Materi Alat Kontrasepsi dan Sterilisasi (kelompok kontra)
A. Pengertian Alat Kontrasepsi
Alat kontrasepsi adalah alat yang digunakan untuk mencegah atau menunda kehamilan. Alat ini bekerja untuk menghambat pertemuan sel sperma dan sel telur. Tujuan lain dari kontrasepsi adalah menghambat pematangan sel telur serta mencegah penularan penyakit menular seksual
B. Macam-Macam Alat Kontrasepsi
Alat kontrasepsi terdiri dari beberapa jenis, yang mana masing- masing jenisnya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Selain itu, cara penggunaan dan tingkat efektivitasnya pun berbeda. Karenanya, setiap pasangan perlu memahami dan menentukan jenis kontrasepsi yang paling sesuai. Berikut adalah masing-masing penjelasan tentang jenis alat kontrasepsi wanita dan pria beserta kekurangan dan kelebihannya: 1) Kondom Pria Kondom merupakan alat kontrasepsi pria yang banyak dipilih karena cara menggunakannya cukup praktis. Selain mencegah kehamilan, penggunaan kondom juga berguna untuk menurunkan risiko penyebaran penyakit menular seksual. Kondom pria bekerja dengan menghalangi sperma masuk ke vagina. Kelebihan kondom pria sebagai alat kontrasepsi adalah harganya yang terjangkau, praktis digunakan, serta mudah didapatkan. Penggunaan kondom dengan cara yang benar dapat mencegah kehamilan hingga 98%. Namun, penggunaan yang kurang tepat atau kondisi kondom tidak baik (terdapat robekan atau kebocoran) dapat meningkatkan kegagalan alat kontrasepsi ini. Selain itu, kondom hanya bisa digunakan satu kali. 2) Pil KB Selain kondom, salah satu alat yang tak kalah diminati sebagai kontrasepsi adalah pil KB. Kontrasepsi ini mengandung hormon progestin dan estrogen yang berperan mencegah terjadinya ovulasi. Pil KB umumnya terdiri dari 21–35 butir dan penggunaannya harus berkelanjutan selama satu siklus. Pil KB memiliki tingkat efektivitas yang cukup tinggi dengan risiko kegagalan rendah. Mengonsumsi pil KB juga membuat haid semakin lancar. Namun, penggunaan pil KB dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti pembekuan darah, jerawat, nyeri pada payudara, hingga pada beberapa kasus tekanan darah tinggi. 3) KB Implan Berbeda dengan pil KB, KB implan merupakan alat kontrasepsi yang berukuran kecil dan tampak seperti batang korek api. KB implan dapat mencegah kehamilan selama tiga tahun dengan cara mengeluarkan hormon progestin secara perlahan. Cara penggunaan KB implan sebagai kontrasepsi adalah dengan memasukkan alat ini ke bagian bawah kulit, umumnya di lengan bagian atas. Di balik efektivitasnya yang cukup tinggi, penggunaan alat ini diketahui dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur serta menimbulkan memar pada kulit saat baru dilakukan pemasangan implan. 4) Suntik KB Cara kerja suntik KB hampir sama dengan pil KB, hanya saja cara penggunaannya berbeda. Bagi wanita yang tidak suka minum obat setiap hari, maka suntik KB bis koa menjadi alternatifnya. Berdasarkan periode penggunaannya, suntik KB terbagi menjadi dua yaitu 1 bulan dan 3 bulan. Kelebihan suntik KB sebagai alat kontrasepsi adalah penggunaannya lebih praktis dengan risiko kegagalan di bawah 1% jika digunakan dengan tepat. Di sisi lain, suntik KB dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur dan efek samping seperti keluarnya bercak darah. 5) IUD IUD (Intra-Uterine Device) atau yang dikenal juga dengan KB spiral adalah alat kontrasepsi wanita yang bisa bekerja selama 5–10 tahun. Alat berbentuk T ini memiliki dua jenis, yaitu IUD hormonal (berisi hormon progestin) dan IUD nonhormonal (terbuat dari tembaga). IUD memiliki kelebihan bisa bertahan lama di dalam rahim, namun posisinya bisa bergeser dan menyebabkan rasa tidak nyaman pada rahim atau saat berhubungan intim. IUD juga berpotensi menimbulkan kram dan meningkatkan volume darah saat menstruasi 6) Kondom Wanita Alat kontrasepsi berupa kondom tidak hanya tersedia untuk pria, tetapi juga wanita. Kondom wanita berfungsi untuk menyelubungi vagina. Penggunaannya sendiri cukup mudah untuk disesuaikan karena terdapat cincin plastik di ujung kondom. Alat ini pun tidak bisa digunakan bersamaan dengan kondom pria. Kelebihan menggunakan kondom wanita sebagai alat kontrasepsi adalah menjaga suhu tubuh lebih baik daripada kondom pria. Namun, efektivitasnya masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondom pria, bahkan tingkat kegagalannya bisa dibilang tinggi, yaitu sebesar 21% jika cara penggunaannya tidak baik. 7) Diafragma Diafragma adalah jenis alat kontrasepsi yang berbentuk kubah dan terbuat dari karet. Cara menggunakannya diafragma sebagai kontrasepsi adalah dengan menempatkannya di mulut rahim sebelum berhubungan intim. Alat ini biasanya dikombinasikan dengan spermisida. Diafragma merupakan alat kontrasepsi yang harganya cukup terjangkau. Namun, sejumlah kekurangannya yaitu pemasangannya harus dilakukan oleh dokter, memiliki tingkat kegagalan hingga 16% jika tidak digunakan secara tepat, serta tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual. 8) Spersimida Spermisida adalah alat kontrasepsi berbentuk jeli, krim, atau busa yang mengandung bahan kimia untuk mematikan sperma. Spermisida dimasukkan ke dalam vagina 30 menit sebelum berhubungan intim. Spermisida merupakan salah satu kontrasepsi dengan harga terjangkau dan mudah digunakan. Akan tetapi, penggunaan spermisida terlalu sering berpotensi menyebabkan iritasi pada organ intim. Penggunaannya perlu dikombinasikan dengan kontrasepsi lain karena tingkat kegagalannya dapat mencapai 29%, misalnya kondom. 9) KB Permanen Jika Anda dan pasangan sudah yakin untuk tidak memiliki anak lagi, maka KB permanen atau steril adalah pilihan alat kontrasepsi yang tepat. Metode ini memiliki efektivitas untuk mencegah kehamilan hampir 100%. KB permanen pun dapat dilakukan pada pria dan wanita. Pada pria, KB permanen dilakukan dengan vasektomi (memutus penyaluran sperma ke air mani). Sementara itu, KB permanen pada wanita menggunakan metode tubektomi atau pengikatan tuba falopi, yaitu sistem reproduksi wanita yang berperan penting dalam proses pembuahan. PERLINDUNGAN REMAJA DIBAWAH UMUR TERHADAP PEMASARAN ALAT KONTRASEPSI SECARA BEBAS
Permasalahan sosial yang sangat mengkhawatirkan kita sekarang
adalah perilaku remaja terhadap pergaulan bebas. Salah satu faktornya adalah mudahnya akses untuk mendapatkan alat kontrasepsi kondom di pasaran. Penggunaan kondom tersebut terindikasi dilakukan untuk melakukan seks bebas, mereka berasumsi bahwa dengan memakai kondom dapat mencegah terjadinya kehamilan. Hal ini tidak luput dari sikap para kasir minimarket dalam melayani pembeli alat kontrasepsi kondom, menyerahkannya begitu saja tanpa ada persyaratan administrasi sebagaimana yang dilakukan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), bukankah hal ini sangat disayangkan apabila kondom tersebut diberikan pada orang yang tidak tepat, apalagi jika diketahui kondom tersebut digunakan oleh pembeli yang masih remaja bukan pada tempatnya, dalam artian untuk berhubungan seks dibawah umur. Sebagaimana tercantum dalam Undang- Undang Perlindungan Anak. Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara. (Indonesia, 2014. ) Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) justru mendorong pemerintah memberikan perlindungan substantif bagi anak, salah satunya membatasi peredaran dan akses alat kontrasepsi termasuk kondom agar tidak terlalu bebas diakses anak-anak dibawah umur dan orang yang masih dikatakan remaja. Pemasaran alat kontrasepsi kondom di minimarket Seperti yang telah diketahui oleh kalangan masyarakat yang mengunjungi ataupun berbelanja di minimarket yang berupa pada umumnya, bahwa salah satu alat kontrasepsi yang berupa kondom tersebut dijual belikan dan juga diletakkan secara terang-terangan di depan kasir bahkan dijadikan satu rak dengan makanan ringan sejenis cungky bar, silver queen, permen atau sejenis lainnya. Yang mana makanan tersebut sering kali dijangkau dan diperhatikan oleh anak- anak terkhusus remaja yang masih di bawah 17 tahun. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga mempunyai usulan bahwa Sebaiknya alat kontrasepsi dalam hal ini kondom tidak dijual bebas kepada remaja yang masih di bawah 17 tahun, seharusnya penjualannya dibatasi hanya kepada orang dewasa saja sedangkan untuk remaja jangan diizinkan.
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan UU No. 52 Tahun 2009
pasal 543 menyebutkan:“Bahwa Barang siapa secara terang- terangan mempertunjukkan sesuatu sarana untuk mencegah kehamilan maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan, ataupun secara terang-terangan atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang demikian itu, diancam dengan pidana kurungan paling lama dua bulan atau pidana denda paling banyak tiga ribu rupiah”.
SADARKAH KITA BAHWA IMPLEMENTASI KB TIMPANG GENDER
DAN DISKRIMINATIF TERHADAP PEREMPUAN?
Penargetan kontrasepsi hanya fokus pada perempuan
Dari tahun ke tahun, perbedaan tingkat partisipasi perempuan dan laki-laki dalam penggunaan kontrasepsi sangat timpang. Hasil survei BKKBN tahun 2018 menunjukkan bahwa angka partisipasi perempuan dalam penggunaan kontrasepsi sebesar 96,7%. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan partisipasi laki-laki yang hanya sebesar 3,3%. Ketimpangan tersebut sebagian besar akibat penyediaan alat kontrasepsi oleh negara yang jenisnya lebih banyak ditujukan untuk perempuan, seperti intrauterine device (IUD) atau spiral, suntik, pil, susuk atau implant, dan tubektomi (sterilisasi perempuan). Sedangkan untuk laki-laki, opsi yang tersedia hanya vasektomi (sterilisasi laki-laki) dan penggunaan kondom saat berhubungan seksual. Kampanye-kampanye KB di manapun hampir tidak pernah menekankan dan memprioritaskan pemakaian kondom untuk laki- laki. Justru, kondom seringkali dikaitkan dengan pelacuran. Dari hal ini saja sudah terlihat bagaimana keberhasilan program KB secara nasional menunjukan adanya ketimpangan gender. Padahal, perempuan menderita banyak efek samping sebagai dampak penggunaan alat kontrasepsi pada tubuhnya. Ini termasuk penambahan berat badan yang tidak mereka inginkan karena kontrasepsi memengaruhi hormon dalam tubuhnya.
EFEK SAMPING PIL KB BAGI PEREMPUAN
1) Mempengaruhi Siklus Menstruasi Pertama adalah perubahan pada siklus menstruasi. Ini merupakan efek yang paling umum terjadi bagi pengkonsumsi pil KB.. Terutama selama beberapa bulan pertama pemakaian. Contohnya seperti pendarahan di luar siklus haid. Bisa pendarahan ringan, pendarahan yang lebih banyak, atau pendarahan yang tidak teratur. Selain itu, untuk beberapa wanita, pil KB juga dapat menyebabkan tidak terjadinya haid selama periode konsumsi. 2) Sensitivitas Payudara Selanjutnya, meminum pil KB dapat menimbulkan rasa nyeri pada payudara. Sensasi ini bisa muncul saat sebelum menstruasi atau secara terus menerus selama penggunaan. Pada beberapa kasus, pil KB juga dapat menyebabkan peningkatan ukuran payudara (pembengkakan) karena perubahan hormon estrogen yang terjadi. Namun, efek ini bersifat sementara saja. 3) Penggumpalan Darah Perlu diketahui, penggunaan pil KB juga dapat memunculkan efek samping yang lebih serius. Salah satunya, penggumpalan darah. Kandungan hormon estrogen dalam pil akan menyebabkan darah lebih mudah menggumpal, sehingga beresiko menyumbat pembuluh darah. Apabila pembuluh darah tersumbat, berpotensi untuk terkena stroke, trombosis vena, bahkan serangan jantung. 4) Mual Efek samping penggunaan pil KB berikutnya adalah mual atau muntah. Kondisi ini biasanya bersifat sementara dan dapat terjadi di awal penggunaan pil KB. Hal ini bisa dicegah perasaan mual dengan mengonsumsi pil KB setelah makan atau sebelum tidur. 5) Perubahan Berat Badan Beberapa orang mungkin mengalami perubahan berat badan saat menggunakan pil KB. Kebanyakan, mereka akan mengalami kenaikan berat badan. Hal ini karena pil KB mengandung hormon estrogen yang tinggi, sehingga membuat nafsu makan meningkat dan terjadi penumpukan cairan dalam tubuh. Namun, di beberapa kasus, penggunaan pil KB justru dapat menurunkan berat badan. 6) Perubahan pada Libido Beberapa wanita bisa mengalami penurunan gairah seksual setelah mengonsumsi pil KB. Tingkat sensitivitas organ intim mereka juga bisa berkurang. Hal ini tentu dapat mengurangi kepuasan seksual atau kesulitan mencapai orgasme. Selain itu, penggunaan pil KB pada jenis tertentu bisa menurunkan pelumas alami di dalam vagina, sehingga akan timbul rasa sakit/nyeri saat berhubungan intim. 7) Sakit Kepala Pil KB mengandung hormon estrogen, progesteron, atau kombinasi keduanya, yang dapat mempengaruhi kadar hormon tubuh kita. Hal inilah yang memicu perasaan pusing atau migrain. Namun, gejala yang muncul akan bergantung pada dosis dan jenis pil. Jika merasakan sakit kepala terus menerus setelah mengonsumsi pil KB, segera konsultasikan ke dokter. 8) Keputihan Pil KB mengandung hormon yang juga terlibat dalam produksi lendir dalam serviks. Oleh karena itu, tidak jarang, bagi pengguna pil KB, mereka akan mengeluhkan terjadinya keputihan, termasuk perubahan cairan keputihan itu sendiri. Contohnya seperti warna, kekentalan, hingga jumlahnya. Ini bukanlah hal yang berbahaya, ya. Tapi, jika menemukan perbedaan yang mencolok pada keputihan, seperti bau yang tidak sedap, atau warna yang terlalu mencolok, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut 9) Jerawat Efek samping pil KB bagi tubuh lainnya adalah munculnya jerawat. Hal ini bisa saja terjadi karena pil KB mengandung hormon progesteron, yang dapat meningkatkan produksi minyak kulit (sebum). Jumlah sebum yang berlebihan, dapat menyumbat pori-pori kulit dan memicu timbulnya jerawat.
C. STERILISASI WANITA DAN PRIA
1) VASEKTOMI Vasektomi adalah prosedur kontrasepsi pada pria yang dilakukan dengan cara memutus saluran sperma dari buah zakar (testis). Ini melibatkan memotong atau mengikat vas deferens, saluran yang membawa sperma dari testis ke vesikula seminalis dan prostat. Ini mencegah sperma dari mencampur dengan cairan ejakulasi. 2) TUBEKTOMI Tubektomi adalah sterilisasi yang dilakukan oleh wanita. Ini adalah prosedur bedah di mana saluran tuba falopi, yang menghubungkan ovarium dengan rahim, diikat, dipotong, atau diblokir. Ini mencegah sperma mencapai telur yang dilepaskan dari ovarium, sehingga mencegah pembuahan.
D) EFEK SAMPING STERILISASI WANITA DAN PRIA
Efek Samping Dari Vasektomi Efek samping jangka panjang dari vasektomi umumnya jarang terjadi, tetapi beberapa masalah yang mungkin muncul setelah prosedur tersebut adalah sebagai berikut: 1) Nyeri Kronis. Sebagian kecil pria mungkin mengalami nyeri kronis di area skrotum setelah vasektomi. Meskipun jarang, nyeri ini dapat menjadi masalah jangka panjang yang memerlukan penanganan medis. 2) Perubahan Seksualitas. Beberapa pria melaporkan perubahan dalam fungsi seksual setelah vasektomi, meskipun hubungan sebab-akibatnya belum sepenuhnya dipahami. Ini bisa mencakup penurunan libido, masalah ereksi, atau perasaan penurunan kepercayaan diri seksual. 3) Perubahan Psikologis. Sebagian kecil pria mungkin mengalami perubahan psikologis setelah vasektomi, seperti perasaan penyesalan atau kekhawatiran tentang keputusan permanen yang telah mereka buat. 4) Kompilasi Jarang. Meskipun jarang terjadi, beberapa komplikasi jangka panjang seperti infeksi, hematoma (pengumpulan darah di dalam jaringan), atau reaksi alergi terhadap bahan yang digunakan dalam prosedur bisa terjadi. 5) Kehilangan Kemampuan Reversibilitas. Vasektomi adalah prosedur permanen yang tidak dapat dibalikkan dengan keberhasilan 100%. Meskipun ada prosedur yang disebut rekatan vas deferens atau vasoepididimostomi yang dapat mencoba mengembalikan aliran sperma, keberhasilannya tidak selalu terjamin, dan kemungkinan kehamilan setelah rekatan ini relatif rendah.
Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar pria yang
menjalani vasektomi tidak mengalami efek samping jangka panjang yang signifikan. Namun, jika pria mengalami masalah atau kekhawatiran setelah prosedur, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat. Efek Samping Tubektomi 1) Tidak Mencegah Penyakit Menular. Tubektomi memang dapat mencegah kehamilan, tetapi proses ini tidak dapat mencegah terjadinya penyakit menular seksual. Untuk mencegah ini, kamu perlu melakukan aktivitas seksual yang aman dengan menggunakan kondom 2) Efek Samping Tindakan Bedah. Proses ini akan dilakukan dengan tindakan bedah. Meskipun terbilang tindakan minor, jika tidak dirawat dengan baik kamu bisa mengalami efek samping akibat tindakan bedah. Berikut beberapa efek samping akibat liga tuba, Kerusakan pada usus, kandung kemih hingga pembuluh darah, reaksi negatif terhadap anestesi yang diberikan, penyembuh luka yang cukup lama, infeksi, nyeri panggul yang berkelanjutan, kegagalan prosedur sehingga terjadi kehamilan yang tidak direncanakan. 3) Meningkatkan Resiko Kehamilan Ektopik. Kasus kehamilan pasca tubektomi memang kejadian yang sangat langka. Namun bila sampai terjadi, kehamilan itu biasanya akan terjadi di saluran indung telur, alih-alih rahim. Kondisi ini tentu dapat membuat saluran tersebut pecah seiring dengan pertumbuhan embrio menjadi janin. Mau tak mau, perempuan dengan kondisi ini harus melalui tahap operasi untuk mengangkat janin tersebut. 4) Memicu Komplikasi. Sama halnya dengan kehamilan etopik, akibat terkait kesehatan yang ditimbulkan oleh prosedur tubektomi juga bersifat sangat langka. Perlu diketahui bahwa metode kontrasepsi ini bisa menimbulkan risiko kesehatan lain atau komplikasi. Beberapa contohnya adalah rasa nyeri pada luka bekas operasi, mudah lelah, pusing, sakit atau kram perut, perut kembung, nyeri bahu, pendarahan ataupun gangguan di area usus, kandung kemih, atau pembuluh darah utama, sampai nyeri panggul atau perut yang berkelanjutan.