A. Pengertian Kontrasepsi
Kontasepsi berasal dari kata ‘kontra’ yaitu mencegah dan ‘konsepsi’ yang
berarti penemuaan antara sel sperma dan sel telur yang mengakibatkan kehamilan.
Kontrasepsi merupakan upaya mencegah ovulasi, melumpuhkan sperma atau
mencegah penemuan sel telur dan sel sperma .
B. Tujuan Kontrasepsi
1. Untuk menunda kehamilan.
2. Untuk menjarakkan kehamilan.
3. Untuk mencegah kehamilan atau kesuburan.
C. Bentuk- bentuk Pelayanan Kontrasepsi
1. Pelayanan Kontrasepsi dengan Metode Sederhana
Metode sederhan digunakan pada masa subur atau minggu subur yang dapat
diperhitungkan dan diajarkan. Metode KB sederhana adalah metode KB yang
digunakan tanpa bantuan dari orang lain .
A. Metode Kalender
Metode ini digunakan prinsip pantang berkala, yaitu tidak melakukan masa
subur istri. Untuk menentukan masa subur istri digunakan 3 patokan:
Ovulasi terjadi 14 hari kurang lebih sebelum haid yang akan datang
Sperma dapat hidup selama 48 jam setelah ejakulasi
Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
A. Kondom
Prinsipnya yaitu menghalangi masuknya sperma kedalam vagina sehingga
pertumbuhan dapat dicegah. Ada 2 jenis kondom yaitu kondom yang terbuat dari
karet dan usus domba. Kondom karet lebih elastis dan murah sehingga banyak
digunakan.
Secara teoritis kegagalan kondom hanya terjadi jika kondom tersebut sobek
karena kurang hati-hati, pelumas kurang, atau karena tekanan pada waktu
ejakulasi. Keuntungan dari penggunaan kondom yaitu murah, mudah
didapat, tidak memerlukan pengawasan, dan mengurangi kemungkinan penyakit
menular kelamin. Pada jumlah kecil kasus tersebut terdapat alergi terhadap
kondom karet.
B. IUD
IUD (Intras Uterin Devices) atau nama lain adalah AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) disebut juga spiral, alat ini dipasang dalam rahim wanita. IUD atau
AKDR adalah suatu alat kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi banyak
wanita. Alat ini merupakan metode kontrasepsi reversibel yang paling sering
digunakan diseluruh dunia dengan pemakai saat ini mencapai sekitar 100 juta
wanita. AKDR memiliki efektifitas lebih dari 99% dalam mencegah kehamilan
pada pemakaian 1 tahun atau lebih (Anna, 2006).
Sejarah mula IUD/AKDR tidak begitu jelas. Akan tetapi terungkap bahwa
pada zaman dahulu orang arab memasukkan batu kedalam rahim unta mereka dan
ternyata unta mereka memang tidak hamil. IUD/AKDR mulai dikembangkan pada
tahun 1909 di polandia, yaitu ketika Richter membuat suatu alat kontrasepsi dari
benang sutra tebal yang dimasukkan kedalam rahim. Kemudian pada tahun 1930
berkembang dengan dibuatnya cincin perak yang juga dimasukkan kedalam rahim
dan hasilnya memuaskan. Pada tahun 1962 Dr.Lippes membuat IUD/AKDR dari
plastik yang disebut lippes loop (Niken, 2010).
2. Efektifitas IUD/AKDR
Sebagai kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8
kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170
kehamilan) (Hidayati, 2009). Pada prinsipnya semua kontrasepsi efektif apabila
digunakan dengan baik dan benar, namun ada beberapa metode yang tingkat
ketergantungannya cukup tinggi. Kontrasepsi ini Jika tidak dibina dengan baik
maka angka kegagalannya akan tinggi. Salah satu metode tersebut adalah alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau (IUD).
IUD/AKDR juga dapat mencegah kehamilan mencapai 98% hingga 100%
tergantung pada jenis IUD/AKDR . IUD/AKDR terbaru seperti copper T380A
memiliki efektifitas cukup tinggi, bahkan selama 8 tahun pengguna tidak
ditemukan adanya kehamilan. Pada penelitian yang lain ditemukan setelah
penggunaan 12 tahun ditemukan 2,2 kehamilan per 100 pengguna dan 0,4
diantaranya terjadi kehamilan (Niken, 2010).
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang
berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi
hormon estrogen dan atau progesteron. Bertujuan untuk mengendalikan kelahiran
atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium
setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan
konsisten.
Pil KB mengandung versi sintetis dua hormon yang diproduksi secara alami
dalam tubuh wanita: estrogen dan progestin. Kedua hormon ini mengatur siklus
menstruasi wanita, dan tingkat naik-turun hormon ini memainkan peran penting
dalam kehamilan. Pil kontrasepsi ini tersedia dalam dua jenis, pil kombinasi
(mengandung progestin dan estrogen) dan pil mini (hanya progestin).
Hormon yang terkandung dalam pil bekerja dalam tiga cara untuk mencegah
kehamilan terjadi: Pertama, mencegah indung telur untuk melepas sel telur agar
tidak terjadi proses pembuahan. Kedua, mengubah ketebalan lender leher rahim
guna menyulitkan sperma bergerak masuk ke dalam rahim untuk mencari telur.
Terakhir, mengubah lapisan dinding rahim sehingga tidak mungkin untuk sel telur
yang dibuahi tertanam di dalam rahim.
Kelebihan:
Sangat ampuh sebagai alat kontrasepsi apabila digunakan dengan benar
dan tidak terputus.
Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
Kekurangan:
Pada tiga bulan pertama bisa merasakan mual.
Pendarahan atau bercak darah, terutama jika lupa atau terlambat minum
pil.
Bisa merasakan sakit kepala ringan.
Walau sangat jarang, Wanita yang memiliki darah tinggi atau berusia 35
tahun keatas dan merokok, berisiko terserang stroke, serangan jantung atau
penggumpalan darah dalam pembuluh.
B. Suntikan KB
Jenis KB Suntik :
1. KB Suntik 3 bulan, adalah jenis suntikan KB yang mengandung hormon
Depo Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dengan volume
150 mg. Alat kontrasepsi ini diberikan setiap 3 bulan atau 12 minggu.
Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama saat periode menstruasi ibu,
atau 6 minggu setelah persalinan. Jenis suntikan KB ini ada yang dikemas
dalam cairan 1ml atau 3ml.
2. KB Suntik 1 bulan, adalah jenis suntikan KB yang diberikan 1 bulan
sekali. Dengan pemberian suntikan pertama sama dengan suntik 3 bulan,
yaitu setelah 7 hari pertama periode menstruasi, atau 6 minggu setelah
melahirkan. Alat kontrasepsi ini mengandung kombinasi hormon
Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate
(hormon estrogen).
Keefektifan Suntikan KB :
Bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti
diabetes, hipertensi, thrombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat
stroke. Tidak cocok buat wanita perokok.Karena rokok dapat menyebabkan
peyumbatan pembuluh darah.
Dilansir dari dokter sehat, alat kontrasepsi dengan cara ini banyak dipilih oleh
wanita di Indonesia dikarenakan cara kerjanya yang efektif dan cara
pemakaiannya yang praktis, selain itu harganya juga lebih murah. Sebelum
suntikan diberikan, terlebih dahulu ibu diperiksa kondisi badannya untuk
memastikan kesehatannya sendiri, dan memastikan kondisinya sedang dalam
kondisi tidak hamil.
Kelebihan :
Mudah digunakan.
Hanya sekali suntik setiap tiga bulan dan bisa kembali subur saat ingin
dihentikan.
Memberi perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur dan
pembengkakan pinggul.
Bisa digunakan wanita yang sudah punya anak ataupun baru menikah.
Kekurangan :
Awal pemakaian bisa terjadi bercak darah.
Bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
Setelah setahun menggunakan dan berhenti haid belum teratur.
Cara Kerja :
4. Implan
Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonogestrel yang
dibungkus dalam kapsul silasticsilikon (polidemetsilixane) dan di susukkan
dibawah kulit. Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant
dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan
tersebut antara lain:
Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah
kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna.
Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, tidak perlu melakukan
atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil.
Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak mau
mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi.
Kelebihan :
Kekurangan :
Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 wanita
per tahun).
Cara Kerja :
Mengentalkan lender serviks.
Mengurangi proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
Menekan ovulasi.
Jenis Implan
Norplant : terdiri dari 6 batang dan lama kerja 5 tahun.
Implanont : terdiri dari 1 batang lama kerja 3 tahun.
Indoplant dan Jadena : terdiri dari 2 batang dengan lama kerja 3 tahun.
4. Kontrasepsi dengan Metode Operasi
A. Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi
pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens sehingga alur transportasi
sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi
(Saifuddin, 2003). Menurut Mochtar (1998) vasektomi (sterilisasi pria) adalah
tindakan memotong dan menutup saluran mani (vasdeferens) yang menyalurkan
sel mani (sperma) keluar dari pusat produksinya di testis. Vasektomi merupakan
suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana
dan sangat efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada efek buruk pada
pria terhadap kegairahan seksual, kemampuan ereksi atau ejakulasi setelah
menjalani operasi (Hartanto, 2004).
a. Teknik operasi kecil yang sederhana dapat dikerjakan kapan dan dimana
saja
b. Komplikasi yang dijumpai sedikit dan ringan.
c. Hasil yang diperoleh (efektivitas) hampir 100%.
d. Biaya murah dan terjangkau oleh masyarakat.
e. Bila pasangan suami istri ingin mendapatkan keturunan lagi, kedua ujung
vasdeferens disambung kembali (operasi rekanalisasi).
B. Tubektomi
1. Pengertian Kontrasepsi Mantab
Kontrasepsi mantap pada wanita adalah setiap tindakan pada kedua saluran
telur yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan
mendapat keturunan lagi. Kontrasepsi ini untuk jangka panjang dan sering disebut
tubektomi atau sterilisasi (Handayani, 2010, hlm.182). Tubektomi adalah prosedur
bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan
yang dilakukan dengan cara eksisi atau menghambat tuba fallopi yang membawa
ovum dari ovarium ke uterus. Tindakan ini mencegah ovum dibuahi oleh sperma
di tuba falopii (Everett,2008, hlm.252).
2. Jenis-jenis Tubektomi
a) Minilaporatomi.
Minilaporatomi adalah sterilisasi tuba yang dilakukan melalui suatu insisi
suprapubik kecil dengan panjang biasanya 3-5 cm. Minilaparotomi merupakan
metode sterilisasi wanita yang paling sering dilakukan di seluruh dunia karena
keamananya, kesederhanaannya, dan kemudahan adaptasinya terhadap
lingkungan bedah (Speroff, Darney, hlm.357). Keuntungan minilaparotomi
dapat dikerjakan oleh setiap tenaga medis yang memiliki dasar-dasar ilmu
bedah dan keterampilan bedah, hanya memerlukan alat-alat yang sederhana
dan tidak mahal terutama alat-alat bedah standar, komplikasi umumnya hanya
komplikasi minor dan dapat dilakukan segera setelah melahirkan (Hartanto,
2004, hlm.251). Kerugian minilaparotomi yaitu waktu operasi sedikit lebih
lama dibandingkan dengan laparoskopi yang rata-rata memerlukan 10-20
menit, sukar pada wanita yang sangat gemuk bila ada perlekatan-perlekatan
pelvis atau pernah mengalami operasi pelvis, operasi ini meninggalkan bekas
luka parut kecil yang masih dapat terlihat, rasa sakit abdomen yang singkat
karena luka insisi terjadi pada 50% wanita, angka kejadian infeksi luka operasi
lebih tinggi dibandingkan dengan laparoskopi.
b) Laparoskopi.
Laparoskopi adalah suatu pemeriksaan endoskopik dari bagian dalam
rongga peritoneum dengan alat laparoskop yang dimasukkan melalui dinding
anterior abdomen (Hartanto, 2004, hlm.252). Keuntungan laparoskopi yaitu
komplikasi rendah dan pelaksanaannya cepat (ratarata 5-15 menit), insisi kecil
sehingga luka parut sedikit sekali, dapat dipakai juga untuk diagnostik
maupun terapi, kurang menyebabkan rasa sakit bila dibandingkan dengan mini
laparotomi, sangat berguna bila jumlah calon akseptor banyak. Kerugian
laparoskopi resiko komplikasi dapat serius (bila terjadi), lebih sukar dipelajari,
memerlukan keahlian dan keterampilan dalam bedah abdomen, harga
peralatanya mahal dan memerlukan perawatan yang teliti, tidak dianjurkan
untuk digunakan segera post-partum (Hartanto, 2004, hlm.258)
1) Indikasi Medis
Yang termasuk indikasi medis adalah penyakit yang berat kronik seperti
jantung, ginjal, paru-paru, dan penyakit kronik lainnya. Tetapi tidak semua
penyakit tersebut merupakan indikasi, hanya yang membahayakan
keselamatan Ibu kalau ia mengandung merupakan indikasi untuk sterilisasi.
2) Indikasi Obstetris
3) Indikasi Genetik
4) Indikasi Kontrasepsi
5) Indikasi Ekonomis
b. Kontaindikasi
Kontraindikasi kontrasepsi mantap pada wanita adalah masalah hubungan,
ketidaksetujuan terhadap operasi dari salah satu pasangan, dan keadaan sakit atau
disabilitas yang dapat meningkatkan resiko pada operasi (Everett, 2008).
4. Keuntungan Tubektomi
Sterilisasi wanita adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif dengan angka
kegagalan 1-5 per 1000 kasus yang berarti efektifitasnya 99,4-99,8% per 100
wanita pertahun, keefektifannya tercapai begitu operasi selesai dikerjakan.
Tubektomi merupakan cara KB jangka panjang yang tidak memerlukan tindakan
ulang artinya cukup sekali dikerjakan, meskipun kontap harus ditempuh melalui
sebuah operasi metode ini merupakan cara yang paling aman, bebas dari efek
samping asal semua prosedur dan persyaratan operasi terpenuhi. Sebagaimana
cara KB lainnya kontap bersifat praktis artinya tidak membutuhkan kunjungan
ulang yang terjadwal, dan tidak mengganggu hubungan seksual. Metode ini bebas
dari efek samping hormonal sebagaimana pil, KB suntik maupun susuk. Kontap
tidak mengganggu hubungan seksual, tidak pula menurunkan libido. Sekarang
sterilisasi merupakan tindakan operasi kecil di mana klien hanya memerlukan
istirahat beberapa jam sebelum ia bisa meninggalkan tempat pelayanan dan dapat
dikerjakan di lapangan dengan memanfaatkan kamar operasi di puskesmas
(Siswosudarmo, Anwar, 2007, hlm.51-52).
5. Keterbatasan Tubektomi
a. Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat
dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi, maka sebelum
tindakan perlu pertimbangan matang dari pasangan sehingga klien
(akseptor) tidak menyesal dikemudian hari.
b. Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum).
c. Adanya rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan.
d. Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dIbutuhkan dokter spesialis bedah
untuk proses laparoskopi).
e. Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HIV atau AIDS (Sujiyatini,
Arum, 2009).
8. Waktu Pelaksanaanya
1) Dapat dilakukan setiap saat selama klien tidak hamil, apabila ingin
melakukan prosedur ini klien disarankan memakai kondom pada siklus
menstruasi sebelum dilakukan prosedur untuk memastikan tidak ada
sperma didalam tuba fallopii yang dapat membuahi sebuah ovum yang
dilepaskan sesaat setelah pembedahan yang kemudian mengakibatkan
kehamilan ektopik.
2) Hari ke 6 sampai ke 13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi).
3) Pasca persalinan (48 jam pertama atau setelah 6 minggu, jika ingin
dilakukan diluar waktu tersebut, klien sudah di imunisasi (Tetanus
Toxoid), dan mendapat lindungan antibiotik maka tubektomi dapat
dilaksanakan oleh operator yang berpengalaman.
4) Pasca keguguran segera atau dalam 7 hari pertama, selama tidak
ditemukan komplikasi infeksi pelvis.
9. Persiapan Pre-operatif Tubektomi
1) Konseling perihal kontrasepsi dan jelaskan kepada klien bahwa ia
mempunyai hak untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum prosedur
dilakukan.
2) Menanyakan riwayat medis yang mempengaruhi keputusan pelaksanaan
operasi atau anestesi antara lain meliputi penyakit-penyakit pelvis,
pernah mengalami operasi abdominal atau pelvis, riwayat diabetes
mellitus, riwayat penyakit paru-paru seperti asthma, bronchitis, pernah
mengalami problem dengan anestesi, penyakit-penyakit perdarahan,
alergi dan pengobatan yang dijalani saat ini.
3) Pemeriksaan fisik : meliputi kondisi-kondisi yang mungkin
mempengaruhi keputusan pelaksanaan operasi atau anestesi.
4) Pemeriksaan laboratorium meliputi pemerisaan darah lengkap,
pemeriksaan urin dan pap smear.
5) Informed consent harus diperoleh. Standard consent form harus
ditandatangani oleh suami atau istri yang dari calon akseptor kontrasepsi
mantap sebelum dilakukan. Umumnya penandatanganan dokumen
Informed consent dilakukan setelah calon akseptor dan pasangannya
mendapatkan konseling (Pinem, 2009, hlm.294).
10. Komplikasi Yang Mungkin Terjadi dan Penanganannya
1) Infeksi luka, apabila terlihat infeksi luka obati dengan antibiotik.
2) Demam pasca operasi (> 38 c), obati infeksi berdasarkan apa yang
ditemukan.