Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga Berencana perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan
mutu

pelayanan

Keluarga

Berencana

berkualitas

diharapkan

akan

dapat

meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Maka pelayanan Keluarga


Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/
masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan.
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usahausaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat
permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi. Sampai
sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus
memenuhi syarat-syarat berbagai berikut :
1) Dapat dipercaya;
2) Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan;
3) Daya kerjanya dapat dapat diatur menurut kebutuhan.
Pilihan kontrasepsi sebagian bergantung kepada efektivitas metode kontrasepsi
dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Pada beberapa metode tertentu,
efektivitas metode kontrasepsi tidak hanya bergantung pada perlindungan yang
diberikan tapi juga pada konsistensi dan ketepatan penggunaan metode tersebut.
Terapi sulih hormon merupakan jenis obat yang banyak diresepkan bagi wanita
post menopause di negara negara maju. Kecenderungan peningkatan jumlah wanita
yang mengalami menopouse berdampak pada masalah kesehatan sehingga dapat
mempengaruhi kualitas hidup. Penatalaksana termasuk didalamnya terapi sulih
hormon yang menggunakan terapi kombinasi estrogen dan progesteron.
1. 2 Batasan Masalah
Kontrasepsi merupakan cara untuk mencegah terjadinya konsepsi dengan
menggunakan alat atau bahan. Kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah terjadi
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
(BKKBN, 1999).
Pengkajian tentang pengaruh terapi kombinasi estrogen dan progesteron
terhadap kualitas hidup wanita postmenopause.
1. 3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui mekanisme kerja alat-alat kontrasepsi, Mengetahui kasuskasus yang terjadi pada pasien yang menggunakan kontrasepsi. Mengetahui
1

pengaruh terapi kombinasi estrogen dan progesteron terhadap kualitas

hidup

wanita postmenopause.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan pada hubungan seksual dengan
menghambat sperma mencapai sel telur matang (yaitu, metode yang bertindak
sebagai hambatan atau mencegah ovulasi ) ( BKKBN, 1999 ) atau dengan mencegah
ovum dibuahi dari menanamkan dalam endometrium (yaitu, mekanisme yang
membuat lingkungan rahim tidak menguntungkan) .

Cara

kerja

kontrasepsi

mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma, menghalangi


pertemuan sel telur dengan sperma. Kegagalan Metode adalah kegagalan melekat
pada

penggunaan

yang

tepat

kontrasepsi

saja.

Kegagalan

pengguna

memperhitungkan kemampuan pengguna untuk mengikuti petunjuk dengan benar


dan konsisten.
Tujuan kontrasepsi
1. Untuk menunda kehamilan
2

2. Untuk menjarangkan kehamilan


3. Untuk menghentikan kehamilan/ mengahiri kehamilan

/ kesuburan (Hartanto,

2004)
2.1.1 Metode Kontrasepsi
Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh warga Negara
Indonesia adalah sebagai berikut :
1) Metode Sederhana
Kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 metode yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode
kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL),
Coitus Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir Serviks MOB). Metode
Suhu Basal Badan dan Simptotermal yaitu antara Suhu Basal dengan
Lendir Serviks. Sedangkan metode kontrasepsi dengan alat yaitu Kondom,
Diafragma, Cup Serviks dan Spermisid.
2) Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu
kombinasi (mengandung hormone progesteron dan estrogen sintetik) dan
yang hanya berisi progesteron saja. Kombinasi kontrasepsi hormonal
terdapat pada Pil dan Suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang
berisi progesteron terdapat pada Pil, Suntik dan Implant.
3) Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR
yang mengandung hormone (sintetik progesteron) dan yang tidak
mengandung hormon.
4) Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu: Metode Operatif
Wanita (MOW) dan Metede Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal
dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau
mengikat saluran tuba/tuba falopi sehingga mencegah pertemuan antara
ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan vasektomi yaitu
memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak
diejakulasikan.
5) Metode Kontrasepsi Darurat.
Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu:
Pil & AKDR.
3

2.1.2 Macam-macam Kontrasepsi dan Mekanisme Kerjanya


1) Kontrasepsi Sterilisasi
Pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita
(tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi).
2) Kontrasepsi Teknik
- Coitus Interruptus (Senggama Terputus)
Ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektifitasnya 75-80%. Faktor
kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar
sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis
keluar.
- Sistem kalender (Periodic Abstinence)
Tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu kedisiplinan dan
pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum)
mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 7580%. Faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat
ovulasi) atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat.
- Prolonged lactation
Atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya
minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis tidak akan hamil.
Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6 jam/ hari, kemungkinan terjadi
kehamilan cukup besar.
3) Kontrasepsi Mekanik
- Kondom
Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun
wanita serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma.
- Spermatisida
Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim
atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit
sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan
reaksi alergi.
- Vaginal diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim
bila

dipasang dalam Liang vagina 6 jam sebelum senggama.

Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama


spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila
ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat
dilepas (<8 jam) setelah senggama.
4

- IUD (Intra Uterine Device) atau spiral


Terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan logam, umumnya
tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim. Efektivitasnya 92 - 94%.
IUS atau Intra Uterine System adalah bentuk kontrasepsi terbaru yang
menggunakan hormon progesterone sebagai ganti logam. Cara kerjanya
sama dengan IUD tembaga, ditambah dengan beberapa nilai lebih.
Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih
kecil.
4) Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan
untuk

mencegah terjadinya kehamilan, bahan bakunya mengandung

preparat estrogen dan progesterone. Dengan fungsi utama untuk mencegah


kehamilan (karena menghambat ovulasi), kontrasepsi ini juga biasa
digunakan untuk mengatasi ketidak seimbangan hormon estrogen dan
progesteron dalam tubuh. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam
pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu sama sekali
tidak boleh diberikan pada saat kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan
pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam Rahim. Bisa
diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter terhadap penyakit
kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal
dan jantung.
Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk
hitungan hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang
ditanam untuk periode tertentu, koyo KB atau spiral berhormon.
Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal ada tiga macam
kontrasensi hormonal yaitu: Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral (Pil)
Kontrasepsi Implant.
5) Kontrasepsi Suntikan
1. Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.
2. Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.
3. Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung
derivate testosteron.
2.1.3 Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan
a) Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh
spermatozoa.
5

b) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk


implantasi dari hasil konsepsi.
Saat Pemberian Yang Tepat
a. Pasca persalinan
- Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post
partum dan sebelum berkumpul dengan suami.
- Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b. Pasca Abortus
- Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
- Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c. Interval.
- Hari kelima menstruasi
- Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.
Cara Penggunaan.
Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12
minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu
minggu.
Efek samping :
1) Gangguan Haid : a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama
menggunakan kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem. b).
Spoting yaitu bcrcak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama
menggunakan kontrasepsi suntikan. c). metrorhagia yaitu perdarahan yang
berlebihan jumlahnya
2) Keputihan. Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir
dan terasa mengganggu (jarang terjadi)
3) Perubahan berat badan. Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam
beberapa bulan setelah menggunakan kontrasepsi suntikan
4) Pusing dan sakit kepala. Rasa berputar/sakit kepala, yang dapat terjadi pada
satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala. Ini biasanya
bersifat sementara.
5) Hematoma. Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat
perdarahan di bawah kulit.
2.1.4. Susuk KB (Implant)
Depot progesterone: pemasangan dan pencabutan harus dengan operasi
kecil. Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit,
maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveororgestrei ke dalam
darah melalui proses difusi dan kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik.
Besar kecilnya levonogestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya
6

permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut.


Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat bekerja secara efektip
selama 5 tahun. Sedang Implanon yang terdiri dari 1 kapsul dapat bekerja
secara efektif selama 3 tahun.
Cara kerja dalam pencegahan kehamilan dengan dilepaskannya hormon
levonargestrel secara konstan dan kontinyu

maka cara kerja implant dalam

mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas 3 mekanisme dasar yaitu:


- Menghambat terjadinya ovulasi.
- Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi.
- Mempertebal lendir serviks.
- Menipiskan lapisan endometrium.
- Hamil atau diduga hamil.
- Tumor.
- Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis.
Bila terjadi hat-hal tersebut diatas konsultasikan kepada dokter anda
untuk memperoleh konseling dan penanggulangan.
2.1.5 Koyo KB ( Patch )
Koyo KB adalah plastik elastis kecil dan tipis yang ditempelkan di kulit
untuk mencegah kehamilan. Koyo KB mengandung hormon yang sama dengan
pil KB kombinasi (estrogen dan progestogen). Metode Kerja koyo memberikan
dosis harian konstan hormon ke dalam aliran darah melalui kulit. Hormon akan
mencegah indung telur untuk melepaskan telur (ovulasi) setiap bulan. Selain
itu, hormon dari koyo juga mengentalkan lendir di leher rahim, sehingga
mempersulit sperma untuk mencapai telur dan membuat lapisan rahim tipis jadi
kurang mungkin untuk menerima telur yang dibuahi.
Cara Pemakaian, Penggunaan koyo pada sebagian besar wilayah tubuh
asalkan kulitnya bersih, kering dan tidak terlalu berbulu. Tidak disarankan
menempatkan pada kulit yang sakit atau dapat tergosok oleh pakaian ketat.
Jangan meletakkannya di payudara Anda.
Koyo sangat lengket dan harus tetap digunakan di saat mandi, selama
berenang dan berolahraga. Jika koyo lepas selama kurang dari 48 jam,
tempelkan kembali secepat mungkin.
Jika sudah lepas selama lebih dari 48 jam, mulai koyo dalam siklus baru
dengan menerapkan yang baru sesegera mungkin. Gunakan kontrasepsi
tambahan selama tujuh hari. Carilah kontrasepsi darurat jika berhubungan seks
dalam beberapa hari sebelumnya dan tidak menggunakan kondom.

2. 2 Terapi Sulih Hormon


Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen akibat tidak
bekerjanya folikel ovarium. Sehingga untuk menentukan onset dilakukan secara
retrospektif yaitu dimulai dari amenorea spontan sampai 12 bulan kemudian.
Menopause merupakan kegagalan ovarium, ditandai dengan tidak adanya estrogen,
progesteron, androgen ovarium. Istilah yang sering digunakan untuk membagi masa
klimakterik :
Premenopausal : <2 bulan sebelum menstruasi terakhir
Perimenopausal : 2-12 bulan sejak menstruasi terakhir
Postmenopausal : >12 bulan
Sebuah kepustakaan menyebutkan bahwa masa klimakterik berlangsung
selama 30 tahun ( usia 35-65 tahun ), dan dibagi menjadi 3 bagian untuk kepentingan
klinis yaitu: klimakterik awal (35-45 tahun), perimenopause (46-55 tahun),
klimakterik akhir (56-65 tahun)
Gejala perimenopause muncul akibat suatu proses alami dari penuaan. Fungsi
ovarium yang menurun menyebabkan penurunan produksi hormon seks yaitu
estrogen dan progesteron. Berkurang atau hilangnya estrogen dapat menyebabkan
gejala vasomotor, gangguan tidur, gangguan mood, depresi,atrofi saluran kemih dan
vagina, osteoporosis, penyakit kardiovaskuler, penurunan fungsi kognitif.
Terapi sulih hormon didefiniskan sebagai berikut :
a. Terapi menggunakan hormon yang diberikan untuk mengurangi efek defisiensi
hormon.
b. Pemberian hormon estrogen, progesteron atau keduanya pada wanita
pascamenopause atau wanita yang ovariumnya telah diangkat
untuk
menggantikan produksi estrogen oleh ovarium.
c. Terapi menggunakan estrogen atau progesteron yang diberikan pada wanita pasca
menopause atau wanita yang menjalani ovarektomi tidak lain untuk mencegah
efek fatologis dari penurunan produksi estrogen.
2.2.1 Epidemiologi
Penggunaan sulih hormon di Indonesia masih sangat terbatas, keluhan
yang terbatas dan penerimaan masyarakat terhadap menopause, faktor
pendidikan, sosial, ekonomi sangat mempengaruhi jumlah pemakaian sulih
hormon.
2.2.2 Khasiat Hormon Estrogen dan Progesteron
Hormon Estrogen dan Progesteron mempunyai khasiat sebagai berikut :
a. Proses pembekuan darah
b. Pertumbuhan rahim dan lapiran
8

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Pematang alat genital wanita


Pigmentasi kulit
Faktor libido, cairan tubuh, otot polos
Pengatur Pembagian lemak
Pengaturan kadar kolesterol darah
Proses metabolik tubuh
Proses pembekuan darah

2.2.3 Indikasi
Nort American Menopause Society (NAMS) merekomendasikan bahwa
pemberian terapi sulih hormon harus berdasarkan adanya indikasi primer, yaitu
adanya keluhan menopause seperti gejala vasomotor berupa hot flush dan
gejala urogenital. Di Indonesia pemberian terapi sulih hanya diberikan pada
pasien menopause dengan keluhan terkait defisiensi estrogen yang
mengganggu atau adanya ancaman osteoporosis dengan lama pemberian
maksimal 5 tahun.
2.2.4 Kontra Indikasi
Kontra indikasi penerapan sulih hormon sebagaimana tertuang dalam
The American College of Obstetrics and Gynaecologists adalah :
a. Kehamilan
b. Pendarahan genital yang belum diketahui penyebabnya
c. Penyakit hepar akut maupun kronik atau penyakit trombosis vaskuler
d. Pasien menolak terapi.
a.
b.
c.
d.
e.

Kontra indikasi relatif yang terjadi adalah :


Hipertrigliseridemia
Riwayat tromboemboli
Riwayat keganasan payudara dalam keluarga
Gangguan kandung empedu
Mioma uteri.

Sementara itu The Hong Kong College of Obstetrics and Gynaecologists


menyebutkan beberapa kontradiksi absolut terapi sulih hormon yaitu karsinoma
payudara, kanker endometrium, riwayat tromboemboli vena dan penyakit hati
akut.
2.2.5 Cara Pemberian
Untuk wanita yang tidak menjalani histerektomi, pada umumnya akan
diberikan kombinasi progesteron untuk mengurangi risiko terjadinya
kaganasan pada uterus. Sulih hormon dapat hanya berisi estrogen atau
kombinasi dengan progesteron. Pilihan rejimen yang dapat digunakan
bergantung pada riwayat histerektomi .
9

a. Rejimen I, yaitu hanya mengandung estrogen. Rejimen ini bermanpaat bagi


wanita yang telah menjalani histerektomi. Estrogen diberikan setiap hari
tanpa terputus.
b. Rejimen II, rejimen ini mengandung kombinasi antara estrogen dan
progesteron.
- Estrogen dan progesteron diberikan bersamaan secara kontinyu tanpa
terputus. Cara ini akan menimbulkan anemoria. Pada 3-6 bulan pertama
dapat saja terjadi pendarahan bercak. Rejimen ini tepat diberikan pada
perempuan pasca menopause.
- Kombinasi sekuensial, yaitu estrogen diberikan secara kontinyu dengan
prosteron diberikan secara sekuensial hanya untuk 10-14 hari (12-14)
setiap siklus dengan tujuan mencegah terjadinya hiperplasia
endometrium. Lebih sesuai diberikan pada perempuan pada usia pra atau
perimenopause yang masih menginginkan siklus haid.
2.2.6 Bentuk Sediaan
a.
b.
c.
d.
e.

f.
g.

Sediaan sulih hormon yang terdapat di Indonesia adalah :


Sediaan plester maupun krim yang berisi estrogen berupa 17 estradiol
Sediaan kombinasi estrogen dan progestogen kontinyu seperti 2 mg 17
estradiol + 1 yang noritesteron asesat.
Progestogen seperti medroksi progesteron asetat (MPA), didrogesteron,
nerotisteron, linesterenol.
Estrogen dalam bentuk 17 estradiol, estrogen ekuin konjugasi (CEE),
estropipat, estradiol valerat dan estriol.
Sediaan kombinasi estrogen dan progestogen sekuensial 2 mg estradiol
valerat + 10 mg MPA, 2 mg estradiol valerat + 1 mg siproteron asetat, 1-2
mg 17 estradiol + 1 yang noritesteron asesat.
Sediaan yang bersifat estrogen, progesteron dan androgen sekaligus yaitu
tibolon.
Sediaan estrogen dalam bentuk krim vagina yang berisi estriol.

2. 2.7 Sediaan Kombinasi Estrogen dan Progesteron


Pemberian estrogen dapat meningkatkan risiko terjadinya hyperplasia
bahkan karsinoma endometrium, maka wanita yang menggunakan terapi sulih
hormon dan tidak menjalani histerektomi diberi progestogen sebagai tambahan.
2. 2.8 Jenis dan Dosis yang Dianjurkan
Berikut ini adalah dosis yang dianjurkan di Indonesia
Tabel 1. Dosis Anjuran Sulih Estrogen
Jenis
Estrogen Konjugasi

Kontinyu
Oral

Dosis
0,3 0,4 mg
10

17 Estradiol

Oral

1 2 mg

Transdermal

50 100 mg

Subkutan

25 mg

Estradiol Valerate

Oral

1 2 mg

Estradiol

Oral

0,625 1,25 mg

Tabel 2. Dosis Anjuran Sulih Progesteron


Jenis
Progesteron
Medroksiprogesteron

Sekuensial
300 mg
10 mg

Kontinyu
100 mg
2,5 5 mg

Asetat
Siprotein Asetat
Didrogesteron
Normogestrol Asetat

1 mg
10 20 mg
5 10 mg

1 mg
10 mg
2,5 5 mg

2.2.9 Lama Penggunaan


Menurut NHMRC lamanya pemberian obat terapi sulih hormon adalah
sebagai berikut :
a. Untuk penatalaksanaan gejolak panas, pemberian terapi sulih hormon
sistemik selama 1 tahun dan kemudian dihentikan total secara berangsurangsur (dalam periode 1-3 bulan) dapat efektif.
b. Untuk perlindungan terhadap tulang dan menghindari atrofi urogenital,
pemakaian jangka lama diindikasikan tetapi lamanya waktu yang optimal
tidak diterangkan dengan jelas.
c. Setelah penghentian terapi masih terdapat manpaat untuk perlindungan
terhadap tulang dan koroner, tetapi menghilang bertahap setelah beberapa
tahun.
Mengacu pada hasil penelitian terbaru dari WHI, lama pemakaian terapi
sulih hormon di Indonesia maskimal 5 tahun. Hal ini ditentukan berdasarkan
aspek keamanan penggunaa terapi sulih hormon jangka panjang.

11

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kontrasepsi
Beberapa Kendala yang Harus Diperhatikan pada Pemakaian Kontrasepsi :
a. Wanita Usia di atas 35 Tahun
Gabungan kontrasepsi oral yang mengandung < 50 mcg EE merupakan bentuk
kontrasepsi yang dapat diterima untuk perempuan yang bukan perokok sampai
pada saat menopause.
Studi tidak menunjukkan peningkatan risiko serangan jantung/ myocardial
infarction (MI) atau stroke pada yang sehat, wanita yang bukan perokok pada
usia lebih tua dari 35 tahun menggunakan kontrasepsi oral dosis rendah.
b. Wanita Perokok
Menurut WHO wanita di atas 35 tahun yang merokok dan mengonsumsi
kontrasepsi oral memiliki peningkatan risiko myocardial infarction, karena
wanita perokok merupakan kontraindikasi dari pamakaian gabungan kontrasepsi
ini . Progestin satu-satunya metode kontrasepsi yang harus dipertimbangkan
untuk perempuan dalam kelompok ini.
c. Hipertensi
Meskipun gabungan kontrasepsi ( CHCs ) kurang dari 35 mcg estrogen, dapat
menyebabkan peningkatan kecil dalam tekanan darah (6 sampai 8 mm Hg) baik
12

pada wanita normotensif dan hipertensi. Pada wanita dengan hipertensi,


kontrasepsi oral telah dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke. Progestin-pil
dan depot medroxyprogesterone acetate (DMPA) adalah pilihan untuk wanita
dengan hipertensi.
d. Diabetes
Pada progestin yang baru diyakini memiliki sedikit efek pada metabolisme
karbohidrat. pada wanita diabetes yang bukan perokok pada usia lebih muda dari
35 tahun, tetapi tidak ada penyakit pembuluh darah, dapat dengan aman
menggunakan kombinasi kontrasepsi ( CHCs ), tapi pada wanita diabetes dengan
penyakit pembuluh darah atau diabetes pada usia lebih dari 20 tahun sebaiknya
tidak menggunakan kontrasepsi oral.
e. Dislipidemia
Secara umum, progestin sintetik menurunkan high-density lipoprotein (HDL) dan
meningkatkan low-density lipoprotein (LDL). Estrogen menurunkan LDL tetapi
meningkatkan HDL dan trigliserida.
Wanita dengan dislipidemia yang dikendalikan dapat menggunakan Kombinasi
kontrasepsi dosis rendah, pada pemantauan secara berkala dipuasakan profil
lipid. Wanita dengan dislipidemia yang tidak terkendali (LDL lebih besar dari
160 mg / dL, HDL kurang dari 35 mg / dL, trigliserida lebih besar dari 250 mg /
dL) dan faktor risiko tambahan (misalnya, penyakit arteri koroner, diabetes,
hipertensi, merokok, atau keluarga yang positif history) harus menggunakan
alternatif metode kontrasepsi.
f. Tromboemboli
Estrogen memiliki efek dosis terkait dalam pengembangan thromboembolism
vena ( VTE ) dan emboli paru. Hal ini terutama berlaku pada wanita dengan
keadaan hiperkoagulasi yang mendasari atau yang telah memperoleh kondisi
(misalnya, obesitas, kehamilan, imobilitas, trauma, operasi, dan keganasan
tertentu) .
Gabungan kontrasepsi oral (CHCs) dikontraindikasikan pada wanita dengan
kejadian thromboemboli dan pada mereka yang berisiko karena imobilisasi
berkepanjangan dengan operasi besar kecuali mereka mengambil antikoagulan
g. Migraine Headache
Wanita dengan migrain mungkin mengalami penurunan atau peningkatan
frekuensi sakit kepala migrain saat menggunakan kombinasi kontrasepsi (CHCs)
13

h. Kanker Payudara
Kombinasi obat kontrasepsi harus dihindari pada wanita dengan systemic lupus
erythematosus (SLE) dan antibodi antifosfolipid atau komplikasi vaskular .
Kontrasepsi progestin saja dapat digunakan dalam wanita.
i. Kegemukan
Kontrasepsi oral memiliki khasiat yang lebih rendah pada wanita obesitas
3.2 Pertimbangan pada Pemakaian Kontrasepsi
Manfaat non-kontrasepsi pada kontrasepsi oral mencakup penurunan kram
menstruasi dan nyeri ovulasi, penurunan kehilangan darah menstruasi,
meningkatkan keteraturan menstruasi, dapat meningkatkan konsentrasi
hemoglobin, perbaikan jerawat, mengurangi risiko kanker ovarium dan
endometrium, dan mengurangi risiko kista ovarium, kehamilan ektopik,
radang panggul penyakit, dan penyakit payudara jinak.
Para-transdermal yang menempel dapat menimbulkan kurang nyaman
payudara dan dismenore dibanding kontrasepsi oral.

Perlindungan terhadap PMS.

3.3 Pemilihan Pada Kontrasepsi Oral


Pada wanita yang tanpa bersamaan kondisi medis , dianjurkan obat
kontrasepsi yang mengandung 35 mcg etinil estradiol dan lebih Kecil

Bahasa Dari 0,5 mg norethindrone


Remaja , wanita kurus ( 110 pon [50 kg ] ) , wanita yang lebih tua dari 35
tahun , dan mereka yang primenopause mungkin memiliki efek samping yang
lebih sedikit, dengan kontrasepsi oral yang mengandung 20 sampai 25 mcg
etinil estradiol

Wanita kelebihan berat badan dan obesitas mungkin memiliki tingkat


kegagalan yang lebih tinggi contraseptife dengan kontrasepsi oral dosis
rendah dan banyak manfaat dari pil yang mengandung setidaknya 35 mcg
Etinil estradiol

Wanita

dengan

migren,

riwayat

penyakit

tromboemboli,

penyakit

cerebrofascular adalah kandidat yang baik untuk metode progestin saja


(misalnya, minipills, depot medroxyprogesterone acetate (DMPA), dan
levonorgestrel dalam sistem intrauterine).

14

3.4 Mengelola Efek Samping

Banyak gejala yang terjadi pada siklus pertama penggunaan obat kontrasepsi
(misalnya, terobosan perdarahan, mual, dan kembung), meningkatkan oleh
siklus kedua atau ketiga penggunaan.

Perempuan harus diinstruksikan untuk segera menghentikan kombinasi


kontrasepsi, jika mereka mengalami tanda-tanda peringatan disebut dengan
nyeri mnemonic (nyeri perut, nyeri dada, sakit kepala, masalah mata, dan
sakit kaki parah)

3.5 Interaksi Obat

Perempuan

harus

diberitahu

untuk

menggunakan

metode

alternatif

KONTRASEPSI jika ada kemungkinan interaksi obat mengorbankan


keberhasilan obat kontrasepsi.

Rifampisin mengurangi efektivitas kontrasepsi oral.

Laporan kasus telah menunjukkan penurunan tingkat etinil estradiol (EE)


ketika CHCs diambil dengan tetrasiklin dan turunan penisilinna.

Fenobarbital,

carbamazepine,

dan

phentytoin

berpotensi

mengurangi

efektivitas kontrasepsi oral, dan banyak antikonvulsan yang teratogen


dikenal. Intrauterine device (IUD), suntik medroxyprogesterone, implan, atau
pilihan

nonhormonal

dapat

dipertimbangkan

untuk

wanita

yang

menggunakan obat ini.


3.6 Kontrasepsi Darurat
.Rencana B dan Next Choice yaitu yang menyetujui kontrasepsi darurat
( sebuah Progestin saja formulasi yang mengandung levonorgestrel) terdiri
dari dua tablet , masing-masing berisi 0,75 mg levonorgestrel . Tablet pertama
yang harus diambil dalam waktu 72 jam dari hubungan seksual tanpa
pengaman ( semakin cepat , semakin efektif) , dosis kedua diambil 12 jam
kemudian . Rencana B Satu-langkah berisi satu tablrts dari 1.5mg
levonogestrel diambil dalam 72 jam setelah hubungan seksual tanpa
perlindungan . Rencana B tersedia tanpa resep untuk wanita berusia minimal

15

17 tahun dan bagi mereka yang lebih muda dari 17 tahun dengan resep
dokter. Hal ini hanya dijual di apotek dan harus disimpan di belakang meja.
Kombinasi kontrasepsi dan produk - progestin hanya dapat digunakan untuk
kontrasepsi darurat
Efek samping yang umum, khususnya, mual dan muntah, terjadi secara
signifikan kurang sering dengan progestin - satunya kontrasepsi darurat.
3.7 Kontrasepsi Transdermal
Sebuah kombinasi kontrasepsi adalah tersedia sebagai patch transdermal
(Ortho Evra), yang mungkin telah meningkatkan kepatuhan dibandingkan
dengan kontrasepsi oral ( khasiat tampaknya dikompromikan dalam wanita
>90 kg. Patch harus diterapkan pada perut, pantat, tubuh bagian atas atau
diawal siklus mensturasi dan diganti setiap minggu selama 3 minggu.
Kemasan insert memberikan data awal yang menunjukkan insiden yang lebih
tinggi dari kejadian trmboemboli dengan patch. Manfaat peningkatan
kepatuhan harus dipertimbangkan terhadap risiko paparan estrogen
meningkat dan peristiwa mungkin lebih tromboemboli.
3.8 Cincin kontrasepsi
Cincin vagina pertama (NuvaRing) melepaskan sekitar 15 mcg / hari etinil
estradiol dan 120 mcg / hari etonogestrel selama 3 minggu. Pada penggunaan
pertama, cincin harus dimasukkan pada atau sebelum hari kelima dari siklus,
tetap di tempat selama 3 minggu, kemudian dihapus. Satu minggu harus
selang sebelum cincin baru dimasukkan pada hari yang sama dalam seminggu
seperti itu untuk siklus terakhir. Bentuk kedua kontrasepsi harus digunakan
untuk 7 hari pertama penggunaan cincin atau jika cincin telah dilepaskan
selama lebih dari 3 jam.
3.9 Injeksi Long-Acting dan Implan Kontrasepsi
Wanita yang terutama mendapat manfaat hanya dari metode progestin,
termasuk minipills, adalah mereka yang menyusui, mereka yang tidak toleran
terhadap estrogen, dan orang-orang dengan kondisi medis yang bersamaan di
mana estrogen tidak dianjurkan. Juga kontrasepsi suntik dan implan yang
bermanfaat bagi wanita dengan masalah kepatuhan.
16

Tingkat kegagalan kehamilan dengan progestin kontrasepsi long-acting yang


sebanding dengan sterilisasi perempuan.

3.10
-

Suntik Progestin
Depot Medroxyprogesterone acetate ( DMPA ) 150 mg diberikan
melalui suntikan intramuskular dalam di gluteal atau deltoid otot
dalam waktu 5 hari dari perdarahan menstruasi menghambat ovulasi
selama lebih dari 3 bulan, dan dosis harus diulang setiap 12 minggu

untuk memastikan kontrasepsi terus menerus


DMPA juga dapat diberikan segera setelah melahirkan pada wanita
yang tidak menyusui, pada wanita menyusi diberikan sampai 6
minggu postpartum. Pengguna DMPA ini memiliki insiden lebih
rendah dari Candida vulvovaginitis, kehamilan ektopik, penyakit
bradang panggul, kanker ovarium dll, tetapi punya epek samping
menstruasi tidak teratur, nyeri payudara, depresi

3.11 Subdermal progestin Implan


Implanon adalah tunggal, 4-cm implan, mengandung 68 mg dari etonogestrel
yang ditempatkan di bawah kulit lengan atas. Ia melepaskan 60 mcg setiap
hari untuk bulan pertama, menurun secara bertahap sampai 30 mcg / hari
pada akhir 3 tahun penggunaan dianjurkan.
Efek samping utama adalah perdarahan menstruasi yang tidak teratur. Efek
samping lain adalah sakit kepala, vaginitis, kenaikan berat badan, jerawat,
dan payudara dan nyeri perut. Ini tidak muncul untuk mengurangi BMD. Hal
ini kontraindikasi pada wanita yang sedang hamil, memiliki penyakit aktif
hati, riwayat kejadian tromboemboli, atau riwayat kanker payudara.
3.12 Alat intrauterin
IUD menyebabkan kelas rendah, peradangan intrauterin dan peningkatan
pembentukan prostaglandin.
Risiko penyakit radang panggul antara pengguna berkisar dari 1% menjadi
2,5%; risiko tertinggi selama 20 hari pertama setelah prosedur penyisipan.
ParaGard (tembaga) dapat dibiarkan di tempat selama 10 tahun. Kerugian
dari ParaGard meningkat aliran darah haid dan dismenore. Rata-rata
kehilangan darah bulanan meningkat sebesar 35% dalam uji klinis.

17

Mirena melepaskan levonorgestrel lebih dari 5 tahun. Hal ini menyebabkan


penurunan kehilangan darah menstruasi.
3.13 Evaluasi Hasil Terapeutik
- Pasien pengguna kontrasepsi harus memiliki pemantauan tekanan
darah tahunan, monitoring glukosa karena kalau diabetes harus
dihentikan
3.14 Efek Samping Terapi Sulih Hormon
Banyak orang berpendapat bahwa pemakaian terapi sulih hormon dapat
menyebabkan

penambahan

berat

badan

namun

berbagai

penelitian

tidak

membuktikan adanya hubungan antara sulih hormon dengan kenaikan badan


permanen. Nafsu makan memang meningkat, namun diperkirakan akibat wanita
tersebut merasa sehat dan nyaman. Pemberian terapi sulih hormon mempengaruhi
distribusi lemak, terutama pada panggul dan paha namun tidak pada perut. Perlu
diingat bahw 45 % wanita mengalami kenaikan berat badan pada usia 50 60 tahun
meskipun mereka tidak mendapatkan terapi sulih hormon.
Efek samping Sulih Hormon terkait estrogen berupa mastalgia (nyeri pada
payudara), retensi cairan, mual, kram, pada tungkai dan sakit kepala. Kenaikan
tekanan darah dapat terjadi, namun jarang terjadi. Kepada pasien perlu
diinformasikan bahwa mastalgia tidak berkaitan dengan kanker payudara, sedangkan
efek samping terkait progestin antara lain retensi cairan, kembung, sakit kepala, dan
mastalgia, kulit berminyak dan jerawat, gangguan mood dan gejala seperti gejala
pramenstrual.
Pendarahan vagina merupakan keluhan yang sering ditemui dan meresahkan
pasien, Penggunaan progestin kontinyu dapat menyebabkan pendarahan vagina yang
tidak dapat diprediksi polanya, dengan atau tanpa spotting selama beberapa bulan.
Sebanyal 5 - 20% dari wanita ini bisa pernah mengalami amenoria dan mungkin
beralih ke terapi hormon siklik yang memberikan pola pendarahan yang lebih dapat
diprediksi. Keluhan-keluhan ini menghilang sendiri dalam beberapa bulan atau
dengan mengganti jenis dan dosisi sulih hormon. Pada pemakaian plester dapat
terjadi iritasi kulit.
Pengaruh Terapi Kombinasi Estrogen dan Progesteron terhadap Kualitas Hidup
Wanita Post Menopause, Randomised placebo controlled gouble blind trial oleh
Amanda J W dkk, menyatakan bahwa wanita yang menggunakan terapi kombinasi
conjugated equin oestrogen 0,625 mg plus medroxyprogesterone acetate 2,5/ 5,0 mg
18

per oral 1x setiap hari selama 1 tahun menunjukkan gejala penurunan gejala
menopase yang berupa hot flush, keringat mlam, nyeri pada sendi dan otot, insomnia,
rasa kering vagina sehingga dapat meningkatkan hidup wanita post menopause,
tetapi terdapat keluhan nyeri tekan pada payudara dan discharge vagina. Kualitas
hidup wanita post menopause semakin meingkat seiring dengan lamanya penggunaan
terapi kombinasi hingga bertahun tahun.

BAB IV
KESIMPULAN
1. Kontrasepsi berasal dari kata Kontra yang berarti mencegah atau melawan,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel
sperma yang

mengakibatkan

kehamilan. Cara kerja kontrasepsi yaitu

mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma, menghalangi


19

perternuan sel telur dengan sperma.


2. Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan yaitu metode sederhana
(metode kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL),
Coitus Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode
Suhu Basal Badan dan Simptotermal yaitu paduaan antara Suhu Basal dengan
Lendir Serviks; metode kontrasepsi dengan alat yaitu Kondom, Diafragma, Cup
Serviks dan Spermisid), metode kontrasepsi hormonal yaitu kombinasi
(mengandung

hormone

progesterone

dan

estrogen

sintetik:

pil

dan

suntikan/injeksi; dan yang hanya berisi progesterone saja: Pil, Suntik dan
Implant), metode kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
yaitu AKDR yang mengandung hormone (sintetik progesterone) dan yang tidak
mengandung hormone, metode kontrasepsi mantap (Metode Operatif Wanita
(MOW) dan Metode Operatif Fria (MOP)), metode kontrasepsi darurat yaitu: Pil
dan AKDR.
4. Terapi Sulih Hormon
a. Gejala menopause yang dirasakan wanita dapat mengganggu aktifitas seharihari sehingga menurunkan kualitas hidup.
b. Terapi sulih hormon dengan kombinasi estrogen dan progesteron dapat
meningkatkan kualitas hidup wanita post menopause.
c. Efek samping terapi sulih estrogen dapat diminimalisir dengan menggunakan
terapi kombinasi estrogen dan progesteron.

DAFTAR PUSTAKA
1. Achdiat, C.M. 2003. Fitoestrogen untuk wanita menopause. http://www.situs.
kesrepro.info/aging/jul/2003/ag01.html [13-04-2015)
2. Agfian. 2008. Terapi Sulihy hormon. http://bodongsehat.com/terapi-sulihhormon/13-04-2015
3. Baziad A. Terapi Hormonal:Alternatif Baru penanggulangan masalah menopause
dan komplikasinya dalam Pakasi LS.Menopause: masalah dan penanganannya.
Jakarta. Balai Penerbit FK UI. 1996
4. Depkes R.I., "Profil Kesehatan Indonesia", Jakarta, 2013
5. Diakses dari "http://batam.tribunnews com/2015/04/15/hasil-sdki-2012-bkkbnharus-kerjalebih-keras-lagi", 15 April 2015
20

6. Diakses dari "http://www.bkkbn-jatim.go.id/hkkbn-jatim/html/cara.htm",12 April


2015
7. Febri.2008. Terapi Sulih hormon untuk menopause. http://bidanshop.
blogspot.com/2010/02/terapi-sulih-hormon-untuk-menopouse. html / 13/04-2015
8. Hartanto, Hanafi, "Keluarga Berencana dan Kontrasepsi", Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, 2004
9. Http://tentangkb.wordpress.com/2010/07/04/tentang-iud-4-keuntungankerugiannya/ diakses tanggal 10 April 2015.
10. Prawirohardjo, Sarwono, "lima Kebidanan", Yayasan Bina Pustaka, Jakarta,
2008
11. Nadjeeb.2009. Terapi Sulih Hormon.http://nadjeeb.wordpress.com/2009/02/25/
terapi-sulih-hormon-tsh/13-04-2015
12. Wells, B.G,.et all. 2009. Pharmacotherapy handbook edition 8. McGraw-Hill
Companies. US.

21

Anda mungkin juga menyukai