsi di era pandemi Covid-19

Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dalam situasi Pandemi Covid-19

Pesan Bagi Masyarakat terkait Pelayanan Keluarga Berencana Pada

Situasi Pandemi Covid-19

1. Tunda kehamilan sampai kondisi pandemi berakhir

2. Akseptor KB sebaiknya tidak datang ke petugas Kesehatan, kecuali

yang mempunyai keluhan, dengan syarat membuat perjanjian

terlebih dahulu dengan petugas Kesehatan.

3. Bagi akseptor IUD/Implan yang sudah habis masa pakainya, jika

tidak memungkinkan untuk datang ke petugas Kesehatan dapat

menggunakan kondom yang dapat diperoleh dengan menghubungi

petugas PLKB atau kader melalui telfon. Apabila tidak tersedia bisa

menggunakan cara tradisional (pantang berkala atau senggama

terputus).

4. Bagi akseptor Suntik diharapkan datang ke petugas kesehatan

sesuai jadwal dengan membuat perjanjian sebelumnya. Jika tidak

memungkinkan, dapat menggunakan kondom yang dapat diperoleh

dengan menghubungi petugas PLKB atau kader melalui telfon.

Apabila tidak tersedia bisa menggunakan cara tradisional (pantang

berkala atau senggama terputus)

5. Bagi akseptor Pil diharapkan dapat menghubungi petugas PLKB atau

kader atau Petugas Kesehatan via telfon untuk mendapatkan Pil KB.

6. Ibu yang sudah melahirkan sebaiknya langsung menggunakan KB

Pasca Persalinan (KBPP)


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

7. Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pelaksanaan

konseling terkait KB dapat diperoleh secara online atau konsultasi

via telpon

Pemberdayaan Perempuan

1. Kata pemberdayaan merupakan terjemahan dari kata “empowerment” yang lebih

menekankan pada “mengambil alih kekuasaan” (Ratna Saptari, 1997).

2. Jadi pengertian pemberdayaan seolah mempunyai konotasi negatif, yaitu

mengambil alih kekausaan yang dilakukan oleh satu pihak terhadap pihak lain

yang dirasakan mempunyai kekuasaan yang lebih banyak

3. Dengan demikian pemberdayaan merupakan suatu redistribusi kekuasaan yang

ada, dalam kasus di sini kekuasaan yang ada dalam keluarga.

4. Ife (1995) mendefinisikan pemberdayaan sebagai upaya untuk memberikan

otonomi, wewenang, dan kepercayaan kepada setiap indiividu dalam suatu

organisasi, serta mendorong mereka untuk kreatif agar dapat menyelesaikan

tugasnya sebaik mungkin

5. Kemudian Swift dan Levin, 1987) mendefinisikan pemberdayaan sebagai suatu

usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui perubahan struktur sosial.

Pendapat Swift dan Levin ini lebih menekankan perlu adanya perubahan alam

struktur organisasi sehingga akan terbagi kekuasaan secara adil.

6. Definisi lain, kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah untuk:

a. Mempunyai akses terhadap sumber-sumber produktif yang dapat meningkatkan

kesejahteraannya,

b. Berpatisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi

perempuan
WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

7. Jadi pemberdayaan dapat didefinisikan sebagai pendistribusian kekuasaan

terhadap individu sehingga memperoleh akses terhadap sumber-sumber daya

dengan perubahan struktur sosial yang ada sehingga individu tersebut dapat

berpartisipasi dalam pengembilan kekuptusan baik untuk dirinya maupun

masyarakat.

8. Pemberdayaan dapat dilihat dari tiga sisi (Sumodiningrat, dalam Gunawan, 2002)

yaitu:

a. Pemberdayaan menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

individu dan masyarakat berkembang.

b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki individu maupun masyarakat

c. Pemberdayaan merupakan perlindungan

9. Pemberdayaan dapat dilakukan terhadap individu, kelompok maupun masyarakat.

10. Indikator-indikator tertentu yang harus dipenuhi untuk melihat keberhasilan

pemberdayaan perempuan:

a. Kebebasan mobilitas, yaitu kemampuan individu dalam hal ini perempuan untuk

pergi ke luar rumah atau wilayah tempat tinggalnya

b. Kemampuan membeli komoditas “kecil” yaitu kemampuan individu atau

perempuan untuk membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari dan

kebutuhan sehari-hari untuk dirinya

c. Kemampuan membeli komoditas “besar” yaitu kemampuan individu atau

perempuan untuk membeli barang-barang yang bersifat sekunder atau tersier,

tanpa meminta ijin pasangannya dan lebih tinggi lagi jika menggunakan uang

sendiri dalam membeli komoditas tersebut.

d. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga, yaitu mampu

untuk membuat keputusan sendiri maupun bersama suami mengenai keputusan-

keputusan keluarga
WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

e. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga

f. Kesadaran hukum dan politik, contohnya dapat menyebutkan para peminpin

masyarakatnya, mengetahui pentingnya mempunyai surat nikah dan hukum

waris.

g. Keterlibatan dalam kegiatan politik praktis

h. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga seperti memiliki tempat

tinggal, asset produktif, tabungan

Pemberdayaan Perempuan melalui Program Keluarga Berencana:

1. Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) sangat tergantung kepada

partisipasi masyarakat.

2. Partisipasi merupakan komponen penting dalam meningkatkan kemandirian dan

pemberdayaan (Craig dan May, dalam Hikmat, 2004). Partisipasi merupakan

pengambilan bagian dalam suatu tahap atau lebih dari suatu proses dalam hal

ini pemberdayaan perempuan yang berhubungan dengan program Keluarga

Berencana (KB) (Hoofsteede, dalam Khairuddin 2000).

3. Melibatkan perempuan dalam pemberdayaan dalam program Keluarga

Berencana akan membawa dampak yaitu:

a. Terhindarkan perempuan dari peluang terjadinya manipulasi. Partisipasi

perempuan akan memperjelas apa yang sebebanrnya dikehendaki oleh

perempuan itu sendiri.

b. Memberikan nilai tambah pada legitimasi rumusan masalah karena

semakin banyak jumlah yang terlibat akan semakin baik.

c. Meningkatkan kesadaran dan ketrampilan politik perempuan.


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

4. Partisipasi perempuan dalam program Keluarga Berencana justru harus menjadi

pendorong untuk meningkatkan keberdayaan perempuan dalam mengambil

keputusan baik itu untuk dirinya maupun untuk keluaganya.

5. Partisipasi perempuan dalam program Keluarga Berencana mempunyai dua hal

yang berhubungan dengan pemberdayaan perempuan yaitu:

a. Perempuan dalam hal ini istri harus lebih berdaya setelah terlibat dalam

program Keluarga Berencana. Partisispasi dan pemilihan kontrasepsi oleh

perempuan harus merupakan keputusan bersama antara suami-istri.

b. Partisipasi perempuan dalam program Keluarga Berencana juga akan

meningkatkan keberdayaan anak perempuan dalam suatu keluarga.

Definisi fungsi keluarga akan relevan dimaknai ketika, di dalam keluarga tetap

menerapkan saling ketergantungan dalam hal ini peranan suami atau isteri dapat

melihat kondisi dan permasalahan yang ada pada pasangannya yang bermuara

pada simbiosis atau reciprocity (timbal balik). Suami atau isteri mempunyai hak dalam

ber-KB, dan tidak harus selalu kewajiban ber-KB ada pada pundak perempuan.

Lakilaki dapat berpartispasi untuk mengikuti program KB melalui diskusi dengan isteri,

sebaliknya isteri menyampaikan informasi apa yang diperoleh dari penyuluh atau

pihak luar.

Keluarga merupakan tempat di mana anggota keluarga dapat berpartisipasi

dalam bertindak dan menyuarakan pendapatnya. Perempuan dapat sadar bahwa

KB bukan merupakan kodrat, tetapi sebagai pilihan. Begitu juga pada lakilaki, tidak

memaksa atau mendominasi pada penggunaan alkon terhadap isterinya, karena

penggunaan alkon dilihat pada kondisi kesehatan suami atau isteri yang lebih sesuai

dengan metode/ alkon yang ada.


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program dari pemerintah

Indonesia yang diharapkan dapat membentuk manusia yang berkualitas dan dapat

mengurangi kelahiran bayi serta kematian perempuan (ibu). Kematian yang terjadi

pada perempuan dapat disebabkan karena jarak kehamilan yang dekat atau

bahkan karena seringnya mengalami keguguran. Namun, program keluarga

berencana hanya dipahami untuk dipakai perempuan saja, sehingga peranan

keluarga menjadi tidak seimbang (Manuaba 2009). Ketidakseimbangan peran dalam

keluarga terus berlanjut secara turun temurun dari generasi ke generasi karena

informasi yang kurang tepat.

Masyarakat hanya memahami bahwa tujuan keluarga berencana dengan

menggunakan alat kontrasepsi adalah untuk mensejahterakan masyarakat tanpa

menyadari adanya ketidakadilan antara laki-laki dan perempuan. Perempuan yang

menjadi pemilik rahim dianggap sebagai penanggung jawab atas reproduksinya,

sehingga ledakan penduduk yang terjadi seolah-olah menjadi masalah perempuan

dan beban yang harus ditanggung perempuan untuk menanggulangi masalah

ledakan penduduk. Padahal kehamilan yang dialami perempuan tidak akan pernah

terjadi jika tidak ada laki-laki.

Kenyataan yang terjadi pada masyarakat, perempuan yang memegang

peranan penting dan bertanggung jawab atas keputusan dalam penggunaan alat

kontrasepsi. Alat-alat kontrasepsi yang tersebar pada masyarakat lebih banyak

ditujukan untuk perempuan dan cocok digunakan perempuan, seharusnya alat

kontrasepsi yang tersebar dan banyak pilihan yang dapat digunakan laki-laki dan

perempuan. Perempuan yang menanggung akibat dan efek samping dari

penggunaan kontrasepsi. Perempuan memiliki pengalaman yang berbeda dengan

laki-laki dalam masalah reproduksi. Perempuan rela merasakan ketidaknyamanan

dan kesakitan akibat penggunaan alat kontrasepsi.


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

-Cerita Pengalaman Menggunakan KB-

“Kawitane aku gawe KB suntik seng 1 ulan tapi mben ulan mesti nang bidan akhire aku

ganti KB suntik seng 3 ulan kiro-kiro ono 2 tahunan, 2 tahun iku aku gak mens blas

mbak, rasane awakku iki loro kabeh, terus aku ganti KB suntik seng sak ulan maneh.”

“Kawitan gawe KB aku gak mens blas, tapi tak jarno wae mbak. Suwe-suwene mens

kadang 2 ulan pisan, sak ulan peng pindo, kadang yo gak mens blas. Masio ngono tak

jarno wae mbak. Awak tambah lemu sampek saiki, gak iso balek kuru maneh koyok

biyen.”

Perempuan yang berKB memiliki pengalaman yang tidak mengenakkan dan

rasa tidak nyaman terkait dengan timbulnya berbagai efek samping dari pemakaian

alat kontrasepsi yang langsung terlihat dari perubahan tubuhnya. Hal yang menjadi

penting ketika perempuan (istri) merasa tidak nyaman dengan efek yang timbul dari

pemakaian alat kontrasepsi adalah ada atau tidak keterlibatan atau peran suami

dalam mengambil keputusan mengikuti program KB. Kenyataannya saat ini

Keterlibatan suami dalam berKB sangat rendah.

Ada beberapa perempuan (istri) yang berusaha melibatkan suami, meminta

agar suaminya menggunakan kontrasepsi namun gagal. Sebagian laki-laki (suami)

enggan dan menolak menggunakan kontrasepsi, meskipun si istri sudah memohon

namun selalu gagal akhirnya istrinya yang mengalah dan menggunakan alat

kontrasepsi. Lakilaki sebagai kepala rumah tangga yang memegang kekuasaan dan

bertanggung jawab penuh terhadap kepentingan keluarganya. Hal tersebut

disebabkan karena tanpa disadari masyarakat menganut sistem patriarki yang

sangat sulit diubah.

Dalam sebuah keluarga pembagian tugas dan tanggung jawab dibagi

berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan (Murniati 2004).


WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 16/06/2020

Pasangan suami istri dalam keluarga sebaiknya memahami hal-hal mendasar untuk

meningkatkan kesejahteraan anggota keluarganya. Salah satu hal mendasar yang

harus dipahami pasangan suami istri adalah reproduksi. Reproduksi menjadi

tanggung jawab pasangan suami istri. Perencanaan dalam keluarga yang umum

dilakukan adalah menentukan jumlah anak serta jarak kelahiran setiap anak.

Perencanaan tersebut dibuat agar pasangan suami istri memiliki persiapan baik

secara mental maupun finansial untuk masa depan anak-anaknya.

Pemilihan jenis kontrasepsi atau keikutsertaan dalam program keluarga

berencana menjadi tanggung jawab bersama antara suami dan istri, karena

penggunaan kontrasepsi merupakan kebutuhan bersama antara keduanya. Sebagai

satu keluarga yang utuh laki-laki dan perempuan harus mengambil keputusan dan

tanggung jawab atas kesehatan reproduksinya atau dengan kata lain hak dan

kewajiban suami istri untuk mengikuti keluarga berencana adalah sama, sehingga

tidak menimbulkan diskriminasi dan ketimpangan peran serta tanggung jawab dalam

keluarga.

Rencana penggunaan kontrasepsi perlu didiskusikan dengan pasangan serta

keluarga terlebih dahulu. Menentukan siapakah yang akan menggunakan alat

kontrasepsi suami ataukah istri. Kemudian langkah selanjutnya yaitu menentukan

metode kontrasepsi yang tepat yang akan digunakan.

- Sekian, Semoga Bermanfaat -

Anda mungkin juga menyukai