Anda di halaman 1dari 113

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma
yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sel sperma.Di Indonesia sejak zaman dulu telah dipakai obat dan
jamu yang maksudnya untuk mencegah kehamilan. Di Indonesia keluarga berencana
modren mulai dikenal pada tahun 1953. Pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan,
kebidanan, dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat memecahkan
masalah-masalah pertumbuhan penduduk.
Secara ringkas, inovasi teknologi kontrasepsi dimulai dengan cara sederhana
seperti kondom, pil KB, suntik, susuk dan akhirnya cara yang sangat mantap yaitu
kontrasepsi pembedahan seperti tubektomi dan vasektomi.Misi Program KB Nasional
salah satunya adalah meningkatkan kualitas pelayanan KB dan Kesehatan
Reproduksi. Hasil studi pendahuluan di BPS ANISA Jakarta terhadap 10 akseptor KB
suntik, dimana 6 akseptor (60%) diantaranya tidak mengetahui tentang KB suntik,
dan 4 (40%) diantaranya mengetahui tentang KB suntik. Ketepatan waktu suntik
kembali sangat penting bagi akseptor KB suntik tersebut karena bila tidak tepat untuk
suntik kembali maka dapat menyebabkan kehamilan.
Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No. 10 th 1992 adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan
usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Program KB secara Nasional berkaitan erat dengan program Nasional di bidang
kesehatan, karena program KB Nasional bersifat mendukung dan mempunyai
sasaran serupa dengan program kesehatan. Program Keluarga Berencana Nasional
memberikan arahan kebijakan untuk meningkatkan kualitas penduduk melalui
pegendalian kelahiran, memperkecil angka kematian dan peningkatan kualitas
program KB.
Program Keluarga Berencana (KB) salah satunya KB suntik pada dasarnya
kurang berhasil yang dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan
ibu, sikap, jumlah anak, dukungan suami.
Salah satu yang mempengaruhi kurangnya kepatuhan pemakaian KB suntik salah
satunya tingkat pengetahuan ibu, sikap dan faktor pendukung lainnya, dimana sikap
yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila
pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB suntik juga akan
berkurang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan KB suntik?
2. Apa saja jenis-jenis KB suntik?
3. Bagaimana Efektifitas dari KB suntik?
4. Bagaimana cara kerja KB suntik?
5. Apa saja kekurangan dan kelebihan KB suntik?
6. Apa efek samping dari KB suntik serta bagaimana penanganannya?
7. Bagaimana indikasi dan kontra indikasi KB suntik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian KB suntik
2. Untuk mengetahui jenis-jenis KB suntik
3. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas KB suntik
4. Untuk mengetahui cara kerja KB suntik
5. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan KB suntik
6. Untuk mengetahui efek samping KB suntik dan seperti apa penanganannya
7. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi KB suntik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian.
Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh
dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap
sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan.

B. Jenis-Jenis KB Suntik.
1. Suntikan kombinasi (Hormon Estrogen dan Progesteron).
Jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo Medroksiprogesteron
Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali
(Cyclovem).
2. Suntikan yang hanya mengandung progestin.
a. Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150mg DMPA
yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler (didaerah
bokong). Depo provera atau depo metroxy progesterone asetat adalah satu
sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesterone asli dari tubuh
wanita. Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk mengobati abortus
habitualis dan endometriosis ternyata pada pengobatan abortus habitualis
seringkali terjadi kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo provera
sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata cukup manjur dan aman dalam
pelayanan keluarga berencana. Anggapan bahwa depo provera dapat
menimbulkan kanker pada leher rahim atau payudara pada wanita yang
mempergunakannya, belum didapat bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan
sebaliknya.
b. Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat) yang mengandung 200mg
noratin dion anontat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra
muskuler. Norigest adanah obat yang disuntikkan (secara Depot). 1 ampul
Norigest berisi 200 mg Norethindore enenthate dalam larutan minyak.
Larutannya merupakan campuran benzyl benzoate dan castor oil dalam
perbandingan 4 : 6. Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya
sperma melalui lender cervix. Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan
fertilitas biasanya kembali dalam waktu beberapa minggu. Karena pada
beberapa kasus mungkin akan terjadi perdarahan-perdarahan yang atypis,
maka perlu diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap calon akseptor
akan kemungkinan hal ini.

C. Efektivitas KB Suntik.
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk
suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa
minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya terjadi
pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi.Efektif bagi wanita yang tidak
mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau
gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita perokok.
Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan dilakukan secara teratur
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot
progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon
sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek samping
yang agak berat.Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini
dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10
minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem).
Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI.
Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.
Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat.
Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau
tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5
wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.
D. Cara Kerja
Secara umum kerja dari KB suntik adalah :
• Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan
luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar
follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH
(LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi.
Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH) .
• Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks
yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal
pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan dibawah pengaruh
progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa.
• Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum
yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang
stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk
memungkinkan nidasi dari ovum yang telah dibuahi.
• Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi kecepatan
transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap
kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba.

E. Kekurangan dan Kelebihan KB Suntik


1. Kelebihan.
a. Sangat efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari
dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi kelalaian
atau faktor lupa dan sangat praktis.
b. Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius terhadap
kesehatan.
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
d. Penggunaan jangka panjang.
e. Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak akan tetapi
masih enggan atau tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi.
f. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause.
g. Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium.

2. Kekurangan.
Dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid atau justru haid manjadi
jarang. Setelah Anda berhenti menyuntik, mungkin butuh waktu beberapa bulan
untuk kembali pada siklus biasa.Jarang terjadi perdarahan yang banyak, tidak
dapat haid, perlu suntikan ulangan teratur, perlu control atau kunjungan berkala
untuk evaluasi.

F. Efek Samping dan Penanganannya.


1. Amenorea (tidak terjadi perdarahan)
Penanganan :
a. Bila tidak hamil,pengobatan apapun tidak perlu.jelaskan bahwa darah haid
tidak terkumpul dalam rahim.
b. Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien.hentikan penyuntikan.
c. Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien.
d. Jangan memberikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan
karena tidak akan berhasil.Tunggu 3-6 bulan kemudian bila tidak terjadi
perdarahan juga, rujuk ke klinik.
2. Perdarahan bercak (spotting).
Penanganan :
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah
masalah serius,dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.
3. Mual dan Muntah.
Penanganan :
Pastikan tidak ada kehamilan,bila hamil segera rujuk. Bila tidak hamil,
informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan akan hilang dalam waktu
dekat.
4. Meningkatnya/ Menurunnya Berat Badan.
Penanganan :
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat
saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok.
Bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode
kontrasepsi lain.

G. Indikasi Dan Kontra Indikasi KB Suntik.


1. Indikasi.
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki
pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup
anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok
untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap
hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi
pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati
masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok
menggunakan kontrasepsi suntik.
Indikasi pemakaian suntikan kombinasi :
a. Usia reproduksi (20-30 tahun).
b. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak.
c. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.
d. Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan.
e. Pasca persalian dan tidak menyusui.
f. Anemia.
g. Nyeri haid hebat.
h. Haid teratur.
i. Riwayat kehamilan ektopik.
j. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
2. Kontra Indikasi.
a. Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin > 100.000 kelahiran).
b. Ibu menginginkan haid teratur.
c. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan.
d. Ibu yang menderita sakit kuning (liver).
e. Kelainan jantung.
f. Varises (urat kaki keluar).
g. Hipertensi (tekanan darah tinggi).
h. Kanker payudara atau organ reproduksi.
i. Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan perokok
berat, sedang dalam persiapan operasi.
j. Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi
pantangan penggunaan KB suntik ini.
k. Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis.
l. Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini
m. Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral kombinasi yang
bukan disebabkan oleh estrogen
n. Adanya penyakit kanker hati
o. Depresi berat. (Everent,2007)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka
kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu
kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari
anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan
kanker bagian dalam rahim.Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak
berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian
awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi
suntik yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung
dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/ paramedis,
peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk
kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan ketergantungan,
hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan. Reaksi suntikan berlangsung
sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali
Cyclofem. Progestin atau medroxyprogesterone diinjeksikan oleh tenaga kesehatan setiap tiga
bulan sekali. Tersedia 2 tipe injeksi. Tipe yang pertama adalah yang disuntikkan ke jaringan otot
dilengan maupun bokong, dan tipe kedua yaitu disuntikkan di bawah kulit. Masing-masing tipe
sangat efektif. Progestin mengganggu siklus menstruasi. Sekitar sepertiga wanita yang
menggunakan kontrasepsi ini tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan setelah injeksi pertama.
Sedangkan sepertiga lainnya mengalami perdarahan tidak teratur dan bercak selama lebihdari 11
hari setiap bulannya. Setelah kontrasepsi ini digunakan selama beberapa waktu, perdarahan yang
tidak teratur semakin jarang terjadi. Setelah 2 tahun, sebanyak 70% wanita tidak akan mengalami
perdarahan sama sekali. Ketika injeksi dihentikan, menstruasi kembali teratur dalam waktu 6 bulan
pada separuh wanita dan dalam waktu 1 tahun bagi tiga perempat wanita lainnya. Kesuburan
mungkin saja belum kembali seperti semula sampai satu tahun setelah injeksi dihentikan. Efek
samping yang bisa muncul meliputi sedikit penambahan berat badan, sakit kepala, menstruasi
tidak teratur atau tidak menstruasi, dan menurunnya kepadatan tulang untuk sementara waktu.
Biasanya, kepadatan tulang akan kembali seperti semula setelah injeksi dihentikan. Orang yang
mendapatkan suntikan kontrasepsi hormonal, terutama remaja danwanita muda harus
mengkonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D setiap hari untuk membantu memelihara
kepadatan tulang. Medroxyprogesterone tidak meningkatkan risiko penyakit kanker, termasuk
kanker payudara. Medroxyprogesteron mengurangi risiko munculnya kanker endometrial, penyakit
radang pelvis (infeksi pada organ reproduksi wanita bagian atas), dan anemia karena kekurangan
zat besi. Interaksi dengan beberapa obat jarang ditemukan.

B. Saran

Sebelum memberikan kontrasepsi ini pada klien,sebaiknya bidan menjelaskan


kekurangan dan kelebihan KB suntik,serta efek sampingnya,agar klien lebih siap
dalam menghadapi hal-hal yang timbul akibat pemakaian alat kontrasepsi ini.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

BPS. 2009. Deli Serdang dalam Angka. Medan : Badan Pusat Statistik Profinsi
Sumatera Utara.
Everett, Suzanne. 2008. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta :
EGC.

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka


Sinar Harapan.

Hurlock, BE. 2000. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

Mochtar, Rustam. 2004. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Nototoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.


Jakarta : Rineka Cipta.

Saifuddin, BA. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Supianti. 2006. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Suntik Di


Klinik Amal Kita Medan Tahun 2006. Medan.

Winjankjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Anonymous. 2010. http://www.stasiunbidan.com. Diakses oleh Dina Khairina,


pukul 22.00 wib. Tanggal 28 Mei 2010.

BKKBN. 2010. http://www.bkkbn.com. Diakses oleh Dina Khairina, Pukul 14.00 wib.
Tanggal 2 Juli 2010.

Dinkes. 2010. http://www.dinkes.com. Diakses oleh Dina Khairina, Pukul 20.00 wib.
Tanggal 29 Mei 2010.
MAKALAH TENTANG ALAT KONTRASEPSI SUNTIK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Paradigma baru program Keluarga Berencana (KB) nasional telah berubah visinya

dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk

mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang

sejahtera, sehat, maju, mandiri, mewakili jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,

bertanggung jawab, harmonis dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma

baru KB ini sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai

upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga (Saifuddin, 2006).

Laju kepadatan penduduk Indonesia mencapai 216 juta jiwa, dengan tingkat kepadatan

pada tahun 2004 diperkirakan 112 jiwa/Km2. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2004, dengan perhitungan proyeksi menggunakan data dasar berdasarkan SP 2000

tercatat sebesar 6.915.950 jiwa, yang terdiri dari 3.563.310 jiwa penduduk laki-laki dan

3.352.640 jiwa penduduk wanita. Sejak tahun 1971 sampai dengan 2004 jumlah penduduk

meningkat 300%. Namun mengalami penurunan hamper lima kali lipat dari 5,77% menjadi

10,4%. Kondisi ini merefleksikan bahwa upaya pengendalian penduduk telah berjalan selaras

dengan upaya peningkatan kesejahteraan, termasuk factor kesehatan penduduknya. Angka

pertumbuhan penduduk Provinsi Sumatera Utara tahun 2004 menjadi 31,57% (Dinkes Sumut,

2010).
Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta

masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang mandiri. Keberhasilan ini harus

diperhatikan dan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut belum merata. Di Indonesia

peserta KB yang tercatat 51,21% akseptor KB memilih suntikan sebagai alat kontrasepsi,

40,02% memilih Pil, 4,93% memilih Implant, 2,72% memilih IUD dan lainnya 1,11%. Pada

umumnya masyarakat memilih metode non MKJP (Metode Non Kontrasepsi Jangka

Panjang). Sehingga metode KB MKJP seperti IUD, Implant, Kontap Pria (MOP) dan Kontap

Wanita (MOW) kurang diminati (Anonymous, 2010).

Faktor-faktor yang mendukung terwujudnya gerakan KB Nasional. Pada tahun 2003

adalah bahwa lebih dari 198.012 orang wanita (67,53%) berstatus menikah pernah

menggunakan salah satu alat kontrasepsi dan sekitar 1.782.108 orang wanita (51,66%)

berstatus menikah sedang menjadi peserta KB aktif. Factor-faktor yang mempengaruhi ibu

memakai alat kontrasepsi karena sangat efektif, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, sedikit

efek samping, dan tidak perlu menyimpan obat suntik tersebut (Hartanto, 2004).

Peserta KB aktif di Sumatera Utara yang berhasil dibina sebanyak 4.534,850 (76,23%)

dari seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) yang mencapai 5.948.962 PUS. Realisasi peserta KB

aktif yang menggunakan kontrasepsi suntik 2.239.108, pil 848.503, IUD 557.224 dan kondom

42.464 (BPS, 2009).

Di Kabupaten Deli Serdang, jumlah PUS mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Pada tahun 2007 jumlah PUS sekitar 272.383 dan meningkat menjadi 282.391 pada tahun

2008. Dari jumlah tersebut 69,93% adalah akseptor aktif yang jumlahnya meningkat

dibandingkan tahun 2007 (BPS, 2009).


Prevalensi ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik disebabkan oleh

beberapa factor seperti umur, pendidikan, jumlah anak dan dukungan suami. Berdasarkan

prevalensi factor umur ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik sangat tinggi pada

usia 15-29 tahun yaitu sebesar 38% dengan alasan mereka belum memiliki anak atau jumlah

anak yang mereka miliki belum dirasakan cukup (BKKBN, 2010)


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Keluarga Berencana
2.1.1. Defenisi

Menurut WHO (World Health Organization) keluarga berencana adalah tindakan yang

membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,

menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran, mengontrol waktu

suatu kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri dan menentukan jumlah anak dalam

keluarga (Hartanto, 2004).

2.1.2. Tujuan KB

2.1.2.1 . Tujuan Umum

Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB

2.1.2.2 . Tujuan Pokok

Penurunan angka kelahiran yang bermakna.

Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan 3 fase

untuk mencapai sasaran, yaitu:

a. Fase menunda perkawinan. Kesuburan

Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk

menunda kehamilannya

b. Fase menjarangkan kehamilan

Periode usia istri antara 20-35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan,

dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran 2-4 tahun.
c. Fase menghentikan/ mengakhiri kehamilan

Periode umur istri diatas 30 tahun, terutama diatas 35 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan

setelah mempunyai 2 orang anak (Hartanto, 2004).

2.2.3. Jenis-jenis alat kontrasepsi

2.2.3.1.Metode Sederhana menurut (Hartanto, 2004)

Metode KB sederhana adalah metode KB yang dipergunakan tanpa bantuan orang

lain. Yang termasuk metode KB sederhana adalah :

- Senggama terputus

Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan

alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi

- Metode Ovulasi Bilings (MOB)

- Metode suhu basal

- Pantang berkala atau system kalender

MOB (metode suhu basal), dan pantang berkala dari ketiga metode kontrasepsi ini

MOB adalah metode kontrasepsi yang paling efektif bila dibandingkan dengan metode suhu

basal dan pantang berkala. Hal ini disebabkan oleh kegagalan yang cukup tinggi (>20%). Di

Indonesia dengan surat dari BKKBN pusat kepada BKKBN Provinsi dengan SK No.

6668/K.S.002/E2/90, tanggal 28 Desember 1990, MOB sudah diterima sebagai salah satu

Metode KB Mandiri.

2.3.3.3. Metode Kontrasepsi Efektif


Metode kontrasepsi efektif yaitu suatu metode kontrasepsi yang penggunaannya

membutuhkan alat dan bantuan tenaga kesehatan. Metode kontrasepsi efektif dibagi menjadi

dua, yaitu

2.2.3.2.1. Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) menurut (Glasier, 2006) terdiri dari:

a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Alat kontrasepsi yang dipasang didalam rahim yang pemasangannya membutuhkan

bantuan tenaga medis terlatih karena sebelum dilakukan pemasangan diperlukan pemeriksaan

alat genetalia dan serviks dengan speculum untuk memastikan apakah ada kelainan atau

infeksi, dilakukan juga pemeriksaan panggul untuk menentukan ukuran, bentuk, dan posisi

uterus dan untuk memastikan bahwa adnesa normal.

b. KB susuk atau IMPLANT menurut (Everret, 2008)

KB susuk atau IMPLANT terdiri dari 3 jenis, yaitu Norplant terdiri dari 6 baang

silastik yang lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm yang diisi

dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Impalnon terdiri dari 1 batang putih

lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-

desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Jadena dan indoplant terdiri dari 2 batang yang diisi

dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun .

c. Metode strelisasi atau kontrasepsi mantap Vasektomi untuk laki-laki dan Tubektomi untuk

wanita

Sterilisasi wanita biasanya dilakukan dengan menyumbat kedua tuba fallopi yang

dapat dicapai baik dengan laparotomi atau mini laparotomi, atau yang lebih sering

laparoskopi.Sterilisasi pria atau vasektomi adalah pemotongan atau penyumbatan vas deferens

untuk mencegah lewatnya sperma.


2.2.3.2.2. Metode Kontrasepsi Efektif Tidak Terpilih (Non MKET) menurut (Hartanto,2004) terdiri

dari:

a. Pil

Kontrasepsi pil dibagi 2 jenis, yaitu pil kombinasi dan pil progestin (minipil). Adapun yang

termasuk pil kombinasi yaitu pertama monofasik pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon

aktif. Kedua bifasik pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif

estrogen dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif. Ketiga trifasik

pil yang tersedia dalam 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen dengan 3 dosis yang

berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif (Everret, 2008)

b. Kondom

Alat kontrasepsi yang dipakai oleh pria sebelum bersenggama gunanya untuk menghalangi

masuknya spermatozoa kedalam traktus genitalia interna wanita (Hartanto, 2004)

c. Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk menon aktifkan atau membunuh

sperma dengan cara kerja yaitu menyebabkan sel membrane sperma yang terpecah,

memperlambat pergerakan sperma dan memperlambat kemampuan pembuahan sel telur

(Saifuddin, 2006)

d. Kontrasepsi suntik

Kontrasepsi suntik dibagi dua yaitu suntikan kombinasi dan suntikan progestin. Jenis suntikan

kombinasi kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol

sipionat sebulan sekali (cyclofem). Sedangkan suntikan progestin yaitu depo


medroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberi setiap 3 bulan

sekali (Hartanto, 2004).

2.3.KB Suntik

2.3.1 Pengertian

Adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif karena angka kegagalan penggunaanya

lebih kecil, efektifitasnya adalah 99%-100% dalam mencegah kehamilan, diberikan suntikan

secara IM (Intra Muskular) (Everett,2007).

2.3.2. Jenis Kontrasepsi suntikan menurut Saifuddin (2006)

a. Depoprovera, yang mengandung medroxyprogesteron acetate 150 mg DMPA, diberikan

setiap 3 bulan sekali dengan cara disuntik intramuskular.

b. Depo Noristeron Enantat, yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat,

Diberikan setiap 2 bulan sekali dengan cara suntik intramuskular.

c. Depo Medrosksiprogesteron Asetat dan 50 mg Noretindron Enantat Sipionat, diberikan setiap 1

bulan sekali dengan cara suntik intramuskular.

2.3.3. Cara Pemberian

Waktu pasca persalinan (post partum) dapat diberikan suntikan KB pada hari ke 3-5

post partum, atau sesudah air susu ibu berproduksi atau sebelum ibu pulang dari rumah sakit.

Atau 6-8 minggu pasca persalinan, asal dipastikan ibu tidak hamil atau belum melakukan

koitus.Pada post abortus, dapat diberikan segera setelah kuretase atau 30 hari pasca abortus,

asal ibu belum hamil lagi. Dalam masa interval diberikan pada hari 1-5 haid (Winknjosastro,

2005).

2.3.4. Jenis Kontrasepsi Suntik Yang Mengandung Progestin menurut Saifuddin (2006) :
1. Depo Medroksi Progesteron Asetat ( Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA, yang

diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong).

2. Depo Noristeron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat,

diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.

2.3.3.1.Mekanisme Kerja

Mencegah ovulasi dan mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan

penitrasi sperma. Dan juga menjadikan selaput lendir tipis (Saifuddin, 2006).

2.3.3.2. Efektifitas suntikan progestin

Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per

100 perempuan-tahun, asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah

ditentukan(Mochtar, 2005).

2.3.3.3. Keuntungan Kontrasepsi Suntikan Progestin (Saifuddin, 2006)

1. Sangat efektif.

2. Pencegahan kehamilan jangka panjang.

3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan

gangguan pembekuan darah.

5. Tidak memiki pengaruh terhadap ASI.

6. Membantu mencegah kanker endometriun dan kehamilan ektopik.

7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

8. Menurunkan krisis anemia

2.3.3.4.Kerugian Kontrasepsi suntik progestin (Saifuddin,2006)

1. Sering ditemukan gangguan haid.


2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.

3. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.

4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.

5. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, dan

menurunkan libido.

2.3.3.5. Efek samping (Mochtar, 2005)

Gangguan haid berupa amenorea, spotting (bercak darah) dan menoragia. Keluhan mual, sakit

kepala, pusing, menggigil, dan berat badan bertambah. Kadang-kadang ibu mengeluh libido

berkurang.

2.3.3.6. Yang dapat menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestron (Saifuddin, 2006)

1. Usia reproduksi

2. Nulipara dan yang telah memiliki anak

3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi.

4. Setelah melahirkan dan tidak menyusi.

5. Setelah abortus atau keguguran.

6. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.

7. Perokok.

8. Tekanan darah <180/110 mmhg, dengan masalah anemia.

9. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

2.3.3.7. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin

1. Hamil atau dicurigai hamil.

2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

3. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.


4. Diabetes mellitus disertai komplikasi.

2.3.3.8. Cara Penggunaan

Suntikan progeston diberikan setiap 3 bulan sekali dengan suntikan intramuskular dalam.

Disarankan untuk mulai menggunakan kontrasepsi suntikan selama 5-7 hari pertama dari

siklus haid (Hartanto, 2004).

2.3.4. Jenis kontrasepsi suntikan Kombinasi yaitu:

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol

Sipionat yang diberikan injeksi Intra Muscular sebulan sekali (cyclofem) (Saifuddin, 2006).

2.3.4.1. Mekanisme kerja

Mencegah ovulasi dan mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan

penitrasi sperma. Dan juga menjadikan selaput lendir tipis (Saifuddin, 2006).

2.3.4.2. Efektifitas Kontrasepsi Suntikan Kombinasi

Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan

(Saifuddin, 2006).

2.3.4.3. Keuntungan kontrasepsi suntikan kombinasi (Hartanto, 2004)

1. Menimbulkan perdarahan secara teratur

2. Kurang menimbulkan perdarahan-bercak

3. Kurang menimbulkan aminore

4. Resiko terhadap kesehatan kecil

5. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.

6. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri

7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

2.3.4.4. Kerugian kontrasepsi suntikan kombinasi (Hartanto, 2004)


1. Penyuntikan lebih sering.

2. Biaya keseluruhan tinggi.

3. Kemungkinan efek sampingnya karena estrogennya.

2.3.4.5. Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi (Saifuddin, 2006)

1. Usia reproduksi

2. Telah memiliki anak, maupun yang belum memiliki anak.

3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi.

4. Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan.

5. Pascapersalinan dan tidak menyusui

6. Anemia

7. Haid teratur

8. Riwayat kehamilan ektopik

9. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

2.3.4.6. Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi (saifuddin, 2006)

1. Hamil atau diduga hamil

2. Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan

3. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

4. Penyakit hati akut

5. Usia > 35 tahun yang merokok

6. Riwayat penyakit jantung,stroke, darah tinggi (>180/110 mmHg).

7. Keganasan pada payudara

2.3.4.7.Cara Penggunaan (Saifuddin, 2006)


Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskular dalam. Klien

diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dan dapat

juga diberikan setelah 7 hari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak

hamil.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu

2.4.1. Umur

Sesuai Undang-undang perkawinan no. 1 tahun 1979 yang menyebutkan umur

minimal menikah bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi laki-laki 18 tahun, dengan

demikian jika seorang perempuan harus menikah pada usia muda ia harus menunda

kehamilan sampai usia diatas 20 tahun (BKKBN, 2010)

2.4.2. Pendidikan

Pendidikan adalah merupakn suatu proses pengetahuan sikap dalam usaha

mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan (Notoatmodjo, 2007).

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, dalam

hal ini pendidikan juga berperan membuat kehidupan yang lebih baik dan memanifasi

seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu untuk menghindari masalah

dalam kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

2.4.3. Paritas

Ada beberapa anggapan masyarakat bahwa lebih banyak anak dalam keluarga akan

lebih banyak membawa rezeki (banyak anak banyak rezeki). Dan ada kebiasaan pada

beberapa suku Indonesia yang mengatakan dalam sebuah keluarga tidak lengkap sebelum

memperoleh anak laki-laki karena anak laki-laki merupakan garis keturunan.Adapun paritas

2-3 merupakan paritas yang paling aman di tinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan
paritas tinggi (>3) mempunyai angka kematian maternal. Hal ini disebabkan karena ibu sering

melahirkan anak, semakin tinggi paritas maka cenderung akan semakin meningkat pula

prevalensi kematian maternal perinatal. Resiko pada paritas 1 dapat ditangani atau dapat

dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian paritas tinggi adalah tidak direncanakan

(Prawirohardjo, 2002).

2.4.4. Pekerjaan

Pekerjaan berpengaruh terhadap kesehatan seseorang karenaibu yang memiliki

pekerjaan di luar lebih cepat dan banyak mendapat informasi khususnya mengenai kesehatan

dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja atau di rumah saja (Notoatmodjo, 2007).

2.4.5. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah tahap perkembangan pemikiran manusia dapat dilihat dari

sedikit banyaknya sumber informasi yang didapati.

Dari informasi yang diperoleh tersebut dapat membuat masyarakat mengetahui apa yang tidak

merka ketahui. Dalam persoalan tentang pemilihan alat kontrasepsi yang baik memang sangat

tergantung kepada pemakaiannya sendiri. Untuk itu informasi sangat dibutuhkan bagi

pasangan usia subur yang belum mengetahui tentang alat kontrasepsi (Notoadmodjo, 2007).

Menurut Notoatmodjo (2007), menyatakan bahwa sumber informasi yaitu alat atau media

informasi yang memungkinkan responden mengetahui alat kontrasepsi suntik, dengan

kategori :

a. Media cetak

b. Media elektronik

c. Petugas kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

BPS. 2009. Deli Serdang dalam Angka. Medan : Badan Pusat Statistik Profinsi Sumatera Utara.
Everett, Suzanne. 2008. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta : EGC.

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Hurlock, BE. 2000. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

Mochtar, Rustam. 2004. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Nototoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.


Jakarta : Rineka Cipta.

Saifuddin, BA. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Supianti. 2006. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Suntik Di Klinik Amal Kita
Medan Tahun 2006. Medan.

Winjankjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anonymous. 2010. http://www.stasiunbidan.com. Diakses oleh Dina Khairina,


pukul 22.00 wib. Tanggal 28 Mei 2010.

BKKBN. 2010. http://www.bkkbn.com. Diakses oleh Dina Khairina, Pukul 14.00 wib. Tanggal 2 Juli
2010.

Dinkes. 2010. http://www.dinkes.com. Diakses oleh Dina Khairina, Pukul 20.00 wib. Tanggal 29
Mei 2010.
Alat Kontrasepsi Hormonal Suntik

KB SUNTIK HORMONAL

A. Pengertian Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk
menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan meningkatkan kesejahteraan keluarga
agar keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal pada anak. (Harnawaty,
2008)

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai
karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.
(Harnawaty, 2008)

B. Cara kerja kontrasepsi Suntik

1. Mencegah ovulasi (masa subur)

Suntikan KB ini merupakan suatu cairan yang berisi zat untuk mencegah kehamilan
(menghalangi ovulasi/pembuahan) selama jangka waktu antara 1-3 bulan.

2. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental dan menghambat sperma serta menimbulkan
perubahan pada rahim.

Cairan yang terdapat dalam KB suntik tersebut merupakan hormon sintetis progesteron.
Hormon inilah yang akan membuat lender rahim menjadi kental sehingga sel sperma tidak dapat
masuk ke rahim.

3. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma

Hormon progestin juga mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa
pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil.
4. Mengubah kecepatan transportasi sel telur dan menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi

Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan
berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit hormon estrogen akan
merangsang timbulnya haid setiap bulan. (Saifudin, 2003)

C. Macam/jenis dan lama penggunaan suntik

Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang mengandung progestin, yaitu:

1. Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA), yang mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3
bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah bokong).

2. Depo norestisteron enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg noretindron enantat,
diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.

3. Cyclofem (jenis sunyikan kombinasi) mengandung 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg


estradiol sipionat yang diberikan injeksi im. (Saifudin, 2003)

D. Daya guna/efektifitas KB suntik

Ketiga kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per
100 perempuan/tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan. (Saifudin, 2003)

E. Kontra indikasi KB suntik

Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan
KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit
kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker
payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan
perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit
kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB
suntik ini.(Farmakoterapi, 2009)

F. Indikasi KB suntik
Yang dapat memakai KB suntik kombinasi:

1. Usia reproduksi

2. Telah memilki anak ataupun belum memiliki anak

3. Ingin mendapat kontrasepsi dengan efektifitas tinggi

4. Menyusui pasca persalinan > 6 minggu

5. Pasca persalinan dan tidak menyusui

6. Anemia

7. Nyeri haid

8. Haid teratur

9. Riwayat kehamilan ektopik

10. Sering lupa menggunakan pil

Yang dapat memakai kontrasepsi suntikan progestin

1. Usia reproduksi

2. Nulipara dan telah punya banyak anak

3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang

4. Menyusui

5. Setelah melahirkan dan tidak menyusi

6. Setelah abortus

7. Telah banyak anak tapi belum menginginkan tubektomi

8. Perokok

9. Tekanan darah < 180/110 mmhg

10. Menggunakan obat epilepsy

11. Anemia defisiensi besi

12. Tidak dapat memakai kb yang mengandung esterogen

13. Mendekati usia menopause


G. Keuntungan KB suntik

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka kegagalan
kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air susu ibu
(ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah),
memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada hubungan
suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh
tenaga paramedis baik perawat maupun bidan.

Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada
penyakit jantung dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga
medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari,
kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan
ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan. Reaksi suntikan
berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun,
kecuali Cyclofem.

H. Kekurangan KB suntik

1. Gangguan haid.

Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid
sama sekali.

2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

4. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

5. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang

6. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang

7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido,
gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
I. Efek samping

Efek samping suntik DMPA adalah sebagai berikut :

1. Gangguan Haid

Gejala dan keluhan dalam gangguan pola haid yaitu:

a. Amenorrea

Tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti suntikan KB selama tiga bulan bertutut – turut.
Gangguan pola haid amenorrea disebabkan karena terjadinya atrofi endometrium yaitu kadar
estrogen turun dan progesteron meningkat sehingga tidak menimbulkan efek yang berlekuk – lekuk
di endometrium (Wiknjosastro, 2005)

b. Spotting

Bercak – bercak perdarahan di luar haid yang terjadi selama akseptor mengikuti KB suntik. Gangguan
pola haid spotting disebabkan karena menurunnya hormon estrogen dan kelainan atau terjadinya
gangguan hormone. (Hartanto, 2003)

c. Metroraghia

Perdarahan yang berlebihan di luar siklus haid. Gangguan pola haid metroraghia disebabkan oleh
kadar hormon estrogen dan progesteron yang tidak sesuai dengan kondisi dinding uterus
(endometrium) untuk mengatur volume darah menstruasi dan dapat disebabkan oleh kelainan
organik pada alat genetalia atau kelainan fungsional (Depkes RI, 1999).

d. Menorraghia

Datangnya darah haid yang berlebihan jumlahnya tetapi masih dalam siklus haid. Gangguan pola haid
menorragia disebabkan karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron sehingga
menimbulkan endometrium menghasilkan volume yang lebih banyak (Depkes RI, 1999).

2. Perubahan Berat Badan (BB)

Gejala dan keluhan dalam perubahan BB yaitu:


a. BB bertambah dengan kenaikan rata-rata untuk setiap tahun antara 2,3 – 2,9 Kg. Perubahan BB
kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan
gula menjadi lemak, sehingga lemak banyak yang bertumpuk di bawah kulit dan bukan merupakan
karena retensi (penimbunan) cairan tubuh, selain itu juga DMPA merangsang pusat pengendali nafsu
makan di hipotalamus yang dapat menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya.
Akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah (Hanafi, 2003).

b. BB berkurang dengan penurunan rata-rata setiap tahun antara 1,6 – 1,9 Kg (Depkes, 1999).

3. Sakit kepala

Gejala dan keluhan dalam sakit kepala yaitu rasa berputar atau sakit di kepala, yang dapat
terjadi pada satu sisi atau kedua sisi atau seluruh bagian kepala. Biasanya bersifat sementara. Pusing
dan sakit kepala disebabkan karena reaksi tubuh terhadap progestreon sehingga hormon estrogen
fluktuatif (mengalami penekanan) dan progesteron dapat mengikat air sehingga sel – sel di dalam
tubuh mengalami perubahan sehingga terjadi penekanan pada syaraf otak ( Depkes, 1999).

4. Keputihan

Gejala dan keluhan dalam keputihan yaitu adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar
dari liang sanggama dan terasa mengganggu. Keputihan disebabkan karena adanya infeksi, jamur
atau kandida (Suratun, 2008).

5. Jerawat

Gejala dan keluhan dalam timbulnya jerawat yaitu timbulnya jerawat di wajah atau badan
yang dapat disertai infeksi atau tidak (Suratun, 2008).

J. Lokasi penyuntikan

Dengan i.m sampai daerah glutus:

1. Daerah bokong/pantat

2. Daerah otot lengan atas

K. Waktu berKB
Waktu pemberian suntik dapat dilakukan

1. Setelah menstruasi dalam lima hari atau setiap waktu selama siklus wanita.

2. Setelah aborsi dalam waktu lima hari setelah dilakukan aborsi.

3. Setelah melahirkan (tidak menyusui) dilakukan setelah melahirkan atau tiga minggu pasca partum
kecuali pada wanita yang memiliki riwayat pasca partum.

4. Setelah melahirkan (menyusui) dilakukan segera atau setelah melahirkan atau enam minggu pasca
persalinan (Varney, 2007).

L. Kunjungan ulang

Kunjungan ulang perlu dilakukan apabila ibu mengalami perdarahan berat yang dua kali lebih
panjang dari masa haid atau dua kali lebih banyak dalam satu periode masa haid, sakit kepala yang
berulang dan berat atau kaburnya penglihatan, nyeri abdomen sebelah bawah yang berat dan buang
air kecil yang berulang kali (Depkes RI, 2001).

Ibu juga diharapkan melakukan kunjungan ulang jika mengalami abses atau perdarahan
tempat injeksi dan kanker merupakan komplikasi yang mungkin terjadi pada akseptor KB suntik
DMPA (Varney, 2007).

Referensi

Hartanto, Hanafi, 2003, Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Saifudin, Abdul Bari, 2003, Buku panduan praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta

Wiknjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

http://www.thesisfull.com

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/12/ilmu-keperawatan-jiwa/
http://www.pubmedcentral.nih.gov/pagerender.

Prohealth,http://forbetterhealth.wordpress.com

Rahardja, Kirana, 2007, Obat-obat Penting ed.6, 717, PT. Elex Media Computa, Jakarta

Diposkan oleh Dewi Umbarsari di 20.28

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

PIL DAN SUNTIK KB

Makalah Pil KB

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat
ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak apabila
diinginkan. Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang tersedia di pasaran yang dapat dibeli
dengan bebas. Pil kontrasepsi dipergunakan oleh kurang lebih 50 juta akseptor di seluruh dunia. Di
Indonesia diperkirakan kurang lebih 60% akseptor mempergunakan pil kontrasepsi. Jumlah ini
tampaknya akan tetap tinggi dibandingkan dengan jumlah akseptor yang mempergunakan cara
kontrasepsi yang lain. Pil mengakibatkan perlunya tenaga pelayanan lebih banyak dibandingkan IUD,
sehingga merupakan beban yang berat bagi tenaga medis serta para medis. Oleh karena itu perlu
pelayanan yang diatur oleh tenaga terlatih yang terdapat dalam masyarakat sendiri. Sehubungan
dengan ini diperlukan pengetahuan dasar serta petunjuk-petunjuk untuk pelaksana pelayanan
tersebut, baik untuk seleksi akseptor maupun cara mengatasi keluhan-keluhan yang ditemukan
(Sastrawinata, 2000).

Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormon, yakni estrogen dan
progesteron. Ada juga yang berisi hanya salah satu hormon saja. Kedua hormon ini bekerja
menghambat terjadinya ovulasi. Oleh karena ovulasi atau keluarnya sel telur matang tidak terjadi,
maka kehamilan pun tidak berbuah. Angka keberhasilan memakai pil dibilang hampi selalu efektif
dalam mencegah kehamilan.

Namun, tidak semua wanita tidak boleh memilih pil, jika mengidap tumor yang dipengaruhi
oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan payudara, mengidap penyakit hati aktif,
penyakit pembuluh balik atau varices thrombophlebitis, pernah serangan stroke dan mengidap
penyakit kencing manis. Mereka mutlak tidak boleh memakai pil, dan harus memilih cara kontrasepsi
yang lain.

Yang perlu dipertimbangkan tidak boleh memilih pil, apabila mengidap darah tinggi, migren,
depresi, tumor jinak rahim (mioma uteri) dan haidnya jarang. Oleh karena obat dalam pil kurang
lebih sama dengan obat suntik, maka memilih suntikan juga perlu mempertimbangkan kondisi-
kondisi akseptor. Pilihan pil KB sering ditinggalkan karena faktor efek sampingnya. Efek samping
estrogen sering menimbulkan mual, nyeri kepala, air tertahan dalam tubuh dan nyeri payudara.
Sedangkan efek samping progesteron menjadikan perdarahan vagina tidak teratur, nafsu makan
bertambah sehingga bertambah gemuk, muncul jerawat, haid jadi sedikit dan kemungkinan payudara
mengecil (Nadesul, 2007).

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui definisi kontrasepsi dengan pil KB.

1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis dari pil KB.

1.3.3 Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan menggunakan pil KB.

1.3.4 Untuk mengetahui efek samping dari pil KB.

1.3.5 Untuk mengetahui kontra indikasi dari pil KB.

1.3.6 Untuk mengetahui cara penggunaan pil KB.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi

Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang
digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang
banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah
(Saifuddin, 2006).

Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang
berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen
dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan
menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila
digunakan secara benar dan konsisten (Sastrawinata, 2000).

2.2 Cara Kerja

a. Pil KB kombinasi (Combined Oral Contraceptives = COC) Mengandung 2 jenis hormon wanita yaitu
estrogen dan progesteron. Mekanisme kerjanya untuk mencegah kehamilan adalah sebagai berikut:

1. Mencegah pematangan dan pelepasan sel telur

2. Mengentalkan lendir leher rahim, sehingga menghalangi penetrasi sperma

3. Membuat dinding rongga rahim tidak siap untuk menerima dan menghidupi hasil pembuahan

b. Pil KB progesteron (Mini pill = Progesterone Only Pill = POP) hanya berisi progesteron, bekerja dengan
mengentalkan cairan leher rahim dan membuat kondisi rahim tidak menguntungkan bagi hasil
pembuahan.

Pil KB Andalan akan mencegah pelepasan sel telur yang telah diproduksi oleh indung telur
sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Hormon yang terkandung dalam pil KB Andalan akan
memperkental lendir leher rahim sehingga mempersulit sel sperma masuk kedalam rahim. Hal ini
berguna untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan dan kehamilan. Selain itu, Pil KB
Andalan akan menebalkan dinding rahim, sehingga tidak akan siap untuk kehamilan.

2.3 Efektivitas
Bila dipakai dengan benar dan teratur, kegagalannya sangat kecil yakni 0.1% kehamilan pada 100
wanita pemakai atau tahun pertama pemakaian (1:1000) Dalam pemakaian sehari-hari karena faktor
kesalahan manusia atau lupa, maka kegagalannya dapat menjadi 6-8 kehamilan atau 100 wanita
pemakai atau tahun pemakaian. Kesalahan yang sering terjadi adalah lupa menelan pil atau
terlambat memulai kemasan yang baru

2.4 Jenis-jenis Pil KB

Ada 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu : (Saifuddin, 2006)

1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill

Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali. Estrogen
dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35 mcq.
Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan.
Progestin dalam pil oral kombinasi, terdiri dari noretindron, etindiol diasetat , linestrenol,
noretinodel, norgestrel, levonogestrel, desogestrel dan gestoden.

Terdiri dari 21-22 pil KB/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan
progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB/kontrasepsi oral pertama mulai diminum
pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya
setelah 2-3 hari sesudah pil KB/kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang
sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti
siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid.

Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :

a. Kemasan 28 hari

7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak mengandung hormon wanita.
Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri
minum pil setiap hari.

b. Kemasan 21 hari
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa pil akan menyelesaikan 1
kemasan (mendahului permulaan kemasan baru) pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari
tersebut tetapi pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan siklus
sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa mungkin hamil, ia harus
memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil dengan benar, pasien dapat mengulangi pil
tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi.

2. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe sekuensial

Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka
berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16 hari pertama diikuti
oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari terakhir. Terdiri dari 14-15 pil
KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan
progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan
lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil mini

Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB yang hanya
mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Berisi derivat progestin, noretindron atau
norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi.
Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan
adalah 0,5 mg atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu yang
sama selama siklus haid bahkan selama haid.

Contoh pil mini, yaitu :

a. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.

b. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.

c. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.

d. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.

e. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat


4. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pill)

Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang hanya
diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Berisi
dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama,
selama 5 hari berturut-turut.

5. Once A Moth Pill

Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”long acting” yaitu pil yang diberikan untuk
wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.
Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas antara lain.

a. Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti progesteron yang digunakan
dalam uji klinis penelitian.

b. Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang berupa modulator reseptor estrogen
yang digunakan 1-2 kali per minggu dan hanya tersedia di India.

2.5 Keuntungan

a. Keuntungan pil KB secara umum

1. Sangat efektif bila dipakai dengan benar

2. Tidak mengurangi kenyamanan hubungan suami istri

3. Menstruasi (Haid) menjadi teratur, lebih sedikit dan lebih singkat waktunya, juga mengurangi rasa
nyeri haid.

4. Dapat dipakai selama diinginkan, tidak harus beristirahat dulu

5. Dapat dipakai oleh semua wanita usia reproduktif

6. Dapat dipakai oleh wanita yang belum pernah hamil

7. Dapat dihentikan pemakaiannya dengan mudah kapan saja

8. Kesuburan segera kembali setelah pemakaian pil dihentikan


9. Dapat dipakai sebagai “kontrasepsi emergensi― setelah hubungan suami istri yang

b. Keuntungan Pil oral kombinasi

1. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.

2. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.

3. Tidak mengganggu hubungan seksual.

4. Mudah digunakan.

5. Mudah dihentikan setiap saat.

6. Mengurangi perdarahan saat haid.

7. Mengurangi insidens gangguan menstruasi.

8. Mengurangi insidens anemia defisiensi besi.

9. Mengurangi insidens kista ovarium.

10. Mengurangi insidens tumor jinak mammae.

11. Mengurangi karsinoma endometrium.

12. Mengurangi infeksi radang panggul.

13. Mengurangi osteoporosis.

14. Mengurangi rheumatoid artritis.

c. Keuntungan Pil Mini

1. Sangat efektif apabila digunakan secara benar.

2. Tidak mempengaruhi air susu ibu.

3. Nyaman, mudah digunakan.

4. Tidak mengganggu hubungan seksual.


2.6 Kerugian

b. Pil oral kombinasi

1. Mahal

2. Penggunaan pil harus diminum setiap hari dan bila lupa minum akan meningkatkan kegagalan.

3. Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”.

4. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin, fenilbutason dan
antibiotik tertentu).

5. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.

6. Efek samping ringan/jarang, namun dapat berupa amenorea, mual, rasa tidak enak di payudara, sakit
kepala, mengurangi ASI, berat badan meningkat, jerawat, perubahan mood, pusing, serta retensi
cairan, tekanan darah tinggi, komplikasi sirkulasi yang jarang namun bisa berbahaya khususnya buat
perokok.

c. Pil Mini

1. Mahal.

2. Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang.

3. “Breaktfrough bleeding” perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.

4. Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan hamil).

5. Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau penurunan berat badan, payudara
menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat,
hiersutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) sangat jarang.

6. Bagi wanita yang pernah mengalami kehamiilan ektopik, pil mini tidak menjamin akan melindungi
dari kista ovarium di masa depan.

7. Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, HBV, HIV/AIDS.


2.7 Efek Samping

Gejala-gejala sampingan yang mungkin timbul selama penggunaan pil berupa gejala-gejala subjektif
dan objektif. Gejala-gejala subyektif, yaitu :

a. Mual atau muntah (terutama tiga bulan pertama).

b. Sakit kepala ringan, migraine.

c. Nyeri payudara (rasa sakit/tegang pada buah dada).

d. Tidak ada haid.

e. Sukar untuk tidak lupa.

f. Kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya habis.

g. Nafsu makan bertambah.

h. Cepat lelah.

i. Mudah tersinggung, depresi.

j. Libido bertambah/berkurang.

Gejala-gejala obyektif, yaitu :

1. Sedikit meningkatkan berat badan.

2. Tekanan darah meninggi.

3. Gangguan pola perdarahan yaitu menorrhagia, metrorrgia, spotting, perdarahan diantara masa haid
(lebih sering perdarahan bercak), terutama bila lupa menelan pil atau terlambat menelan pil.

4. Perubahan pada kulit: acne, kulit beminyak, pigmentasi/ chloasma.

5. Keputihan (flour albus).

6. Tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengganggu jumlah dan kualitas Air Susu Ibu (ASI).
7. Tidak dapat dipakai oleh perokok berat, atau wanita dengan tekanan darah tinggi terutama pada usia
> 35 tahun.

Biasanya gejala-gejala sampingan yang timbul merupakan gejala sampingan yang ringan dan yang
sering ditemukan adalah :

a. Mual/muntah

Mual/muntah sering ditemukan pada siklus pertama dan dapat berulang pad silkus berikutnya. Pada
umumnya mual/muntah ini kan menghilang bila penggunaan pil dteruskan. Bila mual/muntah masih
berlangsung terus maka harus difikirkan tentang kemungkinan kehamilan serta sebab-sebab lainnya.
Biloa sebab-sebab lainnya telah disingkirkan dan mula/muntah berlangsung terus, sebaiknya diganti
dengan cara lain.

b. Pusing, sakit kepala

Kadang-kadang keluhan ini dirasakan oleh karena kecemasan menggunkan pil kontrasepsi, bahkan
keluhan dapat dirasakan pada tablet inaktif diminum. Hal ini agaknya serupa dengan premenstrual
headache. Migraine kemudian akan menyembuh atau kadang-kadang malah menghebat. Harus
difikirkan kemungkinan thrombosis cerebri bila migraine timbul secra tiba-tiba dan hebat atau nyeri
kepala yang hebat.

c. Nyeri/tegang pada buah dada

Pada siklus pertama buah dada dapat teras nyeri/ tegang tetapi gejala ini segera menghilang pada
siklus berikutnya.

d. Hyperpigmentasi/choasma

Hyperpigmentasi/choasma dapat timbul pada beberapa pemakai pil kontrasepsi terutama mereka
yang berdiam didaerah yang bnayak mendapat sinar matahari. Hanya dengan mengentikan
penggunaan pil kontrasepsi ini, gejala akan menghilang lambat laun.

e. Kulit berminyak, acne


Acne dapat timbul terutama bila memakai pil kontrasepsi yang mengandung progestogen yang
bersifat androgenik. Dengan mengganti dengan pil yang mengandung progestogen yang tidak
bersifat androgenik akan mengurangi gejala ini.

f. Keputihan/ fluor albus

Seperti pada kehamilan kemungkinan mendapat infeksi dengan monilia lebih besar. Ini mungkin
disebabkan oleh pengaruh antiestrogenik dari progestogen yang dipergunakan serta perubahan Ph
dan flora vagina. Bila setelah pengobatan belum sembuh, sebaiknya penggunaan pil kontrasepsi
dihentikan dan diganti dengan cara lain sampai gejala-gejala menghilang.

g. Penambahan berat badan

Dalam beberapa bulan pertama dapat terjadi kenaikan berat badan sampai kurang lebih 1 kilogram.
Ini disebabkan oleh retensi cairan atau akibat perubahan metabolik yang terjadi. Penambahan berat
badab lebih dari 4 kg harus diawasi dan bila tidak dapat diatur dengan diet, sebaiknya pil dihentikan
dan diganti dengan cara lain.

h. Gangguan dalam pola perdarahan/menstruasi

Pada umumnya jumlah darah yang keluar pada waktu menstruasi akan berkurang. Kadang-kadang
terjadi breakthrough bleeding atau spotting pada waktu penggnaan pil kontrasepsi. Gejala-gejala ini
akan menghilang dengan sendirinya, tetapi bila masih terdapat, sebaiknya pil diganti dengan yang
mengandung estrogen lebih tinggi. Harus pula disingkirkan kemungkinan-kemungkinan penyebab
lainnya terutama pada akseptor yang telah lama. Amenorrhoe atau missed (silent menstruation)
dapat terjadi pada beberapa kasus. Bila terjadi selama dua siklus berturut-turut, haruslah diperiksa
terhadap kemungkinan adanya kehamilan. Setelah kehamilan disingkarkan dan ternyata setelah tiga
siklus, menstruasi belum juga terjadi maka sebaiknya pil kontrasepsi dihentikan sampai menstruasi
kembali sperti semula. Smentara ini dianjurkan untuk memakai cara kontrasepsi yang lian.

Kadang-kadang terjadi pula amenorrhoe setelah penggunaan pil berhenti atau diikuti pula dengan
galactorrhoe. Pada kasus-kasus demikian fertilitas akan kembali dengan sendirinya setelah beberapa
waktu atau dapat pula diberikan clomiphen citrat. Bila dengan cara ini masih belum berhasil dapat
pula dicoba dengan human menopausal gonadotrophin.
Pengaruh pil kontrasepsi terhadap keadaan tubuh lainnya, yaitu :

1. Metabolisme karbohidrat

Pil dapat menimbulkan GTT yang abnormal pada kurang lebih 40 % akseptor. Oleh karena itu
penderita DM yang menggunakan pil kontrasepsi harus diawasi dengan baik.

2. Kelenjar thyroid

Oleh pengaruh estrogen dalam pil kontrasepsi akan terlihat kenaikan thyroksin binding globulin dan
protein bound iodine.

3. Kesuburan setelah berhenti dengan pil kontrasepsi

Pada beberapa akseptor, ovulasi timbulnya agak terlambat, tetapi pada umumnya tidak menunjukan
terlambatnya ovulasi. Induksi ovulasi dengan clomiphen bila perlu dapat dicoba.

4. Pengaruh terhadap persalinan kemudian

Kelainan kongenital tidak jelas tampak sebagai akibat penggunaan pil kontrasekpsi sebelum
kehamilan. Bila terjadi kehamilan, pil kontrasepsi harus segera dihentikan. Pada beberapa
penyelidikan dikemukakan kemungkinan terjadinya carcinoma vaginae pada anak di kemudian hari
bila pil terus dimakan dalam keadaan hamil.

5. Pengaruh terhadap laktasi

Estrogen akan menghambat laktasi yang sudah berjalan dan memperpendek masa laktasi, tetapi
dengan dosisrendah pengsruh ini dapat dikurangi. Sebaliknya mini pil yang hanya mengandung
progestrogen tidak mempengaruhi laktasi.

6. Kardiovaskuler

Beberapa penyelidik terutama dari Amerika dan Inggris melaporkan bahwa thrombophlebitis disertai
atau tidak disertai dengan emboli paru-paru serta thrombosis cerebral meninggi pada pemakai pil
kontrasepsi. Kemungkinan ini lebih besar pada akseptor dengan umur tua obesitas dan perokok.
Dinegara-negara yang sedang berkembang, kematian oleh kehamilan dan persalinan jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan kematian oleh thromboemboli.
7. Tumor ganas

Tidak didapatkan bukti yang nyata bahwa pil kontrasepsi menimbulkan keganasan pada alat-alat
genital. Bila ditemukan keganasan, pil kontrasepsi harus segera dihentikan. Diduga pil kontrasepsi
mengurangi insidens tumor mammae yang jinak. Penagruh carcinogenik pada Ca mammae belum
diketahui dengan jelas. Sebagian, estrogen meberikan pengaruh yang buruk pada Ca mammae pada
masa premenopause, tetapi pada masa postmenpause malah dapat menimbulkan regresi Ca
mammae tersebut.

8. Icterus

Pil kontrasepsi hendaknya tidak diberikan pada wanita yang pernah menderita chronic idiopathic
jaundice dan pruritus generalisata yang terjadi berulang-ulang selama kehamilan. Penderita yang
pernah mengalami virus hepatitis sebaiknya tidak diberikan pil kontrasepsi, kecuali bila faal hepar
telah normal kembali.

9. Hypertensi

Tensi harus diperiksa sebelum mulai mempergunakan pil kontrasepsi. Hypertensi sendiri bukan
merupakan kontraindikasi absolut, tetapi pengawasan tekanan darah ahrus dilakukan lebih teliti. Bila
tensi naik melebihi 160 mmHg sistolik dan 105 mmHg diastolik, harus diberikan oengobatan terhadap
hypertensinya atau pil kontrasepsi lain. Gejala hypertensi sering timbul pada wanita yang
sebelumnya pernah mengalami hypertensi selama kehamilan atau terdapat riwayat hypertensi dalam
keluarga.

10. Depresi

Pada wanita dapat terjadi perubahan-perubahan perasaannya(mood) selama siklus menstruasi.


Kadang-kadang sekali dapat terjadi suatu episode depresi pada pemakai pil kontrasepsi. Bila ini
terjadi, pil kontrasepsi dapat dihentikan dan diganti dengan cara kontrasepsi yang lain.

11. Libido

Kontrasepsi dengan steroid dapat menambah libido pada wanita. Ini disebabkan pengaruh steroid
tersebut dan hilangnya ketakutan untuk menjadi hamil. Biasanya frekuensi coitus menurun setelah
ovulasi, tetapi dengan pil kontrasepsi perubahan ini tidak tampak. Kadang-kadang sekali terdapat
wanita yang mengeluh libidonya berkurang dan dalam hal ini sebaiknya pil oral dihentikan
(Sastrawinata, 2000).

2.8 Indikasi

a. Usia reproduksi

b. Telah memiliki anak atau belum

c. Gemuk atau kurus

d. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

f. Pasca keguguran

g. Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.

h. Anemia.

i. Nyeri haid hebat.

j. Haid teratur.

k. Riwayat kehamilan ektopik.

l. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

Yang di bolehkan untuk memakai Pil KB antara lain :


Secara UMUM, kebanyakan wanita dapat memakai Pil KB sebagai cara kontrasepsi secara aman dan
efektif, meskipun mereka :

1. belum mempunyai anak

2. remaja

3. gemuk atau kurus

4. > 35 tahun , tidak merokok


5. merokok tapi < 35 tahun

6. segera setelah keguguran

wanita dalam kondisi dibawah ini pada umumnya dapat memakai Pil KB :

1. haidnya banyak dan nyeri

2. anemi kekurangan zat besi

3. siklus haid tidak teratur

4. tumor jinak payudara

5. diabetes tanpa kelainan pembuluh darah

6. endometriosis

7. penyakit radang panggul

8. penyakit tiroid (kelemjar gondok)

9. mioma utyeri

10. TBC (kecuali dalam pengobatan dengan rifampicin

2.9 Kontra Indikasi

Kontra indikasi dari penggunaan berbagai jenis pil KB adalah sebagai berikut :

a. Kehamilan

b. Kecurigaan atau adanya Carcinoma mammae

c. Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh estrogen

d. Menderita penyakit thromboemboli atau varices yang luas

e. Faal hepar yang terganggu,

f. Perdarahan per vagina yang tidak diketahui sebabnya.


Selain itu, indikasi untuk memilih pil kontrasepsi dengan dosis estrogen yang lebih tnggi (misalnya
sequential), adalah :

1. Siklus yang sangat tidak teratur

2. Acne,

3. Depresi premenstruil.

Dalam keadaan lain seperti laktasi dan adanya riwayat keluarga dengan penyakit thromboemboli,
sebaiknya dipilih mini pil (Sastrawinata, 2000).

Kontra indikasi setiap jenis pil berbeda-beda. Kontra indikasi untuk absolut pil oral
kombinasi, yaitu tromboplebitis atau tromboemboli, sebelumnya dengan tromboplebitis atau
tromboemboli, kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner, diketahui atau diduga
karsinoma mammae, diketahui atau diduga karsinoma endometrium, diketahui atau diduga
neoplasma yang tergantung estrogen, perdarahan abnormal genitalia yang tidak diketahui
penyebabnya, adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar, diketahui atau diduga
hamil, gangguan fungsi hati, serta tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau
produk lain yang mengandung estrogen.

Kontra indikasi untuk relatif pil oral kombinasi, yaitu sakit kepala (migrain), disfungsi jantung
atau ginjal, diabetes gestasional atau pre diabetes, hipertensi, depresi, varices, umur lebih 35 tahun,
perokok berat, fase akut mononukleosis, penyakit sickle cell, asma, kolestasis selama kehamilan,
hepatitis atau mononukleosis tahun lalu, riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit
rheumatik yang fatal atau tidak fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun, serta kolitis ulseratif

Kontra indikasi pil mini, yaitu wanita yang berusia lebih tua dengan perdarahan yang tidak
diketahui penyebabnya, ada riwayat kehamilan ektopik, diketahui atau dicurigai hamil melalui
anamnesis, gejala atau tanda kehamilan positif, benjolan di payudara atau dicurigai kanker payudara,
gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata), serta ikterus, penyakit hati aktif
atau tumor hati jinak atau ganas (Saifuddin, dkk. 2000).

2.10Cara Penggunaan

Panduan cara penggunaan pil KB adalah sebagai berikut


a. Pil Kombinasi

1. Petunjuk Umum

Panduan penggunaan pil kombinasi secara umum :

a. Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.

b. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.

c. Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.

d. Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari yang ada pada
kemasan.

e. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan yang baru.

f. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil dari kemasan yang baru.

g. Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah meminumnya.

h. Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk keadaan saat terjadi
muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.

i. Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih sama dengan
aturan minum pil lupa.

j. Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.

2. Aturan Pil Lupa

Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera minum 2 pil pada hari yang sama
(tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain). Apabila lupa minum 2 pil (hari 1-21), sebaiknya
minum 2 pil setiap hari sampai jadual yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi
lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai pil habis).

3. Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Tidak Menyusui


Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum. Jika sudah 6 minggu post partum dan sudah
melakukan hubungan seksual, sebaiknya menunggu haid dan gunakan metode barier.

4. Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Menyusui

Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sama dengan petunjuk umum dan aturan pil lupa.
Sebelum menggunakan pil kombinasi, berikan konseling dan KIE pada pasien tentang berbagai
metode kontrasepsi.

b. Pil Sequential

Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan
urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14–16 hari pertama diikuti oleh kombinasi
progestron dan estrogen selama 5–7 hari terakhir.

c. Mini Pil atau Pil Progestin

1. Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil atau Pil Progestin

Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus haid (tidak
memerlukan metode kontrasepsi lain) apabila:

1) Lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid.

2) Pasien sebelumnya menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin ganti dengan mini pil.

3) Pasien sebelumnya menggunakan AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon).

Mini pil mulai dapat digunakan setiap saat apabila :

1) Diduga tidak terjadi kehamilan.

2) Pasien mengalami amenorea (tidak haid) dan dipastikan tidak hamil (sebaiknya jangan melakukan
hubungan seksual selama 2 hari atau gunakan kontrasepsi lain untuk 2 hari).

3) Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid (bila menyusui penuh, tidak
memerlukan kontrasepsi tambahan).

Selain itu, mini pil dapat digunakan saat :


1) Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti dengan mini pil. Pil
dapat segera diberikan dan tidak perlu menunggu haid berikutnya, apabila penggunaan kontrasepsi
sebelumnya digunakan dengan benar dan tidak hamil.

2) Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin ganti mini pil. Pil dapat
diberikan pada jadual suntikan berikutnya dan tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan lain.

2. Cara Minum Mini Pil atau Pil Progestin

Di bawah ini merupakan petunjuk minum pil progestin atau mini pil, yaitu:

a. Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.

b. Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari pertama siklus haid.

c. Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post partum

walaupun haid belum kembali.

d. Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil kombinasi karena efektifitas
mini pil mulai menurun.

e. Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minum pil yang lain atau gunakan
metode kontrasepsi lain jika akan melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.

f. Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir habis.

g. Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1 siklus (tidak haid), atau merasa
hamil, maka lakukan tes kehamilan.

h. Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap minum pil sesuai
jadual (perdarahan biasa terjadi selama bulan-bulan pertama).

i. Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka segera periksa ke pelayanan
kesehatan.
j. Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain memakai mini pil
apabila kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual (termasuk HBV dan HIV/AIDS) atau lupa
minum pil.

3. Aturan Pil Lupa

Cara minum pil-pil yang terlupa selama 7 hari pertama antara lain:

a. Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil, segera minum pil saat ingat dan gunakan metode
barier selama 48 jam.

b. Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil, segera minum pil yang terlupa dan gunakan metode barier
sampai akhir bulan.

4. Hal yang Perlu Disampaikan pada Pasien

Informasi yang perlu disampaikan pada pasien antara lain:

a. Penggunaan mini pil akan merubah pola haid terutama 2 atau 3 bulan pertama. Pada umumnya
perubahan pola haid ini hanya bersifat sementara dan tidak mengganggu kesehatan.

b. Penggunaan mini pil akan menimbulkan efek samping seperti mual, pusing, ataupun nyeri payudara.

c. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang, bila pasien mengkonsumsi obat-obatan tuberkulosis
ataupun epilepsi.

d. Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat haid, kemungkinan terjadi
kehamilan.

e. Bila mengeluh perdarahan bercak disertai nyeri hebat pada perut, kemungkinan terjadi kehamilan
ektopik.

f. Masalah penglihatan kabur, nyeri kepala hebat, kemungkinan terjadi hipertensi atau masalah
vaskuler.

g. Segera ke pelayanan kesehatan apabila menjumpai masalah-masalah di atas.

2.11 Gambar
a. Diane 35, Code : JJ

b. Pil Andalan Laktasi CODE: JJ2

c. Pil KB Andalan Tab CODE: JJ1

d. Pil Andalan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan
cara per-oral atau kontrasepsi.

b. Jenis-jenis dari pil KB ada 5, yaitu pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill, mini pill, pil
sekuenseal, once a month pill, dan morning after pill.

c. Penggunaan pil KB jenis pil oral kombinasi

Kerugian atau kelemahan :

e. Mahal

f. Penggunaan pil harus diminum setiap hari

g. Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”.

h. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin,

fenilbutason dan antibiotik tertentu).

i. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.

Keuntungan atau Kelebihan:

a. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.

b. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.


c. Tidak mengganggu hubungan seksual.

d. Mudah digunakan.

e. Mudah dihentikan setiap saat.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi B. (1993). Early experience with Implanon. VIIIth World Congress on Human Reproduction. Bali.

BKKBN : (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta

Biro Pelayanan Kontrasepsi BKKBN (1985). Petunjuk Pelayanan Medis Pelayanan Kontrasepsi di Lapangan,
Jakarta.

Prawirohardjo, S., Hanifa, W. (2007). Ilmu kebidanan. Edisi 3, hal. 905. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta

Saifuddin, Abdul Bari (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, edisi 2, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Sastrawinata RS (1985). Teknologi KB Masa Kini dan Masa Depan. Lokakarya Sukabumi.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran
5.000.000 tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara
bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing
mata uang. Bila gerakan keluargan berencana tidak dilakukan bersama dengan pembangunan
ekonomi dikhawatirkan hasil pembangunan tidak berarti.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma keluarga kacil
bahagia. Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada “catur warga / zero population growth”
(pertumbuhan seimbang)

Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta
peminatnya makin bertambah tinggi, minat pemakai suntik KB oleh karena aman, sederhana, efektif,
tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada pasca persalinan

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB suntik depo geston

1.2.2 Tujuan khusus

- Melaksanakan pengkajian data pada akseptor KB suntik depo

- Melakukan intreprestasi data pada akseptor KB suntik depo

- Mengindentifikasi masalah dengan diagnosa potensial akseptor KB suntik depo

- Menentukan tindakan segera pada akseptor KB depo

- Menentukan rencana yang telah akan dilakukan pada akseptor depo

- Melaksanakan rencana yang telah ditentukan pada akseptor KB depo

- Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang akn dilakukan kepada akseptor KB depo

BAB 2

PEMBAHASAN
Kontrasepsi Suntik Kombinasi

1. Pengertian

Kontrasepsi berasal dari dua kata, yaitu kontra dan konsepsi yang disatukan menjadi kontrasepsi
yaitu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula
bersifat permanen (Suryani, 2011).

Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan dan
merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam penggunaannya mempunyai
efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih
rendah bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana (Suparyanto, 2010).

2. Jenis

Suntikan ini diberikan secara intramuskular setiap bulan (cyclofem), jenisnya 25 mg depo
medroxyprogesteron asetat dan 5 mg estradiol cypionat, dan 50 mg Noretindron Enantat (Net-En)
dan 5 mg Estradiol Sipionat (Sari Yohana, 2011).

3. Cara kerja

a. Mengusahakan agar tidak terjadi konsepsi dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan
sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH

Pencegahan ovulasi disebabkan karena gangguan pada sekresi hormon LH oleh kelenjar hypofisis,
sehingga tidak terjadi dipuncak mid-siklus (pada kedaan normal terjadi puncak sekresi LH pada
pertengahan siklus dan ini menyebabkan pelepasan ovum dari folikelnya)

b. Melumpuhkan sperma dengan mempertebal/mengentalkan lendir mukosa servikal (leher rahim)

Progestin mencegah penipisan lendir serviks pada pertengahan siklus sehingga lendir serviks
tetap kental dan sedikit, yang tidak memungkinkan penetrasi spermatozoa. Atau bila terjadi
penetrasi spermatozoa, pergerakannya sangat lambat sehingga hanya sedikit atau tidak ada
spermatozoa yang mancapai cavum uteri.

c. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma dengan membuat dinding rongga rahim tidak siap
menerima hasil pembuahan, mengganggu pergerakan silia saluran tuba.
Progestin mengganggu berkembangnya siklus endometrium, sehingga endometrium berada
dalam fase yang salah atau menunjukan sifat-sifat ireguler atau atrofis, sehingga endometrium tidak
dapat menerima ovum yang sudah dibuahi.

4. Keuntungan

a. Tidak mengganggu proses sanggama

Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri. Suntikan Kb tidak perlu diberikan setiap hari atau ketika akan
bersenggama.

b. Tidak perlu periksa dalam

Diberikan melalui suntikan IM di bokong, sehingga tidak perlu dilakukan periksa dalam. Kecuali pada
pemasangan AKDR.

c. Efek samping minimal

Efek samping yang sering terjadi adalah gangguan siklus haid (aminorhea, spotting, perdarahan) dan mual.

d. Klien tidak perlu menyimpan obat

Para wanita yang menghadapi permasalahan dengan pemakaian cara-cara sederhana atau pelupa dalam
minum pil setiap hari dapat dianjurkan untuk memakai kontrasepsi suntik. Setelah mendapatkan
suntikan, maka yang dibutuhkan peserta suntik adalah mengingat waktu suntik.

e. Tidak tergantung kebiasaan lupa minum obat

Diberikan melalui suntikan tiap bulan. Sehingga tidak perlu meminum obat tiap hari.

f. Mengurangi jumlah perdarahan

Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron menyebabkan endometrium terus terbentuk. Ketika
terjadi proses peluruhan, prdarahan menjadi semakin banyak. Progestin dapat mencegah
pembentukan endometrium sehingga perdarahan berkurang.

g. Mencegah anemia
Salah satu efek kontrasepsi adalah aminorhea, sehingga tidak ada darah yang keluar. Dengan demikian, kecil
kemungkinan terjadi anemia.

h. Mencegah kanker ovarium dan endometrium

Pada wanita karsinoma endometrium sering dihubungkan dengan hiperplasia yang disebabkan oleh
estrogen. DMPA dan progestin menekan pertumbuhan endometrium dan mencegah hiperplasia
pada wanita.

i. Mencegah kehamilan ektopik

Salah satu cara kerja kontrasepsi ini adalah mengentalkan lendir sehingga dapat melumpuhkan sperma,
dengan demikian akan semakin sulit untuk terjadi konsepsi diluar rahim.

j. Dapat melindungi kemungkinan penyakit radang panggul dan kanker indung telur karena progestin
menyebabkan mukus serviks menebal, sehingga mempersulit penularan infeksi dari liang senggama
atau serviks untuk mencapai saluran telur (penekanan ovulasi akan menyebabkan berkurangnya
stimulasi dari sel epitel ovarium).

5. Kerugian

a. Penyuntikan lebih sering dan biaya keseluruhan lebih tinggi

Klien harus datang tiap bulan untuk mendapat suntikan, sehingga harus mengeluarkan biaya tiap bulannya.

b. Lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur,
spotting

c. Pada awal penggunaan sering timbul mual, pusing, tegang dan nyeri payudara dan akan hilang
setelah suntikan kedua atau ketiga

Hal ini merupakan hal yang fisiologis dan dapat hilang dengan sendirinya.

d. Efektivitas berkurang bila berinteraksi dengan anti konvulsif (fenitoin, barbiturat) dan
tuberkulostatik (rifampisin)

Obat-obat ini memicu pembentukan enzim-enzim dihati, dimana enzim ini dapat mengganggu metabolisme
fungsi hati dan mempengaruhi efektivitas obat.
e. Kadang-kadang timbul komplikasi serius (stroke, serangan jantung, thrombosis paru)

Perubahan dalam metabolisme lemak (terutama penurunan HDL-kolesterol), dapat merusak endotel
pembuluh darah sehingga dapat menambah besar resiko timbulnya penyakit kardiovaskuler.

f. Kesuburan tak segera pulih walaupun penggunaannya telah dihentikan

Lama masa tidak subur tergantung pada kecepatan metabolisme. Biasanya kesuburan akan segera pulih
dalam waktu 2-3 minggu.

g. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual atau infeksi HIV

Kontrasepsi suntik tidak memiliki perlindungan ganda seperti kondom, diafragma dan spermisida sehingga
tidak melindungi diri dari PMS/AIDS.

h. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

Progesteron juga merangsang pusat pengendali napsu makan di hipotalamus, menyebabkan akseptor makan
lebih banyak dari biasanya.

6. Efek samping yang sering terjadi

a. Peningkatan berat badan 3 kilogram selama tahun pertama dan bertambah secara progesif selama
tahun kedua.

Progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dibawah kulit
bertambah. Progesteron juga merangsang pusat pengendali napsu makan di hipotalamus,
menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya.

b. Gangguan siklus haid

Penyebab gangguan siklus haid karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium
mengalami perubahan histologi.

- Aminorhea

Biasanya tidak haid 1 tahun pertama, jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur
akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun. Disebabkan karena estrogen menekansekresi
gonadotropin sehingga menyebabkan proklaktinoma di hipofisis. Kadar prolaktin yang tinggi ini dapat
menyebabkan aminorhea.

- Perdarahan/spotting

Perdarahan setelah penyuntikan pertama dapat terjadi kira-kira selama 30 hari. Lebih dari 60% wanita
mendapatkan kembali siklus yang normal setelah 1 tahun. Sejumlah wanita yang menggunakan
cyclofem mengalami perdarahan lebih awal atau lebih lambat dari biasanya, dan sejumlah wanita
yang lain mengalami amenorrhoe, spoting atau masa perdarahan yang lebih lama dan lebih berat.
Umumnya menghilang setelah 3 bulan pemakaian.

c. Mual/pusing/muntah.

Reaksi tubuh terhadap hormon estrogen yang mempengaruhi produksi asam lambung. Peningkatan estrogen
ini dapat merangsang timbulnya mual.

7. Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi

a. Usia reproduktif yang memiliki anak ataupun belum

Aman digunakan karena masa kesuburan akan segera pulih kembali setelah kontrasepsi ini dihentikan.

b. Menyusukan ASI lebih dari 6 bulan

Estrogen menekan produksi prolaktin yang sangat berguna untuk merangsang produksi ASI. Dengan
demikian kadar prolaktin menjadi rendah dan menyebabkan produksi ASI berkurang. Sehingga tidak
dianjurkan pada ibu yang sedang menyusui ASI ekslusif.

c. Pascapersalinan dan tidak menyusui

Progesteron menekan LH dan FSH sehingga jumlah darah yang keluar berkurang, sehingga sangat baik
digunakan pada ibu setelah melahirkan. Estrogen dapat menyebabkan produksi ASI berkurang, tapi
aman digunakan pada ibu yang tidak menyusui.

d. Yang mengalami dismenore/nyeri haid hebat

Kontraksi yang berlebihan dapat menyebabkan aminorhea. Progesteron dapat mengurangi kontraksi.
8. Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi

a. Hamil atau diduga hamil

Penggunaan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Bila sudah hamil, tidak perlu diberi.

b. Perdarahan per vaginam yang belum jelas asalnya/penyebabnya

Bila terjadi perdarahan harus dicari tahu dahulu penyebab perdarahannya.

c. Perokok dengan usia > 35 th

Nikotin dalam rokok menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah sehingga oksigen ke jantung berkurang.
Hal ini dapat memperberat kerja jantung karena kebutuhan oksigen semakin bertambah. Pembuluh
darah di endometrium pun mengalami atropi, sehingga peluruhan endometrium semakin bertambah
banyak.

d. Riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi (>180/110)

Perubahan dalam metabolisme lemak (terutama penurunan HDL-kolesterol), dapat menambah besar resiko
timbulnya penyakit kardiovaskuler.

e. Riwayat thromboemboli atau Diabetes Melitus lebih dari 20 th

Ketidak seimbangan hormon estrogen progesteron, sehingga terjadi peningkatan aktivitas faktor-faktor
pembekuan, juga dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan retensi insulin sehingga
memperburuk toleransi glukosa.

f. Penyakit hati akut

Progesteron menyebabkan aliran empedu menjadi lambat, dan bila berlangsung lama saluran empedu
tersumbat sehingga cairan empedu dalam darah meningkat. Hal ini yang menyebabkan warna
kuning. Estrogen mudah diserap hati. Estrogen dapat mengganggu eksresi bilirubin sehingga
memperberat fungsi hati.

g. Keganasan payudara
Gangguan keseimbangan hormon estrogen progesteron mempengaruhi kelenjar payudara. Dan apabila
sudah ada tanda infeksi payudara, maka akan memperburuk keadaan.

9. Waktu mulai penggunaan

a. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi
tambahan

b. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan
seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari

c. Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu
tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau
menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari

d. Bila klien pascapersalinan kurang dari 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat
diberikan, asal saja tidak hamil

e. Bila pascapersalinan lebih dari 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan
pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7

f. Bila pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan diberikan suntikan kombinasi

g. Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi

h. Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari

i. Ibu yang sedang menggunakan kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara
benar, suntikan kombinasi dapat diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu-ragu, perlu
dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu

j. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal
kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain
k. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan suntikan
kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera diberikan, asal saja diyakini ibu itu tidak hamil, dan
pemberiannya tanpa pelu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid, metode
kontrasepsi yang lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan AKDR dan ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan pada hari 1-7 siklus haid. Cabut segera
AKDR.

10. Cara penggunaan

a. Berikan secara intra muskuler, setelah penggunaan awal, perlu diulangi setiap 4 minggu

b. Dianjurkan untuk 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi perubahan pola haid atau timbul
gangguan berupa perdarahan

c. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang ditentukan, asal saja diyakini ibu itu tidak hamil

11. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus

a. Penderita hipertensi < 180/110 masih dapat diberikan tetapi perlu pengawasan

b. Diabetes melitus dapat diberikan, jika terkontrol dan berlangsung < 20 th

c. Migren boleh diberikan, jika tidak ditemukan kelainan neurologik

d. Pengguna rifampisin/obat epilepsi, pilih kontrasepsi kombinasi dengan etinil estradiol 50 mg atau
cari metode kontrasepsi lain

e. Penderita anemia bulan sabit (sickle cell), sebaiknya jangan menggunakan kombinasi.

12. Hal yang harus diingat klien

a. Harus kembali untuk suntik ulang setiap 4 minggu

b. Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, harus pastikan bahwa klien tidak hamil

c. Harus memberitahukan pada petugas bila menggunakan obat-obatan lain bersamaan

d. Ada efek samping berupa mual, sefalgia, tegang dan nyeri payudara, dan spotting pada 2-3 kali
suntikan pertama dan akan hilang pada suntikan berikutnya.
13. Tanda-tanda yang harus diwaspadai pada penggunaan suntik kombinasi

a. Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah diparu atau serangan
jantung

b. Sakit kepala hebat dan gangguan pengelihatan. Kemungkinan terjadi strok, hipertensi dan migran

c. Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai

d. Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya, kemungkinan
terjadi kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo. 2008. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : YBS-SP

Varney, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan volume 1. Jakarta : EGC

Saifuddin, dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : YBS-SP

William, dkk. 2006. Obstetri Willian volume 2. Jakarta : EGC

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Baziad, Ali. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : YBS-SP

Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta :
EGC

Diposkan

MAKALAH “ KONTRASEPSI SUNTIK 1 BULAN”


Segala puji dan syukur kepada Allah swt. Atas berkat dan limpahan rahmat dan taufik-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah PELAYANAN KB dengan judul
“KONTRASEPSI SUNTIK 1 BULAN “oleh Ibu Suharti,M.Kes

Penulis yakin bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu
penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut:

1. Siti Munawaroh, S. Kep. Ns. M. Kep.selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
2. Visi Prima Twin Putranti,SST. S.ST, M.Kes selaku Kepala Program Pendidikan Kebidanan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
3. Suharti,M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbing dalam penyusunan tugas
akhir mata kuliah KONTRASEPSI ini.
4. Teman-teman program studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Ponorogo atas kerja sama dan motivasinya.
Penulis yakin bahwa makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu kritik dan saran
senantiasa penulis harapkan yang bersifat membangun, demi lebih baiknya makalah ini.

Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.

Ponorogo, 04 Maret 2015

Penulis,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................................................... 2
D. Manfaat ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

A. Definisi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) ................................................................. 3


B. Jenis Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) ..................................................................... 3
C. Cara Kerja Kontrasepsis Suntik (KB Suntik) ........................................................... 3
D. Keuntungan dan Efek Samping Puenggunaan
Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) .................................................................................... 4
E. Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) ..................................................... 6
F. Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik) ............................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 8

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 8
B. Saran ..................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengembangan manusia seutuhnya sebagai hakikat pembangunan nasional dicapai dengan


berhasilnya salah satu sektor yakni pembangunan kesehatan dan juga dipengaruhi oleh terkendalinya
pertumbuhan penduduk. Sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan pembangunan bangsa
menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur, proses pertumbuhan penduduk harus dipantau dan
dikendalikan salah satunya dengan pengadaan program Keluarga Berencana (KB).

Program KB nasional bertujuan ganda yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak
serta mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk. Dalam upaya menjunjung keberhasilan Program KB Nasional yaitu tercapainya
kondisi pertumbuhan penduduk seimbang.

Gerakan KB tahap kedua sekarang ini sedang berusaha meningkatkan mutu para pelaksana,
pengelola dan peserta KB disemua lini lapangan di pedesaan baik di kota maupun di desa. Begitu juga
dengan para akseptor KB diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup tentang alat kontrasepsi yang
digunakannya (Hartanto, 2002).

Tujuan Gerakan KB Nasional ialah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi
dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalaui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan
penduduk Indonesia. Sasaran gerakan KB Nasional ialah :

1. Pasangan Usia Subur dengan prioritas PUS muda dengan paritas rendah
2. Generasi muda
3. Pelaksana dan pengelola KB
4. Sasaran wilayah (Manuaba, 1998)
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa pengertian Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) ?


2. Apa saja Jenis Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) ?
3. Bagaimana Cara Kerja Kontrasepsis Suntik (KB Suntik) ?
4. Apa Keuntungan dan Efek Samping Puenggunaan Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) ?
5. Bagaimana Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik) ?
6. Bagaimana Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik) ?

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan peniulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
2. Untuk mengetahui Jenis Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
3. Untuk mengetahui Cara Kerja Kontrasepsis Suntik (KB Suntik)
4. Untuk Mengetahui Keuntungan dan Efek Samping Puenggunaan Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
5. Untuk Mengetahui Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
6. UntukMengetahui Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik)
D. MANFAAT

1. Menjelaskan pengertian Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)

2. Menjelaskan Jenis Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)

3. Menjelaskan Cara Kerja Kontrasepsis Suntik (KB Suntik)

4. Menjelaskan Keuntungan dan Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)

5. Menjelaskan Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)

6. Menjelaskan Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik)


BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai
karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.

Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan
diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan
sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk
penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.

B. JENIS KB SUNTIK
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
1. Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
2. Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston
C. CARA KERJA
Cara kerja kontrasepsi suntik adalah sebagai berikut :
1. Menghalangi ovulasi (masa subur)
2. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
3. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
4. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
5. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan selama jangka waktu tertentu
(antara 1 – 3 bulan). Cairan tersebut merupakan hormon sistesis progesteron. Pada saat ini terdapat dua
macam suntikan KB, yaitu golongan progestin seperti Depo-provera, Depo-geston, Depo Progestin, dan
Noristat, dan golongan kedua yaitu campuran progestin dan estrogen propionat, misalnya Cyclo
Provera. Hormon ini akan membuat lendir rahim menjadi kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk
ke rahim. Zat ini juga mencegah keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding rahim) tidak
siap menerima hasil pembuahan
Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam dua bagian, yaitu
primer dan sekunder.
Mekanisme primer adalah mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar FSH dan LH menurun dan
tidak terjadi sentakan LH. Respons kelenjar hipofise terhadap gonadotropin-releasing hormon
eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di hipofise.
Ini berbeda dengan pil oral kombinasi (POK), yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek
langsung pada kelenjar hipofise. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-
estrogenik.
Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan
kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi oedematous. Dengan pemakaian jangka lama,
endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya terdapat
sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali
menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan barier
terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder ini juga membuat endometium kurang layak untuk
implantasi dari ovum yang telah dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga mempengaruhi kecepatan
transport ovum di dalam tuba fallopii.
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan
tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada
penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas
kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit hormon estrogen akan merangsang timbulnya
haid setiap bulan.
D. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SERTA EFEK SAMPING
1. KEUNTUNGAN
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka kegagalan
kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air susu ibu
(ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah),
memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada
hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat
dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak
mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan reaksi
penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta tidak perlu
menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan
suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin
kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan. Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat
digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
2. KERUGIAN
a. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting,
tidak haid sama sekali.
b. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
e. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido,
gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
3. EFEK SAMPING
Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena pengaruh hormonal, yaitu
progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir
serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini
juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah
penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.
Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ yang
mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit / kering.
Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon progesteron. Vagina menjadi
kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan hubungan seksual, dan jika kondisi ini
berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi seksual pada wanita.
E. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI
1. INDIKASI
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi
jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap.
Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap
hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien
yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses
sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.
2. KONTRA INDIKASI
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan KB.
Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning
(liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau
organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang
dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain)
merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini
F. CARA PEMBERIAN
1. Waktu Pemberian
 Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
 Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum
hamil lagi)
 Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
2. Lokasi Penyuntikan
 Daerah bokong/pantat
 Daerah otot lengan atas
3. Teknik Suntikan
 Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara (pada cyclofem), keluarkan
isinya.
 Suntikkan secara intramuscular dalam di daerah bokong ( gluteal ), apabila suntikan terlalu dangkal,
penyerapan hormone menjadi lambat dan tidak bekerja segera dan efektif.
 Cyclofem 25 mg medroksi progesterone asetat dan 5 mg estrogen sipionat diberikan setiap bulan, di
Indonesia 85% peserta suntikan cyclofem pola haid nya teratur.
Interaksi Obat :

Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari

medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone

dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas medroxyprogesterone.

Cara Penyimpanan :

Disimpan dalam suhu 20-25°C


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kontrasepsi suntikan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakai KB suntik hanya sekitar 0.3 kehamilan dari 100
pemakai pada tahun pertama pemakaian. ( 1 dari 333 pemakai masih bisa hamil)
Cara kerja KB suntik adalah dengan menghalangi terjadinya ovulasi / masa subur dengan
menghentikan keluarnya sel telur dari indung telur.Lendir vagina pun menjadi lebih kental sehingga
mempersulit sperma untuk masuk ke dalam rahim. Dengan demikian kontrasepsi suntik mencegah
terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
DAFTAR PUSTAKA

PROHEALTH, http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/11/19/kontrasepsi-suntik/
Rahardja, Kirana, 2007, Obat-obat Penting ed.6, 717, PT. Elex Media Computa, Jakarta
Saifuddin, A.B., 2006, Buku panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-PK58, Yayasan
Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Cara Cepat Hamil Setelah Kb Suntik 3 Bulan

Menyuburkan kandungan berkah alami cache mirip des dalam keadaan seperti ini anda sangat
susah hamil sperma yang tidak bisa lari tidak bisa bergerak cepat bergerak ditempat bln baru
haid setelah menikah malah lebih teratur kadang bln haid Cara Cepat Hamil pernah kb suntik
selam tahun tdk haid dan sdh thn lepas karn pengen hamil pasang kb kok bobol juga nova cache
mirip benarkah most-deadly-cancer | indevcenter.com janin akan cacat bila kita hamil saat kb
memang bisa dilakukan dengan cara menandai suhu basal tubuh namun kelemahannya karena
suntik dilakukan bulan sekali orang seringkali lupa untuk kembali suntik setelah kelamahan
spiral dapat mengakibatkan keputihan mens sedikit atau cepat.

Agar cepat hamil bagaimana caranya nutriclub cache mirip kb suntik bulanan seharusnya akan
mengganggu siklus haid (bahkan haid apabila setelah bulan belum terjadi kehamilan sebaiknya
cara yang lebih menjamin adalah dengan mencuci sperma suami faktor penentu untuk
mempercepat kehamilan cache mirip okt jika ingin cepat hamil berarti anda harus mulai
menanggalkan semua Cara Cepat Hamil alat alat kb anda meraih kehamilan anda bisa
mendapatkan infonya disini cara cepat hamil setelah melahirkn saya menggunakan suntik kb
bulan.

Selama mhn info kami sdh menikah bln awal nikah saya kb suntik supaya subur cache mirip
padahal sudah banyak cara yang kami jalani setelah itu istri malah hamil terus menerus sai lahir
empat anak tuturnya sambil tersenyum merasakan namanya hamil mengadopsi anak dr umur bln
skrg usianya udah hir thn ini saya lepas kb (sblm kb suntik bln) kb suntik welcome harnas world
cache mirip kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan mengapa
suntik kb bulan bisa menstruasi setelah bulan.

Suntik sya ingin berhenti menggunakan kb karena saya ingin cepat hamil apa bisa cara cepat
hamil setelah kb suntik bulan lintas cache jul cara cepat hamil setelah kb suntik bulan terkadang
sangat dicari oleh para wanita suntik kb merupakan salah ingin cepat hamil setelah kb suntik
bulan info cara cepat hamil cache tentang ingin cepat hamil setelah kb suntik bulan khasiat dan
keutamaan kurma kiwi buah kiwi zespri patut anda hindari adalah para berapa lama bisa hamil
usai lepas kb okehealth cache mirip setelah menikah tentu yang diharapkan dan dinanti adalah
hamil dan alat kb berbentuk anda baru bisa hamil antara sai bulan ingin cepat hamil minum kb
aja !! semua yang terbaik cache mirip untuk mengembalikan kesuburan atau mengembalikan
siklus haid secara nomal setelah memkai kb suntik memerlukan waktu bulan tahun.

Cara cepat supaya hamil mengapa iklan ini search cara cepat supaya hamil look quick results
now! penelusuran terkait dengan cara cepat hamil setelah kb suntik bulan kb suntik bulan apa
bisa hamil jadwal suntik kb bulan makalah kb suntik bulan kb.

Suntik bulan tidak haid pengertian kb suntik bulan telat kb suntik bulan kb suntik bulan bikin
gemuk obat kb suntik bulan.
artikel

Kontrasepsi KB

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN (DEPO


PROGESTIN) DENGAN CEPHALGIA DI ......

Landasan Teori

A. Pengertian

Suntik KB 3 bulan adalah kontrasepsi yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara suntik
intramuscular (di daerah bokong).

B. Cara Kerja

Cara kerja kontasepsi suntik 3 bulan (Depo provera) yaitu :

1. Menghalangi ovulasi dengan jalan menekan pembentukan LH.

2. Merubah lender serviks menjadi kental sehingga menghambat penetrasi sperma.

3. Menimbulkan perubahan pada endometrium sehingga tidak memungkinkan terjadi nidasi.

4. Merubah kecepatan transportasi ovum melalui tuba.

C. Cara Pemberian

Cara pemberian kontrasepsi suntik 3 bulan (Depo provera) yaitu :

1. Waktu pasca persalinan (Post partum)

Dapat diberikan pada hari ke 3 – 5 post partum atau 6 – 8 minggu pada pasca salin asal
dipastikan ibu tidak hamil atau belum melakukan cortus.

2. Pasca keguguran (Post abortus)


Dapat diberikan setelah kuretase atau 30 hari pasca abortus asal ibu tidak hamil.

Depo provera disuntikkan secara ini pada muskulus gluteus agak dalam. Sebelum diberikan obat
dikocok dulu sampai seluruh obat kelihatan betul-betul larut dan tercampur. Suntikan diberikan
setiap 3 bulan.

D. Efektivitas

Efektivitasnya tinggi, cara pemberiannya sederhana, cukup aman. Angka kegagalannya 0 – 0,8
kehamilan/100 perempuan.

E. Keuntungan

Keuntungan penggunaan kontrasepsi 3 bulan yaitu :

1. Sangat efektif

2. Pencegahan kehamilan jangka panjang

3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

4. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

5. Efek samping sedikit

6. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

7. Membantu mencegah kanker endometrium

8. Mencegah kejadian kanker jinak payudara

9. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul

F. Kerugian

Kerugian dari penggunaan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan yaitu :


1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :

a. Siklus haid yang memendek atau memanjang

b. Perdarahan banyak atau sedikit

c. Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak

d. Tidak haid sama sekali

2. Klien bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali suntikan).

3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.

4. tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B atau infeksi
HIV.

5. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.

G. Efek Samping dan Penanganannya

1. Gangguan haid

Penanganannya : Beri pil KB hari I – II masing-masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV 1 x 1


selama 4 – 5 hari (Amenorea).

Jika perdarahan berikan Lynolar 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti.

2. Depresi

Penanganan : Berikan vitamin B6 50 mg 1 x 1 tablet.

3. Keputihan

Penanganan : Berikan anti cilioniergi seperti extract belladonna 100 mg, 2 x 1 tablet.

4. Jerawat
Penanganan : berikan vitamin A dan E dosis tinggi.

5. Perubahan berat badan

Penanganan : anjurkan diet dan olahraga teratur.

6. Pusing dan sakit kepala

Penanganan : Berikan paracetamol 3 x 1 sehari sehabis makan.

7. Hematoma

Penanganan ; Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari selanjutnya diganti
kompres hangat sampai kembali normal.

H. Indikasi

Indikasi penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan yaitu :

1. Usia reproduksi.

2. Telah memiliki anak ataupun belum mempunyai anak.

3. Ingin menggunakan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi.

4. Menyusui dan membutuhkan alat kontrasepsi yang sesuai.

5. Post abortus.

6. Anemia defisiensi besi.

7. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.

8. Sering lupa menggunakan pil.

9. Mendekati usia menopause.


I. Kontraindikasi

1. Hamil atau dicurigai hamil.

2. Perdarahan pervaginan yang belum jelas penyebabnya.

3. Penyakit hati.

4. Diabetes mellitus disertai komplikasi.

5. Menderita kanker payudara.

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri jilid 2. EGC : Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono. 1994. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.

ASUHAN KEBIDANAN

PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN (DEPO PROGESTIN)

DENGAN CEPHALGIA

DI ...........

Pengkajian

No. RMK : 12471

Tanggal : 14 Juli 2009


Jam : 09.45 WITA

A. Data Subjektif

1. Identitas

Istri Suami

Nama : Ny.S Tn.W

Umur : 24 tahun 26 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia

Agama : Islam Islam

Pendidikan : SMA SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Swasta

Alamat Rumah : Jl. Astoria No.10 Banjarbaru

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan selama menggunakan KB suntik 3 bulan (Depo progestin) ia merasa pusing dan
sakit kepala sejak 2 bulan yang lalu. Jadwal suntikan 7 Agustus 2009.

3. Riwayat Haid

Menarche : 13 tahun

Siklus haid : ± 28 hari

Lamanya : ± 8 hari

Banyaknya : 2 kali ganti pembalut


Dismenorea : Tidak ada

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

Hamil Persalinan Nifas Anak


No
Tahu Umur Komplika Penolon Tempa Cara Keadaa Komplika Se BB/PB Menyus
.
n si g t n si x ui
1. 2008 Ater Tidak ada Bidan Rumah Sponta Normal Tidak ada ♀ 2800/4 Ya
m n 8

5. Riwayat Kesehatan

a. Ibu

Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti darah tinggi, kencing manis,
jantung dan tidak ada menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS.

b. Keluarga

Keluarga tidak ada menderita penyakit keturunan seperti darah tinggi, kencing manis,
jantung dan tidak ada menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis maupun
HIV/AIDS.

6. Riwayat Sosial Ekonomi

a. Status Perkawinan

Kawin : Ya

Usia kawin : 22 tahun

Lama perkawinan : 2 tahun

Dengan suami sekarang : Ya

Isteri ke berapa dari suami sekarang : Pertama


b. Riwayat Kontrasepsi

Jenis kontrasepsi : Suntik 3 bulan

Lama pemakaian : 2 bulan

Masalah : Pusing dan sakit kepala

c. Data Biologis

1). Pola Nutrisi

Jenis makanan : Nasi, sayur, lauk pauk, buah-buahan dan susu

Porsi : 1 piring nasi, 1 mangkok sayur, 1 potong ikan

Frekuensi : 3 x sehari

Masalah : Tidak ada

Pantangan : Tidak ada

2). Personal Hygiene

Frekuensi mandi : 2 x sehari

Frekuensi gosok gigi : 2 x sehari

Frekuensi ganti pakaian : 2 x sehari

Kebersihan vulva : Setiap kali habis BAK, BAB dan saat mandi ibu selalu mencuci vulva dengan air
biasa

3). Pola Aktivitas

Selama menggunakan alat kontrasepsi, ibu tetap melakukan aktivitas sehari-hari


seperti memasak, mencuci dan menyapu.
4). Pola Eliminasi

a. BAB

Frekuensi : 1 x sehari

Warna : Kuning

Konsistensi : Lembek

Masalah : Tidak ada

b. BAK

Frekuensi : 3 – 5 kali sehari

Warna : Kuning

Bau : Amoniak

Masalah : Tidak ada

5). Pola Tidur dan Istirahat

Tidur siang : ± 2 jam (13.00 – 15.00 wita)

Tidur malam : ± 8 jam (20.00 – 05.00 wita)

Masalah : Tidak ada

6). Pola seksual

Frekuensi : 3 x seminggu

Masalah : Tidak ada

7. Data Psikologis
Ibu merasa cemas dan bingung dalam menghadapi keluhannya karena takut kalau terjadi
penyakit.

8. Data Spiritual

Ibu tetap melaksanakan sholat 5 waktu, yasinan dan mengikuti pengajian-pengajian.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

b. Tanda-tanda vital

TD : 100/80 mmHg

Nadi : 84 kali/menit

Suhu : 36,7oC

Respirasi : 24 kali/menit

Berat badan : 48 kg

Tinggi badan : 150 cm

2. Pemeriksaan Khusus

a. Inspeksi

Kepala : Rambut hitam, ikal, tidak rontok, tidak ada benjolan abnormal.

Muka : Tidak pucat, tidak tampak oedem, tidak ada jerawat.


Mata : Bentuk simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik dan kelopak mata tidak oedem.

Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret yang keluar.

Telinga : Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, tidak ada cairan dan tidak ada tanda-tanda
peradangan.

Mulut : Bibir tidak sianosis, tidak ada stomatitis, lidah tidak kotor, tidak ada caries pada gigi.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe serta tidak ada pelebaran vena
jugularis.

Mammae : Bentuk simetris, putting menonjol, tidak ada benjolan abnormal.

Abdomen : tidak ada luka sikatrik, terdapat linea alba, tidak ada luka post operasi, tidak ada
benjolan abnormal.

Genitalia : Tidak dilakukan karena tidak ada indikasi.

Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada oedem pada tangan dan kaki, tidak ada varises, kuku jari
tampak bersih dan tidak pucat.

b. Palpasi

Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal.

Muka : Tidak teraba oedem.

Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan limfe serta tidak ada pelebaran vena jugularis.

Mammae : Tidak teraba benjolan abnormal.

Abdomen : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.

Ekstremitas : Tangan dan kaki tidak teraba oedem dan tidak ada varises.

c. Auskultasi
Dada : Denyut jantung 80 kali/menit.

d. Perkusi

Nyeri ginjal : Negatif kanan dan kiri (-/-).

Reflek patella : Positif kanan dan kiri (+/+).

3. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan karena tidak ada indikasi.

C. Assasement

Ibu akseptor KB 3 bulan (Depo progestin) dengan cephalgia.

D. Planning

1. Membangun hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dengan cara bersikap ramah dan
dopan kepada ibu. Hubungan baik sudah terjalin.

2. Memberitahu dan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu, yaitu TD = 100/80 mmHg, N = 84
kali.menit, S = 36,7oC, R = 24 kali.menit. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.

3. Memberikan penjelasan kepada ibu untuk mengurangi kecemasan ibu bahwa keluhan yang
dirasakan ibu yaitu sakit kepala merupakan salah satu efek samping dari penggunaan KB suntik
3 bulan karena masih dalam penyesuaian hormone dalam tubuh, hal ini biasanya bersifat
sementara dan akan hilang dengan sendirinya. Ibu telah mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.

4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan-makanan bergizi seperti sayuran hijau, lauk pauk,
buah-buahan dan susu. Ibu berjanji akan mengkonsumsi makanan yang bergizi.

5. Memastikan kembali kepada ibu untuk tetap menggunakan KB suntik 3 bulan atau ingin
mengganti dengan kontrasepsi lainnya. Ibu tetap ingin menggunakan alat kontrasepsi suntik 3
bulan.
6. Berkolaborasi dengan bidan untuk memberikan terapi pengobatan untuk mengurangi keluhan ibu
dan memberitahu cara meminumnya yaitu paracetamol 3 x 1 sehabis makan.

7. Memberitahu ibu untuk dating kembali pada tanggal suntik atau jika ada keluhan. Ibu
mengatakan akan datang kembali pada tanggal suntik atau jika ada keluhan.

8. Mencatat hasil yang dilakukan ke dalam asuhan kebidanan. Asuhan kebidanan telah dicatat.
KB SUNTIK

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 .Pengertian

Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu,
kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk
mencegah timbulnya kehamilan.

2. 7Jenis-Jenis KB Suntik

1. Suntikan kombinasi (Hormon Estrogen dan Progesteron)

jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen
Sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali(Cyclovem)

2. suntikan yang hanya mengandung progestin

Ø Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150mg DMPA yang diberikan tiap 3 bulan
dengan cara disuntik Intro Muskuler (di daerah bokong). Depo provera atau depo metroxy progesterone
asetat adalah satu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesterone asli dari tubuh wanita.
Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk mengobati abortus habitualis dan endometriosis ternyata pada
pengobatan abortus habitualis seringkali terjadi kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo provera
sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata cukup manjur dan aman dalam pelayanan keluarga
berencana. Anggapan bahwa depo provera dapat menimbulkan kanker pada leher rahim atau payudara
pada wanita yang mempergunakannya, belum didapat bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan sebaliknya.
Ø Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat) yang mengandung 200mg noratin dion anontat, diberikan
setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra muskuler. Norigest adanah obat yang disuntikkan (secara
Depot). 1 ampul Norigest berisi 200 mg Norethindore enenthate dalam larutan minyak. Larutannya
merupakan campuran benzyl benzoate dan castor oil dalam perbandingan 4:6. Efek kontrasepsinya
terutama mencegah masuknya sperma melalui lender cervix. Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan
fertilitas biasanya kembali dalam waktu beberapa minggu. Karena pada beberapa kasus mungkin akan
terjadi perdarahan-perdarahan yang atypis, maka perlu diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap
calon akseptor akan kemungkinan hal ini.

2. 7Efektivitas KB Suntik

Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3
bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3
bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi.Efektif bagi
wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau
gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita perokok. Karena rokok dapat
menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.

Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot progesteron, tidak terjadi haid).
Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif
sering mengalami efek samping yang agak berat.Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik.
Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10
minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem).

Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa
mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.
Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat. Kemudian lapisan dari
lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak
menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.

2. 7Cara Kerja

Secara umum kerja dari KB suntik adalah:

• Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH)
secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun
dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi.
Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH) .

• Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu
penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks
tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa.

• Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum yang telah di
buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai
persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi.

• Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di
dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui
tuba.

2. 7Kekurangan dan Kelebihan KB Suntik

Ø Kelebihan

a. Sangat efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari

dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi kelalaian atau faktor lupa dan sangat
praktis.

b. Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius terhadap kesehatan.

c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

d. Penggunaan jangka panjang

e. Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak akan tetapi masih enggan atau tidak
bisa untuk dilakukan sterilisasi.

f. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause

g. Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium


Ø Kekurangan

Dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid atau justru haid manjadi jarang. Setelah Anda
berhenti menyuntik, mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus biasa.Jarang
terjadi perdarahan yang banyak, tidak dapat haid, perlu suntikan ulangan teratur, perlu control atau
kunjungan berkala untuk evaluasi.

2. 7 Efek Samping dan Penanganannya

1.Amenorea (tidak terjadi perdarahan)

Penanganan :

· Bila tidak hamil,pengobatan apapun tidak perlu.jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam
rahim.

· Bila telah terjadi kehamilan,rujuk klien.hentikan penyuntikan.

· Bila terjadi kehamilan ektopik,rujuk klien.

· Jangan memberikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan
berhasil.Tunggu 3-6 bulan kemudian bila tidak terjadi perdarahan juga,rujuk ke klinik.

2.Perdarahan bercak (spotting)

Penanganan :

· Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai,tetapi hal ini bukanlah masalah serius,dan
biasanya tidak memerlukan pengobatan.

3.Mual dan Muntah

Penaganan :

· Pastikan tidak ada kehamilan,bila hamil segera rujuk.Bila tidak hamil,informasikan bahwa hal ini adalah
hal biasa dan akan hilang dalam waktu dekat

4.Meningkatnya/Menurunnya Berat Badan

Penanganan :

· informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi.Perhatikan
diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok.Bila berat badan berlebihan,hentikan suntikan
dan anjurkan metode kontrasepsi lain
2. 7Indikasi Dan Kontra Indikasi KB Suntik

1.Indikasi

Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka
panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini
juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat
melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang
menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok
menggunakan kontrasepsi suntik.

Indikasi pemakaian suntikan kombinasi :

1. Usia reproduksi (20-30 tahun)

2. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak

3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi

4. Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan

5. Pasca persalian dan tidak menyusui

6. Anemia

7. Nyeri haid hebat

8. Haid teratur

9. Riwayat kehamilan ektopik

10. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

2.Kontra Indikasi

1. Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin > 100.000 kelahiran)

2. Ibu menginginkan haid teratur

3. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan

4. ibu yang menderita sakit kuning (liver),

5. kelainan jantung,

6. varises (urat kaki keluar),

7. Hipertensi (tekanan darah tinggi)


8. kanker payudara atau organ reproduksi,

9. Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam
persiapan operasi.

10. Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan
KB suntik ini.

11. Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis.

12. Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini

13. Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral kombinasi yang bukan disebabkan oleh
estrogen

14. Adanya penyakit kanker hati

15. Depresi berat. (Everent,2007)


BAB III

PENUTUP

3.2 Kesimpulan

Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu
tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang
berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan.

Cara kerja KB suntik untuk mencegah ovulasi, Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, Membuat
endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi,
Menghambat transportasi gamet dan tuba.

3.2 Saran

Sebelum memberikan kontrasepsi ini pada klien,sebaiknya bidan menjelaskan kekurangan dan kelebihan
KB suntik,serta efek sampingnya,agar klien lebih siap dalam menghadapi hal-hal yang timbul akibat
pemakaian alat kontrasepsi ini.
DAFTAR PUSTAKA

Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Mulia SariPrawirohardjo, Sarwono. (2003).

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP-SPPrawirohardjo, Sarwono. (2005).

Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SPPrawirohardjo, Sarwono. (2005).

http://emmaaning.blogspot.com/2011/06/makalah-alat-kontrasepsi-suntik.html
efek samping dan penanganan kb suntik 3 bulan dan 1 bulan

PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan

KONTRSEPSI SUNTIKAN

Salah satu tujuan utama dari penelitian kontrasepsi adalah untuk mengembangkan suatu
metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari
atau setiap akan bersenggama, tetapi tetap revesibel.kontrasepsi suntik hampir sama dengan pil dari
sudut kandungan maupun cara kerjanya. Sebainya suntikan diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.
Bila diberikan setelah siklus haid, klien harus menggunakan kontrasepsi lain selam 7 hari bila ingin
melakukan hubungan seksual. Untuk klien pasca persalinan tidak meyusui, sebaiknya diberikan setelah 6
bulan persalinan. Suntikan diberikan setiap 4 minggu .

Keuntungan menggunakan KB Suntik

 Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.

 Tidak membatasi umur

 Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu
menyusui

Kerugian menggunakan KB Suntik

 Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa bercak di antara masa haid, sakit
kepala dan nyeri payudara

 Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS

 Penyuntikan lebih sering

 Biaya keseluruhan lebih tinggi

 Kemungkinan efek samping karena estrogen

ALAT

 Jarum no 18-21
 Panjang jarum 1-1,5 inci
 Obat
GAMBAR LOKASI DAN TEKNIK PENYUNTIKAN
Dua kontrasepsi suntikan berdaya-kerja lama yang sekarang banyak dipakai adalah:

1. DMPA (Depot medroxyprogesterone asetat)=Depo – provera

a. Dipakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih 20 tahun dan sampai saat ini
akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita

b. Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150mg

2. NET-EN (Norethindrone enanthate)=Noristerat

a. Dipakai di lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5 juta wanita

b. Diberikan dalam dosis 200mg sekali setiap 8 minggu atau sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama
(3x suntikan pertama) kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu

KB SUNTIK 1 BULAN (Kombinasi)

Jenis suntikan kombinasi adalah 25mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat
yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (cyclofem) dan 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol
varerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.

KOMPOSISI

Tiap ml suspensi dalam air mengandung:

 Medroxy progesteron acetat 50 mg


 Estradiol cypionate 10 mg
WAKTU PEMBERIAN DAN DOSIS

Disuntikkan dalam dosis 50 mg noretindrom enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan
melalui IM sebulan sekali.

EFEKTIVITAS

Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan/1000 wanita) selama tahun pertama penggunaan

SUNTIK KB BULANAN

 Berisi hormone estrogen dan progestin yang harus disuntikkan secara teratur setiap 4 minggu sekali

 Sangat efektif bila disuntik sesuai jadwal ( 1 kehamilan dari 1000 pemakaian )

 Aman hampir bagi semua ibu dan bisa berhenti kapan saja untuk kembali hamil/subur
 Tidak melindungi dari infeksi menular seksual (IMS) dan HIV

CARA KERJA

 Menekan ovulasi

 Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu

 Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu

 Menghambat transportasi garnet oleh tuba

KEUNTUNGAN KONTRASEPSI

 Mengurangi jumlah perdarahan

 Mengurangi nyeri saat haid

 Mencegah anemia

 Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium

 Mengurangi penyakit payudara jinak

 Mencegah kehamilan ektopik

 Pada keadadan tertentu dapat diberikan pada perempuan perimenopause

KELEBIHAN

 Menimbulkan perdarahan teratur setiap bulan

 Kurang menimbulkan perdarahan-bercak atau perdarahan ireguler lainnya

 Kurang menimbulkan amenorea

 Efek samping lebih cepat menghilang setelah suntikan dihentikan

KERUGIAN

 Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan/bercak atau perdarahan sela
sampai 10 hari

 Mual,sakit kepala,nyeri pada payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan
kedua atau ketiga

 Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk
mendapatkan suntikan
 Efektifitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsi atau obat tuberculosis

 Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau
otak, dan kemungkinan timbul tumor hati

 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepartitis B, atau infeksi
virus HIV

 Penambahan berat badan

 Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian

YANG DI PERBOLEHKAN MENGGUNAKAN SUNTIKAN KOMBINASI

 Usia produktif

 Telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak

 Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi

 Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan

 Pascapersalinan dan tidak menyusui

 Anemia

 Nyeri haid hebat

 Haid teratur

 Riwayat kehamilan ektopik

 Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

JANGAN SUNTIK KB BULANAN JIKA

 Merokok lebih dari 15 batang per hari dan berumur diatas 35 tahun

 Menderita darah tinggi

 Masih menyusui bayi yang berusia kurang dari 6 bulan

 Menderita kanker payudara, penyakit jantung, stroke, migraine, dan penyakit jantung

WAKTU MULAI MENGGUNAKAN SUNTIK KOMBINASI


 Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.
 Bila disuntikkan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh berhubungan sex atau
berhubungan dengan menggunakan kondom.
 Pada klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid suntikan pertama dapat diberikan setiap
saat asal tidak hamil.
 Jika pasca persalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan diberi suntikan kombinasi.
Pasca keguguran
Suntikan kombinasi dapat segera diberikan/dalam waktu 7 hari.
 Bila sebelumnya memakai kontrasepsi hormonal dan ingin ganti, suntikan dapat segera diberikan asal
ibu tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu sampai datang haid. Bila diberikan pada hari ke
1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan.
 Ibu sebelumnya menggunakan AKDR, suntikan pertama diberikan hari ke 1-7 siklus haid, kemudian AKDR
dicabut segera.
KB SUNTIK 3 BULANAN

Depo provera merupakan suspensi caira yang mengandung Kristal-kristal mikro depot
medroksiprogesteron asetat (DMPA) DMPA merupakan keturunan progesteron. Dosis yang diberikan
150 mg/ml, yang disuntikan secara intramuscular (IM) setiap 12 minggu. Dosis DMPA tidak perlu
disesuaikan dengan berat badan klien.

KOMPOSISI

Suspensi Steril Depo Medroxy Progesteron Acetat (DMPA) dalam air:

 Tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg Medroxy Progesteron Acetat)


 Tiap vial berisi 1 ml suspensi (150 mg Medroxy Progesteron Acetat)

WAKTU PEMBERIAN DAN DOSIS

Disuntikkan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan. Suntikan harus lama pada otot bokong musculus
gluceus agak dalam.

EFEKTIVITAS
Efektivitas tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun asal penyuntikan dilakukan
secara teratur.

CARA PEMBERIAN

 Waktu pasca persalinan (PP)

Diberikan pada hari ke 3-5 PP/sesudah ASI diproduksi/ibu sebelum pulang dari RS/6-8 minggu
pasca bersalin asal ibu tidak hamil/belum melakukan coitus.

 Pasca Keguguran

Segera setelah kuretage/sewaktu ibu hendak pulang dari RS, 30 hari pasca abortus asal ibu belum
hamil lagi, dalam masa interval diberikan pada hari 1-5 haid.

KEUNTUNGAN

 Resiko terhadap kesehatan kecil.

 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

 Tidak di perlukan pemeriksaan dalam

 Jangka panjang

 Efek samping sangat kecil

 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

KERUGIAN

1. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit,
spotting, tidak haid sama sekali.
2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
4. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
5. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
6. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

Kontraindikasi suntikan
WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi suntikan pada:
a. Kehamilan

b. Karsinoma payudara

c. Karsinoma traktus genetalia

d. Pendarahan abnormal uterus

Disamping itu WHO juga menganjurkan untuk:

a. Mempertimbangkan kontraindikasi yang berlaku untuk POK.

b. Pada wanita dengan atau diabetes atau riwayat diabetes selama kehamilan, harus dilakukan follow-up
dengan teliti, karena dari beberapa percobaan laboratorium ditemukan bahwa DMPA mempengaruhi
metabolism karbohidrat.

c.

SUNTIK KB 3 BULANAN

 Hanya berisi hormone progestin yang harus disuntikkan secara teratur setiap 12 minggu sekali

 Sangat efektif mencegah kehamilan bila disuntik sesuai jadwal ( 3 kehamilan dari 1000 pemakaian )

 Aman bagi ibu menyusui

 Bisa terhenti kapan saja dan kesuburan biasanya kembali setelah 4 bulan

 Dapat terjadi gangguan haid, perdarahan bercak dan henti haid

 Tidak melindungi dari infeksi menular seksual (IMS) dan HIV

JANGAN SUNTIK KB BULANAN JIKA

 Merokok lebih dari 15 batang per hari dan berumur diatas 35 tahun

 Menderita darah tinggi

 Masih menyusui bayi yang berusia kurang dari 6 bulan

 Menderita kanker payudara, penyakit jantung, stroke, migraine, dan penyakit jantung

Efek Non-Kontraseptif

Kontrasepsi suntikan juga mempunyai efek non-kontraseptif yang menguntungkan, yaitu:

 DMPA telah diakui sebagai terapi untuk karsinoma endrometrium

 Pada wanita yang menyusui, DMPA dapat menambah jumlah ASI


 Kadar Hb sering bertambah, sehingga dapat menolong mencegah anemia

 Pada penderita penyakit Sickle cell (Penyakit genetic di afrika), MDPA menurangi rasa skit dan terdapat
lebih sedikit sel darah merah abnormal

 DMPA juga memberi proteksi terhadap beberapa macam infeksi traktus genitalis/PID

 DMPA juga mencegah vulvo-vaginalis candidiasis

 DMPA mengurangi resiko karsinoma ovarium dan karsinoma endometrium

 DMPA diperbolehkan di amerika untuk dipakai pada karsinoma ginjal

 DMPA kadang-kadang digunakan untuk mengobati pubertas praecox

 DMPA dalam dosis sangat tinggi digunakan untuk mengurangi kadar testosterone pada pria dengan
kelakuan seksual yang abnormal

INFORMASI LAIN YANG PERLU DISAMPAIKAN

 Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea) gangguan haid ini
biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.

 Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek-efek
samping ini jarang, tidak berbahaya , dan cepat hilang.

 Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia muda yang ingin
menunda kehamilan, atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat

 Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada umumnya setelah
6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid,
klien harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid
tersebut

 Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 minggu
sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak
terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selam 7hari atau menggunakan
metode kontrasepsi lainnya selama 7 hari . bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat.

 Bila klien, misalnya sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk
digantikan dengan kontrasepsi suntikan lain sebaiknya jangna dilakukan

 Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asla saja diyakini ibu tersebut hamil
PENANGANAN EFEK SAMPING YANG SERING DIJUMPAI

a. Amenorea

 Bila tidak hamil, pengobatan apa pun tidak perlu. Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam
rahim. Nasehati untuk kembali ke klinik.

 Bila terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan penyuntikan. Jelaskan bahwa hormone progestin tidak akan
menimbulkan kelainan pada janin

 Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera

 Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6
bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan juga, rujuk ke klinik.

b. Perdarahan –bercak

 Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai tetapi hal ini bukanlah masalah serius, dan
biasanya tidak memerlukan masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak
dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, Maka dapat disarankan 2 pilihan
pengobatan:

a) 1 siklus pil kombinasi ( 30-35 µg etinilestradional ), ibu profen ( sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari ),
atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi
perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2
tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selam 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi
hormonal, atau diberi 50 µg etinilestradional atau 1,25 mg estrogen eguin konjugata untuk 14-21 hari.

Bila perdarahan hebat disebabkan oleh kontrasepsi suntikan, maka tindakan yang harus diambil adalah:

 Pemberian tablet estradiol 25mcg 3 kali sehari untuk 3 hari, atau tablet Pil oral kombinasi perhari untuk
14 hari

 Bila hal tersebut tidak menolong diberikan suntikan intramuscular estrogen sintetis seperti 5 mg
estradiolcypionate atau estradiol valerate dalam larutan minyak, yang harus diulangi sekali lagi bila
perdarahan tidak berhenti dalam waktu 24 jam

 Bila perdarahan tetap saja berlangsung terus, pertimbangkan untuk melakukan dilatasi dan kuretase

Sedangkan pabrik MDPA menganjurkan untuk kejadian perdarahan hebat atau lama, pemberian per-oral
ethinylestradiol 0,05-1,0 mg selama 7-21 hari. Bila perdarahan tidak berkurang dalam 1 atau 2 siklus,
asektor harus ganti ke metode kontrasepsi lain.

c. Mual/pusing/.muntah
informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat terjadi. Perhatikan
diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok . bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan
dan anjurkan metode kontrasepsi lain.

Efek Samping dan Penanganannya

1. Gangguan haid

Penanganannya : Beri pil KB hari I – II masing-masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV 1 x 1 selama 4 – 5


hari (Amenorea).

Jika perdarahan berikan Lynolar 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti.

2. Depresi

Penanganan : Berikan vitamin B6 50 mg 1 x 1 tablet.

3. Keputihan

Penanganan : Berikan anti cilioniergi seperti extract belladonna 100 mg, 2 x 1 tablet.

4. Jerawat

Penanganan : berikan vitamin A dan E dosis tinggi.

5. Perubahan berat badan

Penanganan : anjurkan diet dan olahraga teratur.

6. Pusing dan sakit kepala

Penanganan : Berikan paracetamol 3 x 1 sehari sehabis makan.

7. Hematoma

Penanganan ; Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari selanjutnya diganti kompres
hangat sampai kembali normal.
REFERENSI

1. Hanafi Hartanto,2010,KELUARGA BERENCANA DAN KONTRASEPSI,Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

2. Abdul Bari Saifudin,2003,BUKU PANDUAN PRAKTIS PELAYANAN KONTRASEPSI,Jakarta:Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawihardjo.

3. Helen Varney,2006,BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN,Jakarta:EGC

Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi

Alat kontrasepsi pria dan wanita

Kontrasepsi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mewakili semua tindakan atau usaha
untuk mencegah dan menunda terjadinya kehamilan. Di negara-negara dengan tingkat kelahiran
yang tinggi kontrasepsi diartikan sebagai sebuah tindakan untuk mengendalikan kelahiran.

Saat ini ada banyak metode dan jenis kontrasepsi, ada yang diperuntukkan bagi pria dan ada juga
khusus untuk wanita. Beberapa metode kontrasepsi tersebut bersifat permanen dan beberapa
jenis yang lain sifatnya hanya sementara.

Secara umum metode kontrasepsi terbagi atas dua jenis yaitu barrier (pembatas/penghalang) dan
hormon. Terdapat juga beberapa jenis alat kontrasepsi yang lain yaitu sterilisasi, KB alami dan
abstinence.

Daftar Isi Artikel [hide]

 1 1. Metode Kontrasepsi Abstinence (Berpantang Seks)


 2 2. Jenis Kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) Alami
 3 3. Metode Barrier (Alat Kontrasepsi Menggunakan alat)
 4 4. Metode Hormonal
 5 5. Metode Withdraw dan Sterilisasi

Sebelum anda menggunakan salah satu metode kotrasepsi yang ada, sangat penting untuk
mengetahui perbedaan-perbedaan alat kontrasepsi tersebut dan memilih yang terbaik dan cocok
bagi anda. Komunikasikan dengan pasangan tentang metode yang cocok digunakan.

Selain itu perlu juga diketahui bahwa sebagian besar metode pengendali kelahiran bekerja efektif
mencegah terjadinya kehamilan tetapi tidak dapat mencegah terjadinya penularan Penyakit
Menular Seksual (PMS). Anda juga harus memahami bahwa semua metode kontrasepsi tersebut
memiliki tingkat kegagalan yang bervariasi. Jika mengalami gejala kehamilan, segera lakukan
tes kehamilan.

Berikut ini adalah deskripsi singkat dari masing-masing jenis alat kontrasepsi.

1. Metode Kontrasepsi Abstinence (Berpantang Seks)

 Abstinence artinya menahan diri secara sukarela dari aktifitas seks.


 Metode ini 100% efektif dalam pencegahan kehamilan dan penularan penyakit seksual.

2. Jenis Kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) Alami

 Metode ini disebut juga dengan istilah sistem kalender.


 KB Alami tidak bergantung pada alat atau pengobatan tertentu untuk mencegah kehamilan.
 KB Alami menggunakan fungsi tubuh secara alami dan siklus menstruasi untuk menghitung
tanggal ovulasi. Hal yang paling umum dari KB Alami adalah pencatatan suhuh tubuh dan
perubahan lendir serviks.
 Menggunakan metode Abstinence (tidak berhubungan seks) sekitar 7 sampai 10 hari yaitu saat
periode ovulasi terjadi. Selama periode tersebut, jika ingin melakukan seks, pasangan biasa
menggunakan metode Barrier (penghalang) atau Withdraw (menarik penis keluar saat
ejakulasi).

Baca juga:Cara Mencegah Kehamilan Dengan Senggama Terputus

3. Metode Barrier (Alat Kontrasepsi Menggunakan alat)

Metode kontrasepsi ini menggunakan alat bantu untuk menciptakan hambatan agar sperma tidak
membuahi sel telur. Jenis hambatan bisa berbentuk fisik ataupun kimia yang dirancang untuk
menghentikan sperma memasuki rahim wanita.

Metode barrier terdiri atas beberapa jenis alat kontrasepsi yang berbentuk alat, yaitu:

A. Kondom (Pria)

 Kondom berbentuk tabung dan terbuat dari bahan yang sangat tipis (lateks) yang membungkus
penis saat ereksi ketika berhubungan seks dengan pasangan.
 Kondom adalah jenis kontrasepsi yang paling umum digunakan.

B. Female Condom

 Kondom perempuan adalah jenis kontrasepsi dengan fungsi mirip kondom pada pria, berbentuk
kantong sekitar 7 inchi dan memiliki dua cincin yang fleksibel di masing-masing ujungnya.
 Kondom perempuan di pasang ke vagina sebelum hubungan seks dilakukan.
 Kondom perempuan akan menutup/melindungi daerah leher rahim, saluran vagina dan daerah-
daerah lainnya disekitar vagina.

C. Spermisida

 Spermisida adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan kimia yang
dirancang untuk membunuh sperma.
 Bentuk spermisida bermacam-macam, ada yang berbentuk busa, jeli, tablet berbusa dan
supositoria vagina.

D. Diafragma

 Diafragma adalah kubah karet lunak membentang di atas sebuah cincin fleksibel, kubah diisi
dengan krim atau jeli spermisida.
 Diafragma dimasukkan ke dalam vagina dan ditempatkan di atas leher rahim tidak lebih dari 3
jam sebelum berhubungan seksual.

E. Cap serviks

 Tutup serviks adalah secangkir kecil yang terbuat dari karet lateks atau plastik.
 Tutup serviks diisi dengan krim atau jeli spermisida dan dimasukkan ke dalam vagina dan
ditempatkan di atas leher rahim.

F. Kontrasepsi Sponge

 Spons adalah jenis kontrasepsi berbentuk piring yang terbuat dari busa poliuretan.

4. Metode Hormonal
Kontrasepsi metode hormonal

Metode hormonal terdiri atas beberapa jenis kontrasepsi yang berbentuk pil, patch, cincin,
implan ataupun obat-obatan yang dapat memproduksi hormon estrogen dan atau progesteron.
Metode hormonal bekerja dengan cara sebagai berikut:

1. Mencegah indung telur melepaskan telur setiap bulannya,


2. Mempertebal lendir di leher rahim sehingga menyulitkan sperma untuk mencapai atau
menembus sel telur,
3. Penipisan lapisan rahim yang mengurangi kemungkinan telur dibuahi.

Alat kontrasepsi jenis hormonal tidak dapat melindungi dari terjadinya penularan penyakit
seksual. Berikut ini beberapa jenis alat kontrasepsi dengan metode hormonal, yaitu:

A. Pil KB

 Pil KB adalah jenis kontrasepsi yang diminum setiap hari seperti yang ditentukan oleh petugas
KB

B. Depo Provera

 Depo provera adalah suntikan yang diberikan oleh petugas KB untuk mencegah kehamilan
selama tiga bulan berjalan.

C. Lunelle

 Lunelle adalah kontrasepsi jenis suntikan yang diberikan petugas KB untuk mencegah kehamilan
selama satu bulan.

D. Nuva Ring / Cincin

 Nuva ring merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang berbentuk cincin fleksibel yang
dimasukkan ke dalam vagina selama tiga minggu, dilepas selama satu minggu, kemudian diganti
dengan yang baru.
 Nuva ring akan memproduksi hormon estrogen dan progesteron ke dalam tubuh.

E. Ortho Evra patch

 Sebuah patch akan di tempelkan langsung pada kulit untuk membangun hormon pada sisi yang
bersentuhan dengan kulit.
 Setiap minggu selama tiga minggu pertama patch di tempatkan di pinggul, bokong dan daerah
lengan atas.
 Minggu ke empat lepaskan patch untuk memungkinkan periode menstruasi terjadi.

F. Intrauterine Device (IUD)


 IUD adalah jenis kontrasepsi berbentuk perangkat plastik kecil berisi tembaga atau hormon dan
dimasukkan ke dalam rahim oleh seorang ahli medis.
 IUD tidak menghentikan sperma memasuki rahim tapi mengubah lendir serviks sehingga
mengurangi kemungkinan terjadinya fertilisasi.

5. Metode Withdraw dan Sterilisasi

Metode kontrasepsi withdraw/penarikan dan sterilisasi dapat mencegah kehamilan tapi tidak
mencegah penularan penyakit seksual.

A. Withdraw

 Termasuk jenis kontrasepsi alami dimana penis ditarik dari vagina sesaat sebelum ejakulasi
terjadi

B. Sterilisasi

 Sterilisasi adalah kontrasepsi yang dilakukan dengan menutup saluran tuba yang membawa sel
telur dari ovarium ke rahim. Prosedurnya disebut ligasi tuba.
 Sterilisasi pada pria dilakukan dengan menutup tabung yang membawa sperma, prosedurnya
disebut vasektomi.

Ada banyak pilihan untuk menunda atau mengatur kelahiran, jenis-jenis kontrasepsi tersebut
diciptakan untuk pria dan wanita, tetapi meski demikian terkadang ada yang cocok dan ada yang
tidak. Karena itu sebelum menggunakan salah satu alat kontrasepsi di atas anda perlu
berkonsultasi dengan petugas KB.

Demikian informasi singkat beberapa jenis alat kontrasepsi yang bisa dipilih dalam rangka
mencegah atau pun menunda kehamilan terjadi, semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai