Pengertian kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi)
atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim. Terdapat
beberapa metode yang digunakan dalam kontrasepsi. Metode dalam kontrasepsi tidak ada
satupun yang efektif secara menyeluruh. Meskipun begitu, beberapa metode dapat lebih
efektif dibandingkan metode lainnya. Efektivitas metode kontrasepsi yang digunakan
bergantung pada kesesuaian pengguna dengan instruksi. Perbedaan keberhasilan metode
juga tergantung pada tipikal penggunaan (yang terkadang tidak konsisten) dan penggunaan
sempurna (mengikuti semua instruksi dengan benar dan tepat). Perbedaan efektivitas
antara penggunaan tipikal dan penggunaan sempurna menjadi sangat bervariasi antara
suatu metode kontrasepsi dengan metode kontrasepsi yang lain.
Keistimewaan metode barier (penghalang) ini adalah mencegah infertilitas, kanker servix
dan PMS dan meningkatkan partisipasi pria dalam kontrasepsi. Metode barier terdiri dari 3
jenis yaitu :
I. KONDOM
• Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah IMS termasuk HIV/
AIDS
• Efektif bila dipakai dengan baik dan benar
• Dapat dipakai bersama kontrasepsi lain untuk mencegah IMS
Kondom merupakan selubung / sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan di
antaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang
pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk
silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau
mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom
baik untuk menigkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermisida) maupun sebagai
aksesoris aktivitas seksual.
Cara Kerja :
• Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas
sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak
tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
• Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasang
kepada pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan
vinil)
Efektivas :
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada
beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten.
Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per
100 perempuan per tahun.
Manfaat :
• Kontrasepsi
Efektif bila digunakan dengan benar
Tidak mengganggu produksi asi
Tidak mengganggu kesehatan klien
Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Murah dan dapat dibeli secara umum
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
Metode kontrasepsi sementar bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda
• Nonkontrasepsi
Memberi dorongan kepada pria untuk ikut ber KB
Dapat mencegah penularan IMS
Mencegah ejakulasi dini
Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan karsinogenik
eksogen pada serviks)
Saling berinteraksi sesama pasangan
Mencegah imuno fertilitas
Keterbatasan
Efektivitas tidak terlalu tinggi
Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi
Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksusal
Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum
Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah
Penilaian klien
Klien tidak memerlukan atau membutuhkan anamnesis atau pemeriksaan khusus untuk
pemakaian kondom, tetapi mereka perlu diberi penjelasan lisan atau instruksi tertulis.
Kondisi yang perlu dipertimbangkan untuk seleksi penggunaan kondom dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 1 : seleksi klien pengguna kondom
Kondom
Sesuai intuk pria yang : Tidak sesuai untuk pria yang :
Ingin berpartisipasi dalam program KB Mempunyai pasangan yang berisiko tinggi apabila
terjadi kehamilan
Ingin segera mendapatkan alat kontrasepsi Alergi terhadap bahan dasar kondom
Ingin kontrasepsi sementara Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
Ingin kontrasepsi tambahan Tidak mau terganggu dengan berbagai persiapan untuk
melakukan hubungan seksual
Hanya ingin menggunakan alat kontrasepsi jika akan berhubungan Tidak pedul berbagai
persyaratan kontrasepsi
Berisiko tinggi tertular / menularkan IMS
II. DIAFRAGMA
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang
diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
Jenis:
• Flat spring (flat metal band)
• Coil spring (coiled wire)
• Arching spring (kombinasi metal spring)
Cara kerja :
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian
atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alt tempat spermisida
Manfaat :
• Kontrasepsi :
Efektif bila digunakan dengan benar
Tidak mengganggu produksi ASI
Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya
Tidak mengganggu kesehatan klien
Tidak mempunyai pengaruh sistemik
• Non kontrasepsi :
Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khusus apabila digunakan dengan
spermisida
Bila digunakan pada saat haid, menampung darah menstruasi
Keterbatasan
• Efektivitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angka kegagalan 6-18 kehamila per
100 perempuan per tahun pertama
• Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
• Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakannya setiap berhubungan
seksual
• Pemeriksaan pelvik oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan
ketepatan pemasangan
• Pada bebrapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
• Pada 6 jam pascahubungan seksual, alat masih harus berada di posisinya.
Tabel 3: Seleksi klien pengguna diafragma
Diafragma
Sesuai untuk perempuan yang Tidak sesuai untuk perempuan yang
• Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok, atau di atas usia 35 thn.
• Tidak menyukai AKDR
• Menyusui dan perlu kontrasepsi
• Memerlukan proteksi terhadap IMS
• Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain. • Berdasarkan umur
dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi beresiko tinggi.
• Terinfeksi saluran uretra
• Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminnya (vulva dan vagina).
• Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan.
• Ingin metode KB efektif.
III. SPERMISIDA
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan
atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk:
• Aerosol (busa)
• Tablet vagina, suppositoria, atau dissovable film.
• Krim
Cara Kerja
Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma, dan
menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan
• Busa (aerosol) efektif setelah insersi.
• Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metode kontrasepsi.
• Tablet vagina, suppositoria, dan film penggunaannya disarankan menunggu 10 – 15 menit
sesudah dimasukkan sebelum hubungan seksual.
• Jenis spermisida jelli biasanya hanya digunakan dengan diafragma.
Manfaat
• Kontrasepsi:
Efektif seketika (busa dan krim).
Tidak mengganggu produksi ASI.
Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain.
Tidak mengganggu kesehatan klien.
Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
Mudah digunakan.
Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
• Nonkontrasepsi :
Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS.
Keterbatasan
• Efektivitas kurang (3 – 21 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama).
• Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengetahui cara penggunaan.
• Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan
hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria dan film).
• Efektifitas aplikasi hanya 1-2 jam.
Catatan : beberapa busa dari tablet vagina menyebabkan rasa hangat di vagina itu normal-
normal saja.
Krim
• Insersi kontrasepsi krim setelah di kemas ke dalam aplikator sampai penuh,masukkan ke
dalam vagina sampai mendekati serviks.
• Tekan alat pendorong sampai krim keluar. Tidak perlu menunggu kerja krrim.
• Aplikator harus di cuci dengan sabun dan air sesuai dengan pencegahan infeksi untuk
alat-alat, tiriskan dan keringkan.
• Untuk memudahkan pembersihan alat, pisahkan bagian-bagiannya. Jangan berbagi
aplikator dengan orang lain.
• Sediakan selalu extra pengadaan krim terutama apabila ternyata kontainer kosong.
Dissovable film
• Sebelum membuka kemasan, terlebih dahulu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
• Spermisida bentuk film/ tissue ini berupa kotak-kotak tipis yang larutdalam serviks. Untuk
menggunakannya, lipat film menjadi dua dan kemudianletakkan di ujung jari.
• Masukkan jari Anda ke dalam vagina dan dorong film kedalam vagina mendekati serviks.
• Keadaan jari yang kering dan cara memasukkan film secepat mungkin ke dalam vagina,
akan membantu penempelan dan jari tidak menjadi lengket.
• Tunggu sekitar 15 menit agar film larut dan bekerja efektif.
TINJAUAN TEORITIS
KELUARGA BERENCANA
B. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra, yaitu mencegah atau melawan.
Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang
matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi
kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
Cara kerja kontrasepsi pada umumnya dapat dibagi menjadi:
1. Metode Sederhana:
a. Tanpa alat / obat
1) Senggama terputus
2) Pantang berkala
b. Dengan alat / obat
1) kondom
2) diafragma atau cap
3) cream, jelly dan cairan berbusa
4) tablet berbusa (vaginal tablet)
2. Metode Efektif
a. Pil KB
b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )/IUD
c. Suntikan KB
d. Susuk KB
3. Metode Mantap dengan cara operasi
a. Pada Wanita : Tubektomi
b. Pada Pria : Vasektomi
2. Metode efektif
a. Pil Keluarga Berencana
1) Pengertian Pil KB
Pil KB ialah pil yang berisikan hormon estrogen dan atau hormon
progesteron yang dimakan wanita secara teratur untuk mencegah kehamilan
(Syahlan, 1996).
Menurut Herti (2007) pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum.
Pil telah diperkenalkan sejak tahu 1960, pil diperuntukkan bagi wanita yang
tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang
paling efektif bila diminum secara teratur.
2) Jenis-Jenis Pil Keluarga Berencana
Menurut (Herti, 2007) ada 3 jenis pil KB, yaitu :
a) Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormone sintetis, yaitu hormone estrogen dan
progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon
yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara
teratur.
b) Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14-15
hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5-6 hari pil gabungan antara
estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Kelalaian minum 1 atau 2 pil
berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan
telur sehingga terjadi kehamilan.
c) Pil khusus
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat
pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim
(merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan
sperma.
3) Cara Pemakaian Pil KB
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid.
Dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu
agar mudah diingat. Pada pasca persalinan pil mulai dimakan sesudah bayi
berumur 30-40 hari, sedang pada pasca keguguran 1-2 minggu sesudah
kejadian (Wiknjosastro, 2002:919).
Pil KB yang berisi 20,21 dan 22 tablet mulai dimakan terus menerus, dan
kemudian istirahat selama 1 minggu. Pada pil kombinasi yang terdiri atas 28
tablet (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet placebo), pil diminum terus
menerus. Tablet yang diminum pertama kali sewaktu haid ialah tablet
plasebo. Pada 2 minggu pertama pemakaian pil bungkus pertama sebaiknya
jangan bersenggama, atau memakai cara kontrasepsi lain.(Wiknjosastro,
2002:919).
Pemberian pil dihentikan sementara bila terdapat:
a) Denyut nadi melebihi 120/menit
b) Radang pembuluh darah balik (phlebitis)
c) Tekanan darah lebih dari 140/110 mmHg disertai sakit kepala yang hebat,
nafas sesak atau berdebar-debar
d) Pertambahan berat badan yang progresif
Efek Samping Pil KB
Gejala-gejala sampingan penggunaan pil KB disebabkan oleh karena
adanya gangguan keseimbangan hormon estrogen dalam tubuh. Gejala-gejala
tersebut baik yang bersifat subjektif maupun objektif biasanya hanya
sementara, ringan, tidak terdapat pada semua pemakai pil dan hilang dengan
sendirinya setelah dua sampai tiga bulan (Syahlan, 1996:109).
Tabel 2.1
Efek Samping Pil KB
Estrogen Progestin
cairan Moniliasis
Payudara
membesar
Payudara tegang
tanpa retensi
cairan
b) Noristerat
(1) Perdarahan yang mengganggu, penanggulangannya dengan pil kombinasi 1
tablet /hari selama 10 hari
(2) Tidak sedang haid (amenorhea), penanggulangannya tidak diberikan
pengobatan bila tidak menimbulkan kegelisahan-kegelisahan. Amenorhea di
tanggulangi dengan pil kombinasi 2-3 tablet perhari selama 7 hari. Bila
amenorhea yang terus menerus setelah 3 kali suntikan, dengan atau tanpa
pengobatan, maka suntikan dihentikan
C. Data Fokus
1. Wawancara
a. Jumlah anak yang direncanakan
b. Adakah masalah dalam kehamilan yang lalu seperti mual-mual dan lain-lain ?
c. Apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya?
d. Adakah keluhan dalam penggunaan kontrasepsi: mual, pendarahan, nyeri
saat berhubungan, infeksi atau haid tidak teratur dan sebagainya
e. Riwayat social: adakah pantangan yang berkaitan dengan budaya /kultur,
kebiasaan merokok
f. Harapan pada jenis kelamin anak tertentu
g. Riwayat menstruasi, KB hormonal biasanya menyebabkan gangguan siklus
haid seperti amenore, spotting, metroragia,
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari
anemia, kelemahan, berat badan/tinggi badan,
b. Tanda – tanda vital : Tekanan Darah biasanya tinggi, Efek dari hormonal,
Nadi cepat, Napas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi karena respon
tubuh terhadap pemasangan AKDR.
c. Muka periksa adanya oedema, jerawat, hyperpigmentasi (efek hormonal).
d. Kardiovaskuler : Palpitasi.
e. Dada : pernapasan kadang sesak.
f. Payudara : hyperpigmentasi
g. Abdomen : nyeri, mules, muntah-muntah, mual (efek AKDR)
h. Vagina : Periksa adakah blood show, keluar darah pervaginam, varises,
ukuran uterus yang mengalami kelainan
i. Ekstremitas : Adakah edema, varises pada ekstrimitas, bekas insisi post
pemasangan implant pada tangan atas.
3. Pemeriksaan Penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan,
maka diperiksa:
a. Hb, biasanya < 10gr/dl
b. Trombosit (biasanya normal / turun bila perdarahan hebat)
c. Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3)
4. Pemeriksaan Psikososial
a. Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
b. Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
c. Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
d. Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat
penghasilan, pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan
untuk kontrol lainnya.
D. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS= Klien Kurang Informasi Ketidakmampuan
mengatakan memilih alat
bingung untuk kontrasepsi
memilih alat
kontrasepsi
Tentang
DO= Klien pengetahuan terkait
bertanya pada dengan KB
petugas
kesehatan
Klien bingung
dengan alat
kontrasepsi
Ketidakmampuan
memilih alat
kontrasepsi
DO= Klien
menggunakan alat
kontrasepsi pil Ketidakseimbangan
hormon
progresteron dan
estrogen
Haid tidak
teratur/spotting
Perubahan pola
haid
3 DS= Klien Penggunaan alat cemas
mengatakan kontrasepsi
khawatir untuk
menggunakan alat
kontrasepsi
Adanya efek
samping dari
kontrasepsi
Haid tidak
teratur/spotting
Perubahan pola
haid
cemas
4 DS= Klien Akseptor KB Pil Gangguan
mengatakan sejak konsep diri:
menggunakan Body image
kontrasepsi pil
banyak bintik-
bintik hitam dan Berisi hormon
jerawat dimuka progresteron dan
estrogen
DO= Klien
akseptor KB pil
Keseimbangan
progresteron dan
estrogen terganggu
Timbul gajala-gejala
sampingan
Pigmentasi dan
jerawat pada muka,
badan menjadi
gemuk
Gangguan body
image
Resiko infeksi
F. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pola haid, spotting haid b.d Proses adaftasi hormonal ditandai
dengan klien mengatakan haid tidak teratur
2. Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi yang efektif b.d kurangnya
informasi akan pengetahuan tentang KB ditandai dengan klien banyak
bertanya.
3. Cemas b.d terjadinya efek samping dari alat kontrasepsi tertentu ditandai
dengan klien mengatakan khawatir untuk menggunakan alat kontrasepsi.
4. Gangguan konsep diri b.d timbul gejala-gejala sampingan (pigmentasi dan
jerawat pada muka) ditandai dengan klien mengatakan sejak menggunakan
alat kontrasepsi pil banyak bintik-bintik hitam dan jerawat pada muka.
5. Resiko infeksi berhubungn dengan pemajanan luka insisi ditandai dengan
klien mengeluh sakit di daerah insisi, kulit lebam, pembengkakan di daerah
insisi, kemerahan di daerah insisi,
G. Intervensi Keperawatan
NO Tujuan Intervensi Rasional
1 Tujuan Jangka1. Kaji lamanya
1.Untuk
Panjang: Dalam dan banyaknya mengetahui
jangka waktu 2 bulan spotting siklus haid dan
pola haid normal mengetahui
lamanya haid
Tujuan jangka pendek: dan jumlah
dalam waktu 1 bulan perdarahan
haid kembali normal pada saat haid
dengan kriteria:
Sifat darah haid2. Jelaskan pada
2. Pada hari-hari
kembali pada siklus ibu efek samping pertama
awal/biasa alat kontrasepsi pemakaian
Tidak ada spotting AKDR dan alat
haid yang berulang hormonal pada kontrasepsi
- hari-hari AKDR dan
pertama
pemakaian alat hormonal
kontrasepsi. biasanya
terjadi efek
samping dari
kontrasepsi
tersebut
3. Observasi untuk
pemeriksaan lab, 3.Data penunjang
Hb, Leukosit, dapat
trombosit, Ht. mengetahui
kadar
keseimbangan
hormon
4. Konsul ke dokter
bila keluhan4.Untuk
menjadi mendapatkan
berat penanganan
lebih lanjut
2 Tujuan Jangka Kaji tingkat Untuk
Panjang: Klien memilih pengetahuan mengetahui
alat kontrasepsi yang klien tentang tingkat
efektif untuk alat kontrasepsi pengetahuan
kesehatannya. yang sesuai klien agar
dengan dapat
Tujuan jangka pendek: kondisinya menentukan
setelah diberi intervensi
penjelasan klien dapat selanjutnya:
memilih alat Jelaskan pada
kontrasepsi yang klien tentang Memberikan
efektif dengan efektivitas, gambaran
kriteria: efisiensi dari tentang alat-
Klien dapat memilih masing-masing alat
salah satu alat KB alat kontrasepsi, kontrasepsi
yang sesuai dengan keuntungan,
kondisinya untuk kerugian,indikasi
menunda kehamilan dan
(pil, suntik, pantang kontraindikasi
berkala) untuk
menjarangkan Berikan KB yang
kehamilan (AKDR, pendidikan diinginkan
suntik), kesehatan akan sesuai
mengakhiri/menjaga kepada klien dengan
kesehatan (MOW, beserta kondisi suami
WOP) suaminya untuk istri
menentukan
pilihan
kontrasepsi yang
mereka inginkan
3 Tujuan Jangka Kaji tingkatan Untuk
Panjang: Kecemasan cemas mengetahui
dapat tingkat
dikurangi/dikontrol kecemasan
klien
Jelaskan pada
Tujuan jangka pendek: klien tentang Sebagai
setelah diberi efek samping pengetahuan
penjelasan kecemasan dari alat klien, supaya
berkurang dengan kontrasepsi klien dapat
kriteria: memilih salah
Klien tampak tenang satu alat
dan dapat memahami kontrasepsi
efek samping yang sesuai
penggunaan alat dengan
kontrasepsi. Berikan kondisinya
Klien kooperatif dan kesempatan
mau bekerjasama pada ibu untuk Dapat
dalam pemasangan bertanya menurunkan
alat kontrasepsi tentang kecemasan
kerugian alat klien dalam
kontrasepsi memilih alat
kontrasepsi
Berikan support
psikososial Supaya klien
kepada klien dapat
terhadap beradaftasi
pemasangan alat terhadap
kontrasepsi pemasangan
alat
kontrasepsi
pada minggu
awal
pemasangan
4 Tujuan Jangka Jelaskan efek Menambah
Panjang: klien tidak samping dari KB wawasan
merasa malu dengan pil /pengetahuan
keadaanya bagi klien
- Hindari
benturan, -Untuk
gesekan dan mencegah
penekanan di terjadinya
daerah insisi trauma
berlebih selain
dari tempat
-Balutan jangan insisi
dibuka dalam 48
jam, plester-Dapat
dipertahankan mencegah
hingga luka ekspulsi
sembuh batang
(biasanya 5 hari) implant, cara
memungkinka
-Anjurkan klien n
kembali ke klinik menyebabkan
jika ada tanda infeksi
infeksi seperti
demam,
peradangan -
selama Memungkink
beberapa hari an klien
mendapat
-Kolaborasi pertolongan
pemberian terafi lebih dini
antibiotik untuk
mencegah
kondisi lebih
buruk
- Antibiotik
untuk
mencegah
infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2000. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga.Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta
_________, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta.
Herti, 2007. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Yang Tepat
Bagi Wanita. http://www.depkes.co.id/
Saifudin,A. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka