Anda di halaman 1dari 13

5

BAB II KONTRASEPSI SUNTIK DEPO PROGESTIN

A. Kontrasepsi Kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Suratun, dkk, 2008 : 27). Jadi kontrasepsi merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan berbagai cara agar sel telur dan sperma tidak bertemu sehingga tidak terbentuk calon janin. 1. Macam-Macam Kontrasepsi Kontrasepsi mempunyai metode yang berbeda-beda untuk mencegah terjadinya suatu kehamilan. Menurut Hartanto (2004: 42) macam-macam alat kontrasepsi yaitu: a. Metode sederhana Metode kontrasepsi memiliki dua jenis kontrasepsi yaitu: 1) Tanpa Alat Metode sederhana ini tanpa menggunakan alat bantu langsung, berikut merupakan metode kontrasepsi tanpa alat: a) Kontrasepsi Alamiah : Metode kalender, metode suhu basal, metode lendir servik dan metode simto-termal. b) Coitus interuptus yaitu metode kontasepsi sederhanan tanpa alat dengan cara memutus koitus sehingga sperma dikeluarkan diluar vagina (Hartanto, 2004: 42).

2) Dengan Alat Metode sederhana ini menggunakan alat bantu untuk mendukung cara kerja kontrasepsi. Jenis kontrasepsi sederhana dengan alat menurut Hartanto (2004: 43) yaitu:

5 (1) Mekanis (barier): Kondom pria, kondom wanita, diagfragma dan kap servik. (2) Kimiawi : Spermisid b. Metode Modern Metode moderen ini merupakan metode kontrasepsi dengan cara yang lebih efektif dibandingkan dengan metode kontrasepsi sederhana. Menurut Hartanto (2004: 45) ada tiga macam metode kontrasepsi moderen yaitu: 1) Kontrasepsi Hormonal a) Per-oral: Pil kombinasi, mini pil, Morning-after pill b) Injeksi/ Suntikan: DMPA/ Depo progestin, NET-EN,

Microspheres,Microcapsules. c) Sub Kutis: Implant 2) Intra Uterine Devices (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) 3) Kontrasepsi Mantap: Medis Operatif Wanita (MOW) dan Medis Operatif Pria (MOP)

B. Kontrasepsi Suntik 1. Pengertian Keluarga berencana suntik merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana (BKKBN, 2002:166). 2. Jenis Kontrasepsi Suntik Menurut Hartanto (2004:142) dua kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang sekarang banyak dipakai adalah: a. Suntikan 1 bulan: cyclofem Vial 0,5 cc mengandung estrogen dan progesterone. b. Suntik 3 bulan: depo progestin mengandung 150 mg progesteron, DMPA atau Depo-provera vial 1 mL hanya mengandung 150 mg DMPA. 3. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik Menurut Wiknjosastro (2006:145) mekanisme metode suntikan keluarga berencana (KB) yaitu: a. Primer ovulasi yaitu menghalangi pengeluaran follicel stimulating hormone (FSH). b. Sekunder: 1) Leher serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barrier terhadap spermatozoa.

2) Membuat endometrium menjadi kurang baik atau tidak layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi. Mungkin mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam Tuba fallopii. Efektifitas keluarga berencana suntik ini sangat tinggi, angka kegagalan kurang dari 1%. World Health Organization (WHO) telah melakukan penelitian pada DMPA (Depot medroxy progesterone acetate) dengan dosis standart dengan angka kegagalan 0,7% (Hartanto, 2004:146).

C. Kontrasepsi Suntik Depo Progestin 1. Pengertian Suntik kontrasepsi depo progestin adalah demo medroxyprogesteron asetat (DMPA) mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan tiap tiga bulan dengan cara disuntik Intramuskular (Prawiroharjo, 2008: Mk-40). 2. Kandungan Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin Suntik depo progestin tersedia dalam larutan mikrokristaline, setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg, tercapai puncak kemudian kadar tetap tinggi untuk 2-3 bulan kemudian menurun kembali. Pada pemakaian jangka panjang, tidak terjadi efek akumulatif dan depo progestin dalam darah.

3. Cara Kerja Depo Progestin Cara kerja dari alat kontrasepsi Depo progestin ini yaitu: a. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi ovulasi b. Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa c. Perubahan peristaltik tuba fallopi menghambat konsepsi

d. Mengubah suasana endometrium sehingga tidak sempurna untuk Implantasi hasil konsepsi (Manuaba, 2007 ; 444) 4. Efektifitas Menurut Saifuddin (2006: MK-42), kontrasepsi sutikan Depo progestin meiliki efektifitas tinggi yaitu 0,3 kehamilan per 100 perempuan pada penggunaan tahun pertama, asalkan prosedur pelaksanaannya sesuai yang dientukan. 5. Waktu Pemberian Waktu pemberian kontrasepsi suntik depo progestin menurut Saifuddin (2002: MK-43) yaitu: a. Pasca Persalinan 1) Segera ketika masih di rumah sakit (3 hari dari awal masuk rumah sakit) 2) Jadwal suntikan selanjutnya b. Pasca Abortus 1) Segera setelah perawatan 2) jadwal waktu diperhitungkan 3) Interval 4) Hari ke- 5 menstruasi 5) Jadwal waktu diperhitungkan 6. Keuntungan Depo Progestin Kontrasepsi suntik depo progestin mempunyai banyak keuntungan diantaranya sebagai berikut:

10

a. Sangat efektif b. Pencegahan kehamilan jangka panjang c. Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah d. Tidak mempengaruhi ASI e. Sedikit efek samping f. Dapat digunakan untuk usia > 35 tahun sampai premenopause g. Membantu mencegah kanker h. Menurunkan kejadian tumor jinak payudara i. Mencegah beberapa penyakit radang panggul j. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (scle cell) (Prawiroharjo, 2008 ; Mk-41) 7. Kerugian Depo Progestin Selain mempunyai keuntungan, kontrasepsi suntik depo pogestin juga mempunyai beberapa keterbatasan yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi akseptor dalam penggunaan kontrasepsi ini yaitu sebagai berikut: a. Sering ditemukan ganggaun haid, seperti : 1) Siklus haid yang memendek dan memanjang 2) Perdarahan yang banyak dan sedikit 3) Perdarahan tidak teratur / perdarahan bercak tidak haid sama sekali (Saifuddin, 2006: MK-46)

11

b. Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya d. Permasalahan berat badan e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS f. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian g. Terlambatnya kembali kesuburan bukan kerena terjadinya kerusakan/ kelainan pada organ genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya h. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang i. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang, dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan lipido (Abdul Bari, 2006: MK-24).

8. Indikasi Kontrasepsi Suntik Progestin Pada kontrasepsi suntik depo progestin ini tentunya mempunyai syaratsyarat orang yang boleh melakukan atau menggunakan alat kontrasepsi ini, berikut syarat yang harus dipenuhi yaitu: a. Usia reproduksi b. Nulipara dan yang telah mempunyai anak c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang yang memiliki efektifitas tinggi d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai

12

e. Setelah abortus/ keguguran f. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi g. Perokok h. Tekanan darah <180/110 mmHg dengan masalah ganggan pembekuan darah/ anemia bulan sabit i. Menggunakan obat untuk epilepsy j. Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen k. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi l. Anemia defisiensi besi m. Mendekati usia menapouse yang tidak mau/ tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi. (Abdul Bari, 2006: MK-43) 9. Kontraindikasi Kontrasepsi suntik depo progestin mempunyai kontraindikasi atau hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam penggunaanya yaitu sebagai berikut: a. Hamil/ dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7/100.000 kelahiran) b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea d. Menderoita kanker payudara/ riwayat kanker payudara e. DM disertai komplikasi (Abdul Bari, 2006: MK-43)

13

10. Efek Samping Adapun efek samping dari kontrasepsi suntik progesterone menurut Hartanto (2004:169) adalah : a. Seringnya ditemukan gangguan haid 1) Siklus haid yang memanjang atau memendek Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut. 2) Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium. Kelainan siklus haid dibagi menjadi 2 yaitu, polimenore dan oligomenore (Prawiroharjo, 2008: Mk-67). 3) Perdarahan yang banyak atau sedikit Pendarahan haid yang banyak umumnya disertai dengan keluarnya sel telur sebelum haid, disebut pendarahan ovulasi. Kedua keadaan tersebut, keadaan anovulasi dan ovulasi, memiliki perbedaan dalam penanganannya, karena terkait dengan interaksi hormon reproduksi yang terjadi pun relatif berbeda lebih dari 80 cc. Perdarahan disebut banyak dalam ilmu kedokteran

bgilamana melebihi 80 cc setiap lama daur haid dalam lamanya keluar haid lebih dari 7 hari. Namun demikian, secara praktis sangat sulit menentukan jumlah haid yang keluar, sebagai patokan sering dipakai jumlah pembalut haid yang dipergunakan.

14

Umumnya darah haid disebut banyak bila digunakan 2 pembalut yang disatukan dan darah masih tembus ke dalam dua lapisan tebal tersebut denngan penggantian pembalut dalam sehari antara 4 - 5 kali (Abdul Bari, 2006: MK-32). Perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa atau sering disebut dengan hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal. 4) Perdarahan tidak teratur atau spotting Wanita-wanita yang berovulasi secara normal dapat mengalami perdarahan ringan (adakalanya dirujuk sebagai "spotting") diantara periode-periode menstruasi. Metode-metode pengontrolan kelahiran secara hormon begitu juga penggunaan IUD untuk kontrasepsi mungkin adakalanya menjurus pada perdarahan yang ringan diantara periode-periode. Stres kejiwaan, obat-obat tertentu seperti obat-obat anticoagulant, dan fluktuasi-fluktuasi pada tingkat-tingkat hormon mungkin semuanya adalah penyebabpenyebab perdarahan rigan diantara periode-periode. Kondisikondoisi lain yang menyebabkan perdarahan menstruasi abnormal, atau perdarahan pada wanita-wanita yang tidak berovulasi secara teratur dapat juga adalah penyebab dari intermenstrual bleeding (Hartanto, 2004: 170). 5) Amenorea Amenorhoe adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Amenorhoe bersifat normal secara fisiologis, jika terjadi pada wanita sebelum masa pubertas, masa kehamilan, dan pada masa menopause. b. Permasalahan berat badan merupakan permasalahan tersering

15

Efek peningkatan berat badan terjadi karena pengaruh hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah (BKKBN, 2010: 64).

c. Sakit kepala Sait kepala pada penggunaan Depo Progestin terjadi antara 1 sampai 17 % akseptor. Penyebab belum ada penelitian dikalangan ahli. Hal ini biasanya dikaitkan dengan reaksi tubuh dengan progestin. d. Peningkatan kadar insulin dan penurunan HDL kolesterol Selain yang telah disebutkan di atas, Saifuddin (2002: 35) memaparkan bahwa efek samping dari kontrasepsi suntik progesteron yaitu: a. Depresi Adanya ketidakseimbangan hormon progesteron terutama yang berisi 19 Norprogestin yang menyebabkan kurangnya vit B6 didalam tubuh dan adanya retensi garam yang menimbulkan keluhan perasaan tidak bersemangat dalam kerja (Depkes RI, 2006: 59) b. Keputihan Keluarnya cairan berwarna putih dari dalam mulut vagina. Adanya efek Progesterone merubah PH vagina sehingga jamur mudah tumbuh

16

didalam vaginan dalam menimbulkan keputihan (Depkes RI, 2006: 59) c. Jerawat. Timbulnya jerawat pada wajah atau punggung dikarenakan pengaruh progestin terutama 19 Norprogestin yang menyebabkan peningkatan kadar lemak (Depkes RI, 2006: 59). d. Penurunan libido Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan menurunnya gairah seksual. Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi seksual pada wanita (BKKBN, 2010: 66). e. Rambut Rontok Pemakaian suntikan atau sesudah menghentikan suntikan

penyebabnya progesterone terutama 19 norprogestin. Mempengaruhi folikel rambut sehingga timbul kerontokan rambut (Depkes RI, 2006: 60) f. Mual muntah Rasa mual sampai bahkan muntah terjadi pada bulan-bulan pertama pemakaian suntikan. Ini terjadi kemungkinan karenan reaksi dari

17

tubuh terhadap hormon progestin yang mempengaruhi produksi asam lambung (Depkes RI, 2006: 60)

Anda mungkin juga menyukai