Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan
konsepsi berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang menyebabkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah untuk menghindari atau untuk mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat dari pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. Sejak
pada jaman dahulu, di Indonesia pasangan usia subur sudah menggunakan obat dan jamu yang
maksudnya adalah untuk mencegah kehamilan. Keluarga berencana modern ini di Indoesia sudah
dikenal sejak pada tahun 1953. Pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan, dan para
tokoh masyarakat yang telah mulai membantu masyarakat memecahkan masalah-masalah dalam
pertumbuhan penduduk (Sarsanto, 2007).

Menurut Harnawatiajh (2009), kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan yang bertujuan untuk menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan
meningkatkan keluarga untuk memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal pada anak.
Menurut Suratun (2008), alat kontrasepsi adalah alat untuk mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sperma.

Kontrasepsi adalah suatu cara untuk menghindari atau untuk mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat dari pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma yang
memilik 3 tujan yaitu menunda, menjarangkan, dan mengakhiri kesuburan.

Di Indonesia pemakaian kontrasepsi tidak terlepas dari peran suami dalam penggunaan
alat kontrasepsi mempengaruhi tingginya pemakaian kontrasepsi terkait dengan upaya
penundaan kehamilan atau kelahiran anak berikutnya setelah anak pertama lahir, hal yang
penting dilakukan adalah mengatur jarak kehamilan. Konsep mengenai kontrasepsi pasca
persalinan bukanlah hal yang baru, akan tetapi tidak banyak perhatian yang diberikan pada masa
yang penting dari kehidupan wanita (Wijayanegara, 2017).

Secara umum tujuan pemakaian alat kontrasepsi ini adalah diupayaka untuk
menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda dan dalam rangka merencanakan
pembentukan keluarga kecil, bahagia sejahtera, hal ini terbagi atas tiga masa usia produksi:

1
pertama, untuk masa menunda kehamilan bagi pasangan usia subur (PUS) dengan istri usia
dibawah 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilan. Kedua, masa menjarangkan kehamilan
periode istri usia 20 sampai 35 tahun merupakan usia paling baik untuk melahirkan dengan
jumlah anak 2 orang dengan jarak kelahiran 3 sampai 4 tahun. Ketiga, masa untuk mengakhiri
setelah memiliki 2 orang anak atau lebih (Sarsanto, 2007).

Saat ini banyak tersedia metode atau alat kontrasepsi baik itu kontrasepsi hormonal
maupun non hormonal (Jannah, Ariani, & Sariati, 2019). Pemakaian kontrasepsi hormonal
sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 50- an dengan pemberian progesteron peroral (Udiani,
2012). Berdasarkan pola dalam pemilihan jenis alat kontrasepsi sebagian besar peserta KB Aktif
memilih suntikan dan pil sebagai alat kontrasepsi bahkan sangat dominan (lebih dari 80%)
dibanding metode lainnya; suntikan (63,71%) dan pil (17,24%) (Kemenkes, 2019). Terlepas dari
keberhasilan maupun keuntungan yang diperoleh dari penggunaan kontraepsi hormonal pasti
memiliki efek samping jika digunakan dalam kurun waktu yang lama. Salah satu efek samping
yang ditimbulkan dari kontrasepsi hormonal adalah terjadinya melasma (Jannah et al., 2019).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi ?
2. Apakah fungsi dari kontrasepsi ?
3. Berapakah jenis kontrasepsi ?
4. Bagaimana cara penggunaan kontrasepsi ?
5. Bagaimana pengatasan apabila terjadi kelalaian dalam penggunaan kontrasepsi
hormone oral ?
6. Apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alat kontrasepsi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan alat kontrasepsi
2. Mengetahui fungsi dari alat kontrasepsi
3. Mengetahui jenis alat kontrasepsi
4. Mengetahui cara menggunakan alat kontasepsi
5. Dapat mengatasi apabila terjadi kelupaan dalam meminum pil kontrasepsi
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alat kontrasepsi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun


menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat atau dengan alat dan bisa dengan
operasi (Mansjoer, 1999). Penggunaan kontrasepsi dapat dijadikan salah satu alat untuk menekan
jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Pemakaian kontrasepsi merupakan salah satu dari sekian banyak variabel yang secara
langsung berpengaruh terhadap angka kelahiran. Dari berbagai studi yang pernah dilakukan
menunjukkan bahwa pemakaian alat kontrasepsi terbukti mampu menurunkan angka kelahiran
(Wijayanegara, 2017).

B. Fungsi Kontrasepsi
 Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi
 Melumpuhkan sperma
 Menghalangi pertemuan sel telur dan sperma
 Untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan
 Mencegah kehamilan diluar nikah
 Mengurangi resiko terjangkit hubungan seksual

C. Macam-macam alat kontrasepsi :


1. Non-Hormonal menggunakan alat
a. Kondom

3
Merupakan selubung atau sarung karet yang dapat dibuat dari berbagai bahan
diantaranya karet (lateks), plastik, atau bahan alami (produksi hewan) yang
dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom tidak hanya mencegah
kehamilan tetapi juga melindungi diri dari penularan penyakit melalui hubungan
seks, termasuk HIV/AIDS (Saifuddin, 2003).
Tingkat efektivitas kondom secara teoritis mencapai angka 98%, apabila
digunakan dengan benar dan konsisten. Penggunaan kondom secara benar dan
konsisten mampu menurunkan risiko IMS/HIV dan memberi proteksi yang
maksimal. Konsisten berarti menggunakan kondom mulai dari awal sampai akhir
setiap kali berhubungan seksual.

Tahapan pemasangan kondom :

 Buka kemasan kondom dengan mengikuti petunjuk yang dianjurkan


dalam kemasan. Cek tanggal kadaluarsa yang terdapat dalam
kemasan.
 Setelah dibuka, ambil kondom secara perlahan dari bungkus
kemasan. Jepit ujung kondom yang terdapat pada bagian tengah jari
untuk mencegah udara masuk. Hal ini untuk mencegah terjadinya
robeknya kondom saat digunakan.
 Setelah itu, tempatkan kondom diatas kepala penis dan pastikan
penis telah ereksi saat memakai kondom
 Buka gulungan kondom dengan lembut kearah pangkal penis
 Sesaat setelah berhubungan dan mengalami ejakulasi, cabut penis
dari dalam vagina sebelum ereksi hilang untuk mencegah kebocoran
kondom dalam vagina
4
 Setelah keluar, tarik kondom dari penis secara perlahan agar sperma
tidak keluar dan kemudian bungkus dengan tisu atau plastic dan
buang ke tempat sampah
Kelebihan menggunakan kondom :
 Kondom bisa didapatkan dengan bebas di berbagai tempat dengan
harganya tergolong terjangkau.
 Tidak memerlukan arahan dokter dalam menggunakan kondom,
berbeda dengan alat kontrasepsi lainnya.
 Kondom sangat mudah digunakan tanpa perlu keahlian khusus.
 Kondom tidak mengganggu kesuburan seseorang dan bisa digunakan
kapan pun.
 Kondom merupakan alat kontrasepsi sekali pakai, jadi tidak perlu
memikirkan cara membersihkan dan menyimpan setelah
menggunakannya.
 Kondom mencegah terjadinya perpindahan cairan tubuh yang
umumnya menjadi penyebab penyakit menular seksual seperti HIV .
 Kondom bisa mencegah kehamilan apabila digunakan dengan benar.
Kekurangan menggunakan kondom :
 Terjadi reaksi alergi terhadap bahan lateks
 Meski kemungkinannya sangat kecil, masih ada risiko kehamilan dan
penularan penyakit seksual Biasanya ini terjadi jika menggunakan
kondom rusak, kedaluwarsa, atau cara menggunakannya yang kurang
tepat.
 Kondom bisa robek saat digunakan jika melakukan gesekan yang
berlebihan selama berhubungan seksual.
b. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks atau karet
yang di insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
seviks. Dengan cara sperma tidak dapat meneruskan perjalanan menuju rahim
meskipun sperma sudah masuk vagina.

5
Beberapa penelitian menyatakan bahwa tingkat efektivitas dari kontrasepsi
diafragma untuk mencegah kehamilan cukup tinggi, yakni sebesar 88-94 persen.

Tahapan pemasangan diafragma :


 Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir. Pastikan diafragma tidak berlubang. Oleskan spemisida pada
kap diafragma secara merata.
 Cari posisi yang nyaman pada saat pemasangan diafragma. Posisi dapat
dengan mengangkat satu kaki ke atas kursi, duduk di tepi kursi, berbaring
ataupun sambil jongkok. Pisahkan bibir vulva. Tepi diafragma melipat
menjadi dua dengan sisi yang lain. Letakkan jari telunjuk di tengah kap
untuk pegangan yang kuat. Spermisida harus berada di dalam kap.
 Masukkan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian
depan pinggiran ke atas di balik tulang pubis. Masukkan jari ke
dalam vagina sampai menyentuh serviks. Sarungkan karetnya dan pastikan
serviks telah terlindungi.

Tahapan pelepasan diafragma :

 Sebelum melepas diafragma, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Kait bagian ujung diafragma dengan jari telunjuk dan tengah untuk
memecah penampung.
 Tarik diafragma turun dan tarik keluar. Cuci dengan sabun dan air,
kemudian keringkan sebelum disimpan kembali di tempatnya.

Kelebihan menggunakan diafragma :

6
 Dapat digunakan kapan saja sesuai kebutuhan.
 Bentuknya kecil sehingga mudah disimpan dan dibawa.
 Tidak terpengaruh oleh penggunaan obat lain.
 Dapat digunakan oleh ibu menyusui.
 Tidak mengandung hormon.
Kekurangan menggunakan diafragma :
 Perlu mengingat waktu pemakaiannya dan kapan harus melepasnya.
 Tidak selalu cocok digunakan oleh perempuan yang pernah melahirkan.
 Perlu dilengkapi dengan spermisida untuk meningkatkan efektivitasnya
dalam mencegah kehamilan.
 Tidak cocok bagi yang ingin berhubungan intim secara spontan
c. Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (surfaktan nonionic) yang digunakan untuk
menonaktifkan atau membunuh sperma. Formulasi spermisida terdiri dari
supositoria, krim, jeli, spons, busa dan film.
Sayangnya, di balik kelebihannya yang praktis dan mudah dipakai, spermisida
bukanlah metode kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan. Meski
digunakan dengan benar, tingkat keberhasilannya hanya sekitar 75%.

Cara menggunakan spermisida :

 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator
(busa atau krim) dan insersi spermisida.
 Jarak tunggu 10-15 menit pasca insersi spermisida sebelum
melakukan hubungan seksual. Kecuali bentuk spermisida aerosol (busa),
tidak memerlukan waktu tunggu karena langsung larut dan bekerja aktif.

7
 Perhatikan petunjuk pemakaian spermisida, baik cara pemakaian maupun
penyimpanan dari setiap produk (misal: kocok terlebih dahulu sebelum
diisi ke dalam aplikator).
 Ulangi pemberian spermisida, bila dalam 1-2 jam pasca insersi belum
terjadi senggama atau perlu spermisida tambahan bila senggama
dilanjutkan berulang kali.
 Menempatkan spermisida jauh ke dalam vagina agar kanalis servikalis
tertutup secara keseluruhan.

Kelebihan menggunakan spermisid :


 Perawatannya mudah.
 Lebih murah.
 Tidak memiliki efek jangka panjang terhadap hormon.
 Dapat dibeli tanpa resep dokter.
 Bentuknya kecil sehingga praktis untuk dibawa ke mana-mana.
 Tidak mengandung hormon.

Kekurangan menggunakan spermisid :

 Lebih efektif digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi lain


 Resiko terjadinya infeksi
 Tidak cocok bagi yang berhubungan intim secara spontan
d. IUD non hormonal
IUD yaitu alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan kedalam rahim dan
mencegah kehamilan dengan cara menganggulingkungan rahim dan menghalangi
terjadinya pembuahan maupun implantasi (ILUNI FKUI, 2010). Macam-macam
IUD yang digunakan di Indonesia yaitu copper-T, copper-7, multi load, lippes
loop.

8
Copper-T Copper-7

Multi load Lippes loop

Spiral bisa bertahan dalam rahim dan menghambat pembuahansampai 10


tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti.
Cara kerja kontrasepasi spiral yaitu :
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulitmasuk
ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi spermauntuk
fertilisasi.
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alatreproduksi perempuan
dan mengurangi sperma untuk fertilisasi(Muhammad, 2008).

Kelebihan menggunakan IUD :

 Sangat efektif mencegah kehamilan


 Untuk pencegahan kehamilan jangka panjang yaitu 5-10 tahun
 Tidak mempengaruhi hubungan seksual
 Tidak mengandung hormone
 Dapat dipasang segera setelah melahirkan bila tidak terjadi infeksi
(Kusumaningrum,2009).

9
Kekurangan menggunakan IUD :

 Tidak boleh digunakan untuk wanita yang mengalami infeksi menular


 Efek samping umum terjadi perubahan siklus haid, haid lebih lamadan
banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
 Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
berganti pasangan
 Harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu kewaktu (Imbarwati,
2009)
 Klien tidak dapat melepas dan memasang AKDR sendiri. Petugas
terlatihyang dapat melepas (Muhammad, 2008).
2. Non hormonal alamiah
a. Metode operasi atau sterilisasi
Metode ini bekerja dengan cara melalukan pemutusan atau pengikatan saluran sel
sperma pada laki-laki (vasektomi) atau penutupan tuba pada saluran telur wanita
(tubektomi).
b. Metode kalender
Metode yang digunakan berdasarkan masa subur dimana harus menghindari
hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsipada hari ke 8-19 siklus
menstruasinya. Dasar berasal dari ovulasi umumnya terjadi pada hri ke 15 sebelum
haid beikutnya, tetapi dapat pula terjadi 12-16 hari sebelum haid yang akan datang.
(Hartanto, 2010)
Kelebihan menggunakan metode kalender :
 Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus
 Tidak memerlukan biaya
Kekurangan menggunakan metode kalender :
 Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan setiap saat
 Harus ada motivasi dan disiplin
c. Metode Lendir serviks
Metode kontrasepsi dengan melihat lendir dalam vagina untuk mengetahui masa
subur pada seorang wanita ,dilakukan pada pagi hari setelah bangun tidur

10
(proverawati et al,2010) . Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih,encer dan
licin.
Kelebihan menggunakan metode lendir serviks :
 Mudah dilakukan
 Tidak memerlukan biaya
Kekurangan menggunakan metode lendir serviks :
 Tidak efektif bila digunakan sendiri tanpa kombinasi metode kontrasepsi lain
 Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya

d. Metode Senggama terputus


Penarikan penis dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi ,sehingga sperma tidak
masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.
Kelebihan menggunakan metode senggama terputus :
 Tidak membutuhkan biaya
Kerugian menggunakan metode senggama terputus :
 Membutuhkan pengendalian diri yang besar dari pria
3. Hormonal
a. Kontrasepsi pil
Kontrasepsi pil berisi kombnasi hormon sintetis progesterone dan esterogen bisa
disebut pil kombinasi, atau hanya berisi hormon sintetis, progesterone saja yang
sering disebut dengan minipil. Pil yang diminum setiap hari ini berguna untuk
mempengaruhi kesembangan hormon sehingga dapat menekan ovulasi, mencegah
implantasi, dan mengentalkan lendir serviks (Handayani, 2010).

Macam-macam pil KB :
A. Pil Kombinasi

11
Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang dibuat dari dua hormon sintetis, yaitu
semua pil mengandung hormon estrogen dan progesteron. Kandungan estrogen di
dalam pil biasanya menghambat ovulasi dan menekan perkembangan telur yang
dibuahi. mungkin juga dapat menghambat implantasi. Progesteron dalam pil akan
mengentalkan lendir serviks untuk mencegah masuknya sperma. Hormon ini juga
mencegah konsepsi dengan cara memperlambat transportasi telur dan menghambat
ovulasi. Pil KB efektif mencegah kehamilan 90-99% apabila digunakan secara teratur
dan benar.

Pil kombinasi terdiri dari 2 jenis yaitu


Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan /21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen dan progestin (E/P) dalam dosis yang sama,dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif.
Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan /21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen dan progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda,dengan 7
tablet tanpa hormon aktif.
Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan /21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen dan progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpa hormon aktif.
(Sulistyawati, 2013)

B. Pil progestin (mini pil)


Pil progestin mini pil merupakan pil kontrasepsi yang mengandung hormon
steroid (progesteron sintesis saja dalam dosis yang kecil) yang digunakan per oral.
Hormon ini bekerja dengan mengentalkan cairan leher rahim dan membuat
kondisi rahim tidak menguntungkan bagi hasil pembuahan
Pil mini bukan menjadi pengganti dari pil oral kombinasi, tetapi hanya sebagai
suplemen tambahan yang digunakan wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi
oral tetapi sedang menyusui atau untuk wanita yang harus menghindari estrogen
oleh sebab apapun.

12
Menurut Manuaba (2010; hal. 599)sistem kemasan pil KB progestin adalah
sebagai berikut :

a. Sistem kemasan isi 28 (peserta KB harus meminum pil tanpa pernah berhenti)
b. Sistem kemasan isi 22/21 (peserta KB pil berhenti minum pil selama 7-8 hari
dengan mendapatkan kesempatan menstruasi)

C. Morning after pil

Pil KB ini mengandung levonorgestrel yang diminum untuk mencegah kehamilan


setelah berhubungan seksual tanpa kontrasepsi.

Cara minum pil KB ini yaitu 2 tablet levonorgestrel (1,5 mg) diminum sekaligus
secepat mungkin. Sebaiknya minum dalam 12 jam, namun tidak boleh lebih dari 72
jam setelah berhubungan seksual.

Cara menggunakan pil KB :

 Pil KB dengan 21 tablet


Pil KB ini diminum setiap hari 1 tablet, dari hari ke-1 hingga ke-21.
Kemudian, tidak minum apa-apa selama 7 hari. Mulai kembali paket yang
baru pada hari berikutnya.
 Pil KB dengan 28 tablet
Pil KB ini terdiri dari 21 tablet hormon (tablet aktif) dan 7 tablet inaktif
(plasebo). Pil diminum 1 tablet setiap hari, dan langsung mulai paket yang
baru setelah tablet terakhir pada kemasan sebelumnya.
Fungsi paket tersebut adalah membentuk kebiasaan minum pil setiap hari
dan mengurangi kemungkinan lupa.
Cara menggunakan pil KB untuk kedua jenis ini adalah perlu diminum
pada jam yang sama setiap harinya. Hal ini terutama pada pil KB yang

13
hanya mengandung progesteron. Karena, kemungkinan gagalnya lebih
tinggi apabila tidak diminum pada jam yang sama. Pil KB jangan diminum
satu jam sebelum atau sesudah makan.

 Pil KB darurat
Pil KB ini mengandung levonorgestrel yang diminum untuk mencegah
kehamilan setelah berhubungan seksual tanpa kontrasepsi.
Cara minum pil KB ini yaitu 2 tablet levonorgestrel (1,5 mg) diminum
sekaligus secepat mungkin. Sebaiknya minum dalam 12 jam, namun tidak
boleh lebih dari 72 jam setelah berhubungan seksual.

Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa KB pil harus diminum setiap
hari agar efektif karena mereka di metabolisir selama 24 jam, bila akseptor lupa
minum 1 atau 2 tablet maka akan terjadi peninggian hormon alamiah yang
mengakibatkan ovum menjadi matang lalu dilepaskan (kemungkinan terjadi
kehamilan sangat tinggi) (Hartanto, 2010).

Pengatasan apabila terjadi kelupaan ketika menggunakan pil KB :

1. apabila lupa minum < 12 jam, boleh tetap minum pil KB seperti biasa
2. apabila lupa minum > 12 jam, masih boleh minum langsung 2 tablet saat
ingat
3. apabila lupa minum > 24 jam, masih boleh minum pil KB namun
sebaiknya disertai penggunaan kontrasepsi cadangan selama 1 minggu

Kelebihan menggunakan pil KB :


 Mengurangi risiko fibrosis, kista ovarium, dan penyakit payudara
nonkanker.

 Sama sekali tidak mengganggu seks karena dikonsumsi dengan cara


diminum.

 Periode menstruasi lebih teratur, ringan, dan tidak terlalu menyakitkan.

 Mengurangi risiko kanker indung telur, rahim, dan usus besar.

14
 Bisa langsung program hamil setelah berhenti mengonsumsi pil KB.

Kekurangan menggunakan pil KB


 Tidak melindungi Anda dari penyakit kelamin.
 Harus diminum setiap hari di jam yang sama dan tidak boleh terlewat jika
ingin mendapatkan perlindungan penuh.

 Bisa meningkatkan tekanan darah.

 Menyebabkan berbagai efek samping seperti sakit kepala, mual, nyeri


pada payudara, dan perubahan mood yang drastis di awal-awal pemakaian.
 Terkadang mengakibatkan adanya perdarahan di luar haid pada bulan-
bulan pertama pemakaian.

b. Implant
Implant adalah alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet
silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas. Implant akan melepaskan
hormon tiap harinya. Implant bekerja menghambat ovulasi (Handayani, 2010).
Penggunaan KB implan yang pemasangannya dilakukan dengan benar bisa
memberikan efektivitas hingga 99% dalam mencegah kehamilan. Efek ini bisa
bertahan hingga sekitar 3–5 tahun. Keberhasilan KB implan dalam mencegah
kehamilan tergolong lebih tinggi daripada jenis kontrasepsi lainnya, seperti kondom
atau pil KB.

Kelebihan menggunakan implant :

 Efektivitas implan lebih dari 99 persen dan dapat digunakan selama 3 tahun
 Sangat berguna bagi mereka yang kesulitan untuk mengonsumsi pil pada waktu
yang sama setiap hari

15
 Implan dapat segera dikeluarkan jika mengalami efek samping
 Kesuburan dapat segera kembali ketika implan dilepaskan
 Harganya terbilang murah karena hanya perlu menggunakannya satu kali selama
3 tahun tanpa perlu penggantian rutin setiap bulan

Kekurangan menggunakan implant :

 Meski dapat mengontrol kehamilan, implan tidak dapat melindungi Anda dari
penyakit menular seksual
 Tabung implan harus dilepaskan setiap tiga tahun
 Proses pemasangan KB ini memerlukan kunjungan dokter
 Menstruasi Anda menjadi tidak teratur, bisa menjadi lebih lama, berat, atau
ringan. Sebagian orang bahkan mengalami menstruasi yang berhenti atau
amenore
 Beberapa obat berpotensi membuat implan menjadi kurang efektif.
c. IUD hormonal
IUD atau disebut juga alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat
kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan
berjangka panjang. AKDR berguna untuk mengah terjadinya penempelan sel telur
pada dinding rahim atau menangkal pembuahan sel telur oleh sperma (Uliyah, 2010).
Efektivitas tinggi, 99,2 – 99,4% (0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama). Telah dibuktikan tidak menambah risiko infeksi, perforasi dan perdarahan.
Kemampuan penolong meletakkan di fundus amat memperkecil risiko ekspulsi
(Kementerian Kesehatan RI, 2014).

16
Kelebihan penggunaan AKDR :

 Efektif mencegah kehamilan, dengan tingkat keberhasilan 98-99 persen selama


lima tahun penggunaannya.
 Dapat digunakan oleh hampir semua wanita.
 Melindungi jangka panjang, bahkan hingga 10 tahun, tergantung merek.
 Tidak mengganggu aktivitas seksual.
 Cocok untuk ibu menyusui.

Kekurangan penggunaan AKDR :

 Tidak bisa melindungi dari penyakit menular seksual.


 Meningkatkan risiko menoragia atau perdarahan menstruasi yang berlebihan
d. Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi yang diberikan kepada wanita yang mendapat
suntikan periodik untuk mencegah kehamilan. Suntikan progestin pertama ditemukan
pada awal tahun 1950an, yang pada mulanya digunakan untuk pengobatan
endometriosis dan kanker endometrium. Terdapat 2 jenis suntikan progestin yang
dipakai, yakni depo medroksiprogesteron asetat dan depo noretisteron enantat,
sedangkan untuk suntikan depo estrogen ditemukan pada tahun 1960an. Penambahan
estrogen pada obat kontrasepsi progesteron ternyata dapat memperbaiki siklus haid
(Prawirohardjo, 2005). Keefektivan penggunaan suntik KB yaitu mencapai 99%

Jenis-jenis kontrasepsi suntik :


a. Kontrasepsi progestin
1. Depo medroksiprogesteron asetat
Mengandung 150mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara di
suntik intramuskular. Setelah suntikan pertama, kadar DMPA dalam darah

17
mencapai puncak setelah 10 hari. DMPA dapat memberi perlindungan dengan
aman selama tiga bulan.
2. Depo noretisteron enantat
Mengandung 200 mg Noretdon Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara
disuntik intramuskular.
b. Kontrasepsi kombinasi
1. Depo estrogen-progesteron. Jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg
Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5mg Estrogen Sipionat.

Kelebihan menggunakan KB suntik :

 Tidak berinteraksi dengan obat-obatan lain.


 Relatif aman untuk ibu menyusui.
 Tidak perlu repot mengingat untuk mengonsumsi pil kontrasepsi setiap hari.
 Tidak perlu menghitung masa subur jika hendak berhubungan seksual.

Kekurangan menggunakan KB suntik :

 Memiliki risiko terjadinya perdarahan tidak normal, meski jarang terjadi.


 Menyebabkan pusing dan payudara lebih terasa sensitif atau nyeri.
 Memicu terjadinya perubahan suasana hati.
 Tidak dianjurkan bagi wanita yang menderita migrain.

18
BAB III

KESIMPULAN

Kontrasepsi merupakan upaya yang digunakan untuk mencegah kehamilan baik


bersifat sementara ataupun menetap dengan cara mencegah atau melawan pertemuaan
antara sel telur dan sel sperma.Terdapat 2 jenis kontrasepsi yaitu hormonal dan non
hormonal dengan berbagai macam bentuk. Yang termasuk dalam hormonal
(mengandung hormon progesteron/estrogen) yaitu Oral seperti pil kb, suntik, implant,
ataupun IUD hormonal. Sedangkan non hormonal menggunakan alat seperti kondom,
spermisida ,diafragma serta dapat juga dilakukan secara alami dengan metode oprasi
yang bersifat permanen, metode kalender, lendir serviks, dan senggama terputus.

19
DAFTAR PUSTAKA
Anna, Dkk. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta :Buku Kedokteran,
EGC.
BKKBN. 2007. Kebijakan Keluarga Berencana Nasional. JakartaHidayati, Ratna. 2009. Metode
dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Jakarta : Salemba Medika
Hartanto, H. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: pustaka sinar harapan. 2010. Hal 22
27
Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.

20

Anda mungkin juga menyukai