SKRIPSI
MONICA J PARDEDE
1206321351
MONICA J PARDEDE
1206321351
NPM : 1206321351
Tanda Tangan
iii
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
SURAT PERNYATAAN
NPM 1206321351
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Monica J Pardede
V
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Email : monica_junain@yahoo.com
Riwayat Pendidikan
Riwayat Pekerjaan
2011 2012 : Bidan Pelaksana di RSIA Kemang Medical Care, Jakarta Selatan
Syallom
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena
atas izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dilakukan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana
Kesehatan Masyarakat (SKM) Peminatan Kesehatan Reporoduksi di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa banyak
sekali bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. dr. Sabarinah B Prasetyo, MSc, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran serta kesabaran untuk mengarahkan
dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak drs. Anwar Hassan, MPH, selaku penguji dalam yang telah
menyediakan waktu serta memberikan kritik dan saran untuk skripsi ini.
3. Ibu dr. Luknis Sabri, SKM, selaku penguji luar yang telah menyediakan waktu
serta memberikan kritik dan saran untuk skripsi ini.
4. Ibu Rimbun, selaku Kepala Diklat Puskesmas Kecamatan Kramat Jati yang
telah menyediakan waktu untuk pengambilan data skripsi ini.
5. Para Dosen dan Staf di FKM UI atas bimbingan dan waktunya selama penulis
menempuh pendidikan di kampus FKM UI
8. My Best Boy, terima kasih banyak ya bang, atas segala bantuan dan
dukungannya selama ini.
Monica J Pardede
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data {database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat d i : Depok
Pada tanggal: 07 Juli 2015
Yang menyata^an,
Monica J Pardede
IX
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ABSTRAK
In RPJMN 2009 - 2014 stated that in order to accelerate the fertility control is
through the use of contraception is more geared to the LTM. This study aims to
determine the factors that influence the selection of IUD as one of the long term
contaceptive method using cross sectional design. The population is all active in
both IUD acceptors and Non IUD in Puskesmas Subdistrict Kramat Jati, East
Jakarta than in January-April 2015. Sampling was done by means of systematic
random. Data processed using univariate and bivariate with the Chi-Square test
and the level significance of meaning = 0.05. The results showed that the
proportion of respondents who use the IUD is at 42.1% and 57.9% Non IUD.
Bivariate data analysis results showed statistically significant variables
associated with the election of IUD's age, number of children are still alive, the
knowledge, the support of her husband, completeness availability of
contraceptives and birth attendant / midwife, while unrelated are knowledge and
attitude. This study suggests to optimize the delivery of information to the couples
of childbearing age through counseling and change the public perception of the
negative perception IUD .
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 5
1.3. Pertanyaan Penelitian ........................................................... 5
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................. 6
1.5. Manfaat Penelitian ............................................................... 6
1.6. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 7
BAB 6 PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
3
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
2
Tabel 1.1
Distribusi Persentase Peserta KB yang Mengalami Masalah dengan
Alat/ Cara KB yang Digunakan, Menurut Metode yang Dipakai
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa IUD merupakan salah satu
metode MKJP yang paling sedikit menimbulkan keluhan dibandingkan pil,
suntikan dan implant/susuk. Hasil penelitian Susanti (2013) menunjukkan
beberapa alasan yang berkaitan dengan rendahnya penggunaan kontrasepsi
implant di Puskesmas Srondol, antara lain adanya perasaan takut yang dilihat dari
pemasangan / saat dilakukan insisi, khawatir terkait dengan biaya mahal
pemasangan implant.
1
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
3
IUD merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi non hormonal dan
termasuk alat kontrasepsi jangka panjang yang ideal dalam upaya menjarangkan
kehamilan. Keuntungan pemakaian IUD yakni hanya memerlukan satu kali
pemasangan untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah,
aman karena tidak mempunyai pengaruh sistematik yang beredar keseluruh tubuh,
tidak mempengaruhi produksi ASI dan kesuburan cepat kembali setelah IUD
dilepas (BKKBN, 2003).
Kecenderungan penggunaan alat dan obat kontrasepsi di Indonesia belum
berbasis pada pertimbangan tiga hal penting, yaitu rasionalitas, efektifitas dan
efisiensi. Makin menurunnya peserta Intra Uterine Device (IUD) atau Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), dan meningkatnya pengguna pil dan suntik
serta animo yang tinggi terhadap implant merupakan salah satu bukti kesertaan
masyarakat dalam ber-KB belum mempertimbangkan ketiga hal penting tersebut.
Selain itu, walaupun tingkat pengetahuan masyarakat tinggi, namun pengetahuan
masyarakat tentang keluarga berencana baru mampu menyebutkan jenis alat dan
obat kontrasepsi, sedangkan informasi penting sebelum masyarakat memutuskan
menggunakan alat kontrasepsi tertentu seperti efek samping, kontra indikasi,
kelebihan dan kekurangannya belum dipahami sepenuhnya oleh masyarakat
(BKKBN, 2006).
Pada saat ini alat kontrasepsi jangka panjang terutama AKDR/IUD
merupakan salah satu cara kontrasepsi yang paling populer dan diterima oleh
program keluarga berencana di setiap negara. Haimovich (2009), melaporkan
bahwa kontrasepsi yang paling populer dikalangan wanita di Eropa adalah IUD,
sebagian besar digunakan oleh wanita yang sudah mempunyai anak dan tidak
ingin menambah anak lagi, dan setengah responden mengatakan alasan
menggunakan IUD karena nyaman dan sedikit mengalami keluhan berupa gejala
fisik. SDKI 2007 memperlihatkan pemakaian IUD merupakan yang paling banyak
digunakan oleh para wanita menikah, yaitu sekitar 4%, yang kedua adalah MOW,
berikutnya implant dan MOP. Analisis lanjut (BKKBN, 2011) menunjukkan
bahwa sebagian besar responden yang menggunakan MKJP adalah wanita PUS
yang berumur lebih dari 30 tahun, jumlah anak lebih dari 1 atau sama dengan 3
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
4
anak, lama menikah lebih dari 10 tahun, memiliki tingkat pendidikan tamat SMA
ke atas, bertempat tinggal di kota.
Pada Riskesdas 2013 proporsi penggunaan alat/cara KB dengan MKJP di
DKI Jakarta masih tergolong rendah (10,2%) dibandingkan dengan provinsi Bali
(24,6%). Persentase WUS yang berstatus kawin yang sedang menggunakan KB
di provinsi DKI Jakarta adalah sebesar 57,59% (SUSENAS, 2013). Adapun
akseptor KB aktif yang menggunakan kontrasepsi IUD di DKI Jakarta sebesar
225.979 (21,52%) , dan kontrasepsi implant sebesar 83.717 (7,97%) (Profil
Kesehatan Indonesia 2013), sedangkan pada tahun 2012 yang menggunakan
kontrasepsi IUD sebesar 227.322 (21,29%) dan implant sebesar 78.724 (7,37%)
(Profil Kesehatan Indonesia 2012). Hal ini tidak menunjukkan kenaikan yang
signifikan. Pada tahun 2013 kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah
suntikan (46,87%) dan IUD kontrasepsi sebanyak 11,41% (BKKBN, 2014).
Kotamadya Jakarta Timur memiliki 88 puskesmas yang terdiri dari 9
puskesmas kecamatan dan 79 puskesmas kelurahan. Berdasarkan data yang ada di
Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2013, jumlah peserta KB aktif yang
menggunakan kontrasepsi suntikan sebanyak 21.219 (44,58%), pil 11.315
(23,77%), sedangkan IUD sebanyak 9.750 (20,48%). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa jumlah akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi IUD masih lebih
rendah dibandingkan dengan kontrasepsi suntikan dan pil. (Profil Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati, 2013).
Banyak faktor yang mempengaruhi akseptor dalam hal memilih alat
kontrasepsi IUD ini. Menurut Bertrand (1980) penggunaan kontrasepsi
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor sosio demografi, faktor sosio psikologi,
dan faktor dari pelayanan kesehatan. Penelitian Nawirah, dkk (2013)
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi wanita PUS dalam
penggunaan KB IUD adalah faktor umur, pengetahuan, efek samping dan
dukungan suami. Menurut Davis dan Blake (1956), faktor-faktor sosial, ekonomi
dan budaya yang mempengaruhi fertilitas akan melalui variabel antara yang salah
satunya adalah menggunakan atau tidak menggunakan kontrasepsi. Berdasarkan
penjelasan diatas, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian agar
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
5
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
6
1.4. Tujuan
1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan
kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun
2015.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
7
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
9
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
9
2.1.3. Sasaran KB
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
10
2.2. Kontrasepsi
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
11
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
12
2.3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) / Intra Uterine Device (IUD)
2.3.1. Pengertian
Alat kontrasepsi dalam rahim atau yang dikenal dengan IUD (Intra
Uterine Devices) merupakan kontrasepsi non hormonal yang dipasang di rahim.
IUD bisa bertahan dalam rahim dan terus menghambat pembuahan sampai 10
tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti (BKKBN, 2009).
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
13
AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim
yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, yang dapat dipakai oleh
semua wanita usia reproduktif (Handayani, 2010). AKDR ada yang diselubungi
oleh kawat halus terbuat dari tembaga dan mengandung hormon levonorgestrel
(Andrews, 2010).
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
14
2.3.4. Keuntungan
IUD memiliki efektifitas yang cukup tinggi untuk mencegah kehamilan
dalam jangka waktu yang lama. Angka kehamilan IUD berkisar antara 1,5 3 per
100 wanita pada tahun pertama dan menjadi lebih rendah pada tahun tahun
berikutnya (Mochtar, 1998).
IUD juga nyaman digunakan dan tidak perlu lagi mengingat-ingat waktu
untuk kontrolnya dalam waktu yang dekat. Memiliki efek samping yang rendah
(CuT-380A), biaya yang efektif murah. IUD tidak mempengaruhi kualitas dan
volume ASI. IUD juga dapat dipasang segera setelah melahirkan atau setelah
abortus (apabila tidak terjadi infeksi). IUD dapat digunakan sampai menopause (1
tahun atau lebih setelah haid terakhir). (Robert et al, 2004)
2.3.5. Kerugian
IUD memiliki efek samping yang umum terjadi yaitu perubahan siklus
haid (umumnya 3 bulan pertama dan kemudian akan berkurang), haid lebih lama
dan banyak, perdarahan dan spotting antar menstruasi, saat haid terasa lebih sakit.
Komplikasi lain adalah merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya, perforasi
dinding uterus (sangat jarang terjadi apabila pemasangan benar). IUD tidak
mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual) termasuk HIV/AIDS. IUD tidak baik
digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan. Ada
kemungkinan IUD keluar dari uterus tanpa diketahui, oleh karena itu akseptor
IUD harus memeriksa benang IUD dari waktu ke waktu (Mochtar, 1998).
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
15
IUD juga dapat dipakai pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan
seperti perokok, pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat
adanya infeksi, sedang memakai antibiotika atau anti kejang, gemuk atau kurus,
dan ibu menyusui.
Ibu dalam keadaan penderita tumor jinak payudara, penderita kanker
payudara, pusing, sakit kepala, hipertensi, varises di tungkai atau vulva, penyakit
jantung, pernah menderita stroke, menderita diabetes, penyakit empedu dan hati,
malaria, epilepsi, penyakit tiroid juga dapat memakai IUD (Saifuddin, 2006).
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
16
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
17
Sociodemographic factors
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
18
penting antara lain adalah ukuran keluarga ideal, pentingnya nilai anak
laki-laki, sikap terhadap KB, komunikasi suami istri, persepsi terhadap
kematian anak, sikap dan kepercayaan tersebut perlu untuk mencegah
isu yang berhubungan termasuk segi pelayanan dan efek samping
kontrasepsi.
3. Faktor yang berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan
Program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) merupakan salah
satu faktor praktis yang dapat diukur bila pelayanan KB tidak tersedia.
Beberapa faktor yang berhubungan dengan pelayanan KB antara lain
keterlibatan dalam kegiatan yang berhubungan dengan KB, tentang
sumber kontrasepsi, jarak ke tempat pelayanan dan keterlibatan dengan
media massa. Karakteristik pasangan seperti umur, jumlah dan jenis
kelamin anak, serta frekuensi hubungan seksual juga mungkin
mempengaruhi. Kepentingan faktor-faktor ini mungkin berubah dari
waktu ke waktu karena keinginan pasangan untuk mengganti metode
kontrasepsi yang digunakan. Tidak semua faktor ini sama pentingnya
pada tiap pasangan. Pemilihan metode kontrasepsi mungkin juga
dipengaruhi oleh informasi yang diterima dari teman atau kerabat.
Kadang-kadang informasi yang diberikan tidak benar, sehingga
menimbulkan kesalahan pengertian tentang penggunaan kontrasepsi.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
19
kontrasepsi, dan variabel kehamilan terdiri dari mortalitas janin yang disengaja
dan tidak disengaja.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
20
2.5.1 Usia
Usia adalah lamanya waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan). (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Usia merupakan variabel
penting yang mempunyai pengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi, usia
wanita mempunyai hubungan dengan pemakaian IUD dimana semakin tua usia
wanita tersebut maka proporsi wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD
semakin besar (BKKBN, 2000).
Penelitian Myrvete Pacarada (2009) di Kosova menyebutkan 37,78%
wanita yang memilih metode kontrasepsi IUD adalah berusia antara 36 40 tahun
dan IUD dipasang setelah melahirkan anak ketiga (51,65 kasus). Sebanyak 82,12
% wanita menggunakan IUD selama lebih dari 3 tahun tanpa ada keluhan.
Nawirah, dkk (2014) juga menyebutkan faktor yang berhubungan dengan
pemilihan kontrasepsi IUD adalah umur, pengetahuan, dan efek samping.
Menurut SDKI 2012, pemakaian alat kontrasepsi pada wanita kawin kelompok
umur 15-19 tahun dan 45-49 tahun lebih rendah dibandingkan mereka berumur
20-44 tahun. Wanita muda cenderung untuk memakai alat kontrasepsi modern
jangka pendek seperrti suntikan dan pil KB. Sementara mereka yang lebih tua
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
21
cenderung untuk memakai kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan sterilisasi
wanita.
2.5.2 Pendidikan
Pemakaian alat kontrasepsi modern akan meningkat seiring dengan tingkat
pendidikan wanita (BKKBN, 2000), sedangkan menurut SDKI tahun 2012
semakin tinggi pendidikan seorang wanita maka semakin banyak pula mereka
mendapatkan pengetahuan tentang KB Modern dan wanita yang mempunyai
pendidikan rendah akan lebih cenderung kurang mendapatkan informasi tentang
kontrasepsi.
Hasil penelitian Yusuf (2001) di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera
Selatan, menyatakan bahwa ada hubungan antara proporsi penggunaan MKJP
oleh responden yang berpendidikan tinggi. Ibu yang berpendidikan tinggi
mempunyai kemungkinan 3 kali lebih besar untuk menggunakan MKJP
dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini sejalan dengan
penelitian Zanzibar (2003) yang mengatakan bahwa responden dengan pendidikan
tamat SLTA keatas berpeluang 2,69 kali memakai IUD dibanding responden
pendidikan tamat SD ke bawah.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
22
Hasil penelitian Zehan (2009) menyatakan akseptor IUD yang mempunyai anak
banyak (45,6%) lebih kecil dibanding akseptor Non IUD (51,5%)
2.5.4 Pengetahuan
Pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD adalah merupakan salah satu
faktor yang dapat menentukan seseorang untuk menggunakan alat kontrasepsi
khususnya IUD. Pada umumnya pengetahuan tentang alat/cara KB IUD yang
meningkat, akan diikuti oleh makin tingginya tingkat pemakaian kontrasepsi IUD.
Cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu adalah mencari
informasi terlebih dahulu tentang cara-cara Kb berdasarkan informasi yang
lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi,
sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan
efisien (Bappenas, 2004).
Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk
mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik,
maka kepatuhan dalam melaksanakan program KB akan meningkat dan
sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB
berkurang (Notoadmodjo, 2003).
Penelitian Zanzibar (2003) diperoleh persentase pengetahuan rendah
(76,9%) cenderung memakai alat kontrasepsi Non IUD dan persentase
pengetahuan tinggi (63,3%) memakai alat kontrasepsi IUD. Sebelum sesorang
mengadopsi perilaku baru, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat
perilaku tersebut bagi dirinya dan keluarganya. Pengetahuan seseorang biasanya
dipengaruhi dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya
media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster,
kerabat dekat dan sebagainya. (Notoadmodjo, 2003)
2.5.5 Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
23
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
24
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
25
Sedangkan peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat ini memakai
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan. Cakupan
peserta KB aktif adalah perbandingan antara jumlah peserta KB aktif dengan PUS
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan peserta KB aktif
menunjukkan tingkat pemanfaatan kontrasepsi diantara PUS. Cakupan peserta KB
aktif di wilayah kerja Puksesmas Kramat Jati tahun 2013 sebesar 99.62%,
mengalami peningkatan dibandingkan dengna pencapaian tahun 2012 (88.9%).
Dari jumlah PUS yang aktif menggunakan KB dapat kita lihat jenis kontrasepsi
yang digunakan akseptor KB. Hal tersebut dapat kita lihat pada tabel berikut ini :
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
26
Tabel 2.1
Peserta KB Aktif
Tabel 2.2
Jumlah Sarana Tempat Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati Tahun 2013
Cawang 1 2 4 14 4 3
Cililitan 1 1 6 4 0 1
Krama Jati 2 3 13 14 8 8
Balekambang 1 0 4 7 3 4
Batu Ampar 1 0 0 38 0 0
Kp.Tengah 2 0 5 17 4 1
Dukuh 1 2 1 11 1 0
Total 9 8 33 105 20 17
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
27
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 3
KERANGKA TEORI, KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
30
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
29
Mortalitas
F
Norma E
LINGKUNGAN
Struktur sosial tentang R
Sosiodemografi dan ekonomi besar T
keluarga I
Sosiopsikologi Pemilihan L
kontrasepsi I
T
Faktor Norma tentang
A
Pelayanan pemilihan
S
Kesehatan kontrasepsi
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
30
Variabel Bebas
Pendidikan
Usia Dukungan
suami Variabel Terikat
Jumlah anak
masih hidup
Ketersediaan petugas
KB Pemilihan
kontrasepsi
Ketersediaan alat KB IUD
IUD
Pengetahuan
dan sikap ibu
tentang IUD
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
31
Dependen : Jenis alat kontrasepsi dalam rahim Wawancara Kuesioner 1: IUD (pakai IUD) Nominal
Pemilihan alat yang digunakan akseptor untuk dan Buku D08 2:Non IUD (tidak pakai
kontrasepsi pencegahan kehamilan (BKKBN, Register IUD
IUD 1992) Puskesmas
Independen : Lama hidup responden dari lahir Wawancara Kuesioner 1 : <20 tahun Ordinal
Usia sampai dilakukan penelitian A03 2 : 20-35 tahun
(Arikunto.S, 2006) 3 : >35 tahun
Pendidikan Tingkat pendidikan formal terakhir Wawancara Kuesioner 1:Tinggi (jika tamat Ordinal
yang ditamatkan oleh akseptor A06 SLTA, akademi, PT) `
dengan memperoleh ijazah 2: Rendah (jika tidak
tamat SLTA
Jumlah anak Jumlah anak yang dilahirkan ibu Wawancara Kuesioner 1 : Banyak, jika jumlah Ordinal
masih hidup dan masih hidup sampai saat B01, B02 anak >2
diwawancara 2 : Sedikit, jika jumlah
anak2
Pengetahuan Pengetahuan ibu tentang Wawancara Kuesioner 1:Baik, jika responden Ordinal
kontrasepsi, jangka waktu IUD, C01 C09 menjawab ya median
kontraindikasi, efek samping, 2:Kurang, jika responden
waktu pemasangan, dan jadwal menjawab ya < median
kontrol IUD. (Cut off point : median)
Jumlah pertanyaan ada 60, dimana
nilai tertinggi 94.8 dan nilai
terendah 77.4
Sikap ibu Bagaimana responden menyikapi Wawancara Kuesioner 1:Negatif, jika responden Ordinal
tentang alat tentang kontrasepsi IUD dimana E01 E09 menjawab setuju < mean
IUD pernyataan tentang kontrasepsi 2:Positif, jika responden
IUD ada 9 yang terdiri dari menjawab setuju mean
pernyataan positif dan negatif, (Cut off point : mean)
dimana nilai minimum 21 dan nilai
maksimum 27
Kelengkapan Penilaian akseptor tentang Wawancara Kuesioner 1 : Lengkap, jika Ordinal
alat persediaan/kelengkapan alat C07, C10 responden menjawab
kontrasepsi kontrasepsi yang tersedia di median
IUD Puskesmas Kecamatan Kramat Jati 2 : Tidak lengkap, jika
responden menjawab
<median
Ketersediaan Ada atau tidaknya bidan atau Wawancara Kuesioner 1 : Tersedia Ordinal
bidan /petugas petugas pelayanan KB pada saat G01 G03, 2 : Kurang tersedia
pelayanan KB PUS hendak memasang dan G06 G08
pencabutan IUD
Dukungan Persetujuan yang diberikan suami Wawancara Kuesioner 1 : Mendukung Ordinal
keluarga pada istri untuk menggunakan IUD F01 F05 2 : Tidak mendukung
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 4
METODE PENELITIAN
35
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
33
representatif populasi yang dijadikan sumber informasi bagi data yang diperlukan
untuk menjawab masalah penelitian dengan kriteria inklusi :
a. Merupakan penduduk pasangan usia subur yang terdaftar di wilayah
kerja puskesmas Kecamatan Kramat Jati
b. Pasangan Usia Subur (PUS) merupakan peserta aktif KB IUD maupun
non IUD
c. Bersedia mengisi kuesioner
Z
n =
d
Keterangan :
n = besar sampel
Z = nilai sebaran normal baku, besarnya tergantung tingkat
= 97 orang
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
34
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
35
Tabel 4.1
Jumlah sampel masing-masing kelurahan
Balekambang 28 7
Batu Ampar 77 20
Dukuh 10 2
Kramat Jati 71 18
Cililitan 57 15
Cawang 10 2
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
36
Pasangan Usia Subur (PUS) yang menjadi akseptor KB aktif baik IUD maupun
non IUD.
4.5.3. Instrumen
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang telah
dilakukan uji coba. Kuesioner berisi pertanyaan terstruktur yang berkaitan dengan
karakteristik individu (umur, jumlah anak masih hidup, pendidikan akseptor),
pengetahuan akseptor tentang IUD, sikap ibu tentang IUD, ketersediaan alat
kontrasepsi IUD, ketersediaan bidan/petugas KB dan dukungan suami. kuesioner
ini telah dilakukan uji coba
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
37
5. Tabulasi Data
Adalah proses mengelompokkan data ke dalam suatu tabel tertentu
untuk memudahkan analisis data berdasarkan sifat yang dimilikinya,
sesuai dengan tujuan penelitian serta dapat menghitung jumlah kasus
dalam berbagai kategori.
Kemudian data akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Dalam setiap
judul tabel dan grafik akan dikhususkan untuk Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2015.
Keterangan :
x : nilai chi square
O : frekuensi yang diamati (observeb)
E : frekuensi yang diharapkan (expected)
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
38
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Kontrasepsi yang digunakan oleh responden dalam penelitian ini ada dua
kategori yaitu IUD dan Non IUD. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
IUD 45 42.1
Berdasarkan tabel diatas, responden yang paling banyak adalah yang memilih
kontrasepsi Non IUD (57.9%), dan selebihnya memilih kontrasepsi IUD
(42.1%)
42
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
40
Usia
Pendidikan
Tamat SD 8 7.5
Tamat PT 3 2.8
Anak banyak(>2anak) 15 14
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
41
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
42
7. Metode KB yang tersedia di Puskesmas 2 1.9
a. MOW 2 1.9
b. MOP 38 35.5
c. Implant 79 73.8
d. IUD 96 89.7
e. Suntik KB 105 98.1
f. Pil KB 74 69.2
g. Kondom 2 1.9
h. Tidak tahu
8. Waktu yang tepat untuk pemasangan spiral
a. Waktu sedang haid 3 2.8
b. Segera setelah menstruasi 49 45.8
c. Setelah melahirkan 6 5.6
d. Tidak tahu 53 49.5
9. Kontrol ulang setelah pemasangan spiral
a. Satu minggu 15 14
b. Tiga bulan 25 23.4
c. Setiap enam bulan 57 53.3
d. Bila ada keluhan/perdarahan 51 47.7
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai mean 85.65, median 85.44, nilai
minimum 77.4, nilai maksimum 94.8, Standar Deviasi (SD) 3.57, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi IUD cenderung
baik. Dari hasil mean, maka pengetahuan dibagi menjadi 2 berdasarkan cut off
point mean yaitu pengetahuan baik dan kurang baik, seperti yang terlihat pada
tabel di bawah ini :
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
43
Dari sembilan pernyataan sikap tentang IUD diatas ada yang positif dan ada
yang negatif. Pernyataan positif adalah nomor 1,2,3,4,7,8,9 sedangkan pernyataan
negatif adalah nomor 5 dan 6. Dari setiap responden yang menjawab diperoleh
nilai skor terendah 9 dan skor tertinggi 36. Setelah skor dibalik untuk yang
pernyataan negatif maka dari total skor diperoleh nilai mean 41.9, nilai median
41.7, nilai minimum 33.33, nilai maksimum 50, Standar Deviasi (SD) 3.28. Sikap
dibagi menjadi 2, yaitu sikap negatif dan sikap positif. Untuk sikap negatif
terhadap IUD diberi nilai satu dan untuk sikap positif terhadap IUD diberi nilai
dua, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini :
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
44
Berdasarkan tabel diatas, yang memiliki sikap negatif terhadap IUD lebih
banyak (73.8%) daripada yang memiliki sikap positif terhadap IUD (26.2%).
Dukungan suami
Mendukung 58 54.2
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
45
(n = 107)
Lengkap 42 39.3
Ada 37 34.6
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
46
n % n % N % ( 95% CI )
Usia
Pendidikan
Jumlah anak
Berdasarkan tabel di atas dari tiga responden yang berusia kurang dari 20
tahun tidak ada yang menggunakan kontrasepsi IUD. Dari 80 responden yang
berusia 20-35 tahun, ada 22 (27.5%) responden yang memilih kontrasepsi IUD
dan dari 24 responden yang berusia lebih dari 35 tahun, mayoritas memilih
kontrasepsi IUD (95.8%). Dapat disimpulkan bahwa semakin tua usia responden
maka semakin banyak yang memilih kontrasepsi IUD (95.8%).
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
47
diperoleh nilai p = 0.430, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan pendidikan
dengan pemilihan kontrasepsi IUD.
n % n % N % ( 95% CI )
Pengetahuan
Sikap
Dukungan suami
37 63.8 21 36.2 58 100 0.000 9.03
Mendukung
8 16.3 41 83.7 49 100 (3.571-22.833)
Tidak mendukung
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
48
Ketersediaan petugas KB
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.001, maka
dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara ketersediaan alat
kontrasepsi yang lengkap dan tidak lengkap dengan pemilihan kontrasepsi IUD.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
49
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 6
PEMBAHASAN
58
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
51
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
52
proporsi wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD semakin besar. Tetapi
bertentangan dengan dengan penelitian Fitri (2012) yang mengatakan tidak ada
hubungan yang bermakna antara usia ibu dengan pemilihan kontrasepsi IUD.
Penelitian Myrvete Pacarada (2009) di Kosova menyebutkan 37,8%
wanita yang memilih metode kontrasepsi IUD adalah berusia antara 36 40 tahun
dan IUD dipasang setelah melahirkan anak ketiga (51,65 kasus). Sebanyak
82,12% wanita menggunakan IUD selama lebih dari 3 tahun tanpa ada keluhan.
Nawirah, dkk (2014) juga menyebutkan faktor yang berhubungan dengan
pemilihan kontrasepsi IUD adalah umur, pengetahuan, dan efek samping.
Menurut SDKI 2012, pemakaian alat kontrasepsi pada wanita kawin kelompok
umur 15-19 tahun dan 45-49 tahun lebih rendah dibandingkan mereka berumur
20-44 tahun. Wanita muda cenderung untuk memakai alat kontrasepsi modern
jangka pendek seperti suntikan dan pil KB. Sementara mereka yang lebih tua
cenderung untuk memakai kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan sterilisasi
wanita.
Sesuai dengan teori Saifuddin (2010) bahwa usia PUS di atas 35 tahun
dianjurkan menggunakan kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi yaitu KB non
hormonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usia mempunyai hubungan yang
positif dengan pemilihan jenis kontrasepsi, dimana seiring tingginya tingkat
kematangan atau usia responden akan diikuti kenaikan dalam pemilihan jenis alat
kontrasepsi non hormonal.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
53
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
54
Variabel jumlah anak masih hidup yang digunakan dalam penelitian ini
merujuk pada jumlah anak masih hidup yang dimiliki responden pada saat
wawancara dilakukan. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji chi-square
diperoleh hasil yang signifikan (pValue 0.00) yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara jumlah anak masih hidup dengan pemilihan kontrasepsi IUD.
Banyaknya anak merupakan salah satu faktor pasangan suami istri tersebut
memilih menggunakan alat kontrasepsi. Hal ini sesuai dengan teori Bertrand
(1980) bahwa ukuran keluarga ideal merupakan salah satu faktor sosio-demografi
yang berpengaruh terhadap penggunaaan kontrasepsi.
Secara teoritis, akseptor yang mempunyai jumlah anak >2 orang
(multipara) dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi IUD (Saifuddin, 2006).
Pasangan suami istri yang telah mempunyai anak kurang dari 3 orang dalam
kebijakan pembangunan keluarga sejahtera, dianjurkan untuk mengikuti cara-cara
pencegahan kehamilan dengan mengikuti program KB yaitu dengan maksud
menjarangkan kehamilannya sedangkan yang telah mempunyai anak lebih dari
tiga orang dengan umur diatas 30 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri
kehamilannya dengan metode yang efektif dengan efek samping yang ringan
(BKKBN, 2013). Peningkatan tingkat pendidikan umumnya akan berdampak pada
tingkat kelahiran yang rendah karena pendidikan tinggi akan mempengaruhi usia
kawin yang tinggi sehingga masa reproduksinya menjadi lebih pendek. Lebih
lanjut, dalam hubungan dengan pemilihan kontrasepsi, pendidikan akseptor dapat
mempengaruhi dalam pemilihan jenis kontrasepsi yang salah satunya IUD.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
perilaku terbuka. Pada umumnya makin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara
responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang IUD dengan pemilihan
kontrasepsi IUD (pValue = 0,000). Responden yang memakai kontrasepsi IUD
lebih banyak yang berpengetahuan baik daripada yang berpengetahuan kurang
mengenai kontrasepsi IUD. Hasil analisis penelitian ini didukung oleh tingkat
pendidikan formal responden yang mayoritas tamat SMA.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
55
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Endah Winarni, dkk
(2000) yang menyatakan selain umur ibu, faktor lain yang mempengaruhi
pemakaian IUD adalah pengetahuan ibu akan IUD. Pemberian informasi IUD
mempunyai hubungan dengan pemakaian IUD, semakin banyak wanita menerima
KIE IUD, semakin tinggi proporsi wanita yang menggunakan IUD (BKKBN,
2009).
Menurut teori Bloom (1908), pengetahuan itu merupakan hasil dari cari
tahu sebelum seseorang mengadopsi perilaku atau norma baru. Mereka terlebih
dahulu mencari tahu apa arti dan manfaat perilaku tersebut bagi dirinya dan
keluarganya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang
kontrasepsi IUD maka akan lebih memilih memakai kontrasepsi IUD, sedangkan
seseorang yang mempunyai pengetahuan kurang maka akan kecil kemungkinan
untuk memilih memakai kontrasepsi IUD (Notoadmodjo,2003).
Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri,
orang lain, obyek atau isu. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan
mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak
memihak pada objek tertentu. Berdasarkan hasil penelitian mengenai sikap,
diperoleh data bahwa responden di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta
Timur yang bersikap positif terhadap IUD sebanyak 9 orang (32.1%) dan yang
bersikap negatif sebanyak 36 orang (45.6%). Dari analisis statistik tidak ada
hubungan yang bermakna antara sikap yang positif tentang IUD dengan pemilihan
kontrasepsi IUD. Responden yang memiliki sikap positif tentang IUD mempunyai
peluang 0.57 untuk memilih kontrasepsi IUD dibandingkan dengan responden
yang memiliki sikap negatif tentang IUD.
Sikap adalah suatu kecenderungan seseorang terhadap objek tertentu, bisa
juga perasaan mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut. Tetapi sikap
positif atau mendukung saja tanpa ditunjang faktor lain belum tentu memastikan
seseorang untuk melakukan sesuatu. Misalnya seorang ibu mempunyai sikap
positif terhadap MKJP/IUD dengan pengetahuan yang cukup, namun tidak diikuti
dengan motivasi yang positif, tentu hal ini akan menyebabkan ibu tersebut tidak
menggunakan MKJP/IUD.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
56
Secara teori sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu rangsangan atau stimulus sehingga manifestasi sikap tidak
dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang tertutup.
Menurut penelitian Prameisti (2014), sikap yang negatif terhadap program KB
ditunjukkan tentang keamanan dari alat kontrasepsi. Menurut Soeharti (2000) hal-
hal yang dapat menumbuhkan sikap negatif pada kontrasepsi IUD adalah adanya
isu yang sangat tidak menyenangkan tentang kontrasepsi IUD, sehingga hal
tersebut dapat berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi IUD.
Dukungan adalah sokongan, penunjang, bantuan. Dalam hal ini adalah
sokongan, duk ungan, bantuan suami sebagai pasangan hidup dari akseptor dalam
menentukan keputusan pilihan terhadap tindakan yang akan dilakukan yaitu jenis
pemilihan kontrasepsi yang digunakan.
Berdasarkan hasil analisis data bivariat menunjukkan bahwa responden
yang mendapat dukungan suami sebanyak 37 orang (63.8%) memilih IUD dan 21
orang (36.2%) non IUD. Hasil uji statistik dengan Chi-Square pada = 0.05
didapatkan nilai P Value 0.001 sehingga memperlihatkan ada hubungan yang
signifikan antara dukungna suami dengan pemilihan kontrasespsi IUD.
Kesepakatan antara suami dan istri dalam pengambilan keputusan
khususnya dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sangat
dibutuhkan. Para suami diharapkan dapat berpikir logis untuk melindungi istrinya
dengan mengizinkan istrinya ber KB dengan memilih salah satu alat kontrasepsi
yang sesuai dengan kondisinya atau dirinya sendiri ikut serta dalam ber-KB
(Wikojoastro, 2005). Peran suami dalam keluarga sangat dominan dan memegang
kekuasaan dalam pengambilan keputusan apakah istri akan menggunakan
kontrasepsi atau tidak, karena suami dipandang sebagai pelindung, pencari nafkah
dalam rumah tangga dan pembuat keputusan. Beberapa pria mungkin tidak
menyetujui pasangan untuk menjadi akseptor KB karena mereka belum
mengetahui dengan jelas cara kerja alat kontrasepsi yang ditawarkan dan suami
khawatir akan kesehatan istrinya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa suami
mempunyai pengaruh besar terhadap penggunaan kontrasepsi yang digunkan oleh
istrinya. (Effendi, 2008).
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
57
Program KB dapat terwujud dengan baik apabila ada dukungan dari pihak-
pihak tertentu. Menurut Pinem (2009), suami dan istri
membicarakan/mempertimbangkan secara bersama-sama untuk memilih
kontrasepsi terbaik yang disetujui bersama, saling bekerja sama dalam
penggunaan kontrasepsi, memperhatikan tanda-tanda bahaya penggunaan
kontrasepsi dan menanggung biaya untuk penggunaan kontrasepsi.
Agar dapat melaksanakan pelayanan KB sesuai dengan metode
kontrasepsi yang diberikan maka kelengkapan alat atau ketersediaan alat
merupakan hal utama yang harus dimiliki oleh tempat pelayanan KB (BKKBN,
2010). Pelayanan kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan KB yang belum
seluruhnya terintegrasi terhadap pelayanan komponen yang lain dari kesehatan
reproduksi. Ada beberapa alasan mengapa PUS tidak memanfaatkan pelayanan
kontrasepsi, yaitu karena kelengkapan alat kurang tersedia dan kurangnya jenis
alat/cara kontrasepsi sehingga ada sejumlah orang yang tidak mendapatkan
kesempatan untuk menggunakan kontrasepsi tersebut. Alasan lain adalah karena
rendahnya akses untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan keinginan
masyarakat (BKKBN,2010).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Sukmawati
(2011) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kelengkapan alat
kontrasepsi dengan pemilihan kontrasepsi IUD. Menurut asumsi peneliti,
ketersediaan alat kontrasepsi mencakup jumlah alat kontrasepsi yang tersedia serta
jenis alat kontrasepsi yang diberikan Puskesmas. Semakin banyak tersedia pilihan
alat kontrasepsi bagi klien berarti semakin baik mutu pelayanan KB. Kelengkapan
alat kontrasepsi dapat dilihat dari banyaknya pilihan jenis alat kontrasepsi yang
tersedia di Puskesmas. Dengan banyaknya pilihan kontrasepsi maka akan banyak
juga minat masyarakat untuk menggunakannya.
Bidan merupakan tenaga profesional kesehatan yang menjadi pihak
terdekat dengan calon akseptor KB karena merupakan pemberi pelayanan pertama
mulai dari KIE sampai dengan pemasangan alat kontrasepsi (Sulistyawati, 2011).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 25 orang (67.6%) yang
memilih IUD menyatakan ada/tersedia petugas KB/Bidan. Penelitian ini sejalan
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
58
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 7
7.1. Simpulan
67
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
60
7.2. Saran
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Ariawan, Iwan. Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta :
FK-UI, 2001
--------. Paket Pelatihan Pendidikan KB, Buku 2, Materi Inti Pendidikan Keluarga
Division, 1975
69
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
62
Leli Asih, Hadriah Oesman, MS. Faktor Yang Mempengaruhi Pemakaian MKJP.
Jakarta : Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, 2009
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
63
Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 162 Tahun 2010 diakses dari
www.jakarta.go.id tanggal 12 Juli 2015 jam 22.15WIB
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
64
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
INFORMED CONSENTS
Ya bersedia
Tidak bersedia
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Statistics
umur2
N Valid 107
Missing 0
Mean 30,4766
Std. Error of Mean ,66201
Median 29,0000
Std. Deviation 6,84787
Skewness ,753
Std. Error of Skewness ,234
Range 31,00
Minimum 19,00
Maximum 50,00
didik2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 8 7,5 7,5 7,5
3 38 35,5 35,5 43,0
4 58 54,2 54,2 97,2
5 3 2,8 2,8 100,0
Total 107 100,0 100,0
Frequencies
ur1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid usia 20-35 tahun 80 74,8 96,4 96,4
usia kurang dari 20 tahun 3 2,8 3,6 100,0
Total 83 77,6 100,0
Missing System 24 22,4
Total 107 100,0
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ur2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid usia 20-35 tahun 80 74,8 76,9 76,9
usia lebih dari 35 tahun 24 22,4 23,1 100,0
Total 104 97,2 100,0
Missing System 3 2,8
Total 107 100,0
didiknew
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pendidikan rendah 46 43,0 43,0 43,0
pendidikan tinggi 61 57,0 57,0 100,0
Total 107 100,0 100,0
jumlahanakhidupnew1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid anak sedikit 92 86,0 86,0 86,0
anak banyak 15 14,0 14,0 100,0
Total 107 100,0 100,0
tahu1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 65 60,7 60,7 60,7
baik 42 39,3 39,3 100,0
Total 107 100,0 100,0
sikapiudbaru
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 81 75,7 75,7 75,7
baik 26 24,3 24,3 100,0
Total 107 100,0 100,0
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
dkgansuaminew
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak mendukung 49 45,8 45,8 45,8
mendukung 58 54,2 54,2 100,0
Total 107 100,0 100,0
sediaiud
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang lengkap 65 60,7 60,7 60,7
lengkap 42 39,3 39,3 100,0
Total 107 100,0 100,0
ktrsedianpetugas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak ada 70 65,4 65,4 65,4
ada 37 34,6 34,6 100,0
Total 107 100,0 100,0
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ur1 * IUD 83 77,6% 24 22,4% 107 100,0%
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ur1 * IUD Crosstabulation
IUD
Non IUD IUD Total
ur1 us ia 20-35 tahun Count 58 22 80
% within ur1 72,5% 27,5% 100,0%
us ia kurang dari 20 tahun Count 3 0 3
% within ur1 100,0% ,0% 100,0%
Total Count 61 22 83
% within ur1 73,5% 26,5% 100,0%
Chi-Square Tests
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for tahu1
4,700 2,044 10,809
(kurang baik / baik)
For cohort IUD = Non IUD 2,025 1,313 3,121
For cohort IUD = IUD ,431 ,274 ,678
N of Valid Cases 107
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ur2 * IUD 104 97,2% 3 2,8% 107 100,0%
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ur2 * IUD Crosstabulation
IUD
Non IUD IUD Total
ur2 us ia 20-35 tahun Count 58 22 80
% within ur2 72,5% 27,5% 100,0%
us ia lebih dari 35 tahun Count 1 23 24
% within ur2 4,2% 95,8% 100,0%
Total Count 59 45 104
% within ur2 56,7% 43,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Ri sk Estim ate
95% Confidenc e
Int erval
Value Lower Upper
Odds Ratio for ur2 (usia
20-35 t ahun / usia lebih 60,636 7,718 476,412
dari 35 tahun)
For cohort IUD = Non IUD 17,400 2,542 119,093
For cohort IUD = IUD ,287 ,199 ,414
N of Valid Cases 104
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
didiknew * IUD 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
didiknew * IUD Crosstabulation
IUD
Non IUD IUD Total
didiknew pendidikan rendah Count 29 17 46
% within didiknew 63,0% 37,0% 100,0%
pendidikan tinggi Count 33 28 61
% within didiknew 54,1% 45,9% 100,0%
Total Count 62 45 107
% within didiknew 57,9% 42,1% 100,0%
Chi-Square Tests
Ri sk Estim ate
95% Confidenc e
Int erval
Value Lower Upper
Odds Ratio for didik new
(pendidikan rendah / 1,447 ,662 3,165
pendidikan tinggi)
For cohort IUD = Non IUD 1,165 ,846 1,605
For cohort IUD = IUD ,805 ,505 1,282
N of Valid Cases 107
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Case Processing Summary
Cases
Valid Mis sing Total
N Percent N Percent N Percent
jumlahanakhidupnew1 *
107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%
IUD
IUD
Non IUD IUD Total
jumlahanakhidupnew1 anak s edikit Count 60 32 92
% within
65,2% 34,8% 100,0%
jumlahanakhidupnew1
anak banyak Count 2 13 15
% within
13,3% 86,7% 100,0%
jumlahanakhidupnew1
Total Count 62 45 107
% within
57,9% 42,1% 100,0%
jumlahanakhidupnew1
Chi-Square Tests
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
jumlahanakhidupnew1
12,188 2,589 57,380
(anak s edikit / anak
banyak)
For cohort IUD = Non IUD 4,891 1,335 17,926
For cohort IUD = IUD ,401 ,285 ,566
N of Valid Cases 107
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
tahu1 * IUD Crosstabulation
IUD
Non IUD IUD Total
tahu1 kurang baik Count 47 18 65
% within tahu1 72,3% 27,7% 100,0%
baik Count 15 27 42
% within tahu1 35,7% 64,3% 100,0%
Total Count 62 45 107
% within tahu1 57,9% 42,1% 100,0%
Chi-Square Tests
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for tahu1
4,700 2,044 10,809
(kurang baik / baik)
For cohort IUD = Non IUD 2,025 1,313 3,121
For cohort IUD = IUD ,431 ,274 ,678
N of Valid Cases 107
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
sikapiudbaru * IUD 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%
IUD
Non IUD IUD Total
sikapiudbaru NEGATIF Count 45 36 81
% within sikapiudbaru 55,6% 44,4% 100,0%
POSITIF Count 17 9 26
% within sikapiudbaru 65,4% 34,6% 100,0%
Total Count 62 45 107
% within sikapiudbaru 57,9% 42,1% 100,0%
Chi-Square Tests
Ri sk Estim ate
95% Confidenc e
Int erval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
sik apiudbaru (NEGA TIF / ,662 ,264 1,659
POSITIF)
For cohort IUD = Non IUD ,850 ,604 1,195
For cohort IUD = IUD 1,284 ,718 2,297
N of Valid Cases 107
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
dkgans uaminew * IUD 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%
IUD
Non IUD IUD Total
dkgans uaminew tidak mendukung Count 41 8 49
% within dkgans uaminew 83,7% 16,3% 100,0%
mendukung Count 21 37 58
% within dkgans uaminew 36,2% 63,8% 100,0%
Total Count 62 45 107
% within dkgans uaminew 57,9% 42,1% 100,0%
Chi-Square Tests
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
dkgans uaminew (tidak
9,030 3,571 22,833
mendukung /
mendukung)
For cohort IUD = Non IUD 2,311 1,607 3,323
For cohort IUD = IUD ,256 ,132 ,497
N of Valid Cases 107
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
sediaiud * IUD 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%
IUD
Non IUD IUD Total
sediaiud kurang lengkap Count 46 19 65
% within sediaiud 70,8% 29,2% 100,0%
lengkap Count 16 26 42
% within sediaiud 38,1% 61,9% 100,0%
Total Count 62 45 107
% within sediaiud 57,9% 42,1% 100,0%
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Chi-Square Tests
Ri sk Estim ate
95% Confidenc e
Int erval
Value Lower Upper
Odds Ratio for sediaiud
(kurang lengkap / 3,934 1,732 8,939
lengkap)
For cohort IUD = Non IUD 1,858 1,226 2,816
For cohort IUD = IUD ,472 ,302 ,738
N of Valid Cases 107
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ktrsedianpetugas * IUD 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ktrsedianpetugas * IUD Crosstabulation
IUD
Non IUD IUD Total
ktrsedianpetugas tidak ada Count 50 20 70
% within
71,4% 28,6% 100,0%
ktrsedianpetugas
ada Count 12 25 37
% within
32,4% 67,6% 100,0%
ktrsedianpetugas
Total Count 62 45 107
% within
57,9% 42,1% 100,0%
ktrsedianpetugas
Chi-Square Tests
Ri sk Estim ate
95% Confidenc e
Int erval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
ktrsedianpetugas (t idak 5,208 2,200 12,330
ada / ada)
For cohort IUD = Non IUD 2,202 1,352 3,588
For cohort IUD = IUD ,423 ,274 ,652
N of Valid Cases 107
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015