oleh :
KHOBIBAH
P1337424821096
PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
TAHUN 20
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Dalam Rangka Praktik Klinik Kebidanan Fisiologis Keluarga Berencana yang telah
diperiksa dan disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing institusi Prodi
Pendidikan Profesi Bidan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Semarang Tahun 2022.
A. TINJAUAN TEORI
KB adalah suatu usaha guna merencanakan dan mengatur jarak
kehamilan sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada waktu yang diinginkan
(Saifuddin, 2010). Menurut Proverawati (2010) kontrasepsi adalah upaya untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara maupun
permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara, alat atau
obat-obatan. Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding
rahim (Nugroho & Utama, 2014).
KB suntik (depo provera) adalah suntikan medroksi progesteron asetat
yang biasanya diberikan pada hari ke-3 sampai 5 pasca persalinan, segera setelah
keguguran dan pada masa interval sebelum hari ke-3 haid (Wiknjosastro, 2010).
KB suntik Depot Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) merupakan suatu
progestin yang mekanisme kerjanya menghambat sekresi hormon pemicu filikes
(FSH) dan LH serta lonjakan LH (Varney, 2009).
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang di suntikan
ke dalam tubuh wanita secara periodik dan mengandung hormonal, kemudian
masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang
berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan. Kontrasepsi hormonal jenis KB
suntikan ini di indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif,
pemakaianya yang praktis, harganya relatif murah dan aman (Marmi, 2015).
1. Pengertian Kontrasepsi Suntik Kombinasi (1 Bulan) dan suntik progestin
(3 bulan)
a. Suntik Kombinasi
Kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode suntikan yang
pemberiannya tiap bulan dengan jalan penyuntikan secara intramuscular
sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon progesteron dan
esterogen pada wanita usia subur. Penggunaan kontrasepsi suntik
mempengaruhi hipotalamus dan hipofisis yaitu menurunkan kadar FSH
dan LH sehingga perkemabangan dan kematangan folikel de graaf tidak
terjadi ( Winarsih, 2017).
b. suntik progestin (3 bulan)
Suntik 3 bulan merupakan metode kontrasepsi yang diberikan
secara intra muscular setiap tiga bulan. Keluarga berencana suntik
merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam
penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan
pemakaian relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah
bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana ( Winarsih, 2017).
2. Jenis-jenis KB Suntik
a. KB sunti 1 bulan
Suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroxy Progesterone
Acetate dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan melalui injeksi IM
(intramuscular) sebulan sekali (Cyclofem) dan 50 mg Noretindron
Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan melalui injeksi IM
sebulan sekali
b. KB suntik 3 bulan
1) DMPA (Depo medroxy progesterone acetate) atau Depo Provera
yang diberikan tiap tiga bulan dengan dosis 150 mg yang disuntik
secara IM.
2) Depo Noristerat diberikan setiap 2 bulan dengan dosis 200 mg Nore-
tindron Enantat.
3. Efektifitas KB Suntik
a. KB suntik 1 bulan
KB suntik 1 bulan sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100
perempuan) selama tahun pertama penggunaan.
b. KB suntik 3 bulan
Efektifitas keluarga berencana suntuk 3 bulan sangat tinggi, angka
kegagalan kurang dari 1%. World Health Organization (WHO) telah
melakukan penelitian pada DMPA (Depo medroxy progesterone acetate)
dengan dosis standart dengan angka kegagalan 0,7%, asal penyuntikannya
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan
4. Cara Kerja KB Suntik
a. KB suntik 1 bulan
a) Menekan ovulasi
b) Lendir servik menjadi kental dan sedikit, sehingga sulit ditembus
spermatozoa.
c) Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi.
d) Mennghambat transport ovum dalam tuba fallopi
b. KB suntik 3 bulan
1) Menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan
pembentukan releasing factor dan hipotalamus.
2) Leher serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi
sperma melalui serviks uteri.
3) Menghambat implantasi ovum dalam endometrium
5. Keuntungan dan Kerugian IUD
a. Keuntungan dari Penggunaan KB suntik 1 bulan diantaranya :
1) Risiko terhadap kesehatan kecil.
2) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
3) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
4) Jangka panjang.
5) Efek samping sangat kecil.
6) Pasien tidak perlu menyimpan obat suntik
7) Pemberian aman, efektif dan relatif mudah.
b. Keuntungan dari penggunaan KB Suntik 3 bulan sebagai berikut :
1) Efiktifitas tinggi.
2) Sederhana pemakaiannya.
3) Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali dalam
setahun).
4) Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak.
5) Tidak berdampak serius terhadap penyakit gangguan pembekuan
darah dan jantung karena tidak mengandung hormon estrogen.
6) Dapat mencegah kanker endometrium, kehamilan ektopik, serta
beberapa penyebab penyakit akibat radang panggul.
c. Kerugian dari penggunaan suntik 1 bulan sebagai berikut :
1) Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak
atau spooting, perdarahan sampai sepuluh hari.
2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini
akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
3) Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang
senggama dan terasa mengganggu (keputihan).
4) Ketergantungan pasien terhadap pelayanan kesehatan, karena pasien
harus kembali setiap 30 hari untuk kunjungan ulang.
5) Efektifitas suntik 1 bulan berkurang bila digunakan bersamaan
dengan obatobatan epilepsi (feniton dan barbiturat) atau obat
tuberkolosis (rifampisin).
6) Dapat terjadi perubahan berat badan.
7) Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung,
stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan
timbulnya tumor hati.
8) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual (IMS), hepatitis B virus atau infeksi virus HIV.
9) Pemulihan kesuburan kemungkinan terlambat setelah penghentian
pemakaian KB suntik 1 bulan.
d. Kerugian dari penggunaan suntik 3 bulan adalah sebagai berikut
1) Terdapat gangguan haid seperti amenore yaitu tidak datang haid
pada setiap bulan selama menjadi akseptor keluarga berencana
suntik 3 bulan berturut-turut. Spotting yaitu bercak-bercak
perdarahan di luar haid yang terjadi selama akseptor mengikuti
keluarga berencana suntik. Metroragia yaitu perdarahan yang
berlebihan di luar masa haid. Menoragia yaitu datangnya darah haid
yang berlebihan jumlahnya.
2) Timbulnya jerawat di badan atau wajah dapat disertai infeksi atau
tidak bila digunakan dalam jangka panjang.
3) Berat badan yang bertambah 2,3 kg pada tahun pertama dan
meningkat 7,5 kg selama enam tahun.
4) Pusing dan sakit kepala.
5) Bisa menyebabkan warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan
akibat perdarahan bawah kulit.
6) Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang
senggama dan terasa mengganggu (keputihan).
6. Indikasi Pemakaian KB Suntik
a. Indikasi pemakaian KB Suntik 1 bulan :
1) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.
2) Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan.
3) Pescapersalinan dan tidak menyusui.
4) Anemia.
5) Nyeri haid hebat.
6) Haid teratur.
7) Riwayat kehamilan ektopik.
8) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
b. Indikasi pemakaian KB suntik 3 bulan :
1) Terdapat gangguan haid seperti amenore yaitu tidak datang haid pada
setiap bulan selama menjadi akseptor keluarga berencana suntik 3
bulan berturut-turut. Spotting yaitu bercak-bercak perdarahan di luar
haid yang terjadi selama akseptor mengikuti keluarga berencana
suntik. Metroragia yaitu perdarahan yang berlebihan di luar masa
haid. Menoragia yaitu datangnya darah haid yang berlebihan
jumlahnya.
2) Timbulnya jerawat di badan atau wajah dapat disertai infeksi atau
tidak bila digunakan dalam jangka panjang.
3) Berat badan yang bertambah 2,3 kg pada tahun pertama dan
meningkat 7,5 kg selama enam tahun.
4) Pusing dan sakit kepala.
5) Bisa menyebabkan warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan
akibat perdarahan bawah kulit.
6) Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang
senggama dan terasa mengganggu (keputihan).
7. Kontraindikasi pemakaian KB suntik
a. Kontraindikasi pemakaian KB suntik 1 bulan :
1) Hamil atau di duga hamil.
2) Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan.
3) Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
4) Penyakit hati akut (virus hepatitis).
5) Umur > 35 tahun yang merokok.
6) Ibu mempunyai riwayat kelainan tromoboemboli atau dengan
kencing manis > 20 tahun.
7) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala ringan
atau migrain.
8) Keganasan pada payudara.
b. Kontraindikasi pemakaian KB Suntik 3 bulan :
1) Ibu hamil atau dicurigai hamil.
2) Ibu yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker
payudara.
3) Diabetes mellitus yang disertai konplikasi.
4) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
8. Waktu mulai menggunakan KB Suntik
1. KB Suntik 1 bulan
a) Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.
Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.
b) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, ibu
tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.
c) Bila ibu tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat,
asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Ibu tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari, atau menggunakan
kondom selama 7 hari dari suntikan pertama.
d) Bila ibu pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid,
suntikan pertama dapat diberikan, asal dipastikan tidak hamil.
e) Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat
haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1
danBila pasca persalinan < 6 bulan dan menyusui, ibu tidak boleh
diberikan suntik kombinasi.
2. KB suntik 3 bulan
a) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid. B
b) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid dan
pasien tidak hamil. Pasien tidak boleh melakukan hubungan
seksual untuk 7 hari lamanya atau penggunaan metode
kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
c) Jika pasien pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta belum
haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan
ibu tidak hamil.
d) Bila pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan
kombinasi dapat diberikan.
e) Ibu pasca keguguran, suntikan progestin dapat diberikan.
f) Ibu dengan menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain
dan ingin mengganti dengan kontrasepsi hormonal progestin,
selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara
benar, suntikan progestin dapat segera diberikan tanpa menunggu
haid. Bila ragu-ragu perlu dilakukan uji kehamilan terlebih
dahulu.
g) Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu
tersebt ingin mengganti dengan suntikan kombinasi, maka
suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal
kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi
lain.
h) ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan
ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan
pertama dapat diberikan asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil
dan pemberiannya tanpa menunggu datangnya haid. Bila
diberikan pada hari 1-7 siklus haid metode kontrasepsi lain tidak
diperlukan. Bila sebelumnya IUD dan ingin menggantinya dengan
suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7
siklus haid. Cabut segera IUD. (Siti Mulyani, 2013).
9. Informasi Lain Yang Perlu Disampaikan
1. Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid
(amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit
sekali mengganggu kesehatan.
Menurut hasil penelitian Putri & Chunaeni (2015) mengatakan
bahwa Sebagian besar akseptor KB menggunakan kontrasepsi suntik
DMPA. Sebagian besar kejadian amenorea dialami oleh akseptor
kontrasepsi suntik DMPA. Ada hubungan penggunaan jenis
kontrasepsi suntik dengan kejadian amenorea. penggunaan kontrasepsi
suntik jenis DMPA, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan
berkurangnya kelenjar, hal ini yang memungkinkan jika terjadi paparan
terhadap progesteron dalam jangka waktu tertentu, maka seseorang
dapat mengalami gangguan siklus mens- truasi berupa amenorea.
Amenorea juga disebabkan karena gangguan di hipothalamus bisa
berupa gangguan psikis, pada gangguan psikis terjadi gangguan
pengeluaran GnRH, sehingga pengeluaran hormon gona- dotropin
berkurang, pengeluaran FSH dan LH dari hipofisis pun berhenti.
Akibatnya pematangan folikel dan ovulasi tidak terjadi
Hal ini sejalan dengan penelitian Aisyah (2018) menunjukkan
bahwa ada hubungan antara pemberian alat kontrasepsi suntik dengan
perubahan siklus menstruasi pada akseptor KB. Gangguan pola haid
yang dimaksud seperti perdarahan bercak atau flek, perdarahan
irregular, amenore dan perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah
darah yang hilang dan pada penggunaan kontrasepsi suntik,
endometrium menjadi dangkal dan atropis dengan kelenjar-kelenjar
yang tidak aktif dan insidens yang tinggi dari amenorhoe diduga
berhubungan dengan atrofi endometrium.
2. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit
kepala, dan nyeri payudara. Efek samping ini jarang, tidak berbahaya,
dan cepat hilang.
Menurut hasil penelitian A & Widatiningsih (2016) menunjukan
bahwa pada penggunaan KB suntik 3 bulan yang mengalami
penambahan berat badan 34 atau 73, 9 % responden dari 46 orang.
Penggunaan KB suntik 1 bulan yang mengalami penambahan berat
badan 16 atau 34,8% responden. Terdapat perbeda- an penambahan
berat badan pada peng- gunaan KB suntik 3 bulan dan 1 bulan.
Pemakaian kontrasepsi suntik baik kontrasepsi suntik bulanan maupun
3 bulanan mempunyai efek samping utama yaitu perubahan berat
badan. Faktor yang mempengaruhi perubahan berat badan akseptor KB
suntik adalah adanya hormon progesteron yang kuat sehingga
merangsang hormon nafsu makan yang ada di hipotalamus. Adanya
nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya tubuh akan kelebihan
zat-zat gizi. Kelebihan zat-zat gizi oleh hormon progesteron dirubah
menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit. Perubahan berat badan ini
akibat adanya penumpukan lemak yang berlebih hasil sintesa dari
karbohidrat menjadi lemak.
Hal ini sejalan dengan penelitian Rahayu & Wijanarko (2017)
mengatakan bahwa penggunaan KB suntik Depo Medroksi
Progesteron Asetat (DMPA) bisa berefek pada penambahan berat
badan. Terjadinya kenaikan berat badan kemungkinan disebabkan
karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan
gula menjadi lemak, juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan
menurunnya aktivitas fisik, akibatnya dapat menyebabkan berat badan
bertambah
3. Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan
pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang
merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
4. Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang
kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut
dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3 – 6 bulan tidak juga haid,
klien harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk
dicari penyebab tidak haid tersebut.
5. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan,
suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga
suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal tidak
terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari, atau menggunakan kontrasepsi lainnya selama 7 hari.
Bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat.
6. Bila klien, misalnya sedang menggunakan salah satu kontrasepsi
suntikan dan kemudian meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi
suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan. Andaikata terpaksa
juga dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut di injeksi
sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang
sebelumnya.
7. Bila klien lupa jadual suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal
saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.
10. Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntik Progestin
Menurut Saifuddin (2010) beberapa peringatan bagi pemakai
kontrasepsi suntik progestin yaitu:
1. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
2. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan
ektopik terganggu.
3. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
4. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya
penglihatan.
5. Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali
lebih banyak dalam satu periode masa haid.
6. Bila terjadi hal tersebut di atas, hubungi segera tenaga kesehatan atau
klinik.
11. Penanganan Efek Samping Yang Sering Dijumpai
Menurut Saifuddin (2010) klien harus kembali ke tempat pelayanan
kesehatan atau klinik untuk mendapatkan suntikan kembali setiap 12
minggu atau DMPA atau setiap 8 minggu untuk Noristerat
Efek Samping Penanganan
Manuaba, Ida. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC, 2010.
Mulyani, N.S. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Reva Dwi Yanty. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi
Pada Wanita Usia Subur Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. Jurnal Antara
Kebidanan 2 (2), p 86-93
Varney, Hellen. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 volume 1. Jakarta :
Press