Anda di halaman 1dari 100

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KECAMATAN KRAMAT JATI JAKARTA
TIMUR TAHUN 2015

SKRIPSI

MONICA J PARDEDE

1206321351

FAKULTAS KESEHATAN MASYRAKAT


PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
JULI 2015

Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015


UNIVERSITAS INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KECAMATAN KRAMAT JATI JAKARTA
TIMUR TAHUN 2015

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


Kesehatan Masyarakat

MONICA J PARDEDE

1206321351

FAKULTAS KESEHATAN MASYRAKAT


PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI
DEPOK
JUNI 2015

Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015


H A L A M A N PERNYATAAN OMSINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Monica J Pardede

NPM : 1206321351

Tanda Tangan

Tanggal : 07 Juli 2015

iii
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama Monica J Pardede

NPM 1206321351

Program Studi SI Kesehatan Masyarakat

Peminatan Kesehatan Reproduksi

Tahun Akademik : 2012/2013

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penelitian


skripsi saya yang berjudul:

"Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemiiihan Kontrasepsi lUD di


Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur Tahun
2015

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benamya.

Monica J Pardede

V
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Monica J Pardede

Tempat tanggal lahir : Balige, 09 Juni 2015

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Kerinci VI Blok AB No. 16 Depok Timur

Email : monica_junain@yahoo.com

Riwayat Pendidikan

1990 1991 : TK Santha Theresia Balige, Sumatera Utara

1991 1997 : SD Khatolik San Fransisco Balige, Sumatera Utara

1997 2000 : SMP N 4 Balige, Sumatera Utara

2000 2003 : SMU N 1 Balige, Sumatera Utara

2003 2006 : AKBID Politeknik Kesehatan Jakarta I, Jakarta

2012 sekarang : FKM UI, Peminatan Kesehatan Reproduksi, Depok

Riwayat Pekerjaan

2007 2009 : Perawat/Bidan Pelaksana di RS Pluit, Jakarta Utara

2009 2011 : Bidan Pelaksana di RS Medika Permata Hijau, Jakarta Barat

2011 2012 : Bidan Pelaksana di RSIA Kemang Medical Care, Jakarta Selatan

Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015


KATA PENGANTAR

Syallom

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena
atas izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dilakukan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana
Kesehatan Masyarakat (SKM) Peminatan Kesehatan Reporoduksi di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa banyak
sekali bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. dr. Sabarinah B Prasetyo, MSc, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran serta kesabaran untuk mengarahkan
dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak drs. Anwar Hassan, MPH, selaku penguji dalam yang telah
menyediakan waktu serta memberikan kritik dan saran untuk skripsi ini.

3. Ibu dr. Luknis Sabri, SKM, selaku penguji luar yang telah menyediakan waktu
serta memberikan kritik dan saran untuk skripsi ini.

4. Ibu Rimbun, selaku Kepala Diklat Puskesmas Kecamatan Kramat Jati yang
telah menyediakan waktu untuk pengambilan data skripsi ini.

5. Para Dosen dan Staf di FKM UI atas bimbingan dan waktunya selama penulis
menempuh pendidikan di kampus FKM UI

6. Orangtuaku tersayang, kakak dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan


doa, dukungan dan semangat.

7. Teman-teman Kesproers 2012 yang selalu bersama-sama saling bertukar


pikiran dan saling mendoakan dalam penelitian ini. Special thanks a bunch for
Sri Cahya Ningrum, teima kasih banyak mba atas bantuannya.

8. My Best Boy, terima kasih banyak ya bang, atas segala bantuan dan
dukungannya selama ini.

Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015


Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini
masih banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan,
wawasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangatlah penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Depok, 07 Juli 2015

Monica J Pardede

Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015


H A L A M A N PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASIKARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di


bawah i n i :
Nama : Monica J Pardede
NPM :1206321351

Program Studi : S-1

Peminatan : Kesehatan Reproduksi

Fakultas : Kesehatan Masyarakat

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif ( Non-exlusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

"Faktor - Faktor Yang Berhubungan dengan Pemilihan Kontrasepsi lUD di


Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur Tahun
2015"

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data {database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya.

Dibuat d i : Depok
Pada tanggal: 07 Juli 2015
Yang menyata^an,

Monica J Pardede

IX
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ABSTRAK

Nama : Monica J Pardede


Program Studi : S-1 Kesehatan Masyarakat
Judul :Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pemilihan
Kontrasepsi IUD di wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2015

Dalam RPJMN 2009 2014 tertuang bahwa dalam rangka mempercepat


pengendalian fertilitas adalah melalui penggunaan kontrasepsi yang lebih
diarahkan kepada MKJP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi IUD sebagai salah satu MKJP dengan
menggunakan desain potong lintang. Populasinya adalah semua akseptor KB aktif
baik IUD dan Non IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati
Jakarta Timur dari bulan Januari April 2015. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara random sistematik. Data diolah secara univariat dan bivariat dengan
uji Chi-Square dan tingkat kemaknaan makna = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi responden yang menggunakan
IUD adalah sebesar 42.1% dan Non IUD 57.9%. Hasil analisis data bivariat
menunjukkan variabel yang secara statistik berhubungan dengan pemilihan
kontrasepsi IUD adalah usia, jumlah anak masih hidup, pengetahuan, dukungan
suami,kelengkapan alat kontrasepsi dan ketersediaan petugas KB/Bidan,
sedangkan yang tidak berhubungan adalah pendidikan dan sikap. Penelitian ini
menyarankan untuk mengoptimalkan penyampaian informasi kepada PUS melalui
penyuluhan dan merubah persepsi masyarakat tentang anggapan negatif IUD.
Kata Kunci : PUS, Kontrasepsi, IUD, KB

Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015


ABSTRACT

Name : Monica J Pardede


Study Program : Bachelor Public Health
Title : Factors Related to Selection of Contraception IUD in the
Region Health Center Kramat Jati, East Jakarta 2015

In RPJMN 2009 - 2014 stated that in order to accelerate the fertility control is
through the use of contraception is more geared to the LTM. This study aims to
determine the factors that influence the selection of IUD as one of the long term
contaceptive method using cross sectional design. The population is all active in
both IUD acceptors and Non IUD in Puskesmas Subdistrict Kramat Jati, East
Jakarta than in January-April 2015. Sampling was done by means of systematic
random. Data processed using univariate and bivariate with the Chi-Square test
and the level significance of meaning = 0.05. The results showed that the
proportion of respondents who use the IUD is at 42.1% and 57.9% Non IUD.
Bivariate data analysis results showed statistically significant variables
associated with the election of IUD's age, number of children are still alive, the
knowledge, the support of her husband, completeness availability of
contraceptives and birth attendant / midwife, while unrelated are knowledge and
attitude. This study suggests to optimize the delivery of information to the couples
of childbearing age through counseling and change the public perception of the
negative perception IUD .

Keywords : Couples of childbearing age, Contraception, IUDs, Family Planning

Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................... vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................... viii
ABSTRAK .............................................................................................. ix
ABSTRACT .......................................................................................... x
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xv
DAFTAR BAGAN ................................................................................ xvii
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 5
1.3. Pertanyaan Penelitian ........................................................... 5
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................. 6
1.5. Manfaat Penelitian ............................................................... 6
1.6. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keluarga Berencana .............................................................. 8


2.1.1. Definisi KB ................................................................. 8
2.1.2. Tujuan KB .................................................................. 8
2.1.3. Sasaran KB ................................................................. 9
2.2. Kontrasepsi............................................................................. 10
2.2.1. Pengertian Kontrasepsi ............................................... 10
2.2.2. Tujuan Pelayanan Kontrasepsi ................................... 10
2.2.3. Akseptor KB menurut Sasarannya ............................. 10

Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015


2.2.4. Memilih Kontrasepsi ...................................................... 12
2.2.5. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ............................. 12
2.3. AKDR/ Intra Uterine Devices (IUD) ...................................... 12
2.3.1. Pengertian IUD ....................................................... ...... 12
2.3.2 Jenis IUD ....................................................................... 13
2.3.3. Cara Kerja IUD ............................................................. 13
2.3.4. Keuntungan IUD .......................................................... 14
2.3.5. Kerugian IUD ............................................................... 14
2.3.6. Persyaratan Pemakaian ................................................. 14
2.3.7. Kontra Indikasi ............................................................. 15
2.3.8. Efektifitas IUD ............................................................. 15
2.3.9. Waktu Pemasangan IUD ............................................... 16
2.3.10. Waktu periksa/Kontrol IUD ....................................... 16
2.3.11. Sebelum Pemasangan IUD ......................................... 16
2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi ............. 17

2.4.1. Teori Bertrand .............................................................. 17


2.4.2.Teori Davis dan Blake .................................................. 18
2.4.3. Teori Freedman ........................................................... 19
2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan

Kontrasepsi IUD ................................................................... 20

2.5.1. Usia ............................................................................. 20


2.5.2. Pendidikan .................................................................. 21
2.5.3. Jumlah Anak ............................................................... 21
2.5.4. Pengetahuan ................................................................ 22
2.5.5. Sikap ........................................................................... 22
2.5.6. Kelengkapan alat kontrasepsi...................................... 23
2.5.7. Ketersediaan Petugas KB/Bidan ................................. 24

Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015


2.5.8. Dukungan Suami ........................................................ 24
2.6. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Kramat Jati Jakarta Timur .................................................... 25

2.6.1. Keadaan Penduduk ....................................................... 25


2.6.2 Pelayanan Kontrasepsi ............................................... 25
2.6.3. Sarana dan Prasarana .................................................. 26

BAB 3 KERANGKA TEORI, KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Teori ..................................................................... 28


3.2. Kerangka Konsep ................................................................. 29
3.3. Definisi Operasional ............................................................ 31

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian ................................................................... 32


4.2. Lokasi danWaktu Penelitian ................................................. 32
4.2.1. Lokasi Penelitian ........................................................ 32
4.2.2. Waktu Penelitian ........................................................ 32
4.3. Populasi Penelitian ............................................................. 32
4.4. Sampel Penelitian................................................................... 32
4.4.1. Besar Sampel .............................................................. 33
4.4.2. Teknik Pengambilan Sampel....................................... 34
4.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 35
4.5.1. Persiapan Penelitian ................................................... 35
4.5.2. Sumber Data .............................................................. 35
4.5.3. Instrumen ................................................................... 36
4.6. Pengolahan Data .................................................................. 36
4.7. Teknik Analisis Data ........................................................... 37

Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015


BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1. Pemilihan Kontrasepsi IUD .................................................. 39


5.2. Gambaran Sosio Demografi .................................................. 39
5.3. Gambaran Sosio Psikologi .................................................... 40
5.4. Gambaran Faktor Pelayanan Kesehatan ............................... 44
5.5. Hubungan Faktor Sosio Demografi dengan Pemilihan
Kontrasepsi IUD .................................................................. 46
5.6. Hubungan Faktor Sosio Psikologi dengan Pemilihan

Kontrasepsi IUD ................................................................... 47

5.7. Hubungan Faktor Pelayanan Kesehatan dengan Pemilihan

Kontrasepsi IUD ................................................................. 48

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 50


6.2. Implikasi Hasil Penelitian ................................................... 51

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan ............................................................................ 59


7.2. Saran .................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Distribusi Persentase Peserta KB yang Mengalami


Masalah dengan Alat/Cara KB yang Digunakan,
Menurut Metode yang dipakai ....................................... 2
Tabel 2.1 Jumlah peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi ...... 26
Tabel 2.2. Jumlah sarana tempat kesehatan .................................... 26
Tabel 3.1 Definisi Operasional ...................................................... 31
Tabel 4.1 Jumlah sampel masing-masing kelurahan ...................... 35
Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan pemilihan alat
kontrasepsi IUD dan Non IUD ..................................... 39
Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan faktor sosio
demografi ..................................................................... 40
Tabel 5.3 Pengetahuan ibu tentang IUD berdasarkan
jawaban benar..................................................................... 41
Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu
tentang IUD ....................................................................... 42
Tabel 5.5 Gambaran Sikap Ibu terhadap kontrasepsi IUD .............. 43
Tabel 5.6 Distribusi responden berdasarkan sikap ibu terhadap
IUD ................................................................................. 43
Tabel 5.7 Distribusi pengetahuan berdasarkan dukungan suami ..... 44
Tabel 5.8 Distribusi responden berdasarkan faktor pelayanan
kesehatan ...... ............................................................... 45
Tabel 5.9 Distribusi responden menurut faktor sosio
demografi dan pemilihan kontrasepsi IUD ................... 46
Tabel 5.10 Distribusi responden menurut faktor sosio psikologi
dan pemilihan kontrasepsi IUD .................................... 47
Tabel 5.11 Distribusi responden menurut faktor pelayanan
kesehatan dan pemilihan kontrasepsi IUD .................... 48

Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015


Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Tiga Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan


Kontrasepsi.................................................................. 17
Bagan 2.2 Kerangka Analisis Sosiologis tentang Fertilitas ............ 20
Bagan 3.1 Kerangka Teori .............................................................. 29
Bagan 3.2 Kerangka Konsep Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Pemilihan Kontrasepsi IUD .......................................... 30

Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015


DAFTAR SINGKATAN

ASFR : Age Specific Fertility Rate


BKKBN : Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional
BPS : Badan Pusat Statistik
CPR : Contraceptive Prevalence Rate
DKI : Daerah Khusus Ibukota
HIV/AIDS : Human Immuno Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrom
IMS : Infeksi Menular Seksual
IUD : Intra Uterine Devices
KB : Keluarga Berencana
KKB : Kependudukan dan Keluarga Berencana
LTCM : Long Time Contraception Method
MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
NHS : National Health Service
PRP : Penyakit Radang Panggul
PUS : Pasangan Usia Subur
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
SDKI : Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
TFR : Total Fertility Rate
WHO : World Health Organization
WUS : Wanita Usia Subur

Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Persetujuan (Informed Concent)


Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS

Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015


2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia merupakan urutan
ke empat di dunia dengan jumlah penduduk terbanyak, dimana urutan pertama
Cina (1.357 juta jiwa), India (1.277 juta jiwa), Amerika Serikat (316 juta jiwa),
dan Indonesia (249 juta jiwa). Indonesia mengalami peningkatan jumlah
penduduk menjadi sebesar 251 juta jiwa pada tahun 2014 dari 249 juta jiwa di
tahun 2013 (Population Reference Bureau, 2013,2014). Hasil estimasi jumlah
penduduk pada tahun 2013 sebesar 248.422.956 jiwa, yang terdiri jumlah
penduduk laki-laki sebesar 125.058.484 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
sebesar 123.364.472 jiwa (Profil Kesehatan Indonesia, 2013). Laju pertumbuhan
penduduk Indonesia meningkat pada tahun 2010 sebesar 1,49% dari 1,40% di
tahun 2000 (BKKBN, 2014).
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut akan berpengaruh
kepada tingkat kehidupan dan kesejahteraan penduduk. Untuk menanggulangi
masalah tersebut, pemerintah telah mencanangkan program Keluarga Berencana
(KB) sebagai program nasional (BKKBN, 2007). Pada pembangunan keluarga
berencana nasional terwujudnya Keluarga Berkualitas 2015 adalah seluruh
keluarga Indonesia mempunyai anak ideal, sehat, berpendidikan, dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa (BKKBN, 2006).
BKKBN sebagai lembaga pemerintah di Indonesia mempunyai tugas
untuk mengendalikan fertilitas melalui pendekatan empat pilar program, yaitu
Program Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Reproduksi (KR), Keluarga
Sejahtera (KS), dan Peberdayaan Keluarga (PK). Dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2009-2014, tertuang bahwa dalam
rangka mempercepat pengendalian fertilitas melalui penggunaan kontrasepsi,
program keluarga berencana nasional di Indonesia lebih diarahkan kepada Metode

1
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
3

Kontrasepsi Jangka Panjang (BKKBN, 2009). Penggunaan kontrasepsi


merupakan salah satu upaya dalam Program Keluarga Berencana untuk
pengendalian fertilitas atau menekan pertumbuhan penduduk yang paling efektif.
Di dalam pelaksanaannya diupayakan agar semua metode atau alat kontrasepsi
yang disediakan dan ditawarkan kepada masyarakat memberikan manfaat optimal
dengan meminimalkan efek samping maupun keluhan yang ditimbulkan

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
2

(BKKBN,2009). Salah satu yang mempengaruhi kepuasan dalam menggunakan


alat/cara KB adalah masalah /efek samping yang timbul. Tabel di bawah ini
menunjukkan data mengenai masalah yang timbul dalam pemakaian alat/cara KB
menurut metode yang dipakai.

Tabel 1.1
Distribusi Persentase Peserta KB yang Mengalami Masalah dengan
Alat/ Cara KB yang Digunakan, Menurut Metode yang Dipakai

Masalah utama yang Pil IUD Suntikan Implant


dihadapi /Susuk
Tidak ada 85,9 95,2 78,1 86,5
Berat badan naik 1,6 0,3 2,6 1,1
Berat badan turun 0,5 0,1 0,9 0,1
Perdarahan 0,5 0,5 0,8 0,4
Hipertensi 0,2 0,0 0,3 0,3
Pusing kepala 5,8 0,7 6,1 2,9
Mual 2,7 0,2 0,4 0,1
Tidak haid 0,2 0,1 6,2 2,1
Lemah/letih 0,3 0,7 0,7 0,7
Lainnya 2,1 2,0 3,8 5,9
Tidak tahu 0,1 0,0 0,1 0,0
Jumlah 100 100 100 100
Sumber : SDKI 2007

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa IUD merupakan salah satu
metode MKJP yang paling sedikit menimbulkan keluhan dibandingkan pil,
suntikan dan implant/susuk. Hasil penelitian Susanti (2013) menunjukkan
beberapa alasan yang berkaitan dengan rendahnya penggunaan kontrasepsi
implant di Puskesmas Srondol, antara lain adanya perasaan takut yang dilihat dari
pemasangan / saat dilakukan insisi, khawatir terkait dengan biaya mahal
pemasangan implant.

1
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
3

IUD merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi non hormonal dan
termasuk alat kontrasepsi jangka panjang yang ideal dalam upaya menjarangkan
kehamilan. Keuntungan pemakaian IUD yakni hanya memerlukan satu kali
pemasangan untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah,
aman karena tidak mempunyai pengaruh sistematik yang beredar keseluruh tubuh,
tidak mempengaruhi produksi ASI dan kesuburan cepat kembali setelah IUD
dilepas (BKKBN, 2003).
Kecenderungan penggunaan alat dan obat kontrasepsi di Indonesia belum
berbasis pada pertimbangan tiga hal penting, yaitu rasionalitas, efektifitas dan
efisiensi. Makin menurunnya peserta Intra Uterine Device (IUD) atau Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), dan meningkatnya pengguna pil dan suntik
serta animo yang tinggi terhadap implant merupakan salah satu bukti kesertaan
masyarakat dalam ber-KB belum mempertimbangkan ketiga hal penting tersebut.
Selain itu, walaupun tingkat pengetahuan masyarakat tinggi, namun pengetahuan
masyarakat tentang keluarga berencana baru mampu menyebutkan jenis alat dan
obat kontrasepsi, sedangkan informasi penting sebelum masyarakat memutuskan
menggunakan alat kontrasepsi tertentu seperti efek samping, kontra indikasi,
kelebihan dan kekurangannya belum dipahami sepenuhnya oleh masyarakat
(BKKBN, 2006).
Pada saat ini alat kontrasepsi jangka panjang terutama AKDR/IUD
merupakan salah satu cara kontrasepsi yang paling populer dan diterima oleh
program keluarga berencana di setiap negara. Haimovich (2009), melaporkan
bahwa kontrasepsi yang paling populer dikalangan wanita di Eropa adalah IUD,
sebagian besar digunakan oleh wanita yang sudah mempunyai anak dan tidak
ingin menambah anak lagi, dan setengah responden mengatakan alasan
menggunakan IUD karena nyaman dan sedikit mengalami keluhan berupa gejala
fisik. SDKI 2007 memperlihatkan pemakaian IUD merupakan yang paling banyak
digunakan oleh para wanita menikah, yaitu sekitar 4%, yang kedua adalah MOW,
berikutnya implant dan MOP. Analisis lanjut (BKKBN, 2011) menunjukkan
bahwa sebagian besar responden yang menggunakan MKJP adalah wanita PUS
yang berumur lebih dari 30 tahun, jumlah anak lebih dari 1 atau sama dengan 3

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
4

anak, lama menikah lebih dari 10 tahun, memiliki tingkat pendidikan tamat SMA
ke atas, bertempat tinggal di kota.
Pada Riskesdas 2013 proporsi penggunaan alat/cara KB dengan MKJP di
DKI Jakarta masih tergolong rendah (10,2%) dibandingkan dengan provinsi Bali
(24,6%). Persentase WUS yang berstatus kawin yang sedang menggunakan KB
di provinsi DKI Jakarta adalah sebesar 57,59% (SUSENAS, 2013). Adapun
akseptor KB aktif yang menggunakan kontrasepsi IUD di DKI Jakarta sebesar
225.979 (21,52%) , dan kontrasepsi implant sebesar 83.717 (7,97%) (Profil
Kesehatan Indonesia 2013), sedangkan pada tahun 2012 yang menggunakan
kontrasepsi IUD sebesar 227.322 (21,29%) dan implant sebesar 78.724 (7,37%)
(Profil Kesehatan Indonesia 2012). Hal ini tidak menunjukkan kenaikan yang
signifikan. Pada tahun 2013 kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah
suntikan (46,87%) dan IUD kontrasepsi sebanyak 11,41% (BKKBN, 2014).
Kotamadya Jakarta Timur memiliki 88 puskesmas yang terdiri dari 9
puskesmas kecamatan dan 79 puskesmas kelurahan. Berdasarkan data yang ada di
Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2013, jumlah peserta KB aktif yang
menggunakan kontrasepsi suntikan sebanyak 21.219 (44,58%), pil 11.315
(23,77%), sedangkan IUD sebanyak 9.750 (20,48%). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa jumlah akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi IUD masih lebih
rendah dibandingkan dengan kontrasepsi suntikan dan pil. (Profil Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati, 2013).
Banyak faktor yang mempengaruhi akseptor dalam hal memilih alat
kontrasepsi IUD ini. Menurut Bertrand (1980) penggunaan kontrasepsi
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor sosio demografi, faktor sosio psikologi,
dan faktor dari pelayanan kesehatan. Penelitian Nawirah, dkk (2013)
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi wanita PUS dalam
penggunaan KB IUD adalah faktor umur, pengetahuan, efek samping dan
dukungan suami. Menurut Davis dan Blake (1956), faktor-faktor sosial, ekonomi
dan budaya yang mempengaruhi fertilitas akan melalui variabel antara yang salah
satunya adalah menggunakan atau tidak menggunakan kontrasepsi. Berdasarkan
penjelasan diatas, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian agar

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
5

diketahui apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan KB IUD


terhadap masyarakat sebagai sasaran dari program pelayanan KB di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur tahun 2015 dikarenakan
jumlah akseptor KB IUD masih rendah dibandingkan dengan jenis alat/cara
kontrasepsi lain.

1.2. Rumusan masalah


Salah satu alat kontrasepsi yang bisa menekan lajunya pertambahan
penduduk dan penting bagi kesehatan reproduksi ibu adalah kontrasepsi IUD
(Intra Uterine Device). Kontrasepsi ini mempunyai keuntungan tingkat
kegagalannya sangat rendah yaitu kurang lebih satu persen (1%) dan masa
kerjanya juga panjang. Namun demikian minat masyarakat khususnya PUS
dalam penggunaan IUD sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari angka
penggunaaan IUD lebih kecil dibandingkan dengan alat kontrasepsi yang lain di
Puskesmas Kecamatan kramat Jati. Sementara itu belum diketahui faktor faktor
yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD di wilayah tersebut.
Berdasarkan masalah tersebut maka ingin diketahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemilihan KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kramat Jati
Jakarta Timur tahun 2015. Faktor tersebut menurut Bertrand (1980) terdiri dari
faktor sosio demografi yang mencakup usia, pendidikan, jumlah anak yang masih
hidup, faktor sosio psikologi yang terdiri dari pengetahuan dan sikap ibu terhadap
KB serta dukungan suami dan faktor pelayanan kesehatannya yaitu ketersediaan
alat dan petugas KB/Bidan.

1.3. Pertanyaan Penelitian


Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2015?

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
6

1.4. Tujuan
1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan
kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun
2015.

1.4.2. Tujuan Khusus


a. Mengetahui gambaran sosio demografi, sosio psikologi, dan faktor
pelayanan kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat
Jati tahun 2015
b. Menganalisis faktor sosio demografi dengan pemilihan kontrasepsi IUD
di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2015
c. Menganalisis faktor psiko sosiologi dengan pemilihan KB IUD di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2015
d. Menganalisis faktor pelayanan kesehatan dengan pemilihan kontrasepsi
IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2015

1.5. Manfaat Penelitian


1.5.1. Manfaat Teoritis Akademik
Dapat menganalisa permasalahan yang ada di masyarakat terutama pada
pemilihan KB IUD dan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama
di bangku perkuliahan.

1.5.2. Manfaat Aplikatif


Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat terutama
pasangan usia subur tentang manfaat kontrasepsi IUD agar mereka
memahami tentang apa manfaat, serta kelebihan dari kontrasepsi IUD
sehingga mereka termotivasi untuk menggunakan kontrasepsi IUD.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
7

1.5.3. Manfaat Kebijakan


Untuk Kemenkes dan BKKBN dapat membuat kebijakan baru dan
melakukan monitoring serta evaluasi terhadap pelayanan KB dan bagi
Puskesmas penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi dalam
memberikan pelayanan KB IUD sehingga dapat meningkatkan penggunaan
KB IUD yang merupakan kontrasepsi efektif dan berjangka waktu panjang.

1.6. Ruang Lingkup


Penelitian ini diadakan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang
berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati. Penelitian ini dilakukan terhitung dari bulan Mei hingga
Juni 2015.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keluarga Berencana

2.1.1. Definisi Keluarga Berencana

Program Keluarga Berencana merupakan salah satu program pemerintah


yang pada awalnya diatur berdasarkan Undang - Undang N0. 10 Tahun 1992,
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera,
namun dalam perkembangannya telah disempurnakan dengan terbitnya Undang-
Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, begitu pula pada pengertian keluarga berencana sudah
ditetapkan (BKKBN, 2010). Dalam UU No.10 Tahun 1992 Keluarga Berencana
adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera.

Dalam UU No. 52 Tahun 2009, Keluarga Berencana (KB) merupakan


upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Keluarga Berencana (KB)
adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang dinginkan
(Sulistyawati, 2011), mengatur dan membatasi kelahiran, baik untuk sementara
agar dapat dicapai jarak yang diharapkan antara dua kelahiran, maupun untuk
selamanya agar dapat mencegah bertambahnya anak, demi kesejahteraan keluarga
(BKKBN, 2010)

2.1.2. Tujuan Keluarga Berencana

Tujuan keluarga berencana menurut BKKBN (2012) adalah meningkatkan


derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada
umumnya. Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan

9
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
9

angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan


untuk meningkatkan reproduksi. Berdasarkan tujuan BKKBN 2012 dapat
disimpulkan bahwa kerja keras yang dilaksanakan BKKBN secara nasional di
tahun 2012 sudah berhasil namun belum maksimal. Karena berdasarkan hasil
sementara SDKI 2012 mengisyaratkan bahwa indikator pembangunan
Kependudukan dan Keluarga Berencana yang menjadi tanggung jawab BKKBN
seperti TFR, ASFR, CFR dan Unmeet need belum tercapai.

Pelayanan KB yang berkualitas dan merata memiliki kedudukan yang


strategis, yaitu sebagai bagian dari upaya komprehensif untuk menurunkan AKI
dan sebagai bagian dari program KKB. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pada Pasal 78 menyatakan bahwa
pelayanan kesehatan dalam KB dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi
pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas
dan pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas
pelayanan, alat dan obat dalam memberikan pelayanan KB yang aman, bermutu
dan terjangkau oleh masyarakat (Kemenkes, 2013).

2.1.3. Sasaran KB

Untuk mencapai tujuan pelayanan KB, maka penggarapan program


nasional keluarga berencana diarahkan pada 2 bentuk sasaran. Sasaran langsung,
yaitu para pasangan usia subur (PUS) agar mereka menjadi peserta Keluarga
Berencana sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas. Sasaran
tidak langsung yaitu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga kemasyarakatan,
instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap proses
pembentukan sistem nilai di kalangan masyarakat yang dapat mendukung usaha
pelembagaan norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (Mochtar, 1998).

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
10

2.2. Kontrasepsi

2.2.1. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,


sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang
dan sel sperma (sel pria) yang dapat mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi
itu adalah menghindari dan mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat dari
pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma (Hartanto, 2003).

Kontrasepsi atau alat/cara KB adalah upaya untuk mencega terjadinya


kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara (Reversible) dan permanen
(Irreversible). Bila dilihat beerdasarkan kandungannya, kontrasepsi dapat
dibedakan sebagai kontrasepsi hormonal (pil, suntikan, implant dan akhir-akhir ini
baru diperkenalkan IUD-mirena atau LNG-IUS) dan kontrasepsi non-hormonal
(kondom, IUD-Tcu, dan metode kontap) (BKKBN,2009)

2.2.2. Tujuan Pelayanan Kontrasepsi

Menyediakan pelayanan, cara dan alat kontrasepsi dalam rangka


memberikan perlindungan terhadap PUS dari kehamilan adalah tujuan umum dari
pelayanan kontrasepsi. Sedangkan yang menjadi tujuan khususnya adalah
meningkatkan dan mengembangkan jalur pelayanan kontrasepsi, melakukan
pengamatan kualitas dan kuantitas alat kontrasepsi dan meningkatkan dan
mengembangkan teknis medis pelayanan kontrasepsi (Hartanto, 1996).

2.2.3. Akseptor KB menurut sasarannya


Menurut Hartanto (2003), akseptor adalah pasangan usia subur yang salah
seorang menggunakan atau memakai salah satu jenis alat kontrasepsi untuk
mencegah kehamilan. Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh
kebijaksanaan untuk mencapai sasaran yaitu fase oleh PUS dengan usia istri
kurang dari 20 tahun. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan adalah memiliki
reversibilitas yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan terjamin hampir 100 %,
karena pada masa ini peserta belum mempunyai anak dan memiliki efektifitas

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
11

yang tinggi, karena kegagalan akan menyebabkan terjadinya kehamilan dengan


resiko tinggi dan kegagalan ini merupakan kegagalan program.
Kedua adalah fase menjarangkan kehamilan terjadi pada usia 20-30/35
tahun. Fase ini adalah periode yang paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah
anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun. Kriteria kontrasepsi
yang diperlukan adalah efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi karena pasangan
masih mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3-4 tahun sesuai jarak
kelahiran yang direncanakan, serta tidak menghambat produksi ASI. Kontrasepsi
yang cocok dan disarankan adalah IUD sebagai pilihan utama, disusul suntik KB,
pil KB atau implant.
Ketiga adalah fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan.
Alasan menghentikan kesuburan adalah ibu dengan usia diatas 30 tahun
dianjurkan untuk tidak hamil/ tidak punya anak lagi, karena alasan medis dan
alasan lainnya. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang
mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat
menyebabkan kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Di samping itu,
jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk mempunyai anak lagi, pilihan
utama yang cocok dan disarankan adalah kontap. Pil tidak dianjurkan karena usia
ibu yang relatif tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya akibat sampingan
dan komplikasi
(Hartanto, 2006)

2.2.4. Memilih kontrasepsi


Metode kontrasepsi yang ideal adalah metode yang aman pemakaiannya
dan dapat dipercaya, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat bila
digunakan. Memiliki daya guna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan
aturannya akan dapat mencegah terjadinya kehamilan. Dapat diterima oleh banyak
orang dan mudah pelaksannaanya (BKKBN, 2009). Kontrasepsi juga harganya
mesti murah, supaya dapat dijangkau masyarakat luas. Bila metode kontrasepsi
dihentikan penggunaannya, klien akan kembali kesuburannya kecuali kontrasepsi
mantap (Mochtar, 1998).

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
12

2.2.5. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)


Metode kontrasepsi menurut jangka waktu pemakaiannya dibagi atas dua
kelompok, yaitu metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan metode
kontrasepsi non-MKJP. Metode kontrasepsi jangka panjang merupakan
kontrasepsi yang dapat dipakai dalam jangka waktu lama lebih dari 2 tahun,
efektif, dan efisisen untuk tujuan pemakaian menjarangkan kelahiran, lebih dari 3
tahun atau mengakhiri kehamilan atau sudah tidak ingin tambah anak lagi
(BKKBN, 2009). Hal yang sama diungkap oleh Prawiroharjo (1999), bahwa
metode kontrasepsi jangka panjang merupakan kontrasepsi yang dapat bertahan
antara tiga tahun sampai seumur hidup, seperti IUD, Implant/susuk KB, dan
sterilisasi pada pria/wanita.
Dilihat dari angka kegagalannya, metode MKJP dilaporkan terjadi pada 0-
2 per 1000 penggunanya, sedangkan metode non MKJP dilaporkan terjadi pada
lebih dari 10 per 1000 pengguna. Terlihat bahwa metode MKJP lebih efektif
untuk dapat mencegah terjadinya kehamilan pada penggunannya dibandingkan
non-MKJP (BKKBN,2009).
Berbeda dengan di negara Eropa, NHS Information Center (2009),
mendefinisikan bahwa MKJP yang disebut Long Acting Contraception Methode
adalah metode kontrasepsi yang penggunaaannya tidak setiap hari sebagaimana
pil KB atau tidak setiap kali melakukan sanggama seperti kondom. Kontrasepsi
jangka panjang dikelompokkan berdasarkan cara kerjanya, yaitu reversible dan
irreversible. Dalam lima tahun terkahir, pemakaian MKJP atau Long Acting
Reversible Contraception di Eropa meningkat dan yang paling diminati adalah
IUD

2.3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) / Intra Uterine Device (IUD)
2.3.1. Pengertian
Alat kontrasepsi dalam rahim atau yang dikenal dengan IUD (Intra
Uterine Devices) merupakan kontrasepsi non hormonal yang dipasang di rahim.
IUD bisa bertahan dalam rahim dan terus menghambat pembuahan sampai 10
tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti (BKKBN, 2009).

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
13

AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim
yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, yang dapat dipakai oleh
semua wanita usia reproduktif (Handayani, 2010). AKDR ada yang diselubungi
oleh kawat halus terbuat dari tembaga dan mengandung hormon levonorgestrel
(Andrews, 2010).

2.3.2. Jenis IUD


Ada beberapa jenis IUD, yaitu CuT-380A, Lippes Loop, Multi Load 250,
Cooper seven (7), dan Nova T. CuT-380A berukuran kecil, kerangka dari plastik
yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari
tembaga (Cu). Lippes Loop bentuknya disesuaikan dengan bentuk rongga rahim,
dibuat dari batang plastik yang dilengkungkan secara bolak-balik. Multi Load
250, bentuknya seperti kipas dan dililiti logam tembaga, jenis terbarunya juga
mengandung perak (ML Cu 375). Ada tiga jenis ukuran multiload yaitu standar,
small dan mini. Cooper seven (7), bentuknya seperti angka 7 dan diteliti logam
tembaga. (Mansjoer, 2001)
Dua jenis IUD terbaru yang telah disetujui pemakaiannya adalah
progesteron, alat yang menyerupai huruf T terbuat dari plastik permable dan
mengandung progesterone pada batangnya yang harus diganti setiap tahun dan
tembaga T 380 alat dari plastik berbentuk T yang mengandung tembaga dan dapat
bertahan selama 4 tahun (Pilliteri, 2002).

2.3.3. Cara Kerja


Adapun cara kerja dari AKDR/IUD adalah menghambat kemampuan
sperma untuk masuk ke tuba fallopi, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum
mencapai cavum uteri. IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum
bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi
perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi. IUD juga dapat
mencegah implantasi telur dalam uterus (Mochtar, 1998). AKDR yang
mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir serviks hingga menghalangi
pergerakan sperma (Mansjoer, 2001)

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
14

2.3.4. Keuntungan
IUD memiliki efektifitas yang cukup tinggi untuk mencegah kehamilan
dalam jangka waktu yang lama. Angka kehamilan IUD berkisar antara 1,5 3 per
100 wanita pada tahun pertama dan menjadi lebih rendah pada tahun tahun
berikutnya (Mochtar, 1998).
IUD juga nyaman digunakan dan tidak perlu lagi mengingat-ingat waktu
untuk kontrolnya dalam waktu yang dekat. Memiliki efek samping yang rendah
(CuT-380A), biaya yang efektif murah. IUD tidak mempengaruhi kualitas dan
volume ASI. IUD juga dapat dipasang segera setelah melahirkan atau setelah
abortus (apabila tidak terjadi infeksi). IUD dapat digunakan sampai menopause (1
tahun atau lebih setelah haid terakhir). (Robert et al, 2004)

2.3.5. Kerugian
IUD memiliki efek samping yang umum terjadi yaitu perubahan siklus
haid (umumnya 3 bulan pertama dan kemudian akan berkurang), haid lebih lama
dan banyak, perdarahan dan spotting antar menstruasi, saat haid terasa lebih sakit.
Komplikasi lain adalah merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya, perforasi
dinding uterus (sangat jarang terjadi apabila pemasangan benar). IUD tidak
mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual) termasuk HIV/AIDS. IUD tidak baik
digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan. Ada
kemungkinan IUD keluar dari uterus tanpa diketahui, oleh karena itu akseptor
IUD harus memeriksa benang IUD dari waktu ke waktu (Mochtar, 1998).

2.3.6 Persyaratan pemakaian


Ada beberapa persyaratan pemanfaatan kontrasepsi IUD, yaitu akseptor
yang dapat menggunakan kontrasepsi IUD adalah antara lain: usia reproduktif,
keadaan nullipara, menginginkan kontrasepsi jangka panjang, menyusui yang
menginginkan menggunakan kontrasepsi, setelah melahirkan abortus dan tidak
terlihatnya adanya infeksi, resiko rendah dari IMS, tidak menghendaki metode
hormonal, tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
15

IUD juga dapat dipakai pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan
seperti perokok, pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat
adanya infeksi, sedang memakai antibiotika atau anti kejang, gemuk atau kurus,
dan ibu menyusui.
Ibu dalam keadaan penderita tumor jinak payudara, penderita kanker
payudara, pusing, sakit kepala, hipertensi, varises di tungkai atau vulva, penyakit
jantung, pernah menderita stroke, menderita diabetes, penyakit empedu dan hati,
malaria, epilepsi, penyakit tiroid juga dapat memakai IUD (Saifuddin, 2006).

2.3.7 Kontra indikasi


Mansjoer (2001) mengatakan bahwa ibu yang tidak boleh menggunakan
alat kontrasepsi IUD adalah dengan keadaan mutlak seperti kehamilan, infeksi
aktif traktus genitalia, tumor traktus genitalia, metroragia. Dalam keadaan relatif
juga ibu tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi IUD seperti kehamilan uterus
(mioma, polip, jaringnan parut bekas seksio), insufisiensi serviks uteri, tumor
ovarium, gonore, servisitis, dismenore, stenosis kanalis servikali, dan panjang
kavum uteri kurang dari 6,5 cm. Pada keadaan riwayat infeksi panggul, fibroid,
endometriosis, nullipara, dismenorhea atau menorhagia, pengobatan dengan
menggunakan penisilinamin dapat mengurangi keefektifitas tembaga, anemia
berat, penyakit jantung rematik juga tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi
IUD (Andrews, 2010)

2.3.8 Efektifitas IUD


Efektifitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas yaitu berapa lama
IUD tetap tinggal in-utero tanpa ekspulsi spontan, terjadinya kehamilan dan
pengangkatan atau pengeluaran karena alasan medis atau pribadi. Efektifitas dari
bermacam-macam IUD tergantung pada ukuran, bentuknya dan mengandung Cu
atau progesteron. Juga tergantung pada akseptornya yaitu umur, paritas dan
frekuensi senggama. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu
umur dan paritas diketahui, makin tua usia, makin rendah angka kehamilan,
ekspulsi dan pengeluaran/pengangkatan IUD. Makin muda, terutama nulligravida
maka makin tinggi ekspulsi dan pengangkatan IUD (Hartanto, 2003).

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
16

2.3.9 Waktu pemasangan IUD


Penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada waktu dalam siklus haid, yang
dapat dipastikan klien tidak hamil. Dapat juga dipasangan pada hari pertama
sampai ke -7 siklus haid, segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau
setelah empat minggu pasca persalinan, setelah terjadinya keguguran (segera atau
dalam waktu tujuh hari) apabila tidak ada gejala infeksi dan satu sampai lima hari
setelah senggama yang tidak dilindungi (Saifuddin,2003)

2.3.10 Waktu periksa / kontrol IUD


Kontrol IUD ini penting dalam rangka pengayoman medis, sosiologis dan
psikologis akseptor dengan tujuan untuk mengetahui posisi IUD dan rahim,
apakah terjadi efek samping, komplikasi atau kegagalan, atau apakah IUD perlu
diganti dengan yang baru atau jenis lain. Pemeriksaan ulang dapat dilakukan oleh
akseptor sendiri dengan melihat atau merasakan apakah benang kelihatan atau
terasa sewaktu menstruasi atau di tempat pelayanan KB dengan memakai
spekulum, dapat dilihat benang dan keadaan serviks. Pemeriksaan ulang secara
rutin dilakukan pada 1 bulan pasca pemasangan, tiga bulan kemudian, setiap 6
bulan berikutnya, atau bila ada keluhan (Mochtar, 1998)

2.3.11 Sebelum pemasangan IUD


Sebelum dilakukan pemasangan IUD, penjelasan lengkap mengenai
keuntungan dan kerugian metode tersebut harus dilakukan, dengan menggunakan
leaflet dalam mendukung informasi verbal. Prosedur pemasangan harus
dijelaskan. Analgesik dapat diresepkan atau diberikan 20-30 menit sebelum
pemasangan dilakukan guna membantu menurunkan nyeri akibat kram yang
menyerupai kram saat haid. Sebaiknya pasien disarankan untuk makan satu jam
atau lebih sebelum dilakukan pemasangan IUD, klien harus didorong untuk
mengosongkan pemasangan IUD dilakukan. Ideal penapisan tersebut dilakukan 1
minggu sebelum pemasangan IUD sehingga pengobatan dapat diberikan (Andrew,
2010)

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
17

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Kontrasepsi


2.4.1. Teori Bertrand
Menurut Bertrand (1980), ada tiga faktor yang mempengaruhi akseptor
dalam penggunaan alat kontrasepsi, antara lain :
Bagan 2.1
Tiga Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi

Sociodemographic factors

Social psychological Contraceptive use


factors

Service- related factors

Sumber : Audience research for improving family planning


communication programs, Bertrand, J (1980)

Faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor dalam penggunaan alat kontrasepsi


adalah :
1. Faktor Sosio Demografi
Penerimaan KB lebih banyak pada mereka yang memiliki standar
hidup lebih tinggi. Indikator status sosio-ekonomi termasuk pendidikan
yang dicapai, pendapatan keluarga, dan status pekerjaan, juga jenis
rumah, gizi (di negara sedang berkembang) dan pengukuran
pendapatan tidak langsung lainnya. Beberapa faktor demografi tertentu
yang mempengaruhi penerimaan KB di beberapa negara misalnya di
banyak negara-negara sedang berkembang, penggunaan kontrasepsi
lebih banyak pada wanita yang berumur akhir 20-30 tahun yang sudah
memiliki tiga anak atau lebih.
2. Faktor Sosio Psikologi
Sikap dan keyakinan merupakan kunci penerimaan KB, banyak sikap
yang dapat menghalangi KB. Beberapa faktor sosio psikologi yang

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
18

penting antara lain adalah ukuran keluarga ideal, pentingnya nilai anak
laki-laki, sikap terhadap KB, komunikasi suami istri, persepsi terhadap
kematian anak, sikap dan kepercayaan tersebut perlu untuk mencegah
isu yang berhubungan termasuk segi pelayanan dan efek samping
kontrasepsi.
3. Faktor yang berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan
Program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) merupakan salah
satu faktor praktis yang dapat diukur bila pelayanan KB tidak tersedia.
Beberapa faktor yang berhubungan dengan pelayanan KB antara lain
keterlibatan dalam kegiatan yang berhubungan dengan KB, tentang
sumber kontrasepsi, jarak ke tempat pelayanan dan keterlibatan dengan
media massa. Karakteristik pasangan seperti umur, jumlah dan jenis
kelamin anak, serta frekuensi hubungan seksual juga mungkin
mempengaruhi. Kepentingan faktor-faktor ini mungkin berubah dari
waktu ke waktu karena keinginan pasangan untuk mengganti metode
kontrasepsi yang digunakan. Tidak semua faktor ini sama pentingnya
pada tiap pasangan. Pemilihan metode kontrasepsi mungkin juga
dipengaruhi oleh informasi yang diterima dari teman atau kerabat.
Kadang-kadang informasi yang diberikan tidak benar, sehingga
menimbulkan kesalahan pengertian tentang penggunaan kontrasepsi.

2.4.2. Teori Davis and Blake


Menurut Davis and Blake (1956) faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya
yang mempengaruhi fertilitas akan melalui variabel antara (intermediate
variables). Adapun variabel antara yang mempengaruhi fertilitas adalah variabel
hubungan kelamin (intercouse variables), variabel konsepsi (conception
variables), variabel kehamilan dan kelahiran (gestation variables). Variabel
hubungan kelamin terdiri dari faktor-faktor yang mengatur tidak terjadinya
hubungan kelamin dan terjadinya hubungan kelamin. Sedangkan variabel
konsepsi terdiri dari kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor
sengaja dan tidak sengaja serta menggunakan atau tidak menggunakan metode

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
19

kontrasepsi, dan variabel kehamilan terdiri dari mortalitas janin yang disengaja
dan tidak disengaja.

2.4.3. Teori Freedman (1975)


Menurut Freedman, variabel antara yang mempengaruhi langsung terhadap
fertilitas pada dasarnya juga dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku di suatu
masyarakat. Pada akhirnya perilaku fertilitas seseorang dipengaruhi norma-norma
yang ada yaitu norma tentang besarnya keluarga dan norma tentang variabel
antara itu sendiri. Selanjutnya norma-norma tentang besarnya keluarga dan
variabel antara dipengaruhi oleh tingkat mortalitas dan struktur sosial ekonomi
yang ada di masyarakat. Kerangka analisis fertilitas yang dikemukakan oleh
Freedman digambarkan pada bagan di bawah ini.

Bagan 2.2. Kerangka Analisis Sosiologis tentang Fertilitas : Freedman


Sumber :Ronald Freedman, The Sociology of Human Fertility (1975)

Dari bagan diatas terlihat bahwa variabel antara secara langsung


mempengaruhi fertilitas sementara variabel antara itu sendiri dipengaruhi oleh
banyak faktor. Diawali dengan keadaan lingkungan yang memberi pengaruh
terhadap tingkat kematian dan struktur sosial ekonomi. Keadaan ini sangat
bervariasi antar-daerah karena setiap daerah memiliki ciri dan karakteristik
penduduk yang berbeda. Lingkungan dan struktur sosial ekonomi saling
mempengaruhi satu sama lain. Tingkat kematian dan struktur sosial ekonomi

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
20

memberi pengaruh pada norma ukuran keluarga. Struktur sosial ekonomi


berkorelasi timbal balik dengan ukuran keluarga. Begitu juga hubungan antara
struktur sosial ekonomi dengan norma tentang variabel antara. Norma yang
terbentuk dalam masyarakat ini secara langsung mempengaruhi variabel antara
yang kemudian mempengaruhi fertilitas. Jadi pada akhirnya perilaku seseorang
akan dipengaruhi oleh norma yang ada.

2.5. Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Kontrasepsi


IUD
Berdasarkan klasifikasi beberapa penelitian serta teori-teori yang ada,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi dalam hal ini IUD, dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

2.5.1 Usia
Usia adalah lamanya waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan). (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Usia merupakan variabel
penting yang mempunyai pengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi, usia
wanita mempunyai hubungan dengan pemakaian IUD dimana semakin tua usia
wanita tersebut maka proporsi wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD
semakin besar (BKKBN, 2000).
Penelitian Myrvete Pacarada (2009) di Kosova menyebutkan 37,78%
wanita yang memilih metode kontrasepsi IUD adalah berusia antara 36 40 tahun
dan IUD dipasang setelah melahirkan anak ketiga (51,65 kasus). Sebanyak 82,12
% wanita menggunakan IUD selama lebih dari 3 tahun tanpa ada keluhan.
Nawirah, dkk (2014) juga menyebutkan faktor yang berhubungan dengan
pemilihan kontrasepsi IUD adalah umur, pengetahuan, dan efek samping.
Menurut SDKI 2012, pemakaian alat kontrasepsi pada wanita kawin kelompok
umur 15-19 tahun dan 45-49 tahun lebih rendah dibandingkan mereka berumur
20-44 tahun. Wanita muda cenderung untuk memakai alat kontrasepsi modern
jangka pendek seperrti suntikan dan pil KB. Sementara mereka yang lebih tua

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
21

cenderung untuk memakai kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan sterilisasi
wanita.

2.5.2 Pendidikan
Pemakaian alat kontrasepsi modern akan meningkat seiring dengan tingkat
pendidikan wanita (BKKBN, 2000), sedangkan menurut SDKI tahun 2012
semakin tinggi pendidikan seorang wanita maka semakin banyak pula mereka
mendapatkan pengetahuan tentang KB Modern dan wanita yang mempunyai
pendidikan rendah akan lebih cenderung kurang mendapatkan informasi tentang
kontrasepsi.
Hasil penelitian Yusuf (2001) di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera
Selatan, menyatakan bahwa ada hubungan antara proporsi penggunaan MKJP
oleh responden yang berpendidikan tinggi. Ibu yang berpendidikan tinggi
mempunyai kemungkinan 3 kali lebih besar untuk menggunakan MKJP
dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini sejalan dengan
penelitian Zanzibar (2003) yang mengatakan bahwa responden dengan pendidikan
tamat SLTA keatas berpeluang 2,69 kali memakai IUD dibanding responden
pendidikan tamat SD ke bawah.

2.5.3 Jumlah anak masih hidup


Jumlah anak hidup adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan ibu dan
masih hidup. Jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama hidupnya
berpengaruh dalam menentukan alat kontrasepsi yang akan dipakai. Jumlah anak
hidup diasumsikan berkaitan dengan pemilihan kontrasepsi IUD. Banyaknya anak
yang dimiliki adalah merupakan salah satu faktor yang menentukan keinginan
pasangan usia subur untuk ikut menjadi akseptor KB. Keluarga yang telah
mempunyai anak banyak (lebih dari 2 orang) diharapkan untuk memakai
kontrasepsi yang efektif dibandingkan dengan keluarga yang masih mempunyai
anak sedikit (paling banyak 2 orang).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati (2001) bahwa
keluarga yang memiliki anak 1-2 orang lebih memilih alat kontrasepsi non IUD.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
22

Hasil penelitian Zehan (2009) menyatakan akseptor IUD yang mempunyai anak
banyak (45,6%) lebih kecil dibanding akseptor Non IUD (51,5%)

2.5.4 Pengetahuan
Pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD adalah merupakan salah satu
faktor yang dapat menentukan seseorang untuk menggunakan alat kontrasepsi
khususnya IUD. Pada umumnya pengetahuan tentang alat/cara KB IUD yang
meningkat, akan diikuti oleh makin tingginya tingkat pemakaian kontrasepsi IUD.
Cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu adalah mencari
informasi terlebih dahulu tentang cara-cara Kb berdasarkan informasi yang
lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi,
sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan
efisien (Bappenas, 2004).
Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk
mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik,
maka kepatuhan dalam melaksanakan program KB akan meningkat dan
sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB
berkurang (Notoadmodjo, 2003).
Penelitian Zanzibar (2003) diperoleh persentase pengetahuan rendah
(76,9%) cenderung memakai alat kontrasepsi Non IUD dan persentase
pengetahuan tinggi (63,3%) memakai alat kontrasepsi IUD. Sebelum sesorang
mengadopsi perilaku baru, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat
perilaku tersebut bagi dirinya dan keluarganya. Pengetahuan seseorang biasanya
dipengaruhi dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya
media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster,
kerabat dekat dan sebagainya. (Notoadmodjo, 2003)

2.5.5 Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
23

(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya)


(Notoatmodjo, 2010).Dalam SDKI (2007) dimana pasangan suami istri akan mau
memakai alat kontrasepsi apabila mereka mempunyai sikap positif terhadap
kontrasepsi tersebut. Sikap positif tersebut dapat dipengaruhi oleh pengetahuan
yang mereka miliki tentang kontrasepsi. Menurut penelitian Prameisti (2014),
sikap yang negatif terhadap program KB ditunjukkan tentang keamanan dari alat
kontrasepsi. Sikap yang positif terhadap program KB dapat ditunjukkan oleh ibu
yang mempercayai bahwa alat kontrasepsi dapat mensejahterakan kesehatan ibu,
keterjangkaauan alat kontrasepsi.
Menurut Soeharti (2000) hal-hal yang dapat menumbuhkan sikap negatif
pada kontrasepsi IUD adalah adanya isu yang sangat tidak menyenangkan tentang
kontrasepsi IUD, sehingga hal tersebut dapat berpengaruh terhadap pemilihan
kontrasepsi IUD.

2.5.6 Kelengkapan alat kontrasepsi


Agar dapat melaksanakan pelayanan KB sesuai dengan metode kontrasepsi
yang diberikan maka kelengkapan alat atau ketersediaan alat merupakan hal
utama yang harus dimiliki oleh tempat pelayanan KB (BKKBN, 2010). Pelayanan
kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan KB yang belum seluruhnya terintegrasi
terhadap pelayanan komponen yang lain dari kesehatan reproduksi. Ada beberapa
alasan mengapa PUS tidak memanfaatkan pelayanan kontrasepsi, yaitu karena
kelengkapan alat kurang tersedia dan kurangnya jenis alat/cara kontrasepsi
sehingga ada sejumlah orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk
menggunakan kontrasepsi tersebut. Alasan lain adalah karena rendahnya akses
untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan keinginan masyarakat
(BKKBN,2010). Hasil penelitian Sukmawati (2001) mengatakan bahwa ada
perbedaan yang bermakna antara sikap responden terhadap kelengkapan alat
pemasang IUD dengan pemanfaatan pelayanan kontrasepsi IUD.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
24

2.5.7 Ketersediaan Petugas KB/Bidan


Bidan merupakan tenaga profesional kesehatan yang menjadi pihak
terdekat dengan calon akseptor KB karena merupakan pemberi pelayanan pertama
mulai dari KIE sampai dengan pemasangan alat kontrasepsi (Sulistyawati, 2011).
Hasil penelitian Sukmawati (2001) menyatakan ada hubungan antara persepsi
responden terhadap petugas yang terlatiih dengan pemanfaatan pelayanan
kontrasepsi IUD. Penelitian Fitri (2012) menunjukkan tidak adanya hubungan
antara ketersediaan petugas KB/Bidan denga pemilihan kontrasepsi IUD.

2.5.8 Dukungan suami


Dukungan merupakan hal yang ikut serta dalam suatu kegiatan (Kamus
Bahasa Indonesia, 1995). Sedangkan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang mempunyai kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
di suatu tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan satu sama lainnya
(Notoatmodjo, 2005)
Untuk berperilaku sehat, individu kadang-kadang bukan hanya perlu
pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan
dukungan dari keluarga (suami). Keluarga mempunyai peranan penting kesehatan
dalam upaya pelayanan kesehatan (Notoadmodjo, 2005). Penelitian Zanzibar
(2003) mengatakan ada hubungan yang bermakna antara responden yang
mendapat dukungan suami dibanding yang tidak mendapat dukungan. Responden
yang mendapat dukungan suami mempunyai peluang memakai AKDR 2,4 kali
dibanding dengan responden yang tidak mendapat dukungan. Hal ini sejalan
dengan penelitian Merliam Namleni, dkk yang mengatakan ada hubungan antara
pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi IUD di RSIA Siti Fatimah Makassar
tahun 2013.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
25

2.6 Gambaran Wilayah Kerja Puksesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta


Timur

Kecamatan Kramat Jati dibagi menjadi 7 wilayah kelurahan yaitu kelurahan


Cawang, Cililitan, Kramat Jati, Batu Ampar, Balekambang, Kp. Tengah, Dukuh

2.6.1 Keadaan Penduduk

Wilayah Kecamatan Kramat Jati memiliki jumlah penduduk 287.776 jiwa,


65 rukun warga (RW), 653 rukun tetangga (RT), dan 87.788 kepala keluarga
(KK). Dengan kepadatan penduduk per km adalah 215,80 km per jiwa dan rata-
rata pergerakan jiwa per rumah berjarak 6,23 rumah per m.

2.6.2 Pelayanan Kontrasepsi

Pelayanan kontrasepsi tebagi menjadi 2 yaitu peserta Keluarga Berencana


(KB) baru dan aktif. Peserta KB baru adalah Pasangan Usia Subur yang baru
pertama kali menggunakan salah satu cara/alat dan/ atau PUS yang menggunakan
kembali salah satu cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa
kehamilannya. Jumlah PUS di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati
tahun 2013 sebanyak 47.139 orang lebih banyak dibandingkan tahun 2012
(53.321). Peserta KB baru pada tahun 2013 (49.39%), meningkat apabila
dibandingkan dengan tahun 2012 (42.6%).

Sedangkan peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat ini memakai
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan. Cakupan
peserta KB aktif adalah perbandingan antara jumlah peserta KB aktif dengan PUS
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan peserta KB aktif
menunjukkan tingkat pemanfaatan kontrasepsi diantara PUS. Cakupan peserta KB
aktif di wilayah kerja Puksesmas Kramat Jati tahun 2013 sebesar 99.62%,
mengalami peningkatan dibandingkan dengna pencapaian tahun 2012 (88.9%).
Dari jumlah PUS yang aktif menggunakan KB dapat kita lihat jenis kontrasepsi
yang digunakan akseptor KB. Hal tersebut dapat kita lihat pada tabel berikut ini :

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
26
Tabel 2.1

Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Puskesmas Kecamatan


Kramat Jati Tahun 2013

Peserta KB Aktif

No Kelurahan IUD Implant Suntik Kondom Pil MOP MOW

1. Cawang 928 214 2194 1959 1096 40 474

2. Cililitan 1110 362 2755 165 1935 12 197

3. Kramat Jati 1574 277 3761 171 2196 45 328

4. Batu Ampar 1927 375 3997 106 1879 17 106

5. Balekambang 1464 383 3082 139 1694 49 80

6. Kp. Tengah 1858 289 3679 190 1715 80 205

7. Dukuh 889 396 1751 160 800 114 149

Jumlah 9750 2296 21219 1126 11315 357 1539

Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2013

2.6.3 Sarana dan Prasarana

Tabel 2.2
Jumlah Sarana Tempat Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati Tahun 2013

Kelurahan Puskesmas RS & Klinik Posyandu Praktek Apotik


RSB Umum/Gigi Bidan

Cawang 1 2 4 14 4 3

Cililitan 1 1 6 4 0 1

Krama Jati 2 3 13 14 8 8

Balekambang 1 0 4 7 3 4

Batu Ampar 1 0 0 38 0 0

Kp.Tengah 2 0 5 17 4 1

Dukuh 1 2 1 11 1 0

Total 9 8 33 105 20 17

Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2013

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
27

Sarana diatas merupakan tempat memberikan pelayanan kontrasepsi bagi


akseptor KB. Meskipun ada sarana milik swasta namun mereka mempunyai
catatan dan pelaporan yang wajib dilaporkan setiap bulannya ke Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 3
KERANGKA TEORI, KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Teori


Bertrand (1980) mengatakan penggunaan kontrasepsi dipengaruhi oleh
tiga faktor yaitu faktor sosio demografi, faktor sosio psikologi, dan faktor dari
pelayanan kesehatan. Faktor sosio demografi dan sosio psikologi menjadi bagian
dari lingkungan, sedangkan faktor pelayanan kesehatan menjadi bagian dari
program KB yang dikemukakan oleh teori Freedman. Menurut Davis dan Blake
faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya yang mempengaruhi fertilitas akan
melalui variabel antara yang salah satunya adalah menggunakan atau tidak
menggunakan metode kontrasepsi.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Freedman (1975) yang
mengatakan variabel antara yang mempengaruhi langsung terhadap fertilitas pada
dasarnya juga dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku di suatu masyarakat.
Pada akhirnya perilaku fertilitas seseorang dipengaruhi norma-norma yang ada
yaitu norma tentang besarnya keluarga dan norma tentang variabel antara itu
sendiri. Selanjutnya norma-norma besarnya keluarga dan variabel antara
dipengaruhi oleh tingkat mortalitas dan struktur sosial ekonomi yang ada di
masyarakat.Dari ketiga teori tersebut, dapat dibuat bagan yang terlihat seperti
gambar bagan di bawah ini.

30
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
29

Mortalitas

F
Norma E
LINGKUNGAN
Struktur sosial tentang R
Sosiodemografi dan ekonomi besar T
keluarga I
Sosiopsikologi Pemilihan L
kontrasepsi I
T
Faktor Norma tentang
A
Pelayanan pemilihan
S
Kesehatan kontrasepsi

Bagan 3.1 Kerangka Teori Freedman (1975) & Bertrand (1980)

3.2. Kerangka Konsep


Dalam pembuatan kerangka konsep, peneliti menggabungkan teori
Bertrand (1980) dan model analisis fertilitas Freedman (Freedman, 1975 hal 15).
Berdasarkan teori Freedman yang mengatakan bahwa pemilihan kontrasepsi
dipengaruhi salah satu faktor yaitu lingkungan, sejalan dengan teori Bertrand yang
mengatakan bahwa penggunaan kontrasepsi dipengaruhi oleh faktor sosio
demografi. Dalam hal ini yang menjadi faktor sosio demografi adalah usia,
pendidikan dan jumlah anak yang hidup. Struktur sosial ekonomi tidak
dimasukkan dalam kerangka konsep, karena sesuai dengan Peraturan Gubernur
DKI Jakarta No. 162 Tahun 2010 tentang pelayanan Keluarga Berencana (KB)
yang memberikan pelayanan KB gratis kepada seluruh warga yang berdomisili di
Jakarta (www.jakarta.go.id)

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
30

Faktor sosio psikologi pada teori Bertrand disesuaikan dengan norma


tentang variabel antara pada Freedman. Dalam hal ini, norma yang dimaksud
adalah dukungan dari suami yang juga menentukan dalam pemilihan kontrasepsi
IUD serta pengetahuan dan sikap ibu tentang IUD. Penggunaan kontrasepsi juga
dipengaruhi faktor pelayanan kesehatan (Bertrand, 1980) yang dalam hal ini
adalah ketersediaan alat dan ketersediaan Petugas KB/Bidan. Berdasarkan uraian
di atas maka kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Bebas

Pendidikan

Usia Dukungan
suami Variabel Terikat
Jumlah anak
masih hidup
Ketersediaan petugas
KB Pemilihan
kontrasepsi
Ketersediaan alat KB IUD
IUD
Pengetahuan
dan sikap ibu
tentang IUD

Bagan 3.2 Kerangka Konsep Faktor-faktor yang Berhubungan


dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
31

3.3. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Defenisi Operasional


Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Cara Ukur

Dependen : Jenis alat kontrasepsi dalam rahim Wawancara Kuesioner 1: IUD (pakai IUD) Nominal
Pemilihan alat yang digunakan akseptor untuk dan Buku D08 2:Non IUD (tidak pakai
kontrasepsi pencegahan kehamilan (BKKBN, Register IUD
IUD 1992) Puskesmas

Independen : Lama hidup responden dari lahir Wawancara Kuesioner 1 : <20 tahun Ordinal
Usia sampai dilakukan penelitian A03 2 : 20-35 tahun
(Arikunto.S, 2006) 3 : >35 tahun
Pendidikan Tingkat pendidikan formal terakhir Wawancara Kuesioner 1:Tinggi (jika tamat Ordinal
yang ditamatkan oleh akseptor A06 SLTA, akademi, PT) `
dengan memperoleh ijazah 2: Rendah (jika tidak
tamat SLTA
Jumlah anak Jumlah anak yang dilahirkan ibu Wawancara Kuesioner 1 : Banyak, jika jumlah Ordinal
masih hidup dan masih hidup sampai saat B01, B02 anak >2
diwawancara 2 : Sedikit, jika jumlah
anak2
Pengetahuan Pengetahuan ibu tentang Wawancara Kuesioner 1:Baik, jika responden Ordinal
kontrasepsi, jangka waktu IUD, C01 C09 menjawab ya median
kontraindikasi, efek samping, 2:Kurang, jika responden
waktu pemasangan, dan jadwal menjawab ya < median
kontrol IUD. (Cut off point : median)
Jumlah pertanyaan ada 60, dimana
nilai tertinggi 94.8 dan nilai
terendah 77.4
Sikap ibu Bagaimana responden menyikapi Wawancara Kuesioner 1:Negatif, jika responden Ordinal
tentang alat tentang kontrasepsi IUD dimana E01 E09 menjawab setuju < mean
IUD pernyataan tentang kontrasepsi 2:Positif, jika responden
IUD ada 9 yang terdiri dari menjawab setuju mean
pernyataan positif dan negatif, (Cut off point : mean)
dimana nilai minimum 21 dan nilai
maksimum 27
Kelengkapan Penilaian akseptor tentang Wawancara Kuesioner 1 : Lengkap, jika Ordinal
alat persediaan/kelengkapan alat C07, C10 responden menjawab
kontrasepsi kontrasepsi yang tersedia di median
IUD Puskesmas Kecamatan Kramat Jati 2 : Tidak lengkap, jika
responden menjawab
<median
Ketersediaan Ada atau tidaknya bidan atau Wawancara Kuesioner 1 : Tersedia Ordinal
bidan /petugas petugas pelayanan KB pada saat G01 G03, 2 : Kurang tersedia
pelayanan KB PUS hendak memasang dan G06 G08
pencabutan IUD
Dukungan Persetujuan yang diberikan suami Wawancara Kuesioner 1 : Mendukung Ordinal
keluarga pada istri untuk menggunakan IUD F01 F05 2 : Tidak mendukung

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan desain potong lintang, yang bertujuan untuk mempelajari atau mengetahui
antara variabel penelitian dengan cara mengamati dan mengidentifikasi variabel
dependen dan variabel independen dikumpulkan dalam satu waktu yang
bersamaan (Notoadmodjo, 2010) yang berhubungan dengan faktor-faktor
pemilihan kontrasepsi IUD. Data yang diteliti berupa data primer yang berasal
dari pengisian kuesioner sendiri oleh responden.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian


4.2.1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat
Jati. Lokasi ini dipilih karena di wilayah ini cakupan akseptor KB IUD sangat
rendah (20,48%) dibandingkan dengan akseptor KB lainnya (suntik 44,58%, pil
23,77%).

4.2.2. Waktu Penelitian


Waktu untuk penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan
alat kontrasepsi IUD ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2015.

4.3. Populasi Penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasangan usia subur (15-49
tahun) yang sudah menikah dan masih aktif menjadi akseptor KB (IUD dan non
IUD) yang terdaftar di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dari
bulan Januari - April 2015.

4.4. Sampel Penelitian


Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2008). Sampel unit dalam penelitian ini merupakan

35
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
33

representatif populasi yang dijadikan sumber informasi bagi data yang diperlukan
untuk menjawab masalah penelitian dengan kriteria inklusi :
a. Merupakan penduduk pasangan usia subur yang terdaftar di wilayah
kerja puskesmas Kecamatan Kramat Jati
b. Pasangan Usia Subur (PUS) merupakan peserta aktif KB IUD maupun
non IUD
c. Bersedia mengisi kuesioner

4.4.1. Besar Sampel


Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan
rumus estimasi proporsi satu populasi (Lemeshow, Hosmer dan Klar, 1997),
yaitu:

Z
n =
d

Keterangan :
n = besar sampel
Z = nilai sebaran normal baku, besarnya tergantung tingkat

kepercayaan (TK 95% : 1,96)


P = proporsi dalam populasi 0,5
d = derajat penyimpangan terhadap populasi (dalam
penelitian ini peneliti menggunakan derajat
penyimpangan yaitu 10% = 0,1)

Besar sampel berdasarkan perhitungan diatas adalah :

= 97 orang

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
34

Untuk memperhitungkan adanya kesalahan dan sebagainya, maka


pengambilan sampel ditambah 10%, sehingga sampel yang dibutuhkan
adalah sebanyak 97 + 10 = 107 sampel.

4.4.2. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
systematic random sampling (Ariawan, 1998) terhadap seluruh pasangan usia
subur yang menjadi akseptor KB aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Kramat Jati bulan Januari - April 2015. Metode ini dipilih karena sampling frame
tersedia dan karakteristik populasinya homogen tetapi dibuat secara proporsional.
Pengambilan sampel PUS dengan akseptor KB aktif diambil dengan cara sebagai
berikut :
1) Langkah pertama buat daftar nama setiap kelurahan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kramat Jati
2) Pengambilan sampel di setiap kelurahan dilakukan dengan cara
systematic random sampling dengan menentukan interval (k) : k = N/n
3) Memilih secara acak (dengan menggunakan undian, kalkulator atau
tabel angka acak) bilangan bulat antara 1 sampai k sebagai sampel
pertama
4) Mengambil sampel berikutnya dengan interval k tersebut
5) Jumlah sampel yang akan diteliti 107 orang dari setiap kelurahan.
Agar sampel yang ada dapat mewakili setiap kelurahan dilakukan cara
berikut :
a. Jumlah akseptor KB aktif dibagi per setiap kelurahan
b. Jumlah sampel masing-masing dihitung dengan cara :

Jumlah akseptor KB kelurahan


Sampel kelurahan = x 107
Jumlah akseptor KB seluruh

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
35

Tabel 4.1
Jumlah sampel masing-masing kelurahan

Kelurahan Jumlah akseptor KB aktif Jumlah sampel

Balekambang 28 7

Batu Ampar 77 20

Kampung Tengah 168 43

Dukuh 10 2

Kramat Jati 71 18

Cililitan 57 15

Cawang 10 2

Total 421 107

4.5. Teknik Pengumpulan Data


4.5.1. Persiapan Penelitian
Peneliti terlebih dahulu membuat surat perizinan penelitian yang
dikeluarkan oleh pihak Universitas untuk Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur
khususnya untuk Puskesmas Kecamatan Kramat Jati.

4.5.2. Sumber Data


Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh langsung dari hasil wawancara peneliti dengan responden dengan
menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan IUD.
Sebelum kuesioner diberikan peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian
ini kemudian responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan.
Wawancara dilakukan di rumah setiap responden yang menjadi sampel penelitian.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari dinas atau instansi yang terkait untuk
menunjang penelitian ini, berasal dari pencatatan pelaporan akseptor KB di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati sehingga diperoleh data jumlah

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
36

Pasangan Usia Subur (PUS) yang menjadi akseptor KB aktif baik IUD maupun
non IUD.

4.5.3. Instrumen
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang telah
dilakukan uji coba. Kuesioner berisi pertanyaan terstruktur yang berkaitan dengan
karakteristik individu (umur, jumlah anak masih hidup, pendidikan akseptor),
pengetahuan akseptor tentang IUD, sikap ibu tentang IUD, ketersediaan alat
kontrasepsi IUD, ketersediaan bidan/petugas KB dan dukungan suami. kuesioner
ini telah dilakukan uji coba

4.6. Pengolahan Data


Pengolahan data kuantitatif akan diolah dengan perangkat lunak statistik
dengan tahapan sebagai berikut :
1. Editing
Pada saat proses editing dilakukan pemeriksaan kelengkapan pengisian
lembar kuesioner, pengecekan kesalahan pengisian, relevansi jawaban,
dan keseragaman pengukuran
2. Coding
Coding adalah mengelompokkan jawaban-jawaban responden ke dalam
kategori yang telah ditetapkan. Pengelompokkan jawaban dilakukan
dengan cara mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka
atau bilangan. Coding ini akan mempermudah peneliti pada saat entry
data dan analisis data.
3. Entry data
Merupakan kegiatan memasukkan data hasil penelitian menggunakan
fasilitas komputer ke dalam program SPSS
4. Cleaning
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang salah dimasukkan
ke dalam komputer. Data dibersihkan dari kesalahan dalam pengkodean
maupun pembacaan kode.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
37

5. Tabulasi Data
Adalah proses mengelompokkan data ke dalam suatu tabel tertentu
untuk memudahkan analisis data berdasarkan sifat yang dimilikinya,
sesuai dengan tujuan penelitian serta dapat menghitung jumlah kasus
dalam berbagai kategori.
Kemudian data akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Dalam setiap
judul tabel dan grafik akan dikhususkan untuk Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2015.

4.7. Teknik Analisis Data


Setelah dilakukan pengolahan data, maka data kuantitatif yang diperoleh
dilakukan analisis secara univariat dan bivariat. Analisis data dalam penelitian ini
melalui prosedur bertahap, yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis
univariat hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi dari setiap
variabel, baik dependen maupun independen. Analisis univariat digunakan untuk
mendeskripsikan karakteristik variabel independen.
Analisis bivariat adalah tabel silang antara dua variabel yaitu variabel
dependen dan variabel independen. Analisis ini digunakan untuk dapat
mengetahui kemaknaan atau keeratan hubungan antara variabel dependen dan
independen (Sutanto, 2010).
Untuk analisis bivariat ini digunakan rumus uji Chi Square (x). Rumus Chi
Square adalah sebagai berikut :
x =

Keterangan :
x : nilai chi square
O : frekuensi yang diamati (observeb)
E : frekuensi yang diharapkan (expected)

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
38

Keputusan untuk menguji kemaknaan digunakan batas kemaknaan 5% ( : 0,05%)


adalah :
1. Bila P value < 0,05 maka HO ditolak artinya data sampel mendukung
adanya perbedaan bermakna (signifikan)
2. Bila P value > 0,05 maka HO diterima artinya data sampel tidak
mendukung adanya perbedaan bermakna.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Pemilihan Kontrasepsi IUD

Kontrasepsi yang digunakan oleh responden dalam penelitian ini ada dua
kategori yaitu IUD dan Non IUD. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan pemilihan alat kontrasepsi


IUD dan Non IUD

Pemakaian Kontrasepsi Jumlah (n = 107) Persentase (%)

IUD 45 42.1

Non IUD 62 57.9

Berdasarkan tabel diatas, responden yang paling banyak adalah yang memilih
kontrasepsi Non IUD (57.9%), dan selebihnya memilih kontrasepsi IUD
(42.1%)

5.2. Gambaran Sosio Demografi

Gambaran sosio demografi yang diteliti meliputi usia, pendidikan, dan


jumlah anak yang masih hidup. Adapun gambaran sosio demografi responden
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

42
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
40

Tabel 5.2. Gambaran Sosio Demografi Responden

Variabel Jumlah (n=107) Persentase (%)

Usia

(Mean SD = 30.47 6.85)

<20 tahun 3 2.8

20-35 Tahun 80 74.8

>35 tahun 24 22.4

Pendidikan

Tamat SD 8 7.5

Tamat SMP 38 35.5

Tamat SMA 58 54.2

Tamat PT 3 2.8

Jumlah anak masih hidup

Anak sedikit (2anak) 92 86

Anak banyak(>2anak) 15 14

Rata-rata usia responden adalah 30.47 (95%CI 29.16-31.79). Distribusi usia


responden sebagian besar berusia 20 35 tahun (74.8%). Distribusi
pendidikan responden mayoritas dengan pendidikan tamat SMA (54.2%).
Untuk variabel jumlah anak masih hidup, sebagian besar responden
memiliki jumlah anak sedikit (86%).

5.3. Gambaran Sosio Psikologi

5.3.1. Pengetahuan Ibu tentang KB IUD

Pengetahuan responden ini diukur dengan menggunakan kuesioner yang


berisikan tentang jenis alat kontrasepsi, lama pemakaian kontrasepsi IUD, indikasi
dan kontraindikasi pemakaian IUD, efek samping, waktu pemasangan, waktu
untuk kontrol ulang IUD. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
41

Tabel 5.3 Pengetahuan Ibu tentang KB IUD Berdasarkan Jawaban


Benar

No Pengetahuan tentang IUD Jumlah Persentase

1. Jenis alat/cara KB yang diketahui untuk laki-laki dan perempuan


a. Tahu MOW 5 4.7
b. Tahu MOP 3 2.8
c. Tahu Implant 39 36.4
d. Tahu IUD 63 58.9
e. Tahu Suntik 101 94.4
f. Tahu Pil 104 97.2
g. Tahu Kondom 102 95.3
h. Tahu Senggama terputus 18 16.8
i. Tahu Alamiah (ASI, puasa) 4 3.7
2. Alat/cara KB yang paling sesuai untuk menunda kehamilan
a. Tahu MOW 5 4.7
b. Tahu MOP 1 0.9
c. Tahu Implant 40 37.4
d. Tahu IUD 64 59.8
e. Tahu Suntik 84 78.5
f. Tahu Pil 51 47.7
g. Tahu Kondom 29 27.1
h. Tahu Senggama terputus 3 2.8
i. Tahu Alamiah (ASI, puasa) 1 0.9
3. Alat/cara KB yang paling sesuai untuk tidak ingin punya anak lagi
a. Tahu MOW 33 30.8
b. Tahu MOP 3 2.8
c. Tahu Implant 30 28
d. Tahu IUD 66 61.7
e. Tahu Suntik 22 20.6
f. Tahu Pil 11 10.3
g. Tahu Kondom 5 4.7
h. Tahu Senggama terputus 4 3.7
i. Tidak tahu 16 15
4. Waktu pemakaian spiral 52 48.6
5. IUD tidak boleh digunakan, pada kondisi
a. Menyusui 79 73.8
b. Hipertensi 72 67.3
c. Baru melahirkan 2-28 hari 93 86.9
d. Baru keguguran 75 70.1
e. Sedang hamil 65 60.7
f. Kondisi perdarahan 32 29.9
g. Penyakit infeksi 71 66.4
6. Efek samping saat mnggunakan IUD
a. Berat badan bertambah 88 82.2
b. Berat badan berkurang 97 90.7
c. Perdarahan 25 23.4
d. Tekanan darah naik 96 89,7
e. Sakit kepala 100 93.5
f. Mual 101 94.4
g. Haid tidak henti 15 14
h. Mudah lelah 94 87.9
i. Tidak tahu efek samping 38 35.5

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
42
7. Metode KB yang tersedia di Puskesmas 2 1.9
a. MOW 2 1.9
b. MOP 38 35.5
c. Implant 79 73.8
d. IUD 96 89.7
e. Suntik KB 105 98.1
f. Pil KB 74 69.2
g. Kondom 2 1.9
h. Tidak tahu
8. Waktu yang tepat untuk pemasangan spiral
a. Waktu sedang haid 3 2.8
b. Segera setelah menstruasi 49 45.8
c. Setelah melahirkan 6 5.6
d. Tidak tahu 53 49.5
9. Kontrol ulang setelah pemasangan spiral
a. Satu minggu 15 14
b. Tiga bulan 25 23.4
c. Setiap enam bulan 57 53.3
d. Bila ada keluhan/perdarahan 51 47.7

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai mean 85.65, median 85.44, nilai
minimum 77.4, nilai maksimum 94.8, Standar Deviasi (SD) 3.57, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi IUD cenderung
baik. Dari hasil mean, maka pengetahuan dibagi menjadi 2 berdasarkan cut off
point mean yaitu pengetahuan baik dan kurang baik, seperti yang terlihat pada
tabel di bawah ini :

Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang


IUD
Variabel Jumlah (n=107) Persentase (%)
Pengetahuan
Baik 42 39.3
Kurang baik 65 60.7

Berdasarkan tabel di atas responden yang memiliki pengetahuan baik lebih


kecil (39.3%) dari pada responden yang memiliki pengetahuan kurang (60.7%).

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
43

5.3.2. Sikap Ibu terhadap KB IUD


Sikap yang dimaksud adalah bagaimana responden menyikapi hal-hal
tentang KB IUD sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap pemilihan
kontrasepsi IUD.

Tabel 5.5 Gambaran Sikap terhadap Kontrasepsi IUD

No Sikap tentang IUD SS S TS STS

1. Keuntungan menggunakan spiral/IUD adalah 4 3 2 1


jangka waktu penggunaannya yang cukup lama
2. Dengan menggunakan spiral/IUD dapat 4 3 2 1
membatasi jumlah kelahiran dengan pasti dan
sesuai dengan kemampuan keuangan
3. Jika tidak ingin punya anak lagi dalam jangka 4 3 2 1
waktu dekat, pilihan yang tepat adalah IUD
4. Memakai spiral tidak bertentangan dengan agama 4 3 2 1
5. Banyak pasangan tidak menggunakan spiral 1 2 3 4
karena mengganggu jika hubungan intim
6. Menggunakan spiral lebih praktis, tidak perlu 1 2 3 4
bolak balik
7. Menggunakan spiral lebih rumit 4 3 2 1
pemasangannnya, melalui tindakan
8. Banyak informasi tetang IUD membuat lebih 4 3 2 1
berani untuk ber-KB
9. Banyak tempat pelayanan yang dapat memasang 4 3 2 1
spiral dengan harga terjangkau sehingga mudah
untuk mencobanya

Dari sembilan pernyataan sikap tentang IUD diatas ada yang positif dan ada
yang negatif. Pernyataan positif adalah nomor 1,2,3,4,7,8,9 sedangkan pernyataan
negatif adalah nomor 5 dan 6. Dari setiap responden yang menjawab diperoleh
nilai skor terendah 9 dan skor tertinggi 36. Setelah skor dibalik untuk yang
pernyataan negatif maka dari total skor diperoleh nilai mean 41.9, nilai median
41.7, nilai minimum 33.33, nilai maksimum 50, Standar Deviasi (SD) 3.28. Sikap
dibagi menjadi 2, yaitu sikap negatif dan sikap positif. Untuk sikap negatif
terhadap IUD diberi nilai satu dan untuk sikap positif terhadap IUD diberi nilai
dua, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini :

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
44

Tabel 5.6 Distribusi responden berdasarkan sikap ibu terhadap IUD

Variabel Jumlah (n=107) Persentase (%)


Sikap
Positif 28 26.2
Negatif 79 73.8

Berdasarkan tabel diatas, yang memiliki sikap negatif terhadap IUD lebih
banyak (73.8%) daripada yang memiliki sikap positif terhadap IUD (26.2%).

5.3.3. Dukungan Suami

Dalam penelitian dilihat gambaran distribusi dukungan suami terhadap


pemilihan KB IUD dengan melakukan wawancara dan hasil ukurnya mendukung
dan tidak mendukung.

Tabel 5.7 Distribusi Responen berdasarkan dukungan suami

Variabel Jumlah (n=107) Persentase (%)

Dukungan suami

Mendukung 58 54.2

Tidak mendukung 49 45.8

Berdasarkan tabel diatas yang mendapat dukungan suami lebih banyak


(54.2%) daripada yang tidak mendapat dukungan suami (45.8%)

5.4. Gambaran Faktor Pelayanan Kesehatan

Gambaran faktor pelayanan kesehatan yang diteliti meliputi ketersediaan


alat KB dan ketersediaan petugas KB/Bidan. Adapun gambaran faktor pelayanan
kesehatan responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
45

Tabel 5.8 Gambaran Faktor Pelayanan Kesehatan

Variabel Jumlah Persentase (%)

(n = 107)

Ketersediaan alat kontrasepsi

Lengkap 42 39.3

Kurang lengkap 65 60.7

Ketersediaan Petugas KB/Bidan

Ada 37 34.6

Tidak ada 63 65.4

Berdasarkan tabel diatas, maka responden yang mengatakan ketersediaan alat


kontrasepsi kurang lengkap lebih banyak (60.7%) daripada yang mengatakan
lengkap (39.3%). Ketersediaan petugas KB/Bidan ini merupakan ada atau tidak
tersedianya petugas KB/Bidan saat responden datang untuk memasang alat
kontrasepsi. Responden yang mengatakan petugas KB/Bidan ada lebih sedikit
(34.6%) daripada yang mengatakan petugas KB/Bidan tidak ada (65.4%)

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
46

5.5 Hubungan antara Faktor Sosio Demografi dengan Pemilihan


Kontrasepsi IUD

Tabel 5.9 Distribusi responden menurut faktor sosio demografi dan


pemilihan kontrasepsi IUD

Variabel IUD Non IUD Total Nilai P OR

n % n % N % ( 95% CI )

Usia

<20 tahun 0 0 3 100 3 100 0.562 0.7 (0.633-0.830)

20-35 tahun 22 27.5 58 72.5 80 100

>35 tahun 23 95.8 1 4.2 24 100 0.000 60.6 (7.718-476.412)

Pendidikan

Rendah 17 37.0 29 63.0 46 100 0.430 1.45

(tamat SD dan SMP) (0,662-3.165)

Tinggi 28 45.9 33 54.1 61 100

(tamat SMA dan PT)

Jumlah anak

Sedikit (2 anak) 32 34.8 60 65.2 92 100 0,000 12.188

Banyak (>2 anak) 13 86.7 2 13.3 15 100 (2.589-57.380)

Berdasarkan tabel di atas dari tiga responden yang berusia kurang dari 20
tahun tidak ada yang menggunakan kontrasepsi IUD. Dari 80 responden yang
berusia 20-35 tahun, ada 22 (27.5%) responden yang memilih kontrasepsi IUD
dan dari 24 responden yang berusia lebih dari 35 tahun, mayoritas memilih
kontrasepsi IUD (95.8%). Dapat disimpulkan bahwa semakin tua usia responden
maka semakin banyak yang memilih kontrasepsi IUD (95.8%).

Sebanyak 28 orang (45.9%) responden dengan pendidikan tinggi yang


memilih kontrasepsi IUD. Sedangkan diantara responden dengan pendidikan
rendah, ada 17 orang (37%) yang memilih kontrasepsi IUD. Hasil uji statistik

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
47

diperoleh nilai p = 0.430, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan pendidikan
dengan pemilihan kontrasepsi IUD.

Dari 92 responden yang memiliki anak sedikit (2 anak), ada 32 orang


(34.8%) yang memilih kontrasepsi IUD. Sedangkan dari 15 responden yang
memiliki anak banyak (>2 anak) ada 13 orang (86,7%) yang memilih kontrasepsi
IUD. Hail uji statistik diperoleh nilai p = 0.000, maka dapat disimpulkan ada
perbedaan yang signifikan antara jumlah anak sedikit dan banyak dengan
pemilihan kontrasepsi IUD.

5.6. Hubungan antara Faktor Sosio Psikologi dengan Pemilihan Kontrasepsi


IUD

Tabel 5.10 Distribusi Responden menurut faktor sosio psikologi dan


pemilihan kontrasepsi IUD

Variabel IUD Non IUD Total p Value OR

n % n % N % ( 95% CI )

Pengetahuan

Baik 27 64.3 15 35.7 42 100 0.000 4.70

Kurang 18 27.7 47 72.3 65 100 (2.044-10.809)

Sikap

Positif 9 32.1 19 67.9 28 100 0.216 0.566

Negatif 36 45.6 43 54.4 79 100 (0.228-1.403)

Dukungan suami
37 63.8 21 36.2 58 100 0.000 9.03
Mendukung
8 16.3 41 83.7 49 100 (3.571-22.833)
Tidak mendukung

Berdasarkan tabel diatas, responden dengan pengetahuan baik sebanyak 27


(64.3%) menggunakan IUD, sedangkan responden yang berpengetahuan kurang
baik sebanyak 18 (27.7%) menggunakan IUD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p
= 0.000, maka dapat disimpulkan ada perbedaaan yang signifikan antara

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
48

pengetahuan baik dan pengetahuan kurang baik dengan pemilihan kontrasepsi


IUD. Responden yang bersikap positif terhadap IUD sebanyak 9 orang (32.1%)
menggunakan IUD, sedangkan responden yang bersikap negatif terhadap IUD
sebanyak 36 orang (45.6%) menggunakan IUD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p
= 0.216, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
sikap positif dan negatif terhadap pemilihan kontrasepsi IUD.

Ada sebanyak 37 (63.8%) responden yang mendapat dukungan suami


memilih kontrasepsi IUD, sedangkan ibu yang tidak mendapat dukungan suami
tapi tetap memilih IUD ada 8 (16.3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.000
maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara ibu yang mendapat
dukungan suami dan yang tidak mendapat dukungan suami dengan pemilihan
kontrasepsi IUD.

5.7. Hubungan antara Faktor Pelayanan Kesehatan dengan Pemilihan


Kontrasepsi IUD

Tabel 5.11 Distribusi Responden menurut faktor pelayanan kesehatan


dan pemilihan kontrasepsi IUD

Variabel IUD Non IUD Total p OR


Value
n % n % N % ( 95% CI )

Kelengkapan alat KB IUD

Lengkap 26 61.9 16 38.1 42 100 0.001 3.90

Kurang lengkap 19 29.2 46 70.8 65 100 (1.732-8.939)

Ketersediaan petugas KB

Ada 25 67.6 12 32.4 37 100 0,000 5.20

Tidak ada 20 28.6 50 71.4 70 100 (2.200-12.330)

Berdasarkan tabel diatas, hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.001, maka
dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara ketersediaan alat
kontrasepsi yang lengkap dan tidak lengkap dengan pemilihan kontrasepsi IUD.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
49

Responden yang mengatakan lengkap terhadap alat kontrasepsi mempunyai


peluang 3.9 kali untuk memilih kontrasepsi IUD dibandingkan dengan responden
yang mengatakan kurang lengkap.

Responden yang menyatakan ada/tersedia sebanyak 25 orang (67.6%)


memilih IUD dan 12 orang (32.4%) non IUD sedangkan responden yang
menyatakan tidak ada / kurang tersedia sebanyak 20 orang (28.6%) memilih IUD
dan 50 orang (71.4%) non IUD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.000, maka
disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara ketersediaan petugas KB/Bidan
yang ada dan tidak ada dengan pemilihan kontrasepsi IUD.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 6

PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang


berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan kontrasepsi IUD di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati sangat banyak,
namun dalam penelitian ini hanya menetapkan delapan variabel bebas yaitu faktor
sosio demografi, faktor sosio psikologi, dan faktor pelayanan kesehatan. Hal ini
dikarenakan adanya keterbatasan dalam penelitian, yaitu :
1. Bias informasi dan pengukuran.
Bias informasi atau recall bias dapat terjadi ketika responden harus
menjawab pertanyaan sesuai dengan ingatannya di masa lampau
(retrospektif), sehingga ketepatan jawaban tergantung dengan daya ingat
responden. Selain itu jawaban juga tergantung dengan kemauan respoden
dalam menjawab dan ketrampilan peneliti dalam menggali jawaban.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini juga memiliki keterbatasan
karena sebagian besar kuesioner menggunakan pertanyaan yang bersifat
tertutup (disediakan alternatif jawaban) sehingga membutuhkan waktu
yang lama dalam mewawancarai responden. Meskipun validitas dan
reabilitas dari instrumen penelitian telah dilakukan uji kuesioner namun
dapat saja terjadi bias informasi karena keterbatasan responden dalam
mengemukakan pendapat dan adanya faktor subyektifitas dan kejujuran
yang sulit didapatkan sehingga berpengaruh terhadap informasi yang
diperoleh. Walaupun demikian, namun tidak mengurangi makna temuan
dari penelitian ini.
2. Desain penelitian
Keterbatasan waktu ini dapat disebabkan oleh karena data yang
dikumpulkan oleh peneliti bukan berasal dari data sekunder saja, tetapi
diperoleh juga dari data primer yang langsung didapatkan dari hasil

58
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
51

wawancara dengan responden pasangan usia subur yang aktif


menggunakan kontrasepsi IUD maupun non IUD yang ditemui ke tempat
tinggal mereka masing-masing.
Dari hasil penelitian ini didapatkan data peserta KB aktif di Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati terdiri dari akseptor KB IUD dan Non IUD.
Akseptor KB IUD berjumlah 131 orang (27.29%), sedangkan peserta KB
Non IUD terdiri dari suntik sebanyak 170 orang (35.42%), pil (14.1%) dan
kondom sebanyak 111 orang (23.13%). Akseptor KB yang dijadikan
sampel adalah akseptor KB IUD dan Non IUD, namun terjadi sedikit
perbedaan proporsi karena jumlah sampel yang diambil adalah akseptor
KB aktif periode Januari April 2015. Dalam pemilihan sampel tidak
terjadi bias karena sampel diambil secara random.

6.2. Implikasi Hasil Penelitian


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2009 2014
mengamanatkan bahwa program KB di Indonesia perlu diarahkan kepada
pemakaian MKJP. Diharapkan dari analisis ini dapat memberikan kontribusi
terhadap strategi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kesertaan KB-MKJP.
Usia merupakan variabel penting yang mempunyai pengaruh terhadap
pemakaian alat kontrasepsi. Dari variabel usia responden dapat ditentukan fase-
fase penggunaan alat kontrasepsi yang ideal. Usia kurang dari 20 tahun
merupakan fase menunda kehamilan diperlukan pada wanita yang menikah dan
masih muda, usia antara 20-35 tahun adalah fase menjarangkan kehamilan dengan
cara mengatur jarak kehamilan yang baik yaitu antara 2-4 tahun, dan usia antara
35 tahun lebih merupakan fase mengakhiri kehamilan yaitu fase tidak ingin hamil
lagi.
Dari hasil penelitian diperoleh responden dengan usia lebih besar dari 35
tahun mempunyai peluang 60.6 kali untuk memilih kontrasepsi IUD dibandingkan
dengan responden berusia 20-35 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh BKKBN (2000) dimana semakin tua usia wanita tersebut maka

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
52

proporsi wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD semakin besar. Tetapi
bertentangan dengan dengan penelitian Fitri (2012) yang mengatakan tidak ada
hubungan yang bermakna antara usia ibu dengan pemilihan kontrasepsi IUD.
Penelitian Myrvete Pacarada (2009) di Kosova menyebutkan 37,8%
wanita yang memilih metode kontrasepsi IUD adalah berusia antara 36 40 tahun
dan IUD dipasang setelah melahirkan anak ketiga (51,65 kasus). Sebanyak
82,12% wanita menggunakan IUD selama lebih dari 3 tahun tanpa ada keluhan.
Nawirah, dkk (2014) juga menyebutkan faktor yang berhubungan dengan
pemilihan kontrasepsi IUD adalah umur, pengetahuan, dan efek samping.
Menurut SDKI 2012, pemakaian alat kontrasepsi pada wanita kawin kelompok
umur 15-19 tahun dan 45-49 tahun lebih rendah dibandingkan mereka berumur
20-44 tahun. Wanita muda cenderung untuk memakai alat kontrasepsi modern
jangka pendek seperti suntikan dan pil KB. Sementara mereka yang lebih tua
cenderung untuk memakai kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan sterilisasi
wanita.

Sesuai dengan teori Saifuddin (2010) bahwa usia PUS di atas 35 tahun
dianjurkan menggunakan kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi yaitu KB non
hormonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usia mempunyai hubungan yang
positif dengan pemilihan jenis kontrasepsi, dimana seiring tingginya tingkat
kematangan atau usia responden akan diikuti kenaikan dalam pemilihan jenis alat
kontrasepsi non hormonal.

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa semakin tinggi tingkat


pendidikan maka semakin banyak responden yang memilih kontrasepsi IUD.
Pemakaian alat kontrasepsi modern akan meningkatkan seiring dengan tingkat
pendidikan wanita (BKKBN, 2000). Menurut data SDKI 2012, untuk pemakaian
alat/cara KB modern yaitu IUD, kondom, dan MAL cenderung semakin tinggi
seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan (10.1%). Sedangkan untuk
alat/cara KB modern pil, suntik, dan susuk KB mempunyai pencapaian tertinggi
pada tingkat pendidikan tamat SD dan tidak tamat SMTA secara berurutan 15.8%,
38.2% dan 4.3%

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
53

Hasil penelitian Yusuf (2001) di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera


Selatan, menyatakan bahwa ada hubungan antara proporsi penggunaan MKJP
oleh responden yang berpendidikan tinggi. Ibu yang berpendidikan tinggi
mempunyai kemungkinan 3 kali lebih besar untuk menggunakan MKJP
dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini sejalan dengan
penelitian Zanzibar (2003) yang mengatakan bahwa responden dengan pendidikan
tamat SLTA keatas berpeluang 2,69 kali memakai IUD dibanding responden
pendidikan tamat SD ke bawah.
Secara teoritis pendidikan formal sangat besar pengaruhnya terhadap
pengetahuan seseorang dimana bila seseorang tersebut berpendidikan tinggi maka
akan mempunyai pengetahuan yang tinggi pula sebaliknya bila seseorang
mempunyai pendidikan formal yang rendah maka pengetahuannya juga akan
rendah. Pada penelitian ini hanya membahas tentang pendidikan formal karena
seseorang yang berpendidikan tinggi diharapkan lebih mudah dan cepat
memahami pentingnya kesehatan dan menentukan pilihannya. (L.Green dalam
Notoatmodjo, 1993). Dengan pendidikan tinggi yang dimiliki oleh seseorang
diharapkan lebih mudah untuk menerima pesan dan motivasi khususnya pada
pemilihan kontrasepsi IUD ini. Namun pada zaman sekarang ini pengetahuan
seseorang tidak tergantung pada pendidikannya yang tinggi karena, mereka dapat
memperoleh informasi-informasi dari media sehingga hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap apa yang mereka putuskan khususnya pada keputusan untuk
memilih menggunakan kontrasepsi IUD.
Pendidikan seseorang yang tinggi belum tentu mempunyai pengaruh
terhadap perilaku sehari-hari dalam kehidupan. Orang berpendidikan tinggi belum
tentu menggunakan KB yang efektif. Pendidikan juga merupakan proses
perubahan dan peningkatan pengetahuan, pola pengetahuan, pola pikir, dan
perilaku masyarakat. Karena adanya dinamika di berbagai aspek, maka proses
pendidikan akan terus menerus dan berkesinambungan sehingga masyarakat
mampu menerima gagasan inovatif secara rasional dan bertanggung jawab
(BKKBN, 2011).

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
54

Variabel jumlah anak masih hidup yang digunakan dalam penelitian ini
merujuk pada jumlah anak masih hidup yang dimiliki responden pada saat
wawancara dilakukan. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji chi-square
diperoleh hasil yang signifikan (pValue 0.00) yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara jumlah anak masih hidup dengan pemilihan kontrasepsi IUD.
Banyaknya anak merupakan salah satu faktor pasangan suami istri tersebut
memilih menggunakan alat kontrasepsi. Hal ini sesuai dengan teori Bertrand
(1980) bahwa ukuran keluarga ideal merupakan salah satu faktor sosio-demografi
yang berpengaruh terhadap penggunaaan kontrasepsi.
Secara teoritis, akseptor yang mempunyai jumlah anak >2 orang
(multipara) dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi IUD (Saifuddin, 2006).
Pasangan suami istri yang telah mempunyai anak kurang dari 3 orang dalam
kebijakan pembangunan keluarga sejahtera, dianjurkan untuk mengikuti cara-cara
pencegahan kehamilan dengan mengikuti program KB yaitu dengan maksud
menjarangkan kehamilannya sedangkan yang telah mempunyai anak lebih dari
tiga orang dengan umur diatas 30 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri
kehamilannya dengan metode yang efektif dengan efek samping yang ringan
(BKKBN, 2013). Peningkatan tingkat pendidikan umumnya akan berdampak pada
tingkat kelahiran yang rendah karena pendidikan tinggi akan mempengaruhi usia
kawin yang tinggi sehingga masa reproduksinya menjadi lebih pendek. Lebih
lanjut, dalam hubungan dengan pemilihan kontrasepsi, pendidikan akseptor dapat
mempengaruhi dalam pemilihan jenis kontrasepsi yang salah satunya IUD.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
perilaku terbuka. Pada umumnya makin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara
responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang IUD dengan pemilihan
kontrasepsi IUD (pValue = 0,000). Responden yang memakai kontrasepsi IUD
lebih banyak yang berpengetahuan baik daripada yang berpengetahuan kurang
mengenai kontrasepsi IUD. Hasil analisis penelitian ini didukung oleh tingkat
pendidikan formal responden yang mayoritas tamat SMA.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
55

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Endah Winarni, dkk
(2000) yang menyatakan selain umur ibu, faktor lain yang mempengaruhi
pemakaian IUD adalah pengetahuan ibu akan IUD. Pemberian informasi IUD
mempunyai hubungan dengan pemakaian IUD, semakin banyak wanita menerima
KIE IUD, semakin tinggi proporsi wanita yang menggunakan IUD (BKKBN,
2009).
Menurut teori Bloom (1908), pengetahuan itu merupakan hasil dari cari
tahu sebelum seseorang mengadopsi perilaku atau norma baru. Mereka terlebih
dahulu mencari tahu apa arti dan manfaat perilaku tersebut bagi dirinya dan
keluarganya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang
kontrasepsi IUD maka akan lebih memilih memakai kontrasepsi IUD, sedangkan
seseorang yang mempunyai pengetahuan kurang maka akan kecil kemungkinan
untuk memilih memakai kontrasepsi IUD (Notoadmodjo,2003).
Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri,
orang lain, obyek atau isu. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan
mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak
memihak pada objek tertentu. Berdasarkan hasil penelitian mengenai sikap,
diperoleh data bahwa responden di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta
Timur yang bersikap positif terhadap IUD sebanyak 9 orang (32.1%) dan yang
bersikap negatif sebanyak 36 orang (45.6%). Dari analisis statistik tidak ada
hubungan yang bermakna antara sikap yang positif tentang IUD dengan pemilihan
kontrasepsi IUD. Responden yang memiliki sikap positif tentang IUD mempunyai
peluang 0.57 untuk memilih kontrasepsi IUD dibandingkan dengan responden
yang memiliki sikap negatif tentang IUD.
Sikap adalah suatu kecenderungan seseorang terhadap objek tertentu, bisa
juga perasaan mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut. Tetapi sikap
positif atau mendukung saja tanpa ditunjang faktor lain belum tentu memastikan
seseorang untuk melakukan sesuatu. Misalnya seorang ibu mempunyai sikap
positif terhadap MKJP/IUD dengan pengetahuan yang cukup, namun tidak diikuti
dengan motivasi yang positif, tentu hal ini akan menyebabkan ibu tersebut tidak
menggunakan MKJP/IUD.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
56

Secara teori sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu rangsangan atau stimulus sehingga manifestasi sikap tidak
dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang tertutup.
Menurut penelitian Prameisti (2014), sikap yang negatif terhadap program KB
ditunjukkan tentang keamanan dari alat kontrasepsi. Menurut Soeharti (2000) hal-
hal yang dapat menumbuhkan sikap negatif pada kontrasepsi IUD adalah adanya
isu yang sangat tidak menyenangkan tentang kontrasepsi IUD, sehingga hal
tersebut dapat berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi IUD.
Dukungan adalah sokongan, penunjang, bantuan. Dalam hal ini adalah
sokongan, duk ungan, bantuan suami sebagai pasangan hidup dari akseptor dalam
menentukan keputusan pilihan terhadap tindakan yang akan dilakukan yaitu jenis
pemilihan kontrasepsi yang digunakan.
Berdasarkan hasil analisis data bivariat menunjukkan bahwa responden
yang mendapat dukungan suami sebanyak 37 orang (63.8%) memilih IUD dan 21
orang (36.2%) non IUD. Hasil uji statistik dengan Chi-Square pada = 0.05
didapatkan nilai P Value 0.001 sehingga memperlihatkan ada hubungan yang
signifikan antara dukungna suami dengan pemilihan kontrasespsi IUD.
Kesepakatan antara suami dan istri dalam pengambilan keputusan
khususnya dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sangat
dibutuhkan. Para suami diharapkan dapat berpikir logis untuk melindungi istrinya
dengan mengizinkan istrinya ber KB dengan memilih salah satu alat kontrasepsi
yang sesuai dengan kondisinya atau dirinya sendiri ikut serta dalam ber-KB
(Wikojoastro, 2005). Peran suami dalam keluarga sangat dominan dan memegang
kekuasaan dalam pengambilan keputusan apakah istri akan menggunakan
kontrasepsi atau tidak, karena suami dipandang sebagai pelindung, pencari nafkah
dalam rumah tangga dan pembuat keputusan. Beberapa pria mungkin tidak
menyetujui pasangan untuk menjadi akseptor KB karena mereka belum
mengetahui dengan jelas cara kerja alat kontrasepsi yang ditawarkan dan suami
khawatir akan kesehatan istrinya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa suami
mempunyai pengaruh besar terhadap penggunaan kontrasepsi yang digunkan oleh
istrinya. (Effendi, 2008).

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
57

Program KB dapat terwujud dengan baik apabila ada dukungan dari pihak-
pihak tertentu. Menurut Pinem (2009), suami dan istri
membicarakan/mempertimbangkan secara bersama-sama untuk memilih
kontrasepsi terbaik yang disetujui bersama, saling bekerja sama dalam
penggunaan kontrasepsi, memperhatikan tanda-tanda bahaya penggunaan
kontrasepsi dan menanggung biaya untuk penggunaan kontrasepsi.
Agar dapat melaksanakan pelayanan KB sesuai dengan metode
kontrasepsi yang diberikan maka kelengkapan alat atau ketersediaan alat
merupakan hal utama yang harus dimiliki oleh tempat pelayanan KB (BKKBN,
2010). Pelayanan kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan KB yang belum
seluruhnya terintegrasi terhadap pelayanan komponen yang lain dari kesehatan
reproduksi. Ada beberapa alasan mengapa PUS tidak memanfaatkan pelayanan
kontrasepsi, yaitu karena kelengkapan alat kurang tersedia dan kurangnya jenis
alat/cara kontrasepsi sehingga ada sejumlah orang yang tidak mendapatkan
kesempatan untuk menggunakan kontrasepsi tersebut. Alasan lain adalah karena
rendahnya akses untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan keinginan
masyarakat (BKKBN,2010).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Sukmawati
(2011) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kelengkapan alat
kontrasepsi dengan pemilihan kontrasepsi IUD. Menurut asumsi peneliti,
ketersediaan alat kontrasepsi mencakup jumlah alat kontrasepsi yang tersedia serta
jenis alat kontrasepsi yang diberikan Puskesmas. Semakin banyak tersedia pilihan
alat kontrasepsi bagi klien berarti semakin baik mutu pelayanan KB. Kelengkapan
alat kontrasepsi dapat dilihat dari banyaknya pilihan jenis alat kontrasepsi yang
tersedia di Puskesmas. Dengan banyaknya pilihan kontrasepsi maka akan banyak
juga minat masyarakat untuk menggunakannya.
Bidan merupakan tenaga profesional kesehatan yang menjadi pihak
terdekat dengan calon akseptor KB karena merupakan pemberi pelayanan pertama
mulai dari KIE sampai dengan pemasangan alat kontrasepsi (Sulistyawati, 2011).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 25 orang (67.6%) yang
memilih IUD menyatakan ada/tersedia petugas KB/Bidan. Penelitian ini sejalan

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
58

dengan Sukmawati (2001) yang menyatakan ada hubungan antara persepsi


responden terhadap petugas yang terlatih dengan pemanfaatan pelayanan
kontrasepsi IUD. Namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Erwani (2011) yang menyatakan tidak ada hubungan antara ketersediaan bidan
dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD. Ketersediaan tenaga kesehatan dalam hal
ini adalah keberadaan petugas KB/Bidan di Puskesmas pada saat pelayanan pasien
/ peserta KB karena meskipun petugas KB/Bidan di Puskesmas tersebut ada
namun kadang-kadang tidak berada di Puskesmas pada saat akseptor KB datang
untuk memasang / kontrol alat kontrasepsi yang digunakannya. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya kegiatan yang dilaksanakan di luar puskesmas seperti
pelatihan, pertemuan dan sebagainya.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
BAB 7

SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas


Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2015 tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD pada akseptor KB, dapat
disimpulkan bahwa
1. Responden yang menggunakan kontrasepsi non IUD lebih banyak
daripada responden yang menggunakan kontrasepsi IUD (42,1%)
2. Berdasarkan karakteristik usia responden berusia lebih dari 35 tahun
paling banyak menggunakan IUD, dari jumlah anak sebagian besar
responden mempunyai anak 2 dan dilihat dari pendidikan sebagian
besar responden berpendidikan tinggi.
3. Nilai rata-rata pengetahuan ibu tentang IUD 85.65. Rata-rata sikap ibu
terhadap IUD adalah 41.9
4. Pada faktor pengetahuan, sebagian besar memiliki pengetahuan yang
baik dan jumlah responden yang bersikap positif lebih sedikit daripada
yang bersikap negatif terhadap kontrasepsi IUD. Dilihat dari dukungan
suami, lebih banyak yang mendukung responden untuk menjadi
akseptor KB.
5. Pada faktor kelengkapan alat kontrasepsi, sebagian besar responden
menyatakan lengkap, begitu juga dengan faktor ketersediaan petugas
KB/Bidan sebagian besar responden menyatakan ada atau tersedia.
6. Terdapat enam variabel yang mempunyai hubungan dengan pemilihan
kontrasepsi IUD yaitu usia, jumlah anak, pengetahuan, dukungan
suami, kelengkapan alat kontrasepsi, dan ketersediaan petugas
KB/bidan. Sedangkan variabel yang tidak ada hubungan ada dua
variabel yaitu pendidikan dan sikap.

67
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
60

7.2. Saran

7.2.1 Bagi Praktisi Kesehatan (Puskesmas, Dinas Kesehatan dan BKKBN)

1. Meningkatkan upaya promosi kesehatan yang lebih efektif dan agresif


kepada masyarakat/PUS tentang kontrasepsi khususnya MKJP/IUD
melalui pemasangan poster, leaflet, dan informasi yang disisipkan
dalam kegiatan kemasyarakatan seperti posyandu, pertemuan Kader,
dan penyuluhan KB tentang kontrasepsi IUD
2. Memanfaatkan Kader, Guru, Karang Taruna, dll sebagai tenaga
penggerak untuk membantu kegiatan penyuluhan maupun fasilitator
bagi PUS yang belum ber-KB, dan bagi PUS yang telah ber-KB
dengan menggunakan kontrasepsi jangka pendek diupayakan untuk
menggunakan IUD.
3. Meningkatkan dan mengoptimalkan upaya konseling, informasi dan
edukasi kepada setiap calon akseptor tentang pentingnya kontrasepsi
IUD, cara kerjanya, jangka waktu pemakaian, kontra indikasi dan efek
sampingnya yang dapat disisipkan pada kegiatan posyandu dan
kegiatan di dalam gedung puskesmas.

7.2.3. Bagi Masyarakat khususnya PUS

Merubah persepsi masyarakat tentang anggapan negatif IUD sehingga


mereka mau menggunakan alat kontrasepsi IUD karena IUD memiliki
efektifitas yang tinggi sehingga dapat menekan laju pertumbuhan
penduduk dan menurunkan angka kematian ibu (AKI).

7.2.3 Bagi Peneliti lain

Agar dapat meneliti faktor lainnya yang berpengaruh terhadap pemilihan


kontrasepsi IUD khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Kramat Jati Jakarta Timur.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
DAFTAR PUSTAKA

Analisis Tindak Lanjut SDKI 2012.pdf

Andrews, Gilly. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita (Womans Sexual


Health) Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC, 2010

Anggraeni,Martini. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Rohima Press,


2012

Ariawan, Iwan. Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan. Jakarta :

FKM-UI - Biostatistik dan Kependudukan, 1998

Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta :

FK-UI, 2001

Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta, 2002

Ardiansyah, dkk. Pembinaan Keluarga Berencana. Jakarta: FK-UI, 2005

BKKBN, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit

Yayasan Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006

--------. Paket Pelatihan Pendidikan KB, Buku 2, Materi Inti Pendidikan Keluarga

Berencana . Jakarta : BKKBN, 1994

Cicik, Zehan. Perbandingan karakteristik akseptor, Lingkungan, dan Program


Antara Pengguna Kontrasepsi IUD dan Non IUD di Wilayah Administrasi
Puskesmas Jati Warna Kecamatan Pondok Melati Bekasi Tahun 2009,
Skripsi FKM-UI, 2009

DepKes RI 2014. Profil Kesehatan RI tahun 2014. Jakarta

Freedman, R. The Sociology of Human Fertility. New York : Halsted Press

Division, 1975

69
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
62

Hartanto, Hanafi. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar


Harapan, 2003

Johana, D, dkk. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan pemilihan AKDR bagi


Akseptor KB di Puskesmas Jailolo. Jurnal e-NERS (eNS) Volume 1
Nomor 1, Maret 2013, hal 1-10

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia diakses dari


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodati
nharganas.pdf tanggal 14022015 jam 10.38

Lawrence W. Green el al. Health Education Planning, A Diagnostic Approach,


1980

Lemeshow, Stanley, Hosmen, David, Klar. Besar Sampel Dalam penelitian

Kesehatan (Pramono, Dibyo Penerjemah). Yogyakarta :UGM, 1997

Leli Asih, Hadriah Oesman, MS. Faktor Yang Mempengaruhi Pemakaian MKJP.
Jakarta : Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, 2009

Mishell, Daniel R, Jr. European Journal of Contraception & Reproductive


Health Care ; March 2007; 12, 1; ProQuest pg.1
Myrvete Pacarada, et all. Analysis of Contraception Using IUDs in Kosova. 2009
Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. Jilid 2. Jakarta: EGC, 1998
Najib Pengetahuan Klien dan Kualitas Pelayanan sebagai dasar Pemilihan Alat
Kontrasepsi Hormonal. www.jurnalkesmas.ui.ac.id (21 Juni 2015)

Notoadmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010

--------------------. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : RinekaCipta,


2007

--------------------. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta,


2003

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
63

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta,


2003

Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 162 Tahun 2010 diakses dari
www.jakarta.go.id tanggal 12 Juli 2015 jam 22.15WIB

Puskesmas Kecamatan Kramat Jati. Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2013

Rahmi Fitri. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pemilihan Kontrasepsi


IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Pagaran Tapah Darussalam
Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau tahun 2012. Skripsi Program
Sarjana FKM-UI Depok

Rencana Aksi Nasional Pelayanan Keluarga Berencana 2014-2015 diakses dari


http://www.gizikia.depkes.go.id/wp.content/uploads/downloads/2014/01/
RAN-PELAYANAN-KB.pdf. tanggal 28/06/2015 jam 12.15WIB

Robert A, James Trussel, Felicia H. Stewart, et all. Contraceptive Technology.


Eighteenth Revised Edition. New York : Ardent Media, Inc, 2004;498
Saifuddin, A. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006

Sergio Haimovich. Profil of Long Acting Reversible Contraceptive Users inn


Europe. 2009

Soeharti, Ayik, Didik Budijanto. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Penurunan


Akseptor KB IUD di Beberapa Kota di Jawa Timur. Media Pengembangan
dan Penelitian Kesehatan Volume X Nomor 2

Sukmawati. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan


Kontrasepsi IUD diantara Akseptor Kb di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Semarang Kabupaten Garut Tahun 2011, Depok, 2001

Suratun, et al. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta : Trans Info Media, 2008

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
64

Susanti. Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Penggunaan


Alat Kontrasepsi Implant pada Akseptor KB Aktif di Puskesmas Srondol.
2013

Teknik pengambilan sampel.pdf diakses dari www.staff.ui.ac.id diunduh pada


tanggal 10 Mei 2015 pukul 17.06 WIB

Tetty Erwani Haloho. Hubungan antara Karakteristik, Pengetahuan dan Persepsi


Ibu terhadap IUD dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD di Kecamatan
Siantar Timur Kota Pematang Siantar Tahun 2011. Skripsi Program
Sarjana FKM-UI.Depok, 2011

WHO, Johns Hopkins, USAID. Family Planning. A global handbook for


providers.USA, 2007;131

Wikojoastro. Dinamika Kependudukan dan KB dalam Ilmu Kebidanan. Jakarta :


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2005

World Population Data Sheet 2013. pdf diakses dari


http://www.prb.org/pdf13/2013-population-data-sheet_eng.pdf

Yusuf, Alfiat. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian Metode


Kontrasepsi Jangka Panjang di Tanjung Batu Kabupaten Ogan Komering
Ilir Sumatera Selatan Tahun 2000. Depok : Skripsi FKM-UI, 2001

Zanzibar. Penelitian Status Ekonomi dan Pengetahuan Kontrasepsi Pada


Akseptor KB serta Hubungannya dengan Pemakaian AKDR di Kecamatan
Batu Raja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2003, Tesis
FKM-UI, Depok, 2003

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
INFORMED CONSENTS

Selamat pagi/siang/sore, nama saya Monica J Pardede mahasiswa Fakultas


Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia sedang melakukan penelitian.
Apakah saya boleh berbicara dengan kepala rumah tangga disini? [Bila YA,
lanjutkan, bila TIDAK, hentikan proses wawancara]. Saya sedang melakukan
survei rumah tangga mengenai Keluarga Berencana. Rumah tangga Bapak/ Ibu
terpilih secara acak dari seluruh rumah tangga yang berada di wilayah ini. Kami
hendak mewawancarai perempuan yang telah menikah usia 15-49 tahun yang
berada dalam rumah tangga ini. Untuk itu, kami menanyakan seluruh anggota
rumah tangga ini, untuk mengtahui siapa saja yang dapat kami wawancarai. Tidak
ada imbalan uang untuk Bapak/Ibu ataupun untuk ibu yang akan kami
wawancarai jika memang bersedia berpartisipasi dlaam penelitian ini. Kontribusi
Bapak/Ibu pada penelitian ini bersifat sukarela. Saya berharap Bapak/Ibu dapat
berpartisipasi karena pendapat anggota rumah tangga Bapak/Ibu sangat penting.
Apakah ada pertanyaan? Apakah ibu bersedia berpartisipasi dalam survei ini?

Ya bersedia

Tidak bersedia

Nama : Tanda tangan :

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Statistics
umur2
N Valid 107
Missing 0
Mean 30,4766
Std. Error of Mean ,66201
Median 29,0000
Std. Deviation 6,84787
Skewness ,753
Std. Error of Skewness ,234
Range 31,00
Minimum 19,00
Maximum 50,00

didik2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 8 7,5 7,5 7,5
3 38 35,5 35,5 43,0
4 58 54,2 54,2 97,2
5 3 2,8 2,8 100,0
Total 107 100,0 100,0

Frequencies
ur1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid usia 20-35 tahun 80 74,8 96,4 96,4
usia kurang dari 20 tahun 3 2,8 3,6 100,0
Total 83 77,6 100,0
Missing System 24 22,4
Total 107 100,0

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ur2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid usia 20-35 tahun 80 74,8 76,9 76,9
usia lebih dari 35 tahun 24 22,4 23,1 100,0
Total 104 97,2 100,0
Missing System 3 2,8
Total 107 100,0

didiknew

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pendidikan rendah 46 43,0 43,0 43,0
pendidikan tinggi 61 57,0 57,0 100,0
Total 107 100,0 100,0

jumlahanakhidupnew1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid anak sedikit 92 86,0 86,0 86,0
anak banyak 15 14,0 14,0 100,0
Total 107 100,0 100,0

tahu1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 65 60,7 60,7 60,7
baik 42 39,3 39,3 100,0
Total 107 100,0 100,0

sikapiudbaru

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 81 75,7 75,7 75,7
baik 26 24,3 24,3 100,0
Total 107 100,0 100,0

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
dkgansuaminew

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak mendukung 49 45,8 45,8 45,8
mendukung 58 54,2 54,2 100,0
Total 107 100,0 100,0

sediaiud

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang lengkap 65 60,7 60,7 60,7
lengkap 42 39,3 39,3 100,0
Total 107 100,0 100,0

ktrsedianpetugas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak ada 70 65,4 65,4 65,4
ada 37 34,6 34,6 100,0
Total 107 100,0 100,0

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ur1 * IUD 83 77,6% 24 22,4% 107 100,0%

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ur1 * IUD Crosstabulation

IUD
Non IUD IUD Total
ur1 us ia 20-35 tahun Count 58 22 80
% within ur1 72,5% 27,5% 100,0%
us ia kurang dari 20 tahun Count 3 0 3
% within ur1 100,0% ,0% 100,0%
Total Count 61 22 83
% within ur1 73,5% 26,5% 100,0%

Chi-Square Tests

As ymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 1,123b 1 ,289
Continuity Correction a ,155 1 ,694
Likelihood Ratio 1,888 1 ,169
Fis her's Exact Test ,562 ,392
Linear-by-Linear
1,109 1 ,292
As sociation
N of Valid Cases 83
a. Computed only for a 2x2 table
b. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
,80.

Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for tahu1
4,700 2,044 10,809
(kurang baik / baik)
For cohort IUD = Non IUD 2,025 1,313 3,121
For cohort IUD = IUD ,431 ,274 ,678
N of Valid Cases 107

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ur2 * IUD 104 97,2% 3 2,8% 107 100,0%

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ur2 * IUD Crosstabulation

IUD
Non IUD IUD Total
ur2 us ia 20-35 tahun Count 58 22 80
% within ur2 72,5% 27,5% 100,0%
us ia lebih dari 35 tahun Count 1 23 24
% within ur2 4,2% 95,8% 100,0%
Total Count 59 45 104
% within ur2 56,7% 43,3% 100,0%

Chi-Square Tests

As ymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 35,118 b 1 ,000
Continuity Correction a 32,390 1 ,000
Likelihood Ratio 39,863 1 ,000
Fis her's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
34,781 1 ,000
As sociation
N of Valid Cases 104
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
10,38.

Ri sk Estim ate

95% Confidenc e
Int erval
Value Lower Upper
Odds Ratio for ur2 (usia
20-35 t ahun / usia lebih 60,636 7,718 476,412
dari 35 tahun)
For cohort IUD = Non IUD 17,400 2,542 119,093
For cohort IUD = IUD ,287 ,199 ,414
N of Valid Cases 104

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
didiknew * IUD 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
didiknew * IUD Crosstabulation

IUD
Non IUD IUD Total
didiknew pendidikan rendah Count 29 17 46
% within didiknew 63,0% 37,0% 100,0%
pendidikan tinggi Count 33 28 61
% within didiknew 54,1% 45,9% 100,0%
Total Count 62 45 107
% within didiknew 57,9% 42,1% 100,0%

Chi-Square Tests

As ymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square ,861b 1 ,353
Continuity Correction a ,533 1 ,465
Likelihood Ratio ,865 1 ,352
Fis her's Exact Test ,430 ,233
Linear-by-Linear
,853 1 ,356
As sociation
N of Valid Cases 107
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
19,35.

Ri sk Estim ate

95% Confidenc e
Int erval
Value Lower Upper
Odds Ratio for didik new
(pendidikan rendah / 1,447 ,662 3,165
pendidikan tinggi)
For cohort IUD = Non IUD 1,165 ,846 1,605
For cohort IUD = IUD ,805 ,505 1,282
N of Valid Cases 107

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Case Processing Summary

Cases
Valid Mis sing Total
N Percent N Percent N Percent
jumlahanakhidupnew1 *
107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%
IUD

jumlahanakhidupnew1 * IUD Crosstabulation

IUD
Non IUD IUD Total
jumlahanakhidupnew1 anak s edikit Count 60 32 92
% within
65,2% 34,8% 100,0%
jumlahanakhidupnew1
anak banyak Count 2 13 15
% within
13,3% 86,7% 100,0%
jumlahanakhidupnew1
Total Count 62 45 107
% within
57,9% 42,1% 100,0%
jumlahanakhidupnew1

Chi-Square Tests

As ymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 14,247 b 1 ,000
Continuity Correction a 12,198 1 ,000
Likelihood Ratio 14,960 1 ,000
Fis her's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
14,114 1 ,000
As sociation
N of Valid Cases 107
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
6,31.

Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
jumlahanakhidupnew1
12,188 2,589 57,380
(anak s edikit / anak
banyak)
For cohort IUD = Non IUD 4,891 1,335 17,926
For cohort IUD = IUD ,401 ,285 ,566
N of Valid Cases 107

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
tahu1 * IUD Crosstabulation

IUD
Non IUD IUD Total
tahu1 kurang baik Count 47 18 65
% within tahu1 72,3% 27,7% 100,0%
baik Count 15 27 42
% within tahu1 35,7% 64,3% 100,0%
Total Count 62 45 107
% within tahu1 57,9% 42,1% 100,0%

Chi-Square Tests

As ymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 14,020 b 1 ,000
Continuity Correction a 12,559 1 ,000
Likelihood Ratio 14,170 1 ,000
Fis her's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
13,889 1 ,000
As sociation
N of Valid Cases 107
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
17,66.

Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for tahu1
4,700 2,044 10,809
(kurang baik / baik)
For cohort IUD = Non IUD 2,025 1,313 3,121
For cohort IUD = IUD ,431 ,274 ,678
N of Valid Cases 107

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
sikapiudbaru * IUD 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%

sikapiudbaru * IUD Crosstabulation

IUD
Non IUD IUD Total
sikapiudbaru NEGATIF Count 45 36 81
% within sikapiudbaru 55,6% 44,4% 100,0%
POSITIF Count 17 9 26
% within sikapiudbaru 65,4% 34,6% 100,0%
Total Count 62 45 107
% within sikapiudbaru 57,9% 42,1% 100,0%

Chi-Square Tests

As ymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square ,780b 1 ,377
Continuity Correction a ,429 1 ,512
Likelihood Ratio ,792 1 ,374
Fis her's Exact Test ,494 ,258
Linear-by-Linear
,773 1 ,379
As sociation
N of Valid Cases 107
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
10,93.

Ri sk Estim ate

95% Confidenc e
Int erval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
sik apiudbaru (NEGA TIF / ,662 ,264 1,659
POSITIF)
For cohort IUD = Non IUD ,850 ,604 1,195
For cohort IUD = IUD 1,284 ,718 2,297
N of Valid Cases 107

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
dkgans uaminew * IUD 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%

dkgansuaminew * IUD Crosstabulation

IUD
Non IUD IUD Total
dkgans uaminew tidak mendukung Count 41 8 49
% within dkgans uaminew 83,7% 16,3% 100,0%
mendukung Count 21 37 58
% within dkgans uaminew 36,2% 63,8% 100,0%
Total Count 62 45 107
% within dkgans uaminew 57,9% 42,1% 100,0%

Chi-Square Tests

As ymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 24,557 b 1 ,000
Continuity Correction a 22,648 1 ,000
Likelihood Ratio 26,073 1 ,000
Fis her's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
24,328 1 ,000
As sociation
N of Valid Cases 107
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
20,61.

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
dkgans uaminew (tidak
9,030 3,571 22,833
mendukung /
mendukung)
For cohort IUD = Non IUD 2,311 1,607 3,323
For cohort IUD = IUD ,256 ,132 ,497
N of Valid Cases 107

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
sediaiud * IUD 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%

sediaiud * IUD Crosstabulation

IUD
Non IUD IUD Total
sediaiud kurang lengkap Count 46 19 65
% within sediaiud 70,8% 29,2% 100,0%
lengkap Count 16 26 42
% within sediaiud 38,1% 61,9% 100,0%
Total Count 62 45 107
% within sediaiud 57,9% 42,1% 100,0%

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Chi-Square Tests

As ymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 11,178 b 1 ,001
Continuity Correction a 9,877 1 ,002
Likelihood Ratio 11,254 1 ,001
Fis her's Exact Test ,001 ,001
Linear-by-Linear
11,073 1 ,001
As sociation
N of Valid Cases 107
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
17,66.

Ri sk Estim ate

95% Confidenc e
Int erval
Value Lower Upper
Odds Ratio for sediaiud
(kurang lengkap / 3,934 1,732 8,939
lengkap)
For cohort IUD = Non IUD 1,858 1,226 2,816
For cohort IUD = IUD ,472 ,302 ,738
N of Valid Cases 107

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ktrsedianpetugas * IUD 107 100,0% 0 ,0% 107 100,0%

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
ktrsedianpetugas * IUD Crosstabulation

IUD
Non IUD IUD Total
ktrsedianpetugas tidak ada Count 50 20 70
% within
71,4% 28,6% 100,0%
ktrsedianpetugas
ada Count 12 25 37
% within
32,4% 67,6% 100,0%
ktrsedianpetugas
Total Count 62 45 107
% within
57,9% 42,1% 100,0%
ktrsedianpetugas

Chi-Square Tests

As ymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 15,105 b 1 ,000
Continuity Correction a 13,547 1 ,000
Likelihood Ratio 15,237 1 ,000
Fis her's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
14,964 1 ,000
As sociation
N of Valid Cases 107
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
15,56.

Ri sk Estim ate

95% Confidenc e
Int erval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
ktrsedianpetugas (t idak 5,208 2,200 12,330
ada / ada)
For cohort IUD = Non IUD 2,202 1,352 3,588
For cohort IUD = IUD ,423 ,274 ,652
N of Valid Cases 107

Universitas Indonesia
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015
Faktor-Faktor yang..., Monica J Pardede, FKM UI, 2015

Anda mungkin juga menyukai