OLEH:
1741312071
Disetujui Oleh:
(Pembimbing Akademik) (Pembimbing Klinik)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
A. Latar belakang
Kondisi kesehatan jiwa dapat tercapai jika melalui tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Tahap pertumbuhan dan perkembangan individu
menurut Erickson dimulai sejak dalam kandungan yang dilanjutkan ke 8 tahap
berikutnya, mulai dari bayi (0 - 18 bulan), toddler (1,5 - 3 tahun), pra sekolah (3-6
tahun), sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun),
dewasa tengah (35-65) tahun dan tahap terakhir yaitu dewasa akhir (>65 tahun).
Tahapan perkembangan mempunyai salah satu periode penting yaitu masa usia
sekolah. Anak usia sekolah dikenal dengan fase berkarya vs rendah diri. Masa ini
berada diantara usia 6 - 12 tahun, dimasa ini anak mulai memasuki dunia sekolah
yang lebih formal, tumbuh rasa kemandirian anak, anak ingin terlibat dalam tugas
yang dilakukan sampai selesai (Wong, 2009).
Usia sekolah dasar disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian
dalam pencapaian perkembangan industri. Anak usia sekolah memiliki ciri-ciri
mempunyai rasa bersaing, senang berkelompok dengan teman sebaya, berperan
dalam kegiatan kelompok, menyelesaikan tugas yang diberikan. Tahap ini anak
berusaha untuk merebut perhatian dan penghargaan atas karyanya. Anak belajar
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan padanya, rasa tanggung jawab mulai
timbul dan ia mulai senang untuk belajar bersama (Hockenberry dan Wilson,
2009).
Anak usia sekolah yang diberikan kebebasan dalam berkreasi dan diberi
penghargaan atas prestasi yang diperoleh untuk meningkatkan harga diri anak.
Orang tua yang selalu memberikan pengarahan dan pengertian pada anak jika akan
melakukan sesuatu, memberikan penjelasan tentang pentingnya hidup sehat,
penjelasan mengenai aturan yang diterapkan dirumah tanpa mengabaikan adanya
reward dan punishment bagi anak jika anak mematuhi atau melanggar aturan yang
ada (Syarkawi, 2008).
Berbagai dampak dapat terjadi pada anak usia sekolah jika tahap
pertumbuhan dan perkembangannya tidak tercapai dengan maksimal. Untuk
mengindari dan mengatasi dampak penyimpangan tersebut diperlukan suatu
wadah agar dapat mewujudkan sumber daya yang tidak hanya sehat secara fisik
tetapi juga mental dan sosial serta mempunyai produktivitas yang optimal melalui
upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan jiwa yang terus menerus melalui
pembinaan dan pengembangan kesehatan mental anak usia sekolah (Keliat,Daulia,
& Tololiu, 2010)
Peran perawat CMHN salah satunya berupa terapi kelompok terapeutik yang
memberi kesempatan kepada anggotanya untuk saling berbagi pengalaman, saling
membantu dalam menyelesaikan masalah serta mengembangkan potensi anggota
kelompok. Terapi kelompok terapeutik yang diberikan ke anak usia sekolah pada
kesempatan ini ada 2 sesi, yaitu sesi 1 tentang konsep stimulasi anak usia sekolah
untuk mengenal dan mengidentifikasi kemampuan yang sudah dan belum dimiliki.
Selanjutnya pada sesi 2 tentang penerapan stimulasi aspek motorik baik motorik
halus maupun motorik kasar (Hubel & Campell, 2014).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan terapi kelompok terapeutik tentang konsep stimulasi anak usia
sekolah pada aspek motorik untuk mengenal dan mengidentifikasi kemampuan
yang sudah / belum dimiliki di RW 06 Kelurahan Parak Gadang Timur.
2. Tujuan Khusus
- Melihat apa ada penyimpangan pada tumbuh kembang anak usia sekolah
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
2. Metode
a. Bermain
b. Diskusi Kelompok
c. Demonstrasi / peragaan
3. Media / Alat
5. Sasaran/Target
D. PENGORGANISASIAN
Fasilitator :
Syurpa Wahyuni
Nurul Arvina
Fini Marta V
Hayati Umar
Diana Deyva
Pembagian tugas
a. Peran Leader
Memperkenalkan diri.
Menetapkan tata tertib acara terapi .
Memimpin praktek.
b. Peran Co Leader
c. Peran Observer
Mengevaluasi kegiatan.
d. Peran Fasilitator
Keterangan:
: Co Leader
: Fasilitator
: Observer
: Klien
: Leader
Bertanya kepada
peserta TKT bagaimana
perasaannya setelah
mengikuti TKT
Menyimpulkan materi
Menutup pertemuan
dan memberi salam
G. EVALUASI
Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi sruktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
LAMPIRAN MATERI
1. Fase Orientasi
Pada fase ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan perkenalan
dengan kelompok anak, menjelaskan tujuan kegiatan dan hasil akhir yang ingin
dicapai, aturan kelompok dan menyepakati waktu serta tempat pertemuan.
Disamping itu juga dilakukan penilaian terhadap tugas perkembangan yang telah
dikuasai anak saat ini.
2. Fase kerja
Menurut Damayanti (2010) dan Setyaningsih serta Keliat (2012), sesi atau
tahapan pelaksanaan fase kerja dalam terapi kelompok terapeutik usia sekolah
terdiri dari 7 sesi. Namun pada saat ini, akan dibahas dan dilakukan 2 sesi terlebih
dahulu.
Sesi 1 : Konsep stimulasi industri. Pada sesi ini kegiatan yang dilakukan
adalah terapis mendiskusikan pengalaman yang dihadapi oleh anak yang memiliki
usia sekolah dasar khususnya usia sekolah atau pada usia awal anak sekolah dasar,
kebutuhan tahap tumbuh kembang anak usia sekolah, penyimpangan prilaku masa
anak usia sekolah dan bagaimana selama ini kebutuhan perkembangannya
diterima. Penyampaian konsep stimulasi industri dalam pelaksanaan kegiatan
kelompok memberikan ruang kepada peserta untuk mengenal dan mengidentfikasi
kemampuan yang sudah dan yang belum dimiliki (Hubel & Campell, 2014)
Sesi 2 : Penerapan stimulasi aspek motorik. Pada sesi ini kegiatan yang
dilakukan terapis adalah melakukan stimulus perkembangan aspek motorik pada
anak usia sekolah, perkembangan motorik kasar meliputi : naik turun tangga,
melompat jauh, loncat tali, berbaris-baris. Kemampuan motorik halus meliputi :
menulis dengan tulisan sambung, menggambar dengan adaya pola atau objek,
melipat origami, mennagkap bola, serta memainkan benda-benda atau alat
permainan.
3. Fase Terminasi
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, D. (2013). Tumbuh kembang dan terapi bermain pada anak. Jakarta :
Salemba Medika.
http://eprints.ums.ac.id/9837/1/A520085042.pdf
Chang & Yeh. (2015). The influence of parent-chil toys and time of playing
together on attachment. Procedia Manufacturing 3 (2015): 4921-4926.
Stuart, G.W and Laraia, M.T (2011). Principle and Practice of psychiatric
nursing. (7th edition). St.Louis: Mosby