Oleh:
NOVIKA ANA LELY HARAHAP
PO71202210069
A. DEFINISI
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk mendapatkan
objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan
kehamilan yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan jumlah anak
dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015” dimana misinya sangat menekankan
pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam
meningkatkan kualitas keluarga. Oleh karena itu diperlukan suatu metode kontrasepsi
untuk mengatur kelahiran anak (Saifuddin, 2010).Kontrasepsi adalah upaya untuk
mencegah terjadinya kehamilan, alat yang digunakan untuk menunda kehamilan dan
menjarangkan jarak kelahiran.
Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah tindakan
yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:
a. Mendapatkan obyektif-obyektif tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d. Mengatur interval diantara kelahiran
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari kata
kontra berarti mencegah atau melawan.Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan.Jadi kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
B. TUJUAN
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran,
mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita.Serta mencapai
keluarga yang sejahtera.
Menurut Imbarwati (2009) kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk
mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran.
Kebijakan KB ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
C. JENIS-JENIS
Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi, diantaranya:
a. Alami
1. Metode Suhu Basal Tubuh
Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil pada saat
bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal tubuh akan meningkat
setelah ovulasi. Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada sebuah tabel/kertas grafik
Contoh grafiknya seperti ini :
o Efektivitas
Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama 1
tahun)
o Keuntungan
a) Tidak terganggu faktor lupa
b) Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan menggunakan
tembaga T 380 A)
c) Mengurangi kunjungan ke klinik
d) Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
o Baik untuk Wanita yang:
a) Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg tinggi, & jangka
panjang
b) Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
c) Memberikan ASI
d) Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
e) Berada dalam masa pasca aborsi
f) Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
g) Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
h) Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang
memang tidak boleh menggunakannya
i) Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
o Kontraindikasi
a) Hamil atau diduga hamil
b) Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit
kelamin
c) Pernah menderita radang rongga panggul
d) Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal
e) Riwayat kehamilan ektopik
f) Penderita kanker alat kelamin
o Efek samping
a) Perdarahan dank ram selama minggu2 pertama setelah pemasangan.
Kadang2 ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping itu pada
saat berhubungan (senggama0 terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi)
sebagian atau seluruhnya
b) Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan
dihubungkan dengan resiko infeksi rahim.
o Waktu Penggunaan IUD
Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada
saat:
a) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
b) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
c) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu
pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea
laktasi (MAL)
d) Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak
ada gejala infeksi
e) Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindungi
o Waktu Kontrol IUD
Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol IUd yang harus diperhatikan adalah:
a) 1 bulan pasca pemasangan
b) 3 bulan kemudian
c) Setiap 6 bulan berikutnya
d) Bila terlambat haid 1 minggu
e) Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya
c. Kontrasepsi Hormonal
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi),
kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon
estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang
bersifat hormonal, yaitu:
1. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan,
gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati
atau tumor dalam rahim.
2. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh
dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat,
penyakit ginjal dan jantung.
1. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone sintetik disebut pil
kombinasi dan hanya
mengandung progesterone sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil Progestrin.
o Cara Kerja
a) Menekan ovulasi
b) Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak akan terjadi ovulasi
(tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan.
c) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
d) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses
implantasi
e) Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
o Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas praktisnya
sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil secara
teratur.
o Keuntungan
a) Mudah penggunaannya dan mudah didapat
b) Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
c) Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan
Kista Ovarium
d) Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
e) Pemulihan kesuburan hampir 100%
o Baik untuk wanita yang:
a) Masih ingin punya anak
b) Punya jadwal harian yang rutin
o Kontraindikasi
a) Menyusui (khsusu pil kombinasi)
b) Pernah sakit jantung
c) Tumor atau keganasan
d) Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
e) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
f) Penyakit gondok
g) Gangguan fungsi hati & ginjal
h) Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
i) Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun
o Efek Samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek
samping, antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang-
kunang) perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan-
bulan.
2. KB Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara suntikan atau injeksi
untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormone ini ada yg terdiri
atas 1 hormon, & ada pula yg terdiri atas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan yg
terdiri 1 hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston & Noristerat.
Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan Mesygna.
KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang menginginkan
kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum bersedia untuk sterilisasi.
o Cara Kerja
a) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum
untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor
dari hipotalamus.
b) Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.
c) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk
implantasi dari hasil konsepsi.
o Efektivitas
Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.
o Keuntungan
a) Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu
untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12
minggu.
b) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.
c) Tingkat efektifitasnya tinggi
d) Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
e) Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
f) Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
g) Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak
disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus
dikeluarkan oleh orang lain.
h) Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu
memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.
i) Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan
estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya
bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI.
o Kerugian
a) Perdarahan yang tidak menentu
b) terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
c) Berat badan yang bertambah
d) Sakit kepala
e) Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
f) Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.
g) Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.
h) Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
i) Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
j) Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
o Saat Pemberian yang tepat:
a) Pasca persalinan
1. Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post
partum dan sebelum berkumpul dengan suami.
2. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b) Pasca Abortus
1. Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c) Interval.
1. Hari kelima menstruasi
2. Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.
o Baik untuk Wanita yang:
a) Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil
b) Lebih suka disuntik daripada makan pil
c) Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
d) Mungkin tidak ingin punya anak lagi
e) Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid
o Kontraindikasi
a) Hamil atau disangka hamil
b) Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
c) Tumor/keganasan
d) Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru berat, varices
o Efek Samping
1) Gangguan Haid :
a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan
kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.
b). Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama
menggunakan kontrasepsi suntikan.
c). metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya
2) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa
mengganggu ( jarang terjadi)
3) Perubahan berat badan
Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah
menggunakan kontrasepsi suntikan
4) Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau
keseluruhan dari bagian kepala .Ini biasanya bersifat sementara.
5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah
kulit.
d. Kontrasepsi strerilisasi
Adalah pemotongan atau pegikatan kedua saluran telur wanita (tubektomi) atau
kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada beberapa macam
cara antara lain adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi, dan
Minilaparotomi. Cara yang sering dipakai di Indonesia adalah Laparoskopi dan Mini
laparotomi.
1. Kontap Pada Wanita ( TUBEKTOMI )
TUBEKTOMI adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan
wanita bersangkutan tidak hamil lagi. Merupakan alat kontrasepsi paling efektif dengan
angka kegagalankurang dari 1%
o Keuntungan Tubektomi
a) Sangat efektif
b) Permanen
c) Tidak mempengaruhi proses menyusui
d) Tidak bergantung pada faktor senggama
e) Baik bagi klien apabila kehanilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
f) Pembedahan sederhana dan dapat dilakukan dengan anastesi local
g) Tidak ada efek samping dalam jangka waktu panjang
h) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
i) Berkurangnya resiko kanker ovarium
o Yang Dapat Menjalani Tubektomi
a) Usia > 26 tahun
b) Peritas > 2
c) Yakin telah mempunyai besar keluarga ayng sesui dngan kehendak
d) Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius
e) Pasca persalinan
f) Pasca keguguran
g) Secara sukareka setuju dengan prosedur ini
o Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi
a) Hamil
b) Perdarahan vaginal yang belum terjelasajn
c) Infeksi sistemik atau pelvic yang akut
d) Tidak boleh menjalani proses pembedahan
e) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan
f) Belum memberikan persetujuan tertulis
o Kapan dilakukan
a) Setiap waktu selama siklus menstrusi apabila diyakini secara rasional klien tsb
tidak hamil
b) Hari ke 6 – 13 siklus menstruasi ( fase proliferasi )
c) Pasca persalinan
o Indikasi
Upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi mengancam atau
gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan
dan kualitas keluarga.
o Kondisi Yang Memerlukan Perhatian Khusus Bagi Tindakan Vasektomi
a) Infeksi kulit pada daerah operasi
b) Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
c) Hidrokel atau varikokel yang besar
d) Hernia inguinalis
e) Filariasis / elephantiasis
f) Undesensus testikularis
g) Massa intraskrotalis
h) Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoagulansia
D. SIKLUS MENSTRUASI
a. Pengertian
Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat
kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan
membentuk siklus menstruasi. Bila siklus haid teratur (28 hari) : Hari pertama dalam
siklus haid dihitung sebagai hari ke-1. Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-
16 dalam siklus haid.
b. Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi :
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone - releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
2. LH-RH (luteinizing hormone- releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin.
Progesterone Estrogen
2. PIL KOMBINASI
PIL
Progesterone Estrogen
Sirkulasi Reproduksi
Faktor pembekuan
GIT
darah meningkat
Retensi Stimulasi hipotalamus
cairan & Na Merangsang pusat Pengentalan lender
Trombosis
nafsu makan LH,FSH menurun serviks
Peningkatan
TD Nafsu makan Ovulasi terhambat Menghambat penetrasi
meningkat sperma
Menghambat Perubahan maturasi
sikluas BB meningkat endometrium Sperma & ovum tidak
oksigenasi bertemu
Menghambat Perubahan body Atropi
Nyeri kepala produksi image Lendir meningkat
prostaglandin Dinding rahim sulit
Nyeri lepas Konsepsi tidak terjadi
Peningkatan
Asam proteksi Amenorrhea
lambung terhadap
meningkat mukosa Ansietas
lambung
Merangsang
muntah Iritasi mukosa
lambung
Devisit
vol.cairan
3. IMPLANT
IMPLANT
Kadar progestin tetap Supresi maturasi siklik Merangsang hipotalamus Reaksi radang di lengan Kurang pengetahuan
konstan endometrium dan hipofisis kiri tentang prosedur
pemasangan dan efek yg
Mucus servik Mengganggu proses Supresi peningkatan Pelepasan mediator terjadi
menebal, kental dan pembentukan Luteininzing Hormone inflamasi
jumlahnya menurun endometrium (LH) Ansietas
Stimulasi saraf simpatis
Membentuk sawar Atrofi endometrium Menekan terjadinya & parasimpatis
untuk penetrasi ovulasi
sperma Menghambat terjadinya Persepsi nyeri
implantasi
Menghambat Nyeri
pergerakan sperma
4. IUD
IUD
Reaksi radang di cavum Perubahan reaksi kimia Terjadi efek mekanik Kurang pengetahuan
uteri tentang prosedur
Perubahan reaksi pemasangan dan efek
Erosi endometrium Kontraksi uterus
Fagosit meningkat enzimatik uterus yg terjadi
Nyeri
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetric
2. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
a. Kontrasepsi suntik
Nyeri akut
Deficit volume cairan
Perubahan body image
Ansietas
b. Kontrasepsi pil
Nyeri akut
Perubahan body image
c. Implant
Nyeri akut
Ansietas
Kurang pengetahuan
d. IUD
Nyeri akut
Perubahan suhu tubuh
Ansietas
Kurang pengetahuan
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut
Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan
Regulasi Temperature
Observasi
1. Monitor suhu tubuh sampai stabil (36.50-37.5
0
C)
2. Monitor suhu tubuh tiap 2 jam
3. Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan
dan nadi
4. Monitor warna dan suhu kulit
5. Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermi
atau hipertermi
Terapeutik
1. Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perl
u
2. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang a
dekuat
3. Gunakan kasue pendingin, water circulating
blankets, ice pack atau gel pad dan intravas
cular cooling cathetedzation untuk menurun
kan suhu tubuh
4. Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuha
n pasien
Edukasi
1. Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion da
n heat stroke
Kolaborasi
1. Kolaboasi pemberian antipiretik, jika perlu
No Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan
Luaran keperawatan Intervensi keperawatan
Defisit pengetahuan Setelah dilakukan intervensi selama Edukasi Kesehatan
3x24 jam, maka tingkat pengetahua Mengajarkan pengelolaan faktor resiko pen
Definisi : ketiadaan atau kurangnya informasi
nmembaik dengan kriteria hasil yakit dan perilaku hidu bersih dan sehat
kognitif yang berkaitan dngan topik tertentu.
sebagai berikut :
Penyebab : Tindakan
1. Perilaku sesuai anjuran mening Observasi
1. kteratasan kognitif
kat - Identifikasi kesiapan dan kemampu
2. Gangguan fungsi kognitif
2. verbarlisasi minat dalam belaja an menerima informasi
3. kekeliuran mengikuti anjuran
r meningkat - identifikasi faktor-faktor yang dapat
4. Kurang terpapar informasi
3. kemampuan menjelaskan peng meningkatkan dan menurunkan mot
5. Kurang minat dalam belajar
etahuan tentang suatu topik me ivasi perilaku hidup bersih dan seha
6. Kurang mampu mengingat
ningkat t
7. ketidaktahuan menemukan sumber
4. kemampuan menggambarkan p Terapeutik
informasi
engalaman sebelumnya yang se - Sediakan materi dan media pendidi
Gejala dan tanda mayor
suai dengan topik meningkat kan kesehatan
Subjektif
5. perilaku sesuai dengan pengeta - Jadwalkan pendidikan kesehatan se
1. Menanyakan masalah yang dihadapi
huan meningkat suai kesepakatan
Objektif
6. pertanyaan tentang masalah ya - berikan kesempatan untuk bertanya
1. Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjura
ng dihadapi meningkat Edukasi
n 7. persepsi yang keliru terhadap - Jelaskan faktor risiko yang dapat m
2. Menunjukkan persepsi yang keliru terhad masalah empengaruhi kesehatan
ap masalah - ajarkan perilaku hidup bersih dan se
Gejala dan tanda minor hat
Subjektif - ajarkan strategi yang dapat digunak
1. ------ an untuk meningkat perilaku hidup
Objektif bersih dan sehat
1. menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
2. menunjukkan perilaku berlebihan (mis.ap
atis, bermusuhan, agitasi, histeria)
Kondisi klinis terkait
Depkes RI. 2008. Buku Pedoman Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta
Hidayati. 2009. Buku Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:Salemba Medika
Imbarwati.2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada
Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
(http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf). (Online).(Diakses tanggal 01
Maret 2020. Pada pukul 19.00 WIB)
Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur.
(http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf).(Online), (Diakses
tanggal 01 Maret 2020. Pada pukul 19.00 WIB).
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta :EGC.
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta