Anda di halaman 1dari 25

Macam-macam Kontrasepsi

A. Metode Kontrasepsi Sederhana

Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 macam yaitu metode kontrasepsi sederhana
tanpa obat dan metode kontrasepsi sederhana dengan obat/alat.
a. Metode Kontrasepsi Berencana Sederhana Dengan Obat/Alat
1. Kondom
a) Pengertian
Kondom merupakan selubung / sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan di
antaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau bahan alami ( produsi hewani) yang dipasang pada penis
saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintesis yang tipis, berbentuk silinder, dengan
muaranya berpinggir tebal, yang bila di gulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti putting
susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efektifitasnya
( misalnya penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual.Standar kondom
dilihat dari ketebalan adalah 0,02 mm.
Kondom ditarik menutupi penis yang sedang ereksi untuk menangkap semen selama ejakulasi
dan mencegah sperma masuk kedalam vagina. Kondom lateks dan polyuretan merupakan kondom
yang efektif untuk mencegah penularan HIV dan mengurangi resiko penyakit menular seksual. Namun,
kondom pria tidak menutupi semua area yang terpajan, dan menurut CDC “ kondom cenderung lebih
efektif digunakan untuk mencegah infeksi yang ditlarkan oleh cairan dari permukaan mukosa
( misalnya gonorrhea, clamidia, dll) dari pada untuk mencegah penyakit yang di tularkan melalui
kontak dari kulit ke kulit (seperti Virus Herpes Simpleks [HSV], Human Papiloma Virus [HPV], sifilis dan
kankroid. Sealput kondom yang terbuat dari bahan alami, sebagai alat untuk mencegah kehamilan,
tidak dapat mencegah infeksi HIV, Hepatitis B atau herpes simpleks.
b) Tipe kondom terdiri dari :
- Kondom biasa
- Kondom berkontur ( bergerigi)
- Kondom beraroma
- Kondom tidak beraroma

c) Petunjuk penggunaan kondom


1) Gunakan kondom pada penis sebelum penis mendekati genitalia eksterna wanita atau saat penis
memasuki vagina.
2) Apabila pria tidak di sirkumsisi, ujung kulit penisnya harus di tarik kebelakang sebelum
memasukkan kondom.
3) Gunakkan kondom pada penis yang sedang ereksi sepanjang penis sampai mencapai rambut
pubis di pangkal penis
4) Apabila kondom memiliki ujung datar, bukan ujung yang meruncing, sisakan ruang kosong
sepanjang ½ inci untuk menahan semen. Ruang kosong ini seharusnya tidak berisi udara.
5) Pastikan terdapat pelumas yang adekuat pada bagian luar kondom karena jika pelumas tidak
adekuat, kondom rentan terhadap robek akibat gesekan.
6) Setelah ejakulasi pria harus kembali menarik penisnya sebelum penisnya menjadi lemas.
7) Untuk mencapai tingkat efektivitas yang maksimal dalam mencegah kehamilan, gunakan kondom
di barengi dengan penggunaan spermisida.

d) Efektifitas
Kondom cukup efektif bila di pakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada
beberpa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak di pakai secara konsisten,. Secara
ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100
perempuan/tahun.

e) Manfaat
- Kontrasepsi
 Efektif bila digunakan dengan benar
 Tidak menganggu produksi ASI
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Murah dan dapat di beli secara umum
 Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
 Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda.
- Non Kontrasepsi
 Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber –KB
 Dapat mencegah penularan IMS
 Mencegah ejakulasi dini
 Saling berinteraksi sesama pasangan
 Mencegah imuno infertilitas
f) Keterbatasan
- Efektifitas tidak terlalu tinggi
- Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
- Agak mengganggu hubungan seksual
- Beberapa klien malu membeli kondom di tempat umum
- Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah.
2. Diafragma
a) Pengertian
Adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang di insersikan kedalam
vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
b) Jenis
1) Pegas datar : pegas pada diafragma ini terbuat dari lapisan tipis baja stainlees yang sangat ringan
2) Pegas kumparan : pegas pada diafragma ini merupakan kumparan melingkar yang fleksibel
dengan kekuatan sedang
3) Pegas lengkung : pegas pada diafragma ini merupakan kombinasi antara pegas datar dan pegas
kumparan
4) Bingkai tutup lebar : tersedia dalam bentuk pegas kumparan ataupun pegas lengkung. Diafrgma
ini berbeda dari jenis diafragma lain karena daya fleksibilitasnya selebar 1 ½ cm yang terdapat padda
sisi dalam bingkai.
c) Cara kerja
Menahan sperma agar tidak mendapat akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas
( uterus dan tuba fallopi) dan sebagai alat tempat spermisida.
d) Manfaat
- Kontrasepsi
 Efektif bila digunakan dengan benar
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak menggangu hubungan seksual karena sudah terpasang 6 jam sebelumnya
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
- Non Kontrasepsi
 Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya apabila digunakan dengan
spermisida.
 Bila digunakan saat haid, dapat menampung darah mensturasi.
e) Keterbatasan
- Efektivitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angka kegagalan 6-16 kehamilan per 100/tahun
pertama)
- Keberhasilan pada kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
- Motivasi dilakukan berkesinambungan dengan menggunakannya setiap berhubungan seksual
- Pemeriksaan pelvic oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan ketepatan
pemasangan
- Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
- Pada 6 jam pascahubungan seksual alat masih harus berada pada posisinya.
f) Cara penggunaan/instruksi bagi kilen
1) Gunakan diafragama setiap kali melakukan hubungan seksual
2) Pertama kosongkan kandung kemih dan cuci tangan
3) Pastikan diafragma tidak berlubang ( tes dengan mengisi diafragma dengan air atau melihat
menembus cahaya)
4) Oleskan sedikit spermisida krim atau jelli pada kap diafragma ( untuk memudahkan pemasangan
tambahkan krim atau jelli , remas bersamaan dengan pinggirannya)
5) Posisi saat pemasangan diafragma:
- Satu kaki diangkat keatas kursi atau dudukan toilet
-Sambil berbaring
- Sambil jongkok
6) Lebarkan kedua bibir vagina
7) Masukka diafragma kedalam vagina jauh kebelakang, dorong bagian depan pinggiran kealas
dibalik tulang pubis
8) Masukkan jari kedalam vagina sampai menyentuh serviks , sarungkan karetnya dan pastikan
serviks telah terlindungi
9) Diafragma diapsang di vagina sampai 6 jam sebelum hubungan seksual. Jika hubungan seksual
berlangsung 6 jam setelah pemasangan, tambahkan spermisida kedalam vagina. Diafrgama berada
didalam vagina paling tidak 6 jam setelah terlaksanya hubungan seksual. Jangan tinggalkan diafrgama
di dalam vagina lebih dari 24 jam sebelum diangkat..
10) Mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah
11) Cuci dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan kembali ketempatnya.

3. Jelly dan krim


Jelli dan krim di pakai dalam kemasan tabung. Kemasan yang dijual juga dilengkapi dengan alat
pengolesnya dan petunjuk pemakaian. Karena semua sedian ini dapat terlarut dalam sekeresi
vagina, jumlah sedian yang dimasukkan harus cukup sesuai petunjuk yang ada. Untuk mempermudah
pengolesan sediaan spermisida di dekat serviks, wanita dianjurkan beraring terlentang kemudian
memasukkan alat kearah bawah dan kebelakang vagina penuh, kemudian tarik alat sekitar ½ inci
sebelum menekannya.
4. Tablet Busa Vagina
Tablet busa vagina 1-gram berbentuk bundar, datar, berwarna putih dan mengandung agen
spermisida, bakteriostatik, dan zat-zat yang bila dilembabkan akan menghasilkan busa karbondioksida.
Wanita yang akan menggunakan tablet harus terbaring dengan sedikit air atau cairan saliva. Kemudian
wanita harus menuggu untuk melihat atau mendengar bunyi seperti berdesis, apabila tidak
mengeluarkan bunyi seperti berdesis, tablet tersebut harus dibuang dan gunakan tablet yang baru.
Apabila mengeluarkan suara, wanita harus secepatnya memasukkan tablet kedalam vaginannya
kemudian menekanan tablet sedalam yang bisa dilakukan dengan jarinya. Selain itu wanita harus
member rentang waktu 5 menit antara pemasukan tablet kedalam vagina dan hubungan seksual agar
ada waktu tablet untuk menembus dan menyebarkan busa keseluruh vagina. Tablet tersebut
kemudian menjadi larut dan semakin berbusa saat ejakulasi.

b. Metode Kontrasepsi Berencana Sederhana Tanpa Alat


1. Alami
a) Tekhnik Pantang Berkala (metode kalender/metode ritmik)
Penelitian yang dilakukan pada tahun 1930-an telah membuahkan metode terkini keluarga
berencana alami, yakni metode “ritmik” yang dikenal sebagai metode kalender. Metode tersebut
berdasarkan temuan bahwa ovulasi terjadi pada suatu hari tertentu, kurang lebih 14 hari sebelum
periode mensturasi. Berdasarkan temuan ini, masa subur seorang Wanita dapat ditentukan. Untuk
kontrasepsi sanggama di hindari pada masa subur yaitu dekat dengan pertengahan siklus haid atau
terdapat tanda-tanda adanya kesuburan yaitu keluarnya lender encer dari liang vagina. Untuk
perhitungan masa subur dipakai rumus siklus terpanjang dikurangi 11, siklus terpendek dikurangi 18.
Antara kedua waktu sanggama dihindari.
Manfaat:
- Kontrasepsi
 Dapat digunakan untuk menghindari dan mencapai kehamilan
 Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
 Tidak ada efek samping sistemik
 Murah atau tanpa biaya
- Non Kontrasepsi
 Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
 Menambah pengetahuan tentang system reproduksi oleh suami dan istri
 Hari Memungkinkan mengeratkan relasi/hubungan melalui peningkatan komunikasi antara suami
istri/pasangan.
b) Metode Ovulasi Billings (MOB)
Anda dapat mengenali masa subur dengan memantau lender serviks yang keluar dari vagina,
pengamaatan sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari. Periksa lender dengan jari
tangan atau tissue diluar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan
untuk periksa kedalam vagina.
Untuk menggunakan Metode Ovulasi Billing ini, seorang perempuan harus belajar mengenali
pola kesuburan dan pola ketidak suburannya. Untuk menghindari kekeliruan dan untuk menjamin
keberhasilan pada awal masa belajar, pasangan diminta secara penuh untuk tidak bersanggama pada
satu siklus haid, untuk mengeenali pola kesuburan dan pola ketidak suburan.
Pola kesuburan adalah pola yang terus berubah, dan pola dasar ketidak suburan adalah pola
yang sama sekali tidak berubah dari hari ke hari. Kedua pola ini mengikutiu kegiatan hormone–
hormone (khususnya progesterone dan estrogen) yang mengontrol daya tahan hidup sperma dan
pembuahan. Oleh karena itu, dapat memberi informasi yang dapat diandalkan untuk mendapatkan
atau menunda kehamilan.
Suatu catatan yang sederhana dan tepat adalah kunci untuk keberhasilan satu rangkaian kode.
Digunakan untuk melengkapi catatan kode ini harus cocok dengan budaya local dan dapat
digunakan oleh pengguna KBA secara luas di beberapa tempat di pakai beberapa tempelan atau tinta
berwarna, di tempat lain lebih praktis membuat kode yang dapat ditulis dengan tangan, ada juga yang
mengkombinasikan keduanya, yaitu kode yang ditulis tangan dengan menggunakan pensil
berwarna. Contoh berikut ini adalah table pencatatan kode untuk siklus normal biasa, berkisar antara
28 hari dan siklus normal (teratur) pendek, berksiar antara 20-25 hari.
Awal siklus 4-4-1998
Defenisi :
Hari-hari kering : setelah darah haid bersih, kebanayakan ibu mempunyai satu sampai beberapa hari
tidak terlihat adanya lendir dan daerah vagina terasa kering,ini dinamakan hari hari kering
Hari hari subur ketika terobsevasi adanya lendir sebelum ovulasi,ibu di anggap subur,ketika
terlihat adanya lendir,walaupun jenis lendir yang kental dan lengket.lendir subur yang basah dan licin
mungkin sudah ada di serviks dan hari subur sudah di mulai
Hari puncak adalah hari terakhir adanya lendir paling licin, mulur,dan ada perasaan basah.
Pasangan yang ingin menghindari kehamilan harus mengikuti beberapa aturan berikut :
1. Peraturan hari awal
a. Hubungan seksual harus di hindari selama hari hari perdarahan menstruasi yang berat.lendir
servik dapat tidak terdeteksi karna ada perdarah menstruasi
b. Hubungan seksual di perbolehkan setiap dua malam selama hasil pengamatan menunjukan pola
infertil dasar .sehari setelah melakukan hubungan seksual di pertimbangkan sebagai hari subur karna
ada cairan seminal yang dapat menghalangi pengamatan terhadap lendir
c. Apa bila terlihat perubahan dari pola infertile dasar, maka pasangan tidak boleh melakukan
hubungan pada hari tersebut dan hari-hari berikutnya selama masih terjadi perubahan .dan tiga hari
kemudian ketika BIP kembali tunggu dan lihat 1,2 dan tiga
d. Biasanya perubahan dari BIP mengindikasikan dimulainya fase subur.semua perubahan ini
berlanjut hingga hari puncak
2. Peraturan hari puncak ; hindari hubungan seksual sampai hari keempat setelah hari puncak
diidentifikasi.setelah fase ini sampai akhir siklus,pasangan dapat melakukan hubungan seksual setiap
hari dan kapan saja

c) Metode suhu basal


1) Pengertian
Adalah KBA dimana ibu dapat mengenali masa suburnya dengan mengukur suhu badan secara
teliti dengan thermometer khusus yang bias mencatat perubahan suhu sampai 0,1 °C Untuk
mendeteksi, bankan satu perubahan kecil, suhu tubuh anda.
Pakai aturan perubahan suhu
- Ukur suhu ibu pada waktu yang hamper sama setiap pagi (sebelum bangkit dari tempat tidur) dan
catat suhu ibu pada kartu yang disediakan oleh instruktur KBA
- Pakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid ibu, untuk
menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal, rendah (misalnya, catatan suhu harian pada pola
tertentu tanpa suatu kordinasi yang luar biasa). Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh
demam atau gangguan lain
- Tarik garis pada 0,05 -0,1 °C diatas suhu tertinggi dari suhu 10 hri tersebut. Ini dinamkan garis
pelindung (cover line) atau garis suhu.
- Masa tak subur dimulai pada sore setelah hari ke 3 berturut-turut suhu berada diatas garis
pelindung tersebut (aturan perubahan suhu)
Metode suhu basal tubuh mendeteksi kapan ovulasi terjadi. Keadaan ini dapat terjadi karena
progesterone, yang dihasilkan oleh korpus luteum, menyebabkan peningkatan suhu basal
tubuh. Sebelum perubahan suhu basal tubuh dipertimbangkan sebagai masa ovulasi, suhu tubuh
harus sedikitnya 0,4 oF diatas enam kali perubahan suhu sebelumnya yang di ukur. Pendeteksian
peningkatan suhu tubuh ini kemudian dapat mengidentifikasi dua fase siklus mensturasi, yakini fase
luteum atau fase pasca ovulasi. Peningkatan suhu tubuh yang terjadi seiring ovulasi dapat terjadi
secara tiba-tiba ( satu hingga dua hari), dapat terjadi sebagai peningkatan yang lambat selama
beberapa hari, dapat terjadi dalam pola bertingkat dengan suhu meningkat secara lambat ( 0,2 oF )
setiap dua sampai tiga hari, atau dapat terjadi dalam pola zigzag secara bertahap dan meningkat lebih
tinggi secara progresif dan menurun selama beberapa hari (mis, peningkatan 0,4 oF, penurunan 0,2 oF,
peningkatan 0,4 oF, dst). Pada semua pola peningkatan suhu tubuh, akan terlihat peningkatan suhu
tubuh yang tepat. Kadang-kadang, peningkatan suhu tubuh yang tajam terjadi sebelum peningkatan
suhu basah yang terjadi akibat ovulasi. Pola peningkatan suhu tubuh ini dapat bervariasi dari wanita
dengan wanita lain dan dari satu siklus ke siklus yang lain pada wanita yang lain.
Masa subur sejak ovulasi sampai fase pasca ovulasi selama siklus mensturasi dapat di tentukan
dengan memperkirakan bahwa masa subur terus berlanjut sampai terdapat peningkatan yang tetap
atau keadaan suhu yang tepat selama 3 hari atau setelah lima hari peningkatan yang progresif (mis.
Pola zigzag, pola anak tangga, atau peningkatan yang lambat) hari-hari tidak subur mulai muncul dan
berlanjut sampai fase luteal atau setelah ovulasi yang merupakan fase siklus mensturasi sampai
terjadinya mensturasi metode suhu basal tubuh itu sendiri hanya berfungsi untuk menentukan kapan
ovulasi terjadi dan mengidentifikasi hari-hari subur setelah ovulasi dan hari-hari tidak subur setelah
ovulasi.

d) Metode gejala suhu ( metode symthotermal)


Metode gejala suhu menggunakan semua tanda dan gejala sejak munculnya ovulasi.dengan
demikian dilakukan dengan mengamati prubahan lendir dan perubahan suhu basal tubuh dan
menambahkan indicator ovulasi yang lain,seperti yang terlihat pada gambar.tanda dan gejala
menjelang ovulasi atau ovulasi yang sedang terjadi yang dialami oleh beberapa wanita adalah sbb:
1) Mittelschmersz. Nyeri dipertengahan siklus memunculkan sejumlah tanda dan gejala, seperti;
a. Nyeri yang tersa dipinggir tengah abdomen bawah yang diakibatkan oleh folikel yang rupture.
b. Bercak darah atau perdarahan yang banyak.
c. Bagian bawah atau nyeri yang menyebar
d. Nyeri tekan menyeluruh pada abdomen tengah bagian bawah dan area pelvic.
2) Peningkatan hasrat seksual (libido).akan tetapi, hal ini dapat terjadi diwaktu lain selama siklus.
3) Perubahan suasana hati perasaan depresi atau perubahan suasana hati yang cepat merupakan
keadaan yang umum terjadi selama fase pasca ovulasi (luteal) dalam siklus menstruasi.
4) Gambaran pakis lendir serviks pendeteksian membutuhkan pemeriksaan mikroskopik lendir serviks
kering.pola lendir serviks seperti pakis dapat terlihat selama hari-hari siklus menstruasi ketika
hormone estrogen memuncak.bentuk pakis lendir serviks ini lebih jelas terlihat pada saat ovulasi.pola
pakis ini dapat dengan mudah dibedakan dan memang berbeda dari pola lendir yang agak cair,yang
menggantikan pola pakis selama fase pasca ovulasi.dalam siklus menstruasi.dibawah pengaruh
estrogen.lendir serviks juga menghasilkan cairan yang dikenal sebagai spinnbarkeit yang telah
disebutkan sebelumnya sebagai karakteristik yang berbeda pada hari-hari basa.
5) Perubahan serviks semua pierubahan ini meliputi pelunakan dilatasi ringan tulang serviks dan
perubahn posisi kearah yang lebih tinggi pada jalan lahir mendekati ovulasi. setelah ovulasi,serviks
kembali keras tertutup dan lebih rendah daripada jalan lahir.pendeteksian posisi serviks merupakan
tanda pilihan.
6) Payudara yang menegang dan nyeri ketika ditekan.semua gejala ini terjadi pada fase pasca
ovulasi (luteal) dalam siklus menstruasi dibawah pengaruh kombinasi estrogen dan progesteron.

2. Coitus Intereptus

a) Pengertian

Atau biasa di sebutt dengan sanggama terputus adalah metode KB tradisional dimana pria
mengeluarkan penis dari vagina wanita sebelum pria mencapai ejakulasi.
b) Cara kerja
Penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk kedalam vagina sehingga tidak
ada pertemuan antara sperma dan ovum dan kehamilan dapat dicegah
c) Manfaat

 Kotrasepesi

- Efektif bila dilaksanakan dengan benar

- Tidak menggangu produksi ASI

- Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya.

- Tidak ada efek samping

- Dapat digunakan setiap waktu

- Tidak membutuhkan biaya

 Non Kontrasepsi

- Meningkatkan keterlibatan suami dalam KB

- Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam

d) Keterbatasan

- Efektivitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan sanggama terputus setiap
melakasanakannya ( angka kegagalan ) 4-27 kehamilan/100 perempuan/tahun.

- Efektivitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada
penis.
- Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual.

e) Dapat Dipakai Untuk

- Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana.

- Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak memakai metode-metode
lain.

- Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera.

- Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lain.

- Pasangan yang membutuhkan metode pendukung.

- Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.

f) Tidak Dapat di Pakai Untuk

- Suami dengan pengalaman ejakulasi dini.

- Suami yang sulit melakukan sanggama terputus.

- Suami yang memiliki kelainan fisik atau psikologis.

- Ibu yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama.

- Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi.

- Pasangan yang tidak bersedia melakukan sanggama terputus.

g) Instruksi bagi klien

- Meningkatkan kerjasama dan membangun saling pengertian sebelum melakukan hubungan seksual
dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati penggunaan metode sanggama terputus.

- Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung
penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
- Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan
mengeluarkan sperma diluar vagina.

- Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya.

- Sanggama tidak dianjurkan pada masa subur.

(Handayani, 2010)
B. Metode Kontrasepsi Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi

(mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi

progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan


suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat

pada pil, suntik dan implant (Handayani, 2010).

1. Definisi Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling

efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi (Baziad, 2008).

Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron

memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga

terjadi hambatan terhadap folikel dan proses ovulasi (Manuaba, 2010).

2. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Hormonal

Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik, terhadap kelenjar

hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan

folikel dan proses ovulasi. Melalui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat

menghambat pengeluaran Folicle Stimulating Hormone (FSH) sehingga

perkembanagan dan kematangan Folicle De Graaf tidak terjadi. Di samping itu

progesteron dapat menghambat pengeluaran Hormone Luteinizing (LH). Estrogen

mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus endometrium

yang belum siap untuk menerima implantasi (Manuaba, 2010).

Selama siklus tanpa kehamilan, kadar estrogen dan progesteron bervariasi dari

hari ke hari. Bila salah satu hormon mencapai puncaknya, suatu mekanisme umpan

balik (feedback) menyebabkan mula-mula hipotalamus kemudian kelenjar hypophyse

mengirimkan isyarat-isyarat kepada ovarium untuk mengurangi sekresi dari hormon

tersebut dan menambah sekresi dari hormon lainnya. Bila terjadi kehamilan, maka

estrogen dan progesteron akan tetap dibuat bahkan dalam jumlah lebih banyak tetapi

tanpa adanya puncak-puncak siklus, sehingga akan mencegah ovulasi selanjutnya.

Estrogen bekerja secara primer untuk membantu pengaturan hormon realising factors
of hipotalamus, membantu pertumbuhan dan pematangan dari ovum di dalam

ovarium dan merangsang perkembangan endometrium. Progesteron bekerja secara

primer menekan atau depresi dan melawan isyarat-isyarat dari hipotalamus dan

mencegah pelepasan ovum yang terlalu dini atau prematur dari ovarium, serta juga

merangsang perkembangan dari endometrium (Hartanto, 2002).

Adapun efek samping akibat kelebihan hormon estrogen, efek samping yang

sering terjadi yaitu rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada payudara, dan

fluor albus atau keputihan. Rasa mual kadang-kadang disertai muntah, diare, dan rasa

perut kembung. Retensi cairan disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan

natrium, dan dapat meningkatkan berat badan. Sakit kepala disebabkan oleh retensi

cairan. Kepada penderita pemberian garam perlu dikurangi dan dapat diberikan

diuretik. Kadang-kadang efek samping demikian mengganggu akseptor, sehingga

hendak menghentikan kontrasepsi hormonal tersebut. Dalam kondisi tersebut,

akseptor dianjurkan untuk melanjutkan kontrasepsi hormonal dengan kandungan

hormon estrogen yang lebih rendah. Selain efek samping kelebihan hormon estrogen,

hormon progesteron juga memiliki efek samping jika dalam dosis yang berlebihan

dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur, bertambahnya nafsu makan disertai

bertambahnya berat badan, acne (jerawat), alopsia, kadang-kadang payudara

mengecil, fluor albus (keputihan), hipomenorea. Fluor albus yang kadang-kadang

ditemukan pada kontrasepsi hormonal dengan progesteron dalam dosis tinggi,

disebabkan oleh meningkatnya infeksi dengan candida albicans (Wiknjosastro, 2007).

Komponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, retensi air, dan

garam, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat

menstruasi, meningkatkan pengeluaran leukorhea, dan menimbulkan perlunakan

serviks. Komponen progesteron menyebabkan payudara tegang, acne (jerawat), kulit


dan rambut kering, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram (Manuaba,

2010).

3. Macam-Macam Kontrasepsi Hormonal

a. Kontrasepsi Pil

1) Pengertian

Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh

ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium 17 selama siklus haid yang normal,

sehingga juga menekan releasingfactors di otak dan akhirnya mencegah ovulasi.

Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk mencegah ovulasi, tetapi juga menimbulkan

gejala-gejala pseudo pregnancy (kehamilan palsu) seperti mual, muntah, payudara

membesar, dan terasa nyeri (Hartanto, 2002).

2) Efektivitas

Efektivitas pada penggunaan yang sempurna adalah 99,5- 99,9% dan 97%

(Handayani, 2010).

3) Jenis KB Pil

Menurut Sulistyawati (2013) yaitu: a) Monofasik: pil yang tersedia dalam

kemasan 21 tablet mengamdung hormon aktif estrogen atau progestin, dalam dosisi

yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif, jumlah dan porsi hormonnya konstan

setiap hari. b) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen, progestin, dengan dua dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon

aktif, dosis hormon bervariasi. c) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen atau progestin, dengan tiga dosis yang berbeda 7

tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon bervariasi setiap hari.

4) Cara kerja KB Pil


Menurut Saifuddin (2010) yaitu: a) Menekan ovulasi b) Mencegah implantasi c)

Mengentalkan lendir serviks d) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi

ovum akan terganggu.

5) Keuntungan KB Pil

Menurut Handayani (2010) yaitu: a) Tidak mengganggu hubungan seksual b)

Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia) c) Dapat digunakam sebagai metode

jangka panjang d) Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopouse e) Mudah

dihentikan setiap saat f) Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan

g) Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium,

kista ovarium, acne, disminorhea.

6) Keterbatasan KB Pil

Menurut Sinclair (2010) yaitu: a) Amenorhea b) Perdarahan haid yang berat c)

Perdarahan diantara siklus haid d) Depresi e) Kenaikan berat badan f) Mual dan

muntah 19 g) Perubahan libido h) Hipertensi i) Jerawat j) Nyeri tekan payudara k)

Pusing l) Sakit kepala m) Kesemutan dan baal bilateral ringan n) Mencetuskan

moniliasis o) Cloasma p) Hirsutisme q) leukorhea r) Pelumasan yang tidak mencukupi

s) Perubahan lemak t) Disminorea u) Kerusakan toleransi glukosa v) Hipertrofi atau

ekropi serviks w) Perubahan visual x) Infeksi pernafasan y) Peningkatan episode

sistitis z) Perubahan fibroid uterus.

b. Kontrasepsi Suntik

1) Efektivitas kontrasepsi Suntik.

Menurut Sulistyawati (2013), kedua jenis kontrasepsi suntik mempunyai

efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun, jika

penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. DMPA
maupun NET EN sangat efektif sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari 1 per 100

wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian DMPA dan 2 per 100

wanita per tahun pemakain NET EN (Hartanto, 2002).

2) Jenis kontrasepsi Suntik

Menurut Sulistyawati (2013), terdapat dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya

mengandung progestin, yaitu : a) Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung

150 mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara di suntik intramuscular

(di daerah pantat). b) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200

mg Noretindron Enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara di suntik

intramuscular (di daerah pantat atau bokong).

3) Cara kerja kontrasepsi Suntik

Menurut Sulistyawati (2013) yaitu: a) Mencegah ovulasi 21 b) Mengentalkan

lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma c) Menjadikan

selaput lendir rahim tipis dan atrofi d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba

falloppii.

4) Keuntungan kontrasepsi Suntik

Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat efektif, pencegah kehamilan

jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual, tidak mengandung

estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan

pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI, efek samping sangat kecil, klien tidak

perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun

sampai perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan

ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak payudara, dan mencegah beberapa

penyebab penyakit radang panggul (Sulistyawati, 2013).

5) Keterbatasan
Adapun keterbatasan dari kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013) yaitu:

a) Gangguan haid b) Leukorhea atau Keputihan c) Galaktorea d) Jerawat 22 e)

Rambut Rontok f) Perubahan Berat Badan g) Perubahan libido.

c. Kontrasepsi Implant

1) Profil kontrasepsi Implant

Menurut Saifuddin (2010) yaitu: a) Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk

Jedena, Indoplant, atau Implanon b) Nyaman c) Dapat dipakai oleh semua ibu dalam

usia reproduksi d) Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan e) Kesuburan segera

kembali setelah implan dicabut f) Efek samping utama berupa perdarahan tidak

teratur, perdarahan bercak, dan amenorea g) Aman dipakai pada masa laktasi.

2) Jenis kontrasepsi Implant

Menurut Saifuddin (2010) yaitu: a) Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut

berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg

levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. b) Implanon: terdiri dari satu batang putih

lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg

3- Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. 23 c) Jadena dan indoplant: terdiri

dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg. Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

3) Cara kerja kontrasepsi Implant

Menurut Saifuddin (2010) yaitu: a) Lendir serviks menjadi kental b) Mengganggu

proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi c) Mengurangi

transportasi sperma d) Menekan ovulasi.

4) Keuntungan kontrasepsi Implant

Menurut Saifuddin (2010) yaitu: a) Daya guna tinggi b) Perlindungan jangka

panjang c) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan d) Tidak


memerlukan pemeriksaan dalam e) Tidak mengganggu dari kegiatan senggama f)

Tidak mengganggu ASI g) Klien hanya kembali jika ada keluhan h) Dapat dicabut

sesuai dengan kebutuhan i) Mengurangi nyeri haid j) Mengurangi jumlah darah haid

k) Mengurangi dan memperbaiki anemia l) Melindungi terjadinya kanker

endometrium m) Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudara 24 n)

Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul o) Menurunkan

kejadian endometriosis. 5) Keterbatasan kontrasepsi Implant

Menurut Saifuddin (2010) yaitu: Pada kebanyakan pasien dapat menyebabkan

perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spooting), hipermenorea atau

meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorhea

C. Metode Non Hormonal


1. Kondom
Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta
berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena
kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis
setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam
vagina. Kekurangan metode ini:
- Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain
- Membutuhkan waktu untuk pemasangan
- Mengurangi sensasi seksual
2. Spermatisida
Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu
vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama.
Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering
terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan
terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.
3. Vaginal diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila
dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat kecil,
karena itu h arus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%.
Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau
terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah senggama.
4. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral
Alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam
rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD
merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.

Jenis-jenis IUD di Indonesia


a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus
ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD
bentuk T yang baru
IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama
minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi
dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan
menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping
hormonal dan amenorhea.
b. Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.


fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
c. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel.
d. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.
Cara Kerja
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi sperma untuk fertilisasi
Efektifitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap
hari seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan
Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8 tahun
. Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama
pemakaian.

Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam
rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu
mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40
hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:
- Usia reproduktif
- Keadaan nulipara
- Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
- Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
- Setelah melahirkan dan tidak menyusui
- Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
- Risiko rendah dari IMS
- Tidak menghendaki metoda hormonal
- Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
- Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
- Perokok
- Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih
secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan
satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan
selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.
Kontraindikasi
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah
- Belum pernah melahirkan
- Adanya perkiraan hamil
- Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak
normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker
rahim.
- Perdarahan vagina yang tidak diketahui
- Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
- Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau
abortus septik
- Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim
yangdapat mempengaruhi kavum uteri
- Penyakit trofoblas yang ganas
- Diketahui menderita TBC pelvic
- Kanker alat genital
- Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Keuntungan
Menurut Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill,
Carolina Utara, seperti dikutip News yahoo, dokter sering kali melupakan
manfaat IUD dalam pengobatan endometriosis.
Laporan tersebut diungkapkan dalam pertemuan di The American College of
Obstetricians and Gynecologist, New Orleans. David mengatakan, IUD mampu
mengurangi risiko kanker endometrium hingga 40 persen. Perlindungan terhadap
kanker ini setara dengan menggunakan alat kontrasepsi secara oral.
- Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang
yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
- IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
- Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti)
- Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman
karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
- Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
- Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui –
tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
- Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
- Dapat digunakan sampai menopause
- Tidak ada interaksi dengan obat-obat
- Membantu mencegah kehamilan ektopik
- Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

Kerugian
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian
perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan
setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah
itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan
masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat
pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa
menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:
1. Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual,
pusing, muntah-muntah.
2. Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
3. Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat,

mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.
4. Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi

kedokter jika anda menemukan gejala-gejala diatas.


Efek Samping dan Komplikasi
Efek samping umum terjadi:
- Perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar
mensturasi, saat haid lebih sakit
- Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang
apabila pemasangan benar)
- Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
- Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
berganti pasangan
- Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
IUD, PRP dapat memicu infertilitas
- Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan
IUD
- Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan
IUD. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
- Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang
dapat melepas
- Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD
dipasang segera setelah melahirkan)
- Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah
kehamilan normal
- Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
Waktu Pemasangan
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
- 2 sampai 4 hari setelah melahirkan
- 40 hari setelah melahirkan
- Setelah terjadinya keguguran
- Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid
- Menggantika metode KB lainnya
Waktu Pemakai Memeriksakan Diri
- 1 bulan pasca pemasangan
- 3 bulan kemudian
- Setiap 6 bulan berikutnya
- Bila terlambat haid 1 minggu
- Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya
Keluhan-keluhan pemakai IUD
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit
perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga
hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak,
pemakaian IUD harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid.
Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit
daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1-2
hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang
terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut
bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap IUD
yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik
keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga
dapat timbul selama pemakaian IUD.
5. IUS atau Intra Uterine System
Bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan hormon progesteron sebagai
ganti logam. Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga, ditambah dengan
beberapa nilai plus:
- Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih kecil
- Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid
lebih singkat.
D. Metode Kontrasepsi Mantap

Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif Wanita

(MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi

karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii
sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering

dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran

vas deferens 14 sehingga cairan sperma tidak dapat keluar atau ejakulasi (Handayani,

2010).

a. Kontap Pada Wanita ( Tubektomi )


TUBEKTOMI adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang
menyebabkan wanita bersangkutan tidak hamila lagi. Merupakan alat kontrasepsi
paling efektif dengan angka kegagalankurang dari 1%
Keuntungan Tubektomi
1. Sangat efektif
2. Permanen
3. Tidak mempengaruhi proses menyusui
4. Tidak bergantung pada faktor senggama
5. Baik bagi klien apabila kehanilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
6. Pembedahan sederhana dan dapat dilakukan dengan anastesi local
7. Tidak ada efek samping dalam jangka waktu panjang
8. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
9. Berkurangnya resiko kanker ovarium
Yang Dapat Menjalani Tubektomi
1. Usia > 26 tahun
2. Peritas > 2
3. Yakin telah mempunyai besar keluarga ayng sesui dngan kehendak
4. Pada kehamilannya akan menimbulakn resiko kesehatan yang serius
5. Pascapersalinan
6. Pascakeguguran
7. Apham dan secara sukareka setuju dengan prosedur ini
Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi
1. Hamil
2. Perdarahan vaginal yang belum terjelasajn
3. Infeksi sistemik atau pelvic yang akut
4. Tidak boleh menjalani proses pembedahan
5. Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan
6. Belum memberikan persetujuan tertulis
Kapan dilakukan
1. Setiap waktu selama siklus menstrusi apabila diyakini secara rasional klien tsb
tidak hamil
2. Hari ke 6 – 13 siklus menstruasi ( fase proliferasi )
3. Pasca persalinan
b. KONTAP PADA PRIA ( VASEKTOMI )
VASEKTOMI adalah prosedur klinik untuk menghenrtikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
INDIKASI
Upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi mengancam
atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan
ketahanan dan kualitas keluaga.
KONDISI YANG MEMERLUKAN PERHATIAN KHUSUS BAGI TINDAKAN
VASEKTOMI
• Infeksi kulit pada daerah operasi
• Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
• Hidrokel atau varikokel yang besar
• Hernia inguinalis
• Filariasis / elephantiasis
• Undesensus testikularis
• Massa intraskrotalis
• Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoagulansia
DAFTAR PUSTAKA

Arie. 2010. Menunda kehamilan dengan KB. diakses tanggal 01 Januari 2018 URL
<http://formulasehat.com/ruangtunggu/menunda-kehamilan-dengan-pil-kb>

Abey. 2008. Soal KB pria tidak boleh ketinggalan. diakses tanggal 01 Januari 2018
URL <http://www.e-samarinda.com/forum/lofiversion/index.php?t4879.html>

Bagian SMF Obgin UNHAS. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Makssar.

Ganong WF. 2001. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-20. Jakarta: EGC.

Gunawan, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta : Gaya Baru

Ida Bagus G., M. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta.

Katzung. 2004. Basic and Clinical Pharmacology 9th ed. USA : McGraw Hill

Mochtar R., Prof, Dr,MPH. Sinopsis Obstetri – Obstetri Operatif Obstetri Sosial,
Jilid 2,Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.

Marilynn E.D. & Maryn M. 2001. Rencana Perawatan Maternal Bayi. Edisi 2. EGC.
Jakarta.

Sherwood L. 2007. Human physiology: from cells to systems. 6th ed. Belmont:
Thomson Brooks/Cole.

Wiknjosastro H, Saifuddin A.,B, Rachimhadhi T (editor). 2008. Ilmu kandungan. Ed


ke-2. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Manuaba IBG. Pelayanan keluarga berencana. Dalam : Manuaba IBG (eds). Kapita
Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC; 2001. h.
715 – 719.

Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. Metode Amenorea Laktasi (MAL). Dalam:

Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kontrasepsi Edisi I Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo; 2005. h. 40 – 71.

Handayanu E. (2010). Kontrasepsi tanpa menggunakan Alat. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin

AB, dan Rachimhadhi T, eds. Ilmu kandungan Edisi 2 Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo FK UI

Anda mungkin juga menyukai